共有

Bab 213

作者: Elenor
Setelah beberapa saat, Kakek Leo menyapa semua orang dan kemudian memasuki ruangan pribadi.

Sementara Clara, Dylan, Edward, Dani, Keluarga Gori, Keluarga Sanjaya dan yang lainnya semuanya masuk bersama.

Ada cukup banyak orang yang masuk, dan Keluarga Gori dan Sanjaya juga tidak tampak canggung di dalam.

Semua orang duduk di halaman dan aula panjang, sementara para pelayan membawakan teh dan makanan ringan.

Saat ini, Kakek Leo dan Nenek Hermosa sedang mengobrol dengan sangat menyenangkan.

Selain Nenek Hermosa, Kakek Leo punya dua orang teman baik lainnya yang juga telah meraih prestasi tertentu dalam seni lukis Marola.

Saat mereka sedang mengobrol, Kakek Leo dan kedua temannya memutuskan untuk melukis spontan di tempat dan undang Nenek Hermosa untuk bergabung dengan mereka.

Kemudian Kakek Leo berkata pada Richard, "Richard, tolong ambilkan Kakek kuas, tinta, kertas, dan batu tulis dari ruang belajar."

Richard berkata, "Baik, Kek."

Setelah menyelesaikan lukisannya, Kakek Leo juga memuji
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (22)
goodnovel comment avatar
Halijah Akil Idja
Alur ceritanya tidak jelas
goodnovel comment avatar
Indriani Natalia
ceritanya terlalu lambat, sepertinya tiap hari cerita, mana kadang tiap bab gk ada makna penting sam sekali
goodnovel comment avatar
Hana Nur Faizah Djufri
banyak yang gapenting dimasukkan, hadehh
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 505

    Dengan bantuan Dylan, meskipun tidak ada komputer, pekerjaan tidak akan menjadi masalah.Namun sore itu, ada urusan mendesak dari Anggasta Group, dan Clara harus segera menanganinya. Saat itu, tidak ada komputer menjadi sangat merepotkan.Melihat berkas-berkas yang dikirimkan Anggasta Group di ponselnya, Clara mulai menyesal karena sudah menolak laptop yang ditawarkan Edward pagi tadi.Namun, situasinya sangat mendesak...Clara lalu berbalik dan naik ke lantai atas, dia berhenti di pintu ruang kerja Edward. Setelah ragu-ragu selama dua detik, akhirnya dia mengulurkan tangan dan mengetuk pintu."Masuk."Edward tampak sedang sibuk di depan komputer. Ketika Clara membuka pintu, dia menoleh dan melihat ke arah pintu.Melihatnya, dia tampak tidak terkejut. Dia bahkan bertanya sebelum Clara sempat berbicara, "Mau pakai laptop?"Clara berdiri di pintu dan menjawab pelan, "Iya."Edward tersenyum kecil dan menyodorkan laptop di sampingnya ke arah Clara, memberi isyarat agar datang dan mengambil

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 504

    Situasi bencana di sekitar rumah lama Keluarga Anggasta semakin memburuk. Meskipun rumah itu berada di lokasi yang strategis, sehingga tidak terlalu terdampak, tetapi sinyal ponsel mulai terputus-putus saat malam hari.Berdasarkan peringatan hujan deras yang diterima sore tadi, dia mungkin tidak dapat meninggalkan rumah lama dan pergi ke Morti Group untuk bekerja besok.Jadi malam itu setelah makan malam, Clara mengabarkan keadaannya kepada Keluarga Hermosa dan menghubungi Dylan untuk memberi tahu bahwa dia saat itu berada di rumah lama Keluarga Anggasta dan mungkin tidak dapat bekerja besok pagi.Dylan berkata, "Situasinya lumayan parah, jadi Morti Group sudah memutuskan kalau karyawan bekerja dari rumah besok. Kamu nggak usah khawatir. Biar aku saja yang mengurus pekerjaan mendesak. Aku akan menelepon lagi besok.""Oke."Setelah itu, Clara duduk di karpet bersama Elsa bermain permainan edukatif, sementara Edward duduk di sofa sebelah sambil membaca.Lebih dari satu jam kemudian, Edwa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 503

    Clara menghentikan langkahnya, mengangguk pelan lalu berdiri diam, dan bertanya, "Elsa dan yang lainnya ke mana?"Edward berkata, "Hujan deras sekali hari ini, ada banyak tempat sudah tergenang banjir. Walaupun sistem drainase rumah ini cukup bagus, tapi kalau hujan terus seperti ini, mungkin nggak akan mampu menahannya. Pengurus rumah sudah menyuruh orang untuk mengatasi. Elsa belum pernah melihat orang membuat blokade dari karung pasir, dia juga belum pernah melihat hujan sederas ini, jadi dia ikut keluar karena penasaran."Mendengarnya mengatakan hal itu, Clara melirik ke luar jendela dan melihat hamparan air yang luas.Sejujurnya, ini pertama kali dalam hidupnya dia menyaksikan banjir separah itu di ibu kota. Clara mengerutkan kening, dia mulai sedikit khawatir, dan tak kuasa menahan diri untuk bertanya, "Di mana Elsa? Di luar hujannya deras sekali, kamu tega membiarkan dia di luar..."Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, Elsa yang basah kuyup dengan mengenakan jas hujan berlar

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 502

    Setelah kembali dari Kota Jakasia, Clara mendapat libur dua hari.Setelah beristirahat seharian, keesokan paginya, tepat setelah dia selesai sarapan, ponselnya berdering.Edward yang menelepon.Clara melihat ponselnya sebentar, lalu menjawab, "Ada apa?""Nenek sudah keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu. Dia ingin mengundangmu makan bersama."Clara juga sudah tahu tentang kepulangan Nenek Anggasta dari rumah sakit.Saat itu dia sedang dalam dinas di Kota Jakasia dan tidak bisa menjemputnya secara langsung di rumah sakit.Clara menjawab, "Iya."Tepat saat hendak menutup telepon, Edward lanjut berkata, "Aku jemput sekarang ya.""Nggak perlu, aku bisa menyetir sendiri..."Edward berkata, "Elsa bilang mau pergi menjemputmu di rumah Keluarga Hermosa. Dia sudah ganti sepatu dan siap berangkat."Clara menanggapi, "Oh, begitu ya.""Kami berangkat sekarang."Clara tidak berkata apa-apa, dan Edward langsung menutup telepon.Lebih dari setengah jam kemudian, Edward dan Elsa tiba di rumah Kel

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 501

    Setelah itu, Dylan bertanya lagi pada Clara, "Bagaimana perasaanmu sekarang? Ada yang nggak nyaman? Kalau kamu masih nggak enak badan, rapat pagi ini...""Aku baik-baik saja."Saat berbicara, Clara menyadari bahwa dia tidak mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin, melainkan piyama yang dibawanya.Selain itu, tubuhnya sudah terasa bersih dan segar sekarang, jadi dia sepertinya sudah mandi.Dia bertanya-tanya apakah Edward menyuruh staf hotel memandikannya, atau...Namun, itu bukan masalah besar, dia juga tidak mungkin bertanya kepada Dylan tentang hal itu. Setelah berbincang singkat, mereka pun mengakhiri panggilan.Melihat hari sudah mulai siang, Clara tidak membuang-buang waktu untuk memikirkan kejadian semalam.Dia lalu mandi dan merias wajah, setelah itu mengambil tasnya, dan keluar.Saat melangkah keluar dari kamar, dia berpapasan dengan Edward dan Vanessa.Clara berhenti sejenak.Edward dan Vanessa juga berhenti ketika mereka melihatnya. Ketika Vanessa melihat Clara, tatapann

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 500

    Setelah memasuki lift, melihat Rio hanya menekan tombol lantai tempatnya berada, Edward tiba-tiba berkata, "Nggak perlu ikut naik."Rio tertegun sejenak, lalu menyadari apa maksudnya, dan berkata, "Baik, Pak."Setelah itu, dia menekan tombol lantai kamarnya.Keesokan paginya.Edward mengenakan jubah mandi, pakaiannya semalam tergantung di lengannya, dia keluar dari kamar, menutup pintu, dan berjalan ke sisi lain.Vanessa yang baru saja keluar dari lift melihatnya dan senyum langsung mengembang di wajahnya. Dia hendak memanggilnya, tetapi ketika dia melihat kemeja yang tergantung di lengannya dengan bekas lipstik yang terlihat jelas di bagian bahunya, senyumnya langsung lenyap.Kata-katanya pun terhenti di tenggorokan.Dia berdiri mematung di sana, masih tak mampu bereaksi, hingga sosok Edward menghilang di tikungan. Kemudian, suara pintu dibuka dan ditutup terdengar tak jauh dari sana. Vanessa masih belum pulih dari rasa terkejutnya, ketika melihat nomor kamar di depannya.2508Namun,

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status