Share

BAB 3

Author: Hermes
last update Last Updated: 2024-02-05 13:10:08

“Mati aku!” gumam Celin.

Celin sama sekali tidak menyangka kalau orang yang ada di depannya sekarang adalah orang yang dia lihat di depan aula tadi.

Dia adalah anak dari pemilik hotel tempat dia bekerja.

“Kamila!”

“Ah, iya!” ucap Celin sambil tersenyum.

Celin berusaha untuk menutupi rasa kagetnya.

“Aduh gimana ini, masa aku nipu anak bos aku sendiri? Ah enggak enggak enggak, aku pasti bisa, lagian aku gak bakalan ketemu dia kalaupun kita ketemu dia pasti gak bakalan ngenalin aku secara si kembar dandanin aku secantik ini jadi dia gak bakalan ngenalin aku. Aku harus inget apa yang diucapkan oleh Kamila tadi!”

Lalu Celin membuka blazer yang dia kenakan dan hanya memperlihatkan baju tanpa lengan saja. Seperti yang Celin harapkan, wajah lelaki yang ada didepannya itu tampak terkejut.

Lalu Celin berdiri mendekati Adimas, dia mencondongkan badannya dan dengan sengaja dia mencium pipi Adimas.

“Ya ampun, ini pertama kalinya aku lakuin hal seperti ini!” gerutu Celin di dalam dirinya.

Tapi agar rencananya sukses, dia akan melakukan cara ini agar dia terlihat seperti wanita yang tidak baik di hadapan Adimas.

Adimas tentu saja dia sangat kaget dengan Celin yang tiba-tiba mencium pipinya. Hal itu membuat Adimas berdeham.

“Kenapa? Kamu gak nyaman yah?” tanya Celin sambil kembali duduk. “Aku sering ngelakuin hal itu kalau ketemu sama cowok!”

“Sering?”

Celin menganggukkan kepalanya, “Itu udah jadi kebiasaan!” Celin merasa sangat gembira sekali setelah melihat raut wajah Adimas.

Dia merasa kalau rencananya akan berjalan mulus. “Bisa langsung ke intinya saja, kenapa kamu mau dijodohkan dengan aku?” tanya Celin sambil mengibaskan rambutnya.

Adimas sedikit berdeham, dia sedikit tidak nyaman dengan sikap Celin. “Karena saya harus melakukannya!”

Lalu Celin tertawa keras.

“Jujur aja nih yah, aku mau ngomong jujur sama kamu kalau kamu itu sama sekali bukan tipeku. Kamu itu jauh dari kata standar ketampanan menurutku! Lagian kalau aku nikah sama kamu, aku gak bakalan bisa ngelakuin kebiasaan aku lagi dan itu sangat merugikan buatku!”

Adimas hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

“Bukannya hal itu lebih bagus, setidaknya kamu bisa melepas kebiasaan buruk kamu itu!”

“Bagus menurut kamu? Kamu harus tau, aku gak bisa hidup dengan satu lelaki!” sanggah Celin “Pesen makanan dulu yah, aku laper dan setelah acara makan malam selesai aku harus ke hotel, aku mau ketemu sama pacarku!”

Adimas tertawa pelan. “Silahkan, kebetulan saya juga belum makan malam dan kalau kamu mau ke hotel pun saya tidak masalah karena mungkin dia pacar kamu!”

“Bukan pacar, tapi aku emang sering melakukan hal itu dengan dia!” ketus Celin.

Walaupun dia merasa sangat degdegan, karena secara tidak langsung dia menjelekkan dirinya sendiri.

Adimas hanya dapat melongo melihat Celin yang memesan makanan sangat banyak. “Kamu yakin bisa menghabiskan semua makanan ini?”

Celin tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Tentu saja!” katanya.

“Bagaimana bisa aku abisin makanan sebanyak ini? Tapi demi pertunangan itu gagal, aku bakalan bikin dia ilfeel!” gumam Celin di dalam hatinya.

Celin benar-benar menghabiskan makanan yang ada di depannya dengan sangat tidak anggun. Celin makan makanan tersebut menggunakan tangannya bahkan sebelum makan pun Celin sempat menggaruk ketiaknya.

Sedangkan Adimas dia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Celin.

Celin bersendawa dengan keras. “Kamu bayar makanan ini yah, aku pergi dulu!” kata Celin sambil berdiri.

Saat berdiri sejajar dengan Adimas, dengan sengaja Celin menyentuh tangan Celin yang masih kotor.

“Aduh maaf yah. Lagian baju lo gak banget sih jadinya cocok gue jadiin lap tangan aku!” Celin melupakan kalau orang yang dia perlakukan tidak baik itu adalah anak bosnya.

“Oh iya, perjodohan ini kita batalin yah!” ujar Celin.

Adimas tertawa hal itu membuat Celin mengerutkan keningnya.

“Saya tau kamu melakukan hal seperti ini dengan sengaja karena kamu ingin membatalkan rencana orang tua kita!”

Adimas lalu mengambil tisu yang ada di atas meja lalu dia berdiri dan membersihkan tangan Celin yang kotor, Celin sangat terpaku.

“Boleh juga saya jujur, saya tidak mau dijodohkan. Tapi kali ini saya berubah pikiran dan saya tidak akan membatalkannya, kalau kamu masih ingin membatalkan perjodohan ini bagaimana kalau kita melakukan pendekatan dulu?”

((((

“Gimana?” tanya Kamila di panggilan video. “Gimana dengan rencana kita tadi? Sukseskan?”

Celin merebahkan badannya di kasur dia melakukan panggilan video dengan si kembar.

“Sukses apanya? Asal kamu tau aja, rencana kita itu gagal total!” gerutu Celin.

“What? Kenapa bisa?” tanya Karmel heboh.

“Aku kan udah ngasih tau kamu hal apa yang bikin cowok itu ilfeel!”

Celin memutarkan matanya. “Aku udah ngelakuin apa yang kamu omongin tadi, aku juga udah cium dia udah bersikap seolah aku bukan wanita baik dan menggunakan kata kamu dan aku, tapi apa kenyataannya? Dia malah ngajakin aku buat ketemu lagi besok!”

“What?” teriak Kamila dan Karmel.

“Nah kan kamu juga kaget, yang paling penting itu adalah ciuman pertama aku!”

“Ya Udahlah lagian bukan di bibir, besok kamu bikin dia ilfeel lagi aja. Nanti aku bakalan kasih saran lagi sama kamu apa yang bener-bener bakalan bikin dia gak suka sama kamu!” ucap Karmel.

Celin merasa kesal dengan ucapan Karmel. Walaupun bukan di bibir, seenggaknya itu adalah hal yang baru pertama kali Celin lakukan apalagi dia mencium pipi laki-laki yang dia sama sekali tidak mengenalinya.

“Nah bener, aku sama Karmel bakalan bantuin kamu. Gimanapun juga perjodohan ini harus batal!”

((((

“Celin!”

“Iya Han?” tanya Celin pada Jihan. Saat ini Celin dengan Jihan sedang berjaga di lobby, sedangkan Vina dan juga Bu Rahma mereka berdua sedang dipanggil oleh atasan.

“Nanti kan jam istirahat bagian bu Rahma sama Vina jaga lobby. Kita makan di kantin yah, aku gak mau sendirian soalnya!”

Celin menganggukkan kepalanya, tidak mungkin juga dia menolak ajak Jihan. “Boleh!”

Para tamu mulai berdatangan dan Celin pun mulai melakukan tugasnya.

“Pak, bagaimana dengan kencan malam bapak tadi malam?” tanya Zidan asisten Adimas.

Adimas yang sedang berjalan sambil melihat dokumen yang diberikan oleh Zidan. “Lancar!” jawab Dimas, lalu dia memberikan dokumen itu kembali kepada Zidan. “Kamu kosongkan jadwal saya sore ini!”

Zidan kemudian memasukkan dokumen itu ke dalam tasnya. “Apa bapak ada janji kencan lagi?”

Celin merasa dia sangat tidak asing dengan suara itu. Celin melihat ke arah depan dirinya, tak jauh dari tempat dirinya berdiri dia melihat manajernya dan juga asistennya yang terlihat berjalan menuju kearahnya.

Seketika Celin langsung menundukkan wajahnya dan menutupinya dengan buku.

“Iya saya membuat janji dengan dia, kamu saya tugaskan untuk berjaga di rumah!”

Zidan menganggukkan kepalanya, sebagai asisten pribadi dia juga sudah terbiasa melakukan hal-hal pribadinya Adimas salah satunya adalah bergantian menjaga Bu Mega yang sedang sakit.

“Baik pak!”

Celin membulatkan matanya, dia mendengar percakapan itu.

“Gimana ini? Gimana kalau dia ngenalin aku?” tanya Celin pada dirinya sendiri.

Melihat tingkah Celin yang aneh, Jihan mengerutkan keningnya. “Kamu kenapa sih Lin?”

Tanpa mengangkat kepalanya, Celin menatap Jihan lalu dia memegang perutnya. “Tiba-tiba perut aku sakit banget!”

“Hah?”

“A…aku harus ke air dulu!” Celin hendak pergi dari tempatnya, tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara manajernya.

“Kenapa kamu tiba-tiba jadi sakit kayak gini? Perasaan tadi kamu baik-baik aja deh?”

Celin tetap berpura-pura perutnya sakit. “Aku juga gak tau, tiba-tiba aja pengen ke air!”

“Tapi itu ada….!”

“Selamat pagi!” sapa Zidan.

“Selamat pagi pak!”

Celin sedikit mengintip, dan sialnya tatapan matanya tertangkap basah oleh Adimas. Buru-buru Celin mengarahkan pandangannya kearah lain.

“Boleh saya tau kamu kenapa?” tanya Adimas kepada Celin.

“Pe…perut saya sakit, Pak!” jawab Celin sambil berpura-pura perutnya kesakitan.

Adimas mengerutkan keningnya. “Kenapa suara kamu…..”

Celin membulatkan matanya.

“Apa dia kenal suara aku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pacar Pengganti Manajer    BAB 21

    “Astaga!” Celin langsung terjengkang ke belakang, dia melihat Adimas tepat berada di samping meja yang menutupi dirinya.Adimas berdiri dari jongkoknya, lalu dia mengulurkan tangannya kepada Celin, “Mau saya tolong?”Celin menatap uluran tangan Adimas itu, Celin sama sekali tidak menerima uluran tangan dari Adimas itu. Dia berdiri sendiri lalu membersihkan pakaiannya. “Ada apa?”Adimas tersenyum simpul, dia menarik kursi di sampingnya. “Duduk dulu!” suruh Adimas.Celin menghela nafasnya, dengan sangat terpaksa dia duduk. Celin tiba-tiba merasa sangat gugup sekali, sampai dia pun tidak sadar kalau dia menggigit bibir bawahnya tak lupa juga dengan jarinya yang memetik-metik tasnya.Adimas melihat itu hanya bisa menahan senyumannya wanita di depannya itu sangat lucu kalau gugup. Tapi tak lama kemudian Adimas pun mendatarkan wajahnya kembali. “Kamu tau kenapa saya bisa ada di sini?”Celin menggelengkan kepalanya sambil berusaha untuk tidak melihat Adimas. “Tidak tau!” jawab Celin.“Mau pe

  • Pacar Pengganti Manajer    BAB 20

    Tanpa pikir panjang Adimas pun langsung menelepon balik, tak lama panggilannya diangkat. “Pak, bapak kemana aja? Saya nungguin bapak dari tadi!”Adimas mengerutkan keningnya, “Kenapa kamu menunggu saya Kamila?”Adimas tentu saja sangat bingung dan keheranan kenapa Kamila palsu memanggilnya dengan sebutan “pak”. Hal itu membuat Adimas menaruh curiga kepada Celin. “Hallo?” panggil Adimas karena Celin hanya diam tidak merespon.“Ah…. Salah sambung!” jawab Celin.Adimas mengangkat satu alisnya, “Salah sambung?”“I…iya salah sambung! Mohon maaf, aku tutup teleponnya dulu!” Celin langsung mematikan panggilan teleponnya.“Eh tunggu!” tapi panggilan telepon itu sudah terputus. Adimas masih menatap layar handphone dengan kerutan di keningnya. “Ada apa dengan dia?” tak lama, Adimas pun tersenyum miring. Sepertinya dia mengetahui sesuatu.((((“Bodoh, bodoh, bodoh!” gerutu Celin pada dirinya sendiri, “Gimana aku bisa lupa coba kalau pak Adimas tau nomor aku kan sebagai Kamila, lalu dengan bodohn

  • Pacar Pengganti Manajer    BAB 19

    Adimas hendak pergi ke tempat pembukaan hotel tersebut, tapi dia mendapatkan kiriman video dari Zidan yang dimana isi dari video tersebut adalah percakapan Lydia dengan mamahnya.Adimas yang tersurut emosinya pun saat melihat mamahnya terlihat sekali tertekan. “Sialan!” umpat Adimas. Dia langsung masuk ke dalam mobilnya, bukan untuk pergi ke hotel barunya, melainkan ke bandara. Tapi sebelum itu, dia sempat menyuruh Zidan untuk memberitahu kepada pengatur acara kalau dia tidak akan datang dan akan di wakilkan oleh Celin.((((Celin mondar-mandir sambil menggingit jarinya. “Lama banget sih, perasaan deket deh tempat nginepnya!” gerutu Celin. “Jangan bikin saya khawatir dong pak!” Celin menatap kearah depan, dia sangat berharap kalau Adimas datang saat ini juga. “Kenapa belum datang juga sih?”Celin langsung mengeluarkan handphonenya, untuk menelepon Adimas tanpa dia ingat kalau dia sangat menghindari hal itu. Tapi sayangnya, Adimas sama sekali tidak mengangkat telepon darinya. “Kemana s

  • Pacar Pengganti Manajer    BAB 18

    Adimas menatap Celin. “Dorong mobil ini! Mobil ini mogok!”“Hah? Dorong mobil?”Celin menatap Adimas, dia sama sekali tidak habis pikir dengan manajernya ini. Masa dia menyuruh seorang wanita untuk mendorong mobil. “Loh kok saya yang dorong pak? Saya mana kuat buat dorong mobil pak!”“Kalau saya yang dorong, terus siapa yang nyertir mobilnya?” Pertanyaan dari Adimas membuat Celin diam. “Saya bisa nyetir pak!” jawab Celin. Sedangkan Adimas, dia menatap Celin ragu. “Serius pak, saya bisa cuma emang gak punya mobil jadi gak pernah bawa mobil pak!” curhat Celin.Adimas menatap ke jalanan depan, ternyata tak jauh dari sana Adimas melihat ada bengkel mobil. “Yasudah, kamu masuk ke dalam biar saya yang coba dorong!” ucap Adimas.“Serius pak?” Celin memastikan.Adimas menunjukkan ke arah bengkel mobil, “Di sana ada bengkel! Cepetan kamu masuk ke dalam, setir yang bener!”“Iya pak!” Celin pun masuk ke dalam mobil.Walaupun jarak bengkel mobil itu terbilang dekat, tetapi karena hanya Adimas s

  • Pacar Pengganti Manajer    BAB 17

    Adimas berdecih saat melihat Kamila masih saja diam tidak berbicara, dia lalu melipat kedua tangannya di dada. “Jawab pertanyaan saya!”Kamila tersentak, dia berusaha untuk menelan ludahnya tapi Kamila mengalami kesulitan. Tenggorokannya terasa sangat kering sekarang. “Emm… begini!” Kamila menjadi sangat gugup sekali.Adimas melipat kedua tangannya di dada. “Silahkan!”Kamila menarik nafasnya panjang. Lalu dia melirik kea rah Zidan yang sama-sama sedang menatapnya. “Saya…” Kamila menggelengkan kepalanya, “Wanita yang menggantikan saya itu…..” jeda Kamila. “Wanita itu adalah….. teman saya!” jawab Kamila. Dia langsung merasa sangat lemas, dengan terpaksa Kamila jujur karena keadaannya sekarang tidak memungkinkan untuk dia berbohong lagi.Adimas memiringkan kepalanya, “Teman kamu? Siapa nama dia?” tanya Adimas.Kamila langsung menggelengkan kepalanya, walaupun dia sudah mengakui kalau itu bukan dia tapi Kamila tidak akan pernah memberitahu nama Celin. Kamila juga tidak ingin kalau Celin

  • Pacar Pengganti Manajer    BAB 16

    Celin tetap memaksakan dirinya untuk berjalan, walaupun sepatu itu sangat sempit di kakinya dan membuat dia merasa sakit pada tumitnya. Saat ini Celin sudah berada di depan pintu ruangan Adimas. Dengan pelan Celin mengetuk pintu itu. tak lama kemudian Celin mendengar kalau Adimas mempersilahkan dirinya untuk masuk ke dalam ruangan.Celin pun masuk ke dalam ruangan itu, dan di dalam ruangan sudah ada Adimas dan juga Zidan.“Selamat siang pak!” sapa Celin kepada Adimas dan juga Zidan.“Selamat siang!” jawab Adimas, sedangkan Zidan hanya mengangguk sambil tersenyum kepada Celin, Celin pun membalas senyuman Zidan.“Kamu tau kenapa saya memanggil kamu kesini?” tanya Adimas.Walaupun Celin memiliki dua dugaan yaitu Adimas sudah mengetahui dirinya dan yang kedua tentang dia harus mengikuti pembukaan hotel. Tapi sepertinya opsi pertama itu tidak mungkin. Tapi, Celin tetap saja tidak mengetahuinya maka dengan itu juga dia menggelengkan kepalanya. “Enggak tau pak!” jawab Celin.“Pak Adimas men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status