Share

Bab 3.

     Joey perlahan berjalan mendekat pelan-pelan, lalu ia melihat sebuah sepeda motor di depan rumah kosong.

     Joey menangkap pembicaraan 2 laki-laki dengan indra pendengarannya, "Dompet yang kita dapat, ternyata lumayan juga."

     "Ya, ini jauh lebih memuaskan dari hasil korban kita Kemarin-kemarin," ucap temannya.

     Joey yang mendengar pembicaraan mereka, lalu ia berpikir dengan otak cerdasnya. Lalu ia menyimpulkan kedua laki-laki itu adalah maling, Joey tersenyum menyeringai. Ia mengambil 2 batu sebesar kepalan tangannya. Lalu ia lempar sekuat tenaganya.

     “BUGH! BUGH!” Kedua batu yang ia lempar mengenai kepala 2 maling itu hingga jatuh ke tanah.

Joey mendekati 2 maling itu, Joey mengambil semua uang-uang di dalam dompet hasil curian kedua maling itu. Lalu salah satu maling membuka matanya. Dengan cepat Joey menginjak-injak wajah maling itu hingga tak sadarkan diri. Setelah selesai mengambil semuanya, Joey pergi berjalan mendekati sepeda motor yang terparkir di depan rumah kosong.

     Beruntung kunci motor yang ia dapat dari saku celana dari salah satu maling tadi. Joey menyalakan sepeda motor bebeknya, lalu pergi meninggalkan tempat itu begitu saja.

     Setelah memakan waktu 1 jam lebih, Joey telah sampai di kos-kosnya. Ia masuk ke dalam kamar. Kamarnya cukup kecil, hanya ada kasur dan lemari.

     "Tempat yang sungguh memperhatikan."

     Karena tak nyaman dengan tubuhnya yang penuh dengan luka, ia memilih untuk mandi. Ia mengambil handuk, pakaian ganti, lalu pergi ke kamar mandi yang ada di luar.

     Setelah mandi, dan mengenakan pakaian gantinya. Ia mengambil kotak P3K yang tersimpan dalam lemari kecilnya, ia mengobati lukanya. Karena pakaian Joey sebelumnya memang sudah lama, dan robek.

     Maka Joey selalu menyediakan perlengkapan jahitnya untuk menjahit pakaiannya sendiri dengan tangannya. Kali ini, Joey yang sekarang mengambil perlengkapan jahitnya.

     Ia bukan untuk menjahit pakaiannya, melainkan menjahit luka sobekan di lengannya. Tak lupa ia meneteskan alkohol sebelumnya. Meski sakit, ia sudah terbiasa melihat darah, karena di kehidupan yang dulu.

     Ia tak pernah takut dengan darah, melihat darah ia menjadi semangat, meskipun darahnya sendiri. Tiba-tiba ia teringat ada hal yang mengganjal. Ternyata hari ini ia tak masuk kerja.

     "Biarlah, besok aku tinggal berangkat saja, beres."

     Setelah selesai mengobati lukanya, ia merebahkan tubuhnya, ia menatap langit ruangan kamarnya, "Aku kembali hidup di masa depan dengan tubuh yang muda."

     Joey terkekeh, "Sepertinya aku harus menikmati masa mudaku. Memang dulu aku tak pernah menikmati masa mudaku."

     Ya, di kehidupan sebelumnya, ia hanya sibuk kerja menjalankan misinya tanpa menikmati masa muda. Mungkin sekarang, ia bisa menikmati masa mudanya sambil membalas dendam. Karena sudah malam, Joey menutup kedua bola matanya. Ia tidur istirahat. Karena besok mau tak mau, ia harus menjalankan aktivitas yang biasanya dialami si pemilik tubuhnya.

     ---

     Hari sudah mendekati siang.

     Banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi masuk ke dalam kampus sesuai jadwal kelasnya. Semua beraktivitas seperti biasanya. Rifky dan gengnya telah duduk di kelas yang mereka ikuti.

     Kebetulan ia satu ruangan dengan salah satu wanita idaman para mahasiswa, siapa lagi kalau Angelica. Dan hari yang menyenangkan bagi Rifky, karena tak ada Joey yang hadir di kelasnya.

      salah satu anggota geng Rifky berdiri. Rangga pergi ke toilet tanpa izin, sang dosen hanya pasrah. Karena Rangga salah satu anggota gengnya Rifky, jadi ia tak berani menegur. Rangga berjalan ke arah toilet.

     Ia masuk ke dalam kamar mandi. Saat fokus buang air besar tiba-tiba dari atas ada air menyiramnya. Tentu saja itu membuat Rangga terkejut dan marah.

     "Brengsek!” Rangga berteriak.

     Ia segera memakai celana setelah membersihkan sisa-sisa kotorannya. Ia segera keluar dari kamar mandi. Setelah keluar, betapa terkejutnya ia melihat Joey berdiri di hadapannya.

     "Wah, ternyata si Culun ini sudah berani, kamu belum puas setelah diberi pelajaran kemarin?" Lalu ia melihat kedua mata Joey. Rangga terkekeh.

     "Kau membeli kacamata baru? Apa karena membeli kacamata baru yang membuatmu kau telat masuk kelas? Aku kira kau takut masuk kuliah."

     karena kemarin saat membully Joey, kacamatanya pecah oleh mereka. Joey tidak menjawab, dengan santainya Joey melepas kacamatanya dan menyimpannya di saku kemejanya. Rangga mengerut dahinya, saat melihat kedua tangan Joey yang memakai sarung tangan.

     "Hei, untuk apa kau memakai sar..."

     “BUK!”

     Tanpa aba-aba Joey menghantam wajah Rangga dengan telapak tangannya. Lalu mendorongnya dengan kuat, sehingga belakang kepala Rangga membentur tembok dengan keras. Dengan cepat Joey mengikat kedua tangan Rangga dengan ikat pinggangnya, selagi Rangga belum bangkit dari sakitnya.

     Rangga kesakitan, ia pun berteriak. Tapi sebelum berteriak, Joey langsung memasukkan pasir yang ia simpan di saku celananya ke dalam mulutnya Rangga. Tentu saja Rangga terkejut dibuatnya, ia ingin memuntahkan pasir dalam mulutnya. Namun lagi-lagi Joey langsung membekap mulut Rangga.

     "Rasa pasir bagaimana? Enak ya?" tanya Joey dengan wajah cerianya.

     Rangga yang melihat Joey seperti itu terkejut bukan main, ia benar-benar terkejut akan aksi Joey. Karena Joey terkenal culun dan penakut. Ia igin sekali berteriak, tapi apa daya, Joey telah memasukkan pasir ke dalam mulutnya, ditambah dibekap dengan kuat-kuat.

     Kali ini Rangga berteriak kesakitan tak main saat tangan satunya Joey meninju otongnya. Meski tertutup kain celana, tetap saja ia merasakan sakit yang tak karuan.

     "Sakit kah?" tanya Joey dengan wajah polosnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Axel Tuanpuky Latugonzina
gk seruh ceritanya GK nyambung
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status