Share

Bab 13

Author: Elenor
Yaps, suara Maya.

Clara menatap ke arah sumber suara.

Selain Maya, Edward juga ada di sana.

Langkah kaki Clara pun terhenti.

Edward tampak sibuk merokok tanpa menjawabnya.

Pria itu berdiri membelakangi cahaya lampu, membuat Clara tidak bisa melihat ekspresi di wajahnya. Jarak tempat Clara dan Edward berdiri juga cukup jauh.

Maya lanjut berkata, “Sebenarnya, aku bisa mengerti. Aku sempat bertemu Vanessa beberapa kali. Kudengar, dia baru berusia 25 tahun, tapi sudah meraih gelar doktor dari universitas ternama di dunia. Aku yakin dia bisa mengelola bisnis keluarga dengan baik. Dia juga cantik, tapi agak liar dan sulit diatur. Tapi, justru itu yang membuatmu tertarik. Sayangnya, dia berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Apa kamu sudah memikirkannya dengan matang, Edward? Kamu... ”

Edward langsung memotongnya dengan berkata, “Hanya aku yang tahu wanita seperti apa yang kuinginkan.”

“Tapi... ” ucap Maya mengerutkan kening, ingin melanjutkan kata-katanya. Dia memang meremehkan Clara dan Va
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Putrirayyan
clara sebaiknya tinggalkan mereka. biar elsa sadar klo ibunya yg terbaik. siapa tw vanessa cuma topeng baiknya.
goodnovel comment avatar
Syarif Bmc
nanti kalau ibunya sudah pergi baru tahu rasa sielsa anak durhaka
goodnovel comment avatar
Suri Ani
semoga edwar dan vanesa dpt balasan beserta dgn keluarga tonixnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 14

    Suasana hati Elsa mendadak membaik saat teringat balap mobil malam nanti. Bagaimana tidak, dia akhirnya bisa melihat Tante Vanessa memakai racing suit.Selesai memakai seragam, Elsa mengambil ponselnya.Namun, hanya dalam waktu sepersekian detik, dia mendadak mengerutkan keningnya.Vanessa masih belum membalas pesannya.Biasanya, pesan yang dia kirim selalu dibalas Vanessa dengan cepat.Tapi hari ini, dia bahkan sudah selesai mandi dan mengganti pakaian, Vanessa tetap tak kunjung membalasnya.Apa mungkin Vanessa marah?Begitu memikirkannya, dia buru-buru mengirim pesan pada Vanessa.[Tante Vanessa kenapa? Marah ya?][Tante, Tante juga tahu aku sebenarnya nggak suka diantar mama ke sekolah. Aku lebih suka Tante yang mengantar. Tante Vanessa jangan marah dong.]Selang beberapa saat, tetap tak ada balasan dari Vanessa.Di sisi lain, selesai mengemasi barang, Clara menghampiri Elsa di kamarnya. “Elsa? Sudah selesai belum? Sudah waktunya turun buat sarapan,” panggil Clara.Elsa yang belum m

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 15

    Bella tampak manis dan imut, gadis kecil yang menggemaskan. Penampilannya memancarkan kepolosan khas anak seusianya. Siapa pun yang melihatnya pasti merasa ingin merengkuh tubuh kecilnya ke dalam pelukan dan menciumi pipinya yang lembut.Dilihat dari sisi mana pun, tentu jauh dari kata menjijikkan.Tak heran jika sejak kecil, Bella selalu tumbuh dengan pujian.Namun, ini pertama kalinya seseorang mengejeknya. Hal itu begitu menusuk hatinya hingga membuatnya menangis terisak. Dia semakin erat memeluk Clara.Clara segera memeluknya sembari menghiburnya dengan berkata, “Nggak Bella, kamu nggak menjijikkan sama sekali. Kamu malah terlihat cantik dan imut, kok. Bella sendiri juga berpikir begitu, ‘kan?”Mendengar itu, suasana hati Bella mulai membaik. Tangisannya pun mulai mereda. Namun sebelum dia sempat berbicara, Elsa tiba-tiba menyela. “Mama. Aku… Aku nggak sayang Mama lagi, aku nggak mau Mama jadi ibuku!” seru Elsa dengan mata yang memerah saat melihat Clara masih memeluk dan memuji B

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 16

    Elsa bukanlah anak yang pemalu. Dia tidak pernah peduli dengan pendapat anak lain terhadapnya.Entah kenapa, ada perasaan berbeda pada dirinya. Tiba-tiba, dia merasa enggan melepaskan Clara pergi. Dia pun semakin erat memeluk Clara. “Mama... ” ucapnya lirih.“Ya.” Clara membalas pelukannya sembari berkata, “Ada apa?”“Aku mau... ”Sudah lama Elsa tidak merasakan hangatnya masakan ibunya. Tiba-tiba saja dia mulai merindukannya.Hanya saja, saat kata-kata itu akan keluar dari mulutnya, dia teringat acara nanti malam. Yaps, menonton Vanessa dalam balap mobil.Matanya pun berkedip ragu sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya.“Nggak ada apa-apa kok, Ma,” ucap Elsa kemudian.Dalam hati dia berpikir, menikmati masakan ibunya bisa kapan saja. Akan tetapi, kesempatan menyaksikan balap mobil Vanessa sangat jarang terjadi.Tanpa banyak pertimbangan, dia pun memilih Vanessa.“Baiklah. Kalau gitu cepat masuk sana. Jangan buat gurumu tunggu terlalu lama.”“Oke, Mama.”Pada akhirnya, Elsa rela m

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 17

    Suasana hati Elsa akhirnya membaik. Dia mulai menyebutkan satu per satu makanan favoritnya dengan semangat. Sementara Edward, mendengarkan tanpa menyela.Begitu Elsa selesai mengatakannya, Vanessa memuji baju yang Elsa kenakan, berseru, “Baju Elsa hari ini keren banget, cocok banget dengan Elsa.”“Benaran, Tante?”“Tentu saja,” jawab Vanessa sambil tersenyum.“Gimana sekolah hari ini? Elsa sudah kenalan dengan teman-teman di kelas?” lanjut Vanessa.Obrolan mereka tampak menyenangkan. Edward sendiri jarang berbicara dan menikmati makan siangnya dengan tenang.Pelayan yang tidak mengetahui kebenarannya mengira kalau keluarga mereka sangatlah harmonis dan menatap Vanessa dengan iri.Pada saat yang bersamaan, Elsa melihat ada panggilan video dari Clara.Panggilan itu adalah permintaan Elsa sendiri.Namun sekarang, saat sedang asik mengobrol dengan Vanessa, dia tiba-tiba merasa enggan menutup teleponnya.Pagi tadi, saat melihat Clara memeluk anak lain, dia memang merasa kesal.Namun, kata-

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 18

    Dustin mengangkat tangannya bersumpah, “Kak, malam ini debut dewi impianku, Vivi, pebalap mobil wanita nomor satu se-Asia setelah kembali ke Marola. Aku nggak boleh melewatkannya, Kak. Aku janji langsung pulang setelah nonton balapannya. Aku nggak akan macam-macam, Kak. Jadi, mending Kakak pulang dulu aja, nggak perlu khawatirin aku!”“Tapi… ”Belum sempat Clara menyelesaikan ucapannya, sorakan riuh menggema dari kerumunan memanggil nama “Vivi”.“Dewi impianku sudah mau keluar?!”Mendengar suara yang menggema di arena sirkuit mobil, Dustin langsung melupakan Clara. Dia berteriak kegirangan mengikuti orang di sekelilingnya. Dia juga membawa teleskop untuk menatap garis start nan jauh di sana.Wajah Dustin memancarkan aura penuh semangat seperti layaknya fans berat. “Sejak kapan kamu suka balap mobil?” tanya Clara sedikit terkejut setelah melihat kefanatikan Dustin.Meski jarang berinteraksi dengan Dustin, dia tahu betul kalau sebelumnya Dustin tidak tertarik dengan dunia balap mobil.“D

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 19

    Clara juga menyadari satu hal. Edward yang selama ini bersikap tenang dan tampak acuh pada segala hal, kini tak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kekagumannya.Elsa dan Gading langsung melompat dari tempat duduk mereka, tak bisa menahan antusiasme.Kompetisi semakin memanas.Dustin mengambil kembali teleskop miliknya.Apa mungkin karena terlalu fokus pada Vanessa, Dustin sama sekali tidak menyadari keberadaan Edward di sana.Pada akhirnya, balap mobil mencapai garis finish.Vanessa berhasil tiba di posisi pertama.Clara tampak meminjam teleskop milik Dustin.Dustin pun menatapnya terkejut seolah tak percaya, berkata, “Wah, Kakak juga nge-fans ya pada dewi impianku?! Sudah kubilang, nggak peduli cewek atau cowok, pasti susah menolak pesonanya.”Clara hanya menunduk dan tersenyum tanpa menjawabnya.Sekarang, dia ingin menghubungi Edward.Entah bagaimana respon Edward saat dirinya menghubunginya. Besar kemungkinan sih, pria itu akan langsung menolak panggilan itu begitu melihat namanya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 20

    Saat Vanessa merayakan ulang tahun, Edward meminta Dani dan yang lainnya ikut dalam perayaan itu. Kali ini pun, Dani dan yang lainnya juga datang menyaksikan debut pertama Vanessa.Berdasarkan kabar yang beredar, hubungan antara Vanessa dan teman-teman Edward, seperti Dani, sangatlah dekat.Saking dekatnya, saat Edward tak ada sekalipun, mereka akan meminta Vanessa datang untuk sekadar berkumpul.Dani dan yang lainnya sudah menganggap Vanessa seperti bagian mereka sendiri.Mungkin karena hal itu, selama dua tahun ini, sikap Dani dan yang lainnya pada Clara semakin dingin.Dulu, Clara juga sempat berusaha menjalin hubungan baik dengan mereka. Namun mereka meremehkannya.Mereka tidak pernah memberinya kesempatan.Sikap mereka selalu saja dingin terhadapnya.Di sisi lain, Clara masih memiliki harga diri. Karena mereka berlagak begitu, untuk apa dirinya memaksakan.Namun, dalam situasi tertentu, dia tetap menyapa dengan sopan. Yah, meski sering diabaikan dan dibenci.Kali ini, Clara tak l

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 21

    Jarum jam hampir menyentuh angka satu dini hari saat Edward tiba di rumah selepas merayakan kemenangan Vanessa bersama yang lainnya.“Selarut ini baru pulang, Pak Edward?” ucap pelayan saat melihat kedatangan Edward yang tengah menggendong Elsa.Edward hanya menjawabnya dengan bergumam.Kemudian dia melangkah ke kamar putrinya dan membaringkannya di atas tempat tidur.Selesai mengurus putrinya, dia beranjak ke kamarnya. Sesampainya di kamar, dia nyalakan lampu dan menyadari tak ada Clara di sana. “Malam ini dia nggak pulang?” tanyanya pada pelayan.“Bu Clara? Tidak, Pak.”Edward terdiam, tampak keterkejutan melintas di wajahnya.Belakangan ini, Clara jarang sekali pulang ke rumahBegitu sering menginap di luar, ini jarang terjadi sebelumnya.Apa sesuatu terjadi pada Keluarga Hermosa?Keesokan paginya.Bermain bersama Vanessa beberapa hari ini membuat Elsa gembira.Saat terbangun di pagi hari, kepuasan yang membalut senyum manis terpancar di wajahnya. Dalam suasana hati yang seperti itu

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 257

    Tepat saat dia memikirkan hal itu, Dani melihat mobilnya dan berjalan ke arahnya.Clara perlahan menurunkan jendela mobilnya, "Pak Dani."Dani berkata, "Selamat pagi."Clara mengangguk, "Selamat pagi." Kemudian dia bertanya, "Pak Dani, ada apa pagi-pagi ke sini?"Sebenarnya tidak ada yang akan dilakukan Dani di sini.Dia hanya mengingat tebakannya kemarin malam...Dia berkata, "Sabtu malam lalu, aku melihatmu, Pak Dylan, dan Prof Nian di pintu masuk restoran."Clara mendengarkan, dan sebelum dia bisa bereaksi mengapa Dani tiba-tiba berkata seperti itu, dia mendengar Dani bertanya, "Kamu juga murid Prof Nian, ‘kan?"Clara tertegun, mengerutkan kening dan menatapnya, "Kamu..."Dani melihat jawabannya dari reaksi Clara.“Jadi, kedua proyek Morti Group ini juga dikembangkan olehmu, ‘kan?”Clara mengerutkan bibirnya, "Kamu kenapa...""Satu pertanyaan terakhir." Dani berkata, "Bahasa pemrograman CUAP Morti Group juga diciptakan olehmu, ‘kan?"Meskipun dia tidak menguasai bahasa pemrograman a

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 256

    Dylan mengusap pelipisnya yang sakit, matanya hampir tidak bisa terbuka, "Aku tahu kamu pasti belum tidur!""Aku mau turun untuk sarapan sekarang. Kita ngobrol lagi nanti?"Mata Dylan perih, dia duduk di kursi dengan wajah nggak semangat, tetapi nadanya sangat bersemangat, "Tentu saja, kita harus bicara!"Inspirasi sangatlah cepat berlalu.Tentu saja harus segera dibicarakan saat inspirasi itu masih hangat."Oke."Setelah sarapan, Clara hendak melakukan obrolan video dengan Dylan ketika Willy menelepon."Saya baru saja menerima telepon dari pengacara Pak Edward. Sertifikat properti untuk tiga rumah yang diberikan Pak Edward pada Ibu beberapa waktu lalu telah diproses. Saya akan pergi dan mengambil sertifikat properti itu nanti. Kapan Bu Clara punya waktu untuk datang dan mengambilnya? Kalau Anda nggak punya waktu, kita bisa membuat janji nanti dan saya akan mengirimkan sertifikatnya kepada Ibu."Clara hampir lupa tentang itu.Pikirannya tidak tertuju pada masalah itu sekarang.Setelah

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 255

    "Dani?"Edward, Gading dan yang lainnya terkejut ketika mereka melihatnya berdiri tiba-tiba.Melihat dia yang tampak agak aneh, lalu bertanya, "Ada apa?"Dani tiba-tiba tersadar, tatapannya jatuh pada Edward dan Vanessa, lalu dia perlahan menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa."Setelah itu, dia duduk kembali.Diana berkata, "Kak Dani, aku..."Dani tampaknya tidak mendengar, dia menoleh untuk berbicara kepada Tania dengan suara lembut, "Tania, apa kamu haus? Mau minum?"Tania menjawab, "Iya."Tania berlari mendekat, minum dua teguk air dari tangan Dani, lalu berlari kembali untuk mengobrol dengan Elsa.Baru saja mereka membicarakan tentang mainan kecil yang dibawakan Elsa untuknya.Setelah minum dan kembali ke Elsa, Tania menyerahkan sebuah figur karakter kepada Elsa, "Aku membeli ini waktu aku pergi ke bioskop saat Tahun Baru. Ini untukmu."Elsa sangat menyukainya dan menerimanya dengan terkejut, "Kamu juga pergi ke bioskop pas Tahun Baru?""Iya, om dan tanteku mengajakku ke sana." T

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 254

    Setelah menyerahkan makalahnya secara resmi, mereka mengundang Prof Nian makan malam bersama.Saat itu, Prof Nian tidak menolak.Ketika mereka tiba di restoran, Clara dan Prof Nian keluar dari mobil dan naik ke lantai atas. Mereka tidak menyadari mobil Dani diparkir tidak jauh dari mobil mereka.Namun, Dani menghentikan langkahnya untuk keluar dari mobil setelah melihat Clara dan yang lainnya.Setelah menunggu sekitar dua tiga menit, dia akhirnya keluar dari mobil sambil menggendong Tania yang masih mengantuk.Gading adalah orang pertama yang tiba.Melihatnya, dia berkata, "Kamu sudah sampai?"Dani mengangguk, "Iya."Beberapa menit kemudian, Tania baru saja bangun, Edward, Vanessa, Elsa dan Diana juga tiba.Melihat Diana, Dani menurunkan pandangannya.Diana sangat bersemangat. Dia berjalan cepat ke arahnya dan menyapanya dengan suara manis, "Kak Dani."Dani menatapnya acuh tak acuh tanpa menjawab.Diana tiba-tiba merasa sedikit malu. Pada saat itu, Elsa datang dan melihat Tania terliha

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 253

    Mereka sudah tahu tentang hal itu.Sekarang mendengar Diana membicarakannya, Fani tersenyum sangat bahagia.Namun, Vanessa masih berkonsentrasi membaca, tanpa ada reaksi di wajahnya.Hal yang sama berlaku pada Rita.Tampaknya Clara tidak layak mendapatkan perhatian mereka.Melihat Diana masih ingin melanjutkan, Rita berkata dengan tenang, "Diana, sepupumu masih belajar, jangan ribut dan mengganggunya.""Oh, oke."Melihat ekspresi serius Vanessa, Diana berkata, "Bukannya gurumu sudah datang tadi pagi? Sekarang sudah lewat jam lima sore, tapi kamu masih belajar. Aku bahkan merasa capek hanya dengan melihatmu. Apa kamu nggak capek?"Fani berkata, "Pasti capek, tapi sepupumu adalah orang yang akan melakukan hal-hal hebat. Coba lihat dirimu, aku selalu menyuruhmu untuk belajar dari sepupumu, tapi kamu nggak mau dengar."Setelah itu, dia tersenyum dan berkata dengan perhatian, "Vanessa, nggak peduli seberapa keras kamu belajar, kamu tetap harus istirahat yang cukup. Bagaimana kalau kamu maka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 252

    Marcel tidak senang dituduh berbohong.Setelah Sinta menenangkannya, dia langsung merasa jauh lebih baik.Elsa, yang berdiri di samping, juga berhenti menangis setelah mendengar semua penjelasan itu.Pasti seperti itu, kemungkinan besar Marcel memang salah lihat orang.Orang itu pasti bukan mamanya.Memikirkan hal itu, dia merasa jauh lebih baik.Tetapi dia kemudian teringat Clara pernah memuji kalau Bella itu sangat imut.Apalagi, mereka tampak sangat akrab satu sama lain.Ketika Elsa memikirkan hal itu, dia bahkan tidak punya waktu untuk menyeka air matanya, dan merogoh saku Edward, "Ayah, ponsel!"Setelah mendengar apa yang dikatakan Sinta, Edward secara garis besar mengetahui apa yang telah terjadi.Dia menyeka air mata Elsa dengan ibu jarinya, setelah itu, menyerahkan ponsel padanya.Elsa dengan cepat memasukkan nomor Clara dan menghubungi nomor itu.Clara telah selesai menonton filmnya.Saat itu, mereka sedang bermain gim di arena permainan yang ada di sebelah bioskop.Ketika mel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status