共有

Bab 84

作者: Elenor
Clara tidak terkejut mendengar Vanessa menjawab panggilan itu.

Lagi pula, mereka berdua begitu dekat, hingga tidak perlu ada batasan.

Memang kenapa kalau dia yang menjawab panggilan telepon Edward?

Jadi dia berkata dengan tenang, "Aku mau cari Edward."

Vanessa juga tahu bahwa orang yang menelepon adalah Clara.

Dia pun berkata dengan dingin, "Dia sedang mandi, kamu bisa bicara padaku."

‘Bicara padanya?’

‘Masalah ini memang ada hubungannya dengan dia.’

Memang benar bahwa orang yang dilihat pamannya saat ini adalah Fani, tetapi orang yang beli rumah itu mungkin adalah Ervan.

Dia membeli rumah itu kemungkinan besar demi neneknya Vanessa, ibu mertuanya saat ini.

Jadi, jika Clara benar-benar memberi tahunya, apakah dia akan menghentikan nenek, paman, dan keluarganya tinggal di rumah itu?

‘Tidak, dia tidak akan melakukan itu.’

Terlebih lagi, dia tidak percaya Vanessa tidak tahu bahwa keluarga pamannya akan pindah ke seberang rumah paman Clara.

Oleh karena itu, jika dia memberi tahu Vanessa te
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

関連チャプター

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 85

    "Oke!"Elsa segera berlari ke atas dengan gembira.Clara baru saja mematikan komputer, mengemasi barang-barangnya, dan berjalan keluar dari kamar utama ketika Elsa melemparkan dirinya ke dalam pelukannya dan memeluknya, "Mama!""Iya." Clara hanya menyentuh rambutnya dan tidak memeluknya.Elsa tidak menyadarinya dan berbicara dengan gembira kepada Clara. Pada saat itu, Edward juga naik. Clara mendengar suara langkah kaki dan ketika dia menoleh, pandangan mereka bertemu.Wajah Edward tanpa ekspresi, dan ekspresi Clara juga relatif tenang. Dia berkata kepada Elsa yang sedang berbicara dengannya, "Biarkan Bi Sari bantu kamu mandi ya. Mama mau bicara dengan Ayah."Edward yang mendengar ini langsung menghentikan langkahnya.Elsa telah bermain selama dua hari, jadi suasana hatinya sangat baik. Walaupun dia tidak senang mendengar itu, dia tetap diam saja dan kembali ke kamarnya untuk mandi dengan dibantu oleh Bibi Sari.Clara memandang Edward yang sedang bersandar di dinding sambil sibuk denga

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 86

    Air mata berlinang di matanya dan pikirannya linglung sejenak.Namun, dia segera tersadar dan berkata dengan tergesa-gesa, "Terima kasih, kalau gitu... ""Apa syaratnya?" Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Edward tiba-tiba menjauhkan rokok darinya rokoknya, mengulurkan tangan untuk menyeka air mata yang baru keluar dari sudut matanya, dan berkata, "Tidurlah lebih awal."Clara tertegun, menatap punggungnya yang menjauh, dan sesaat lupa harus apa.Ketika dia tersadar kembali, untuk sesaat, dia bingung harus berbuat apa.‘Edward menyuruhnya tidur lebih awal. Apa maksudnya Edward mau dia menginap di sini malam ini?’Meskipun dia sudah pindah, mereka belum resmi bercerai, jadi tidak ada salahnya jika dia menginap di rumah ini.Namun, jika dia tidur di kamar utama...Lupakan saja.Setelah memikirkan semua ini, dia menjadi agak tenang. Dia mengambil barang-barangnya, satu set pakaian dan beberapa keperluan sehari-hari, lalu pergi ke kamar Elsa.Malam itu, dia tidur di kamar Elsa.Ke

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 87

    Setelah berkata seperti itu, dia memelototi cucunya.Cucunya tidak terpengaruh, namun dia berinisiatif mengambilkan makanan untuk Clara tanpa disuruh."Terima kasih.", ucap Clara.Nenek Keluarga Anggasta juga menambahkan bahwa dia telah membawa banyak suplemen untuk mereka. Setelah makan malam nanti, dia akan meminta seseorang untuk memilih beberapa untuknya dan Edward guna menyehatkan tubuh mereka.Sulit untuk menolaknya, jadi Clara hanya bisa mengangguk berulang kali.Saat masih muda, nenek Keluarga Anggasta juga pernah pergi bekerja di Kota Sonora untuk mencari nafkah. Jadi dia pandai membuat jamu racikan tonik yang enak. Setelah makan malam, dia secara pribadi mengarahkan orang untuk merebus jamu tonik untuknya dan Edward. Clara ingin masuk untuk membantu, tetapi malah didorongnya keluar dari dapur.Jadi Clara tidak punya pilihan selain duduk di sofa.Elsa dan Edward juga ada di sana.Salah satu dari mereka sedang memegang ponselnya, sementara yang lain sedang bermain Kunci Luban.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 88

    Clara sontak kaget.Dia memang merasa sedikit malu, tetapi tidak terlalu. Lagi pula, mereka sudah jadi suami istri, dan telah melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan berkali-kali dalam beberapa tahun awal.Selama bertahun-tahun pernikahannya, dia selalu berharap Edward akan jatuh cinta padanya.Tetapi dia tidak pernah merayunya dengan sengaja.Bukannya dia tidak pernah memikirkannya, tetapi dia merasa hal itu tidak ada gunanya baginya, jadi untuk apa dia lakukan.Piyama yang biasa dikenakannya di rumah adalah setelan longgar biasa yang terdiri dari baju dan celanaAtasan yang dikenakannya lumayan longgar dan cukup panjang, jadi meski tanpa celana, tetap tidak terlalu terbuka.Dia tahu dirinya sama sekali tidak berniat untuk merayu Edward.Namun, untuk menghindari kesalahpahaman, dia menjelaskan, "Aku cuma lupa bawa celana... "Clara merasa kemejanya longgar dan ujungnya panjang, jadi tidak terlalu terbuka meskipun tanpa piyama celana.Tetapi dia lupa bahwa dirinya mempunyai bentuk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 89

    Itu adalah obat perangsang.Namun, Edward sangat memahami obat, jadi dapat mengenalinya. Sepertinya dia tidak minum jamu tonik tadi malam.Clara tidak menyangka nenek Keluarga Anggasta akan berbuat seperti itu.Dia mengerutkan kening, dan sebelum dia mulai berbicara, nenek Keluarga Anggasta mendengus tidak puas, "Terkadang, nggak baik punya cucu terlalu pintar. Hei, aku masih mau cicit lagi. Clara, kalau kamu punya waktu, cobalah lebih keras dengan Edward ya?"Clara bahkan tak mau berkata-kata.Dia tidak tahu harus jawab apa.Meskipun Edward setuju untuk membantunya kemarin malam, dia tahu bahwa tidak ada kemungkinan baginya dan Edward untuk terus bersama.Jadi kalau sesuatu benar-benar terjadi antara mereka tadi malam, akibatnya akan sangat mengerikan.Mengenai punya anak lagi, itu bahkan lebih mustahil.Saat dia tengah memikirkan hal itu, Elsa juga sudah turun.Teringat akan kekaguman dan cinta Elsa pada Vanessa, ekspresinya sedikit meredup.Saat sarapan, Edward masih duduk di sampin

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 90

    Memikirkan hal itu, tenggorokan Clara terasa sedikit perih, dan tiba-tiba dia merasa sedikit pengap di dalam mobil.Dia pun mengalihkan pandangannya dan ingin membuka jendela untuk mendapatkan udara segar, tetapi dia membatalkan niatnya.Pada akhirnya, dia tidak menekan tombol itu, tetapi hanya melihat ke luar jendela.Tidak tahu sudah berapa lama, akhirnya mereka tiba di sekolahnya Elsa.Clara keluar dari mobil untuk mengantarnya, sementara Edward tetap duduk di dalam mobil tanpa bergerak.Elsa memanggilnya, "Ayah... ""Ayah sedang sibuk,” sela Clara."Oh… " jawab Elsa lesu.Clara tahu bahwa ketika Edward dan Vanessa mengantar Elsa ke sekolah sebelumnya, dia akan turun dari mobil bersama Vanessa dan menyerahkan Elsa kepada gurunya.Saat sekarang tiba gilirannya, dia tidak tahu apakah Edward benar-benar ada urusan atau hanya tidak ingin berdiri bersamanya di depan umum.Memikirkan hal ini, dia tidak ingin memaksakan diri, jadi dia memandang Edward di dalam mobil dan berkata, "Kamu perg

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 91

    Namun, Edward juga ada di sana, jadi dia tidak akan bertindak gegabah atau mengatakan apa pun padanya.Vanessa tampak berjalan menghampiri mereka.Tetapi orang yang ingin dia ajak bicara adalah Dylan.Dia lalu tersenyum dan berkata, "Pak Dylan, sungguh kebetulan kita bisa bertemu di sini."Dylan tersenyum kecut, "Iya, kebetulan sekali.""Saya selalu ingin traktir Pak Dylan makan, tapi akhir-akhir ini saya sibuk dan tidak punya waktu.""Santai saja. Saya tahu kamu orang yang sangat sibuk."Kalau tidak, dia tidak akan menunda tanggal mulai kerjanya di Morti Group.Ervan juga ingin mendekati Dylan.Melihat Vanessa mengabaikan Clara dan berinisiatif menyapa Dylan, tapi Edward tampak tidak keberatan, dia juga berjalan mendekat.Ketika Lily melihatnya, dia juga mengikuti di belakang.Setelah Ervan menyapa Dylan, dia memandang Clara dan memanggilnya, "Clara."Clara tidak menjawab.Ervan tidak mengatakan apa-apa lagi, dan fokus pada Dylan.Setelah menyapa Dylan, mereka bahkan tidak melihat ke

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 92

    Ketika mereka sampai di rumah, nenek Keluarga Anggasta masih terjaga.Baru setelah melihat Clara benar-benar kembali bersama Edward, dia kembali ke kamarnya dan beristirahat dengan tenang.Setelah naik ke lantai atas, Clara menelepon pamannya dan memberitahunya tentang perkembangan masalah itu.Setelah menyelesaikan panggilan dengan Bagas, Dylan meneleponnya.Setengah jam kemudian, setelah menyelesaikan panggilan dan kembali ke kamar, Clara melihat Edward sudah selesai mandi dan kini sedang bersandar di kepala tempat tidur sambil membaca buku.Melihatnya masuk ke kamar, Edward mengalihkan pandangannya dari buku sejenak, meliriknya, lalu kembali fokus pada buku.Clara juga menarik pandangannya, lalu pergi mandi dan melakukan perawatan kulitnya.Setelah melakukan semua itu, hari sudah malam, Clara pun melirik Edward.Dulu Edward selalu memperlakukannya dengan dingin, dia juga sudah terbiasa, jadi dia nggak ada perasaan nggak nyaman saat berduaan dengannya.Sekarang setelah dia menolongny

最新チャプター

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 263

    Melihat Edward dan Vanessa, mata Dani tertuju kembali pada Clara.Melihat ekspresi Clara yang tidak berubah sama sekali saat melihat mereka berdua, dia menundukkan kepalanya, tersenyum ringan, dan berkata, "Aku akan ke sana sebentar."Clara dan Dylan mengangguk.Dani baru saja mengobrol beberapa patah kata dengan Edward dan Vanessa ketika Doni tiba.Saat melihat Vanessa, Doni tanpa sadar berjalan ke arahnya.Vanessa melihatnya dan tersenyum, "Pak Doni.""Bu Vanessa."Doni akhir-akhir ini sangat sibuk dan dia sudah lama tidak bertemu dengan Vanessa. Ketika dia melihatnya sekarang, sekilas keterkejutan kembali terpancar di pandangannya. Dia menatapnya lagi beberapa kali sebelum menyapa Dani dan Edward.Morti Group sekarang menjadi mitra yang sangat penting bagi Wijaya Group.Setelah mengobrol sebentar dengan Dani, Doni pergi ke Dylan dan berinisiatif untuk menyapanya.Setelah menyapa Dylan, dia menyapa Clara dengan acuh tak acuh, "Bu Clara."Clara tersenyum namun tidak berkata apa-apa.U

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 262

    Vanessa melihatnya dan tidak peduli.Dani melunakkan sikapnya terhadap Clara hanya karena kerja samanya dengan Morti Group.Gading dan Vanessa memiliki pemikiran yang sama.Itu adalah ketiga kalinya Andrew melihat Clara.Dia berkata, "Jadi wanita itu adalah pacar Kak Dani?""Uhuk!" Gading hampir tersedak sendiri saat mendengar hal itu, "Pacar apa? Mereka nggak punya hubungan apa-apa, jangan bicara sembarangan."Andrew baru saja tiba di ibu kota dan tidak tahu banyak hal.Gading dan Vanessa sama-sama berpikir itu karena dia melihat Clara yang cantik, dan berdampingan dengan Dani, jadi dia pun menebak Clara adalah pacarnya Dani."Oke."Setelah Dani melihat wanita itu, perhatiannya selalu tertuju padanya.Jadi, Andrew pikir mereka berpacaran.Akan tetapi, meskipun mereka sekarang bukan pacar, Dani sepertinya memang menyukai wanita itu, bukan?Dani telah menyadari tatapan Vanessa dan Gading yang sedang memperhatikannya.Melihat rapat akan segera dimulai, dia pamit pada Clara dan hendak per

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 261

    Andrew berkata, "Semua orang tampaknya sangat menghormati kakakku."Karyawan yang mengantarnya masuk tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Bu Vanessa sangat cakap dan semua orang di tim kami sangat menyukainya."Apalagi, karena hubungan antara Bu Vanessa dan Pak Edward, kesejahteraan harian tim mereka juga sangat terjamin.Tentu saja, dia tidak mengatakan bagian yang itu.Mendengar orang lain memuji kakaknya, Andrew tersenyum gembira dan merasa bangga.Namun, dia tidak berniat untuk mengganggu pekerjaan Vanessa.Dia berkata, "Bawa aku ke tempat lain saja.""Baik."Andrew dan karyawan itu berjalan keluar, lalu bertemu dengan Dani yang baru masuk.Karyawan yang mengantar Andrew buru-buru menyapa Dani, "Pak Dani."Dani mengangguk dan melirik Andrew di sampingnya. Dia melihat Andrew memiliki wajah yang agak kekanak-kanakan dan cara berpakaiannya tipikal pelajar pada umumnya. Dia tidak tampak seperti seorang karyawan. Dia langsung bisa menebak identitas Andrew.Tetapi dia tidak mengatakan apa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status