Seminggu berlalu,
Andrew dan Ann sudah diizinkan untuk pulang. Namun, ada yang berbeda kali ini. Mereka tidak kembali ke mansion, melainkan menyewa rumah yang lebih kecil. Semenjak Andrew memutuskan pensiun dini, yang katanya telah menjual seluruh aset dan sahamnya, dia memilih hidup sederhana dan fokus untuk merawat Ann.
“Kamu tidak masalah kan hidup sederhana seperti ini?” tanya Andrew setelah sampai rumah kecil itu.
Alya tampak tersenyum kikuk. Rumah kecil itu mengingatkannya tentang rumahnya dulu bersama Haris. Kecil, minimanis, dan sempit. Lebih buruk lagi, dia yang selalu berantem dengan Haris setiap hari menjadikannya tidak ubahnya neraka.
“Kok diam? enggak suka ya tinggal di sini?” tanya Andrew.
“Eh, siapa bilang? Justru aku yang bertanya sama kamu. Apakah kamu betah dengan kondisi rumah seperti ini?” timpal Alya. Pria arogan yang sering dimanjakan dengan kemewahan harus menerima keadaan baru yang mungkin kedepannya akan serba kekurang
Gimana nih komennya tentang Andrew?
“Aku bersihkan area belakang dulu ya,” ucap Andrew sebelum beringsut ke belakang. Dia dan tubuh besarnya yang mengkhilap tenggelam di perbatasan ruang tamu dan ruang tengah. Alya hampir sesak nafas dibuatnya. Bagaimana sedari tadi dia memperhatikan tubuh Andrew dalam kekaguman. Bahkan jika dibandingkan dengan Benny, tubuh Andrew jauh lebih terpahat sempurna. Walau kulitnya putih, tapi kesan macho semakin mencuat dengan otot yang menyembul sana sini. Membuat libido kewanitaannya tidak tertahan lagi.Alya menyusul Andrew ke belakang. Semata-mata untuk mengambil peralatan kebersihan dan berniat memulainya dari ruang tamu. Dia harus mengontrol dirinya agar tidak meledak-ledak karena Andrew yang begitu menggairahkan. Bahkan dia tidak menyadari kalau nafasnya sudah memburu saking nafsunya.Dia berjalan ke belakang seperti mengendap-endap. Dia butuh mempersiapkan mentalnya walau hanya sekedar bertemu dengan Andrew. Andrenalinnya terpacu kalau bertemu dengan Andrew
Sejenak Andrew terpaku. Pakaian basah Alya jelas menunjukan postur gemuainya. Dua bulatan sintal tercetak jelas. Alya yang merasa diperhatikan lantas menutup kedua bulatan indahnya. Membuat Andrew dengan sikap jantannya memalingkan wajah.“Maaf.”‘Aduh, kenapa Andrew bisa sealim ini sih? Kenapa dia tidak menerkamku dengan sentuhan kasarnya,’ gerutu sisi liar dari Alya, tapi akal sehatnya berkata bahwa sikap Andrew jelas menunjukan bahwa dia sangat menghargainya. Bukankah wanita yang diperlakukan istimewa oleh seorang pria, menunjukan bahwa wanita itu cukup berharga.“Aku bantu kamu berdiri,” ujar Andrew sambil mengangkat tubuh Alya. Alya bisa merasakan tubuhnya bersentuhan dengan kulit kasar dan berotot Andrew. Membuat darahnya berdesir tidak terkendali.“Andrew, sebaiknya kamu istirahat di belakang saja. Biarkan aku melanjutkan mengepel.”Andrew menaikkan alis tebalnya,”Kamu melanjutkan ngepel
Pernikahan Manto dan Catty sudah dilaksanakan. Villa Manto di puncak menjadi pilihan mereka untuk mengadakan pernikahan mewah dan supermegah itu. Bahkan, acara pernikahan mereka sampai diliput langsung oleh media di televisi, seakan ingin menunjukan kepada dunia betapa bahagia pasangan beda usia itu. Yang mungkin di usia Catty sekarang harusnya lebih pantas menjadi anakny Manto daripada istrinya. Ketiga istri Manto yang hadir dalam pernikahan itu merasa acara pernikahan itu berlebihan. Apalagi untuk gadis seperti Catty yang notabene adalah istri keempat, tapi pestanya melebihi dari pernikahan mereka sebelum-sebelumnya. Catty tidak pantas mendapatkan perlakukan seperti itu! Ketiga istri Manto pun melipir menuju kamar pengantin, tempat Manto dan Catty memadu kasih. Mereka sempat melihat Manto yang keluar dari ruangan itu, sehingga ini adalah kesempatan bagi mereka untuk melabrak Catty. “Heh! Kamu!” Catty yang sedang melepas aksesoris di kepalanya terper
“Istirahat Alya, jangan tiduran di situ.” Andrew menghampiri Alya yang merebahkan kepalanya di samping ranjang Ann. Ann terlihat sudah terlelap dalam tidurnya setelah dibacakan novel romantis berbalut komedi di salah satu aplikasi online.Alya mendongak. Di tengah pandangannya yang kabur, dia melihat sosok Andrew yang basah sehabis mandi. Bisa dilihat dari rambutnya yang basah, juga sebagian air yang mengalir di tubuh kokohnya, serta handuk yang melilit sebatas pinggang. Alya bisa menebak kalau Andrew pasti tidak menggunakan celana dalam.“Lebih baik kamu pindah ke kamar saja,” ujarnya lembut. Pria itu terlihat menepuk pundak Alya. Ingin rasanya Alya membalas dengan menyentuhnya, tapi dia malu.“Enggak apa-apa Andrew, aku sudah biasa kok. Kamu saja yang istiharat gih,” balas Alya, tapi dengan pandangan yang tidak lekat dari postur kokoh Andrew yang menawan. Terlebih bulu di sekitar area depannya yang mulai lebat. Mungkin, lain
Perkembangan kesehatan Ann, hari demi hari semakin membaik. Bahkan, yang lebih menggembirakan, dia sudah mulai berbicara sepatah dua patah kata. Tentu ini sangat menggembirakan khususnya buat Alya yang telah merawatnya selama ini.Namun, tidak dengan Andrew. Pagi itu, dia terlihat sangat emosi. Entah apa penyebabnya, tapi yang jelas setelah mengangkat telfon dari seseorang. Moodnya langsung hancur seketika.“Andrew, mau kemana?” tanya Alya saat melihat Andrew yang menggunakan pakaian rapi sambil mendorong kursi tempat duduk Ann.Pria itu terlihat menghela nafas sejenak. Sebisa mungkin, dia berusaha untuk tidak menampilkan wajah emosi ke Alya, Meskipun itu percuma saja.“Aku ingin mengecek kesehatan ibu,” tukasnya singkat.“Aku ikut.”“Jangan, kamu di rumah saja,” sahut Andrew cepat menimpali. Wajah garangnya kembali terlihat.Alya tidak bisa membantah. Dia sudah sangat hafal dengan tabia
“Jadi semua ini atas rencana Tuan Andrew, Nyonya. Sewaktu di rumah sakit, kami sengaja bertengkar di depan Nyonya yang seolah-olah Tuan Andrew mau menjual perusahaannya padahal tidak,” tutur Bernando yang duduk bersama keluarga besar majikannya di sebuah restoran mewah. Begitu acara kejutan ulang tahun selesai, Andrew sengaja membooking penuh restoran untuk makan-makan bersama untuk merayakan bersatunya dirinya dan juga Alya.“Tapi actingmu mantap sekali Bernando, kamu cukup mengerikan sekali kalau marah, atau jangan-jangan kamu punya dendam pribadi sama aku!” kelakar Andrew.“Iya, enggaklah Tuan. Tapi saya tidak enak hati sama Nyonya karena telah membuatnya panik setengah mati sampai berlari-larian menuju mansion,” sahut Bernando yang membuat tawa Andrew semakin pecah.Alya yang terlihat menyuapi Ann dengan bubur terlihat jengkel. Bagaimana pagi itu, dia dikerjai habis-habisan oleh Andrew. Namun, semua terbayar dengan pesta k
“Kamu bilang Alya lebih baik dari proyek kamu? Kamu benar-benar sudah tidak waras Andrew. Dia bahkan pernah menjadi bekasku!” cecar Manto dengan khas tawa bapak-bapaknya. Andrew terlihat tersenyum kecut. “Kamu pikir wanita yang ada di samping kamu itu bukan bekasku! Bahkan aku mendapatkan perawannya lebih dahulu dibandingkan dengan kamu,” sambar Andrew membuat Manto bungkam. Pria tua itu lantas menoleh ke Catty seakan meminta kebenaran atas apa yang dikatakan Andrew. “Tidak Honey, jangan percaya sama dia. Kamu tahu kan kalau dia hanya musuh besarmu. Dia pasti mengada-ada,” Catty terlihat mengelak. Dia panik kalau sampai Manto membuangnya. Dia tidak ingin rencananya gagal total. “Mengada-ada? Aku punya data kamu lengkap selama kamu bekerja denganku. Termasuk, terakhir kamu mendorong mamaku sampai terjatuh di tangga. Aku bisa memproses kamu secara hukum Fatimah!” Manto semakin melotot ke Catty. Bagaimana dia kehilangan wajah di depan musuh besarny
“Kok kita ke hutan?”Manto tidak menjawab. Dia terus melajukan kendaraannya hingga mencapai tempat yang paling sepi di hutan. Catty tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.Hingga sampailah mereka di tepi jurang, Manto segera keluar dari mobilnya untuk menyeret Catty.“Lepaskan! Kamu mau ngapain Manto!” Catty meronta tatkala tangannya ditarik paksa menuju pinggir jurang. Tentu saja kekuatannya tidak seberapa dengan Manto.“Tamatlah riwayatmu jalang. Daripada kamu memberikan kekayaanku lebih baik kamu mati!”Catty membelalakan mata. Ternyata dia selama ini berurusan dengan orang yang salah. Manto adalah iblis yang mampu melakukan apapun demi tercapai tujuannya, tidak segan menghabisi nyawa seseorang yang berani macam-macam dengannya.“Tolong jangan Manto, aku berjanji akan menuruti semua keinginanmu! Asalkan jangan bunuh aku!” Catty mulai ketakutan, tatkala tubuhnya sudah menghadap ke ju