Share

15: Samurai Berhati Biru

Darda memperhatikan keponakannya yang sedari tadi terus mengawasi jalan di depan penginapan dari balik jendela. Dia mencoba menarik perhatian Anila dengan memukul-mukulkan alu ke mangkuk keramik yang digunakan untuk menumbuk obat hingga cukup berisik, tapi gadis itu seakan tak mendengarkan apalagi terganggu.

“Ke mana pikiranmu itu pergi, Anila?” Darda terus sibuk menumbuk ramuan obatnya.

“Kenapa dia belum juga kembali, Paman? Apa sesuatu terjadi padanya?” Anila menggigit bibir sambil mengusap-usap lengan kirinya yang diperban.

Darda akhirnya mengalah. Dia singkirkan tumbukan obatnya dan berjalan mendekati gadis itu. Pria paruh baya itu melepas ikatan setangan pada kepala dan menyeduh dua cangkir teh hijau. Dia sodorkan satu pada Anila yang diterima masih dengan pandangan menatap jalan setapak di depan penginapan mereka.

“Sudah kukatakan, bukan? Jangan menaruh hati pada para pujangga. Karena mereka akan mel
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status