Share

Eps.9. Ketemu Ivana.

      David segera pesen tiket online. Ingin sampai duluan sebelum Ivana datang. Tak sabar rasanya untuk bertemu pujaan hati. Burung Besi membawa David dengan selamat ke Negeri gajah putih.  Ia turun dari pesawat dengan langkah ringan. Lalu lalang orang hendak menuju tujuanya masing- masing. 

Ia melihat jam di pergelangan tanganya menunjukan pukul enam sore. Teringat dirinya belum sholat maghrib. Ia menuju tempat ibadah yang di sediakan di Bandara ini. Ada ketenangan menyelusup ke dalam dada. Teringat wajah Ivana membuat hatinya bergetar. 

Setelah sholat, David menuju kafe bandara. Di sini menyediakan Aneka macam kopi dan Roti. Ia pesan kopi hitam dan Roti khas Thailand. Menikmati camilan sembari menunggu Ivana. 

Pesawat logo Burung mendarat manis di Bandara. Para penumpang turun. Ivana dan temanya masih di pantry membersihkan sisa makanan. Tak lama kemudian akhirnya selesai juga. 

Ivana merentangkan kedua tanganya ke atas. Melemaskan otot yang tegang. 

"Akhirnya selesai juga," 

"Udah selesai kan, Yuk aah turun ! Udah kangen nih sama air! 

"Hahaha ... kayak Buaya aja kamu Van! Ledek Norma. 

"Huuhftt ...." Ivana hanya mencebikan bibirnya mendengar ledekan temanya. 

Mereka tertawa bersamaan. 

Ivana bersama empat teman lainya. Turun dari pesawat. 

David melihat Ivana turun dari pesawat bersama temanya. Kafe itu dekat bandara  bertembokan kaca. Ia  bisa melihat pesawat yang datang dan pergi. Sengaja memilih tempat itu agar bisa  melihat Ivana datang.  

Jantung David turun naik. Semangat kembali hadir. 

'Aah ... pujaanku? Aku merindukanmu' batin David. Ia berdiri mengawasi langkah Ivana berjalan di ruangan Bandara. 

Ia bersama empat teman lainya. Membawa tas dan koper yang di troli hadapanya. David mengikuti mereka dari belakang. Ingin tau di hotel mana mereka menginap. Tapi rasa kangen yang menyesakan membuatnya tak bisa menahan diri. 

David menelpon Ivana. Mendengar suara dering telepon ia berhenti berjalan menatap layar hpnya. 

'Nomer siapa ini?' 

'Hemm barangkali nomer baru Ayah' 

Ia mengangkatnya. 

"Haloo maaf siapa ini?" 

David berjalan mendekati Ivana. Dengan  hp  masih di pegang dalam gengamanya. menyunggingkan senyum manis pada Ivana. Berusaha menetralisir jantung yang berdegup kencang. 

"Mas David ? Jadi ini yang telepon Mas David?" 

"Iya ...." 

David menganguk sambil menyembunyikan malu yang terpampang di wajahnya. Saat ini wajahnya merasa seperti tomat rebus. 

"Ko ada di sini? 

"Heem ... aku dapat undangan temenku menikah," 

Ivana mengerti David seorang pelayar. Temenya dari berbagai negara Asia ada. 

"Tapi Maaf Mas David tau nomer teleponku dari mana ya? Perasaan aku tak beritahu Mas David?"

Heran kenapa David bisa tau  nomer teleponya. Sengaja ia tak beritahu nomernya pada orang asing atau yang baru kenal. 

"Tak penting dari siapa, yang penting aku ingin tau kamu, dan segala tentang kamu," 

What? 

Ivana melonggo mendengar penjelasan David. 

"Van !kami duluan ke hotel ya?" ucap Norma tak ingin menganggu Ivana. 

Tapi Ivana tak mau di tinggal. Ia takut jalan sendiri ke hotel. 

"Maaf Mas David, aku udah di tunggu temenku. Kami mau ke hotel ...." 

"Tapi ...." 

Ivana berlari kecil sambil mendorong troli menghampiri temenya. 

"Siapa tu van? Kayaknya aku pernah melihatnya?" ucap Norma sembari memelankan  langkah menjejeri Ivana. 

"Itu Mas David yang pernah nabrak aku di Bandara dua minggu yang lalu," 

"Ko ada di sini?" 

"Katanya dapet undangan temenya nikah di sini," 

"Ooh ...." 

"Apa jangan- jangan David ngikuti kamu sampai ke sini?" 

"Hahaha ... ngapain dia ngikutin aku? Emang aku pacarnya apa?" 

"Yeeh ... barangkali dia naksir kamu Van? 

"Udahlah Norma jangan ngada- ada deh. Mending kita kerja buat bantu orang tua tak usah mikirin pacar!" 

"Oke ... Hahahaha ...."  mereka tertawa barengan, kemudian melanjutkan langkah menuju hotel. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status