Home / Romansa / Paman Untuk Ibuku / 16. Sebuah Pesan

Share

16. Sebuah Pesan

Author: Mee Author
last update Last Updated: 2025-09-21 15:20:46

Sebastian mendengarkan dengan cermat ketika Hendi menjelaskan. Di depannya, tepat di atas meja sudah ada sebuah laporan tentang kerja sama dengan perusahaan lain.

“Jadi … kapan mereka datang kesini?”

“Sebentar lagi, Pak. Setengah jam lagi. Pemilik juga memilih untuk datang kesini supaya bisa bertemu dengan Bapak.” Jelas Hendi dengan tegas.

“Berapa persen yang akan mereka tawarkan untuk perusahaan kita?”

“85% Pak. Dan sisanya milik mereka. Karena Perusahaan Bramana Group yang memilih untuk bekerja sama, jadi mereka menaruh sebagian lebih banyak sahamnya pada Alexander Group.”

“Oke …” Sebastian mendesis pelan. “Bramana Group ya? Itu Perusahaan baru?”

“Sebenarnya di bilang baru tidak juga, Pak. Karena pusatnya ada di Jepang. Mereka sengaja buka cabang lain di Indonesia.”

“Kenapa pusatnya harus di Jepang, sedangkan mereka asalnya dari Indonesia? Perusahaan apa itu?”

Hendi mulai mencari di internet tentang perusahaan Bramana. Hingga di mana sebuah profil dan juga foto-foto terpampang di l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Paman Untuk Ibuku   16. Sebuah Pesan

    Sebastian mendengarkan dengan cermat ketika Hendi menjelaskan. Di depannya, tepat di atas meja sudah ada sebuah laporan tentang kerja sama dengan perusahaan lain.“Jadi … kapan mereka datang kesini?”“Sebentar lagi, Pak. Setengah jam lagi. Pemilik juga memilih untuk datang kesini supaya bisa bertemu dengan Bapak.” Jelas Hendi dengan tegas. “Berapa persen yang akan mereka tawarkan untuk perusahaan kita?”“85% Pak. Dan sisanya milik mereka. Karena Perusahaan Bramana Group yang memilih untuk bekerja sama, jadi mereka menaruh sebagian lebih banyak sahamnya pada Alexander Group.”“Oke …” Sebastian mendesis pelan. “Bramana Group ya? Itu Perusahaan baru?”“Sebenarnya di bilang baru tidak juga, Pak. Karena pusatnya ada di Jepang. Mereka sengaja buka cabang lain di Indonesia.”“Kenapa pusatnya harus di Jepang, sedangkan mereka asalnya dari Indonesia? Perusahaan apa itu?”Hendi mulai mencari di internet tentang perusahaan Bramana. Hingga di mana sebuah profil dan juga foto-foto terpampang di l

  • Paman Untuk Ibuku   15. Pernyataan Cinta

    Harus dan Ivana sedang tidak ada di rumah. Mereka sedang keluar bersama sang putra. Hanya ada dirinya dan juga Sebastian … termasuk para pembantu dan juga pekerja rumah. Alisha tidak tahu harus melakukan apa, ia terlalu nganggur di rumah ini karena semua pekerjaan sudah ada yang mengerjakan. Ia memutuskan untuk masuk ke kamar dan tidur. Karena semenjak tadi pagi hingga sore, setelah mengunjungi tokonya ia sedikit pun tidak istirahat, mungkin dirinya akan tidur sore sebentar saja. Lampu kamar ia nyalakan dengan mode sedikit gelap, jadi ia bisa lebih tenang untuk tidur. Beberapa menit berlalu, kedua matanya mulai mengantuk. Ia perlahan mulai tertidur, dengan nyaman. Namun … pergerakan di di samping kasurnya. Sebelum itu dirinya tidak merasakan ada suara decitan pintu karena memang pintu terbuka hanya setengah. Memangnya siapa yang masuk? Alisha penasaran tapi ia masih terlalu malas untuk bangun. Saat kedua matanya ingin terbuka, sebuah suara yang tak nampak asing terdengar di telinga

  • Paman Untuk Ibuku   14. Terima Kasih

    Hari ini toko kue milik Alisha ramai akan pengunjung. Berkat beberapa video dan juga foto yang ia posting di sosial media, mereka begitu antusias dan tertarik ingin mencoba. Alisha Cake, nama dari toko kue itu. Dari pukul 08.00 sampai saat ini menjelang siang, tokonya masih belum sepi dan kerap kali kedatangan pembeli yang baru saja datang untuk sekedar melihat. Di dalam, Alisha sibuk tengah membantu para karyawan membuat cake dan juga kue tar. Ada yang sedang membuat hiasan, dan juga beberapa cake kecil seperti brownies. Alisha tersenyum puas kala cake buatannya sangat cantik dan menjadi langganan para pembeli. Ia memberikan cake itu untuk segera di pajang di etalase depan. Alisha keluar dari dapur. Di dalam toko juga ia sengaja meletakkan beberapa meja dan kursi untuk pembeli yang ingin duduk santai disana. Juga bagi para remaja yang sekedar untuk belajar dan juga berkumpul. “Raka, kamu istirahat dulu. Ini waktunya makan siang kan? Biar saya yang jaga.” Karyawan pria yang usiany

  • Paman Untuk Ibuku   13. Saya Bukan Istrinya

    Sudah 6 bulan dirinya tinggal bersama keluarga Alexander sebagai menantu tertua di rumah itu. Dan selama 6 bulan itulah, perasaan aneh tiba-tiba muncul saat berhadapan dengan Sebastian. Pria itu … Alisha tidak bisa mendeskripsikan bagaimana dia. Sikapnya yang seringkali berubah-ubah, cenderung membuat perhatiannya teralihkan salah satunya selain dari putranya sendiri. Terkadang pria itu kerap beberapa ingin mengatakan sesuatu tapi ujung-ujungnya tidak jadi. Sebenarnya apa yang ingin dia katakan? Alisha menjadi bingung sekaligus di buat penasaran. Mungkin dirinya akan bertanya langsung ketika waktunya sudah tepat. Selain itu, selama ini dirinya tinggal di rumah ini, tak sekalipun ia berdiam diri. Sesekali mencoba mencari ide untuk mencari uang sendiri, seperti sekarang ini. Karena Alisha sebelumnya sempat membuat kue, dan untungnya kue itu laku keras. Dia berencana membuka toko untuk usahanya nanti. Untuk sekarang dia hanya perlu membeli perlengkapan dan juga beberapa bahan. “Mbak,

  • Paman Untuk Ibuku   12. Minta Maaf

    Ia berjalan dengan kepala menunduk dalam. Tadi, sebelum mandi Bunda memperingatinya untuk segera meminta maaf pada Omnya. Sekarang adalah waktu yang tepat. Leon melihat Sebastian berada di ruang tengah sembari menunggu persiapan makan malam selesai. Langkah kakinya ia gerakkan secara perlahan namun pasti. Sebastian sedang bermain dengan ponselnya. Di balik dapur, Ivana dan Alisha sedang memasak. Sebelum benar-bener memanggil pria itu, Leon menoleh ke belakang dengan kedua bibir sedikit maju ke depan—gugup. Kenapa Bundanya tidak membantunya sama sekali?Ya sudahlah. Ia ingin segera menyelesaikannya secepat mungkin. Leon memanggil pria itu, dengan pelan. “Om Bas …” Panggilnya sedikit panjang dan manja. Pria itu langsung menoleh. Gumaman kecil saja sanggup membuat pertahanan yang ia bangun runtuh. Dia tidak lagi memainkan ponselnya.“Kenapa?” Leon mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Bagaimana wajah pria itu yang sedikit pun tidak menunjukkan kemarahan. Apa mungkin Omnya tidak marah

  • Paman Untuk Ibuku   11. Mereka Kenapa?

    Kedua alisnya kian mengkerut dalam saat mendapati putranya pulang dengan wajah tertekuk masam. Ada apa? Kenapa putranya seperti sedih? Di belakangnya sosok Sebastian baru turun dari dalam mobil. Biasanya … ketika mereka berdua pulang dari kantor, Alisha selalu melihat putranya itu riang gembira, melepas tawa lalu bercerita bagaimana dirinya begitu senang berada di kantor. Namun kali ini … hm, seperti ada yang salah. Lihatlah, saat Leon sudah ada di depannya, bocah itu diam dan tidak semangat seperti biasa. Alisha berjongkok, menyamai tinggi putranya. Sembari mengelus surai legam yang mirip seperti suaminya. “Kenapa? Kok tumben Leon diem?” Alisha berusaha untuk bertanya. Pandangannya beralih tepat di mana Sebastian berada, saat Leon mencuri pandang, namun dengan wajah sedikit … ketakutan. Alisha mulai was-was. Ekspresi Leon saat ini menggambarkan bahwa bocah ini sepertinya telah melakukan kesalahan entah apa itu. Karena ketika Sebastian ingin menyerahkan tas milik Leon, pria itu malah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status