Pov. David.
Saat Aku terburu- buru melangkah menuju pesawat. Seorang Pramugari manis menabraku. Tas yang ku pegang pun sampai terjatuh. Sebelum aku mengambil tasku, dia buru meminta maaf. Suaranya terdengar merdu di telingaku. Aku langsumg mendongak melihat wajah manisnya. Mata yang jeli bulu lentik sontak menghipnotisku. Sesaat waktu seperti berhenti.
Setelah meminta maaf, ia pun sepertinya terburu- buru. Ternyata dompet make upnya jatuh. Aku sempet melihat nama di tanda pengenal. Nama Ivana Anastasia.
"Ivana ...."
Dia berhenti tapi sepertinya kesal namanya aku panggil. Ia berbalik memasang wajah datar. Aku gemes melihatnya.
Melihat aku mengulurkan dompet, ia tersenyum manis. Membuatku melayang ke Nirwana. Penasaran menyapa Jiwaku. Hatiku kembali menghangat setelah hampir satu tahun mati.
****
Perjalanan dari Jakarta- Singapore membutuhkan waktu satu jam. Penerbangan lancar tak ada kendala apapun. Pesawat mendarat di Bandara Changi. Semua penumpang turun, David sengaja turun terakhir, ingin berkenalan dengan Ivana.
Tepat di depan Ivana. David mencoba tersenyum ke arah Ivana.
"Eeemm ... Ivana bisa nggak kita nanti ketemu lagi?" ucap David.
"Ada apa ya? Tanya Ivana penasaran.
"Ya nggak apa- apa sih, pingin ngobrol aja, oh ya kamu nggak terluka kan saat kita tabrakan waktu di Jakarta,"
"Emmm ... enggak,"
Norma yang di mendengar di sebelahnya hanya bisa menahan tawa.
"Ooh ya ... namaku David Nugroho.
David berusaha mengulurkan tanganya. Sebenarnya Ivana enggan menyambut uluran tangan David tapi biar cepat pergi terpaksa ia mengulurkan tanganya.
"Ivana Anastasia," ucap Ivana datar sembari ingin menarik tanganya. Tapi gengaman tangan David kuat.
Mencoba melepaskan, Ivana sedikit melotot ke arahnya. David tersenyum tipis sambil melepaskan gengaman tangan Ivana.
David merasakan Aliran darahnya mengalir begitu cepat. Jantung David berdegup kencang. Apakah Aku jatuh cinta lagi? Batin David . Langkahnya terasa ringan sambil menuruni tangga pesawat. Semangatnya hidup kembali hadir. Tak tau dari mana semangat ini hadir? Apa gara - gara Ivana? Haus menyapa dirinya, mampir sebentar di Kafe Bandara. Ia memesan kopi, sambil menunggu kopi datang, masa lalunya hadir dalam ingatanya.
Flasback on.
" Sayang, hpnya kenapa hpnya jarang aktif?" Tanya David pada Reta.
"Iya sayang, maaf aku sibuk banget akhir- akhir ini," ucap Reta manja.
"Udah ya sayang," ucap Reta menutup teleponya.
'Menyebalkan' batin Reta.
Reta dan David adalah sepasang kekasih. Saat itu Reta masih duduk di bangku kelas 3 Sma. Sedang David baru lulus Akademi pelayaran. Ia di kenalkan temen Reta. Tak butuh waktu lama mereka pun menjalin kasih. Satu tahun pertama Kisah cinta mereka berjalan indah. Video Call menjadi jembatan hubungan jarak jauh. Tapi Reta bosan. Menginjak hubungan dua tahun Reta seolah menjauhinya. Hanya seringkali minta uang pada David. Ya David Atm berjalanya Reta.
Tatkala Reta mencapai puncak bosan berhubungan dengan David. Seorang kenalan di I*******m mengajaknya berkenalan. Dan Reta melayaninya. Dari chat beralih ke ketemuan. Karena seringnya ketemuan. Mereka menjalin kasih di belakang David.
Tak hanya wanita yang mempunyai filling di selingkuhi tapi seorang pria pun punya punya filling yang sama. David merasakan Reta bermain api di belakangnya. Untuk mengetahui hal itu. David mencoba menyelidiki lewat temenya. benar saja. Reta telah berselingkuh dengan Anak seorang pejabat.
David ingin mengetahui sendiri perseligkuhan Reta. Saat bertamu ke rumah Reta. Melihat Reta dan selingkuhanya berciuman di ruang tamu.
Mata David hampir menangis melihat adegan di depan mata.
"Semoga kamu bahagia, Reta !" ucap David nanar kemudian meninggalkan Reta.
Reta yang kaget ketahuan berselingkuh mencoba mengejar David. Tapi David berlari sekencang mungkin sembari menahan air mata. Tak di hiraukan Reta yang terus memanggil namanya. Ingin memberi kejelasan. Bagi David semua sudah jelas. Reta telah selingkuh.
Hancur luluh sudah harapan David untuk memiliki Reta. Sejak saat itu ia berjanji pada diri sendiri untuk melupakan semua kenangan tentang Reta.
Flasback off.
"Silakan pak," ucap pelayan sambil menghidangkan kopi di hadapan David.
David tersentak dari lamunanya.
"Makasih Mbak," ucap David sopan.
Ia menyesap kopi di depanya. Bahwa hidup kadang pahit agar bisa mengambil hikmah kejadian yang telah lalu.
Bersambung..
David mencoba melupakan kisah masa lalunya. Kini ia bisa berjalan tegak. Meninggalkan sisi kelam dalam hidupnya.Drttt..."Haloo Bos, saya udah di Bandara. Sebentar lagi sampai kantor."Oke, saya Tunggu David,"" Baik Bos," ucap David segera mengambil Tas. Melangkahkan kakinya menuju kantor Bosnya.Di kantor ia segera menemui Bosnya. Bos David menyambut dengam ramah."Hai David ...." sapa Bos George. Bos David orang Belanda. Tapi dia pandai Bahasa Inggris."Hai juga Bos ...."Mereka duduk di sofa empuk ruang kantor. Bos menyerahkan berkas pengambilan Kapal. Bos George membeli kapal baru dari jepang. Ia menyerahkan berkas untuk pengambilan kapal pada David. Tanpa berkas itu kapal tak bisa di ambil.Bos George juga membelikan tiket ke Jepang. Menyerahkan kepada Davi
Reta datang ke rumah David. Mama enggan menerima Reta masuk. Merasa muak melihat Reta wajah Reta."Siang Tante? David udah pulang ya?""Tau dari mana David udah pulang? Kamu kayak wartawan aja. Tau berita akurat !"Reta hanya senyum. Kemaren Mamanya David masih ramah. Tapi kenapa sekarang ketus? Reta mencari wajah teduh Mamanya David. Tak di temukan di sana. Yang ada aura kesal terpancar di wajahnya.Tanpa di suruh Reta duduk di sofa."Ada apa Reta? Dari mana kamu tau David pulang? Tanya Mama David."Dari Ardi Tante?"Lah terus kenapa masih kesini? Kata David kalian udah putus?Reta menelan ludah. Binggung harus menjawab apa. Sesuatu menganjal di hati Reta. Penyesalan memang selalu datangnya belakangan. Ingin mencoba meraih hati David kembali. "Aku hanya ingin minta maaf sama David Tante," ucap Reta mengiba."Ooh ...." ucap Mam
David gelisah, bayangan wajah Ivana mengoda pikiranya. Kangen menyelinap dalam dada. Hasrat ingin ketemu lagi begitu kuat mengoda David. Ia berdiri di balkon kamarnya menikmati kopi hitam kesukaanya. Tiba- tiba ada ide untuk menemui Ivana di Maskapai tempatnya bekerja. Ivana bekerja di Maskapai Nasional.'Ahh ... kenapa baru kepikiran? aku harus ke Maskapai itu' batin David.David mendongak ke atas, langit cerah. Malam bersinar sempurna. Terang memenuhi malam. Malam ini terasa syahdu ketika teringat Ivana. 'Seandainya dia di sini, aku pasti kan memeluknya' batin David. Ia tersenyum sendiri membayangkan hal itu."Udah malam David, kamu nggak tidur? Kenapa senyum - senyum sendiri?"David kaget mendengar suara Mamanya."Ya Allah, Mama Ngagetin aja!" David memegangi dadanya."Lagian udah Malam malah senyum- senyum sendiri nggak jelas," Omel Mama.David
David masih duduk di belakang kemudi. Mengambil masker untuk menutupi wajahnya. Jantung berdegup kencang, menurut orang lain merasa konyol menghampiri wanita di tempat kerjanya. tapi demi rasa yang menghantuinya setiap hari ia sanggup melakukan ini. David turun dari mobil hitamnya. Seorang satpam menyapa David ramah."Selamat pagi Mas?" Sapa Satpam paruh baya itu."Pagi pak," balas David ramah."Maaf Mas ada perlu apa?" Tanya Satpam tak kalah ramah.David gelagapan binggung harus ngomong apa. Terlintas mencari pekerjaan dalam pikiranya."Eeem ... saya mau mencari pekerjaan pak," ucap David mengusap keringat dingin yang tiba- tiba keluar pelipisnya."Ooh ... Mas sedang mencari pekerjaan? Kebetulan masih ada lowongan menjadi Asisten pilot. Nanti akan di tempatkan di Papua. Mas membawa berkas lamaran?"David melongo kemudian mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal. &nb
David segera pesen tiket online. Ingin sampai duluan sebelum Ivana datang. Tak sabar rasanya untuk bertemu pujaan hati. Burung Besi membawa David dengan selamat ke Negeri gajah putih. Ia turun dari pesawat dengan langkah ringan. Lalu lalang orang hendak menuju tujuanya masing- masing. Ia melihat jam di pergelangan tanganya menunjukan pukul enam sore. Teringat dirinya belum sholat maghrib. Ia menuju tempat ibadah yang di sediakan di Bandara ini. Ada ketenangan menyelusup ke dalam dada. Teringat wajah Ivana membuat hatinya bergetar. Setelah sholat, David menuju kafe bandara. Di sini menyediakan Aneka macam kopi dan Roti. Ia pesan kopi hitam dan Roti khas Thailand. Menikmati camilan sembari menunggu Ivana. Pesawat logo Burung mendarat manis di Bandara. Para penumpang turun. Ivana dan temanya masih di pantry membersihkan sisa makanan. Tak lama kemudian akhirnya selesai juga. Ivana merentang
Ivana merebahkan dirinya di Bed hotel Menunggu Norma mandi. Ia meraih hp dari tas Scrol nama Ayah. Di klik. Panggilan tersambung. "Haloo Nak? Sapa Ayah ringan. Rindu suara keluarganya hilang seketika. "Haloo Ayah? "Kabar gimana Ayah?" "Di rumah Alhamdulilah baik- baik saja Nak Semuanya sehat," "Syukurlah ...." "Kamu lagi di mana Van?" "Aku di thailand Yah," "Ya dah hati- hati aja di sana," *** Di kamar sebelah. David memesan kamar di sebelah Ivana. Ia ingin mengikuti Ivana berada. Cinta kadang tak mengenal logika. Seperti dirinya yang mengikuti sampai ke Thailand. Ia menelpon Ivana. Tapi masih tersambung ke panggilan lain. Ivana telepon sama siapa ya? Perasaan cemburu menyelusup di dada David. Ia mendengar derap langkah keluar bersama suara Ivana. Ya itu suara Ivana. David
Ivana mengejap berulang kali sambil mengatur nafasnya. Tak percaya kalau David menembaknya. Ivana baru pertama kali di tembak cowok. Selama sekolah tak pernah terlibat pacaran seperti cewek- cewek lainya. Karena Ayah dan Ibunya melarang berpacaran. Juga Ivana lebih fokuskan belajar dan mengikuti Extra kulikuler dari pada menanggapi cowok- cowok yang minta perhatian Ivana. Ia cuek hingga akhirnya para cowok yang menaruh hati padanya pelan- pelan mengundurkan diri. "Ini pertama kalinya aku di tembak cowok Norma? Ternyata begini ya rasanya!Agak kliyengan di kepala ...." "Hahaha ...." "Kasihan amat lho ya ...." Norma tertawa puas. Meledek Ivana. "Ketawa terus !" Ivana menkerucutkan bibirnya. Puas menghina Ivana. "Iya ... ya Maaf," "Aku harus bilang apa ama Davjd? Binggung mau bilang apa?" "Tanya hatimu Ivana sayang, apa merasakan desiran
David mengedarkan pandangan mencari keberadaan Ivana. Tapi gadis manis itu tak di temui. Sepanjang mata memandang tak ada yang memakai kaos putih dan Celana jeans. Yang ada wanita dengan pakaian menutupi Bagian sensitif atas bawah. David menahan yang mata yang terasa mengiurkan untuk di pandang. Perempuan adalah keindahan. Wanita berseliweran mengenakan pakaian kurang bahan juga keindahan. 'Eeh' 'Astaghfirullah ... fokus cari Ivana' batin David. David berjalan di pinggir pantai. Sesekali cewek turis menyapanya dan mengajaknya berkenalan. David melayani sekedar basa basi, tapi matanya tak lepas mencari Ivana. Tak hanya turis wanita, pengunjung laki- laki di sini juga mengenakan celana pendek juga memperlihatkan roti sobeknya. Membuat David tak bisa membiarkan Pujaan hatinya melihat itu. Membayangkan saja udah membuat hati cenat cenut. Ingin menyeret Ivana dari tempat ini. Tapi emang aku siapanya I