Share

Bab 202. Lemas

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-29 22:05:36

“Mau makan yang lain?” tawar Bara kepada Salma yang tampak lemas sehabis memuntahkan semua isi perutnya.

Salma hanya menggeleng.

“Mau rujak misalnya?” tanya Bara lagi.

“Gak, Mas,” jawab Salma lesu.

Bara bingung mau menolong istrinya seperti apa, dan juga kasihan melihatnya lemas banget. Bara hanya membantu mengurut pundak Salma.

“Ya Allah, sabar ya, Sayang,” ucap Bara sambil memeluk Salma erat.

Salma hanya mengangguk lesu.

Perawat mengantarkan sarapan untuk pasien.

“Mas suapin ya,” ujar Bara lembut.

Salma hanya mengangguk menurut.

Bara menyuapi Salma dengan telaten, sedangkan bu Bira dan bu Aisah sedang ke kantin rumah sakit untuk mencari sarapan.

Belum selesai juga Bara menyuapi Salma, lagi-lagi Salma kembali mual dan memuntahkan makanannya.

“Nak, makan ya kasian Umi jadi lemah gitu, Nak,” ujar Bara sambil mengelus perut sang istri.

“Minum teh nya ya,” bujuk Bara yang diikuti anggukan oleh Salma.

“Makan lagi?” tanya Bara karena makanan Salma masih banyak di dalam piringnya.

“Gak usah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 205. Suka atau Lapar

    Bara hanya terdiam, memandang layar ponselnya. Ainel terus memanggilnya.“Jangan bilang kalian ada apa-apa di belakang Salma,” ujar bu Bira mendelik ke arah Bara.“Enggak ada apa-apa ma sungguh,” jawab Bara seperti anak kecil yang ketahuan melanggar aturan.“Terus kenapa dia menelepon kamu?” tanya bu Bira lagi.“Bara gak tahu ma,” jawab Bara singkat.“Kenapa gak kamu angkat?” cecar bu Bira.“Nanti Bara salah lagi kalau diangkat,” jawab Bara menyesap kopinya.“Yaudah kamu angkat di depan mama,” perintah bu Bira.Akhirnya Bara menggeser tombol hijau pada ponselnya.“Halo Nel,” sapa Bara.“Bar, nomor Salma kenapa gak aktif ya. Gua mau ngabarin loh besok barangnya masuk kalau mau kesini,” ujar Ainel semangat.Sementara itu Salma yang ternyata mendengar pembicaraan bu Bira dan Bara menghela nafas lega saat mendengar teriakan Ainel yang ternyata mau menghubungi nya. Ponselnya Salma kelupaan mengisi daya, jadi mati total.Awalnya Salma mau turun untuk mengambilkan minum, karena the yang dia p

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 204. Tidak Percaya Diri

    "Kok pada diam?" tanya Bara heran."Horeeee!" jawab Rikel dan Tama bersamaan. Ternyata keduanya sengaja jahilin sang papa."Adiknya dimana?" tanya Rikel."Masih dalam perut umi sayang," jawab Bara."Umi, cepat cembuh ya Tama mau lihat adiknya," ujar Tama sambil memegang tangan Salma.Salma mengernyitkan keningnya dengan perkataan Tama."Adiknya kalau kita mau lihat pakai alat dokter sayang, nanti kalau sudah lahir baru bisa Tama ajak main," jelas bu Aisah."Oh, jadi belum bisa diajak main nek?" tanya Tama penasaran."Belum sayang," jawab Bara sambil mengelus kepala kedua anaknya.Keduanya sibuk berebutan mau duduk dekat uminya."Mama gak kesini bu?" tanya Bara kepada bu Aisah."Tadi beliau bilang mau ke kantor kayaknya," ujar bu Aisah."Ngapai ke Zaulhimar?" gumam Bara heran."Mungkin karena sudah lama gak kekantor," jawab bu Aisah."Bisa jadi."Bu Aisah membawa makan siang untuk Bara, umi dan abah. Juga membawa berbagai macam makanan, ada cake yang disukai Salma juga jus buah mangga.

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 203. Permintaan Damai

    "Umi?" panggil Salma saat membuka mata tak percaya Uminya sudah berada di sampingnya.Salma mengucek matanya untuk memastikan bahwa itu Uminya, kemudian sejurus kemudian Salma langsung memeluk Uminya erat."Selamat ya Nak, akhirnya Umi mau nambah cucu," ujar Umi Melati sambil menciumi pipi Salma."Muntah terus, Mi," rengek Salma."Sabar ya Sayang, itulah nikmatnya jadi seorang Ibu," ujar Uminya."Makan ya Umi suapin?" bujuk uminya."Hu-um," Salma mengangguk."Bara, ini makanan untuk Salma?" tanya umi kepada Bara."Iya Mi, atau mau Bara belikan yang baru?" tanya Bara."Gak usah ini aja kayaknya, Nak," jawab umi yang dijawab dengan anggukan oleh Bara.Bara sedang sibuk dengan ponselnya."Halo Hardi, apa kabar?" Akhirnya Bara menjawab panggilan dari Hardi."Baik, Pak Bara," jawab Hardi sambil terkekeh."Angin apa yang membuat pak Hardi menelepon saya?" tanya Bara sambil melihat jam karena sebentar lagi harus join meeting."Hmmmm... Masalah laporan Bapak untuk Hernadi," jawab Hardi terpot

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 202. Lemas

    “Mau makan yang lain?” tawar Bara kepada Salma yang tampak lemas sehabis memuntahkan semua isi perutnya.Salma hanya menggeleng.“Mau rujak misalnya?” tanya Bara lagi.“Gak, Mas,” jawab Salma lesu.Bara bingung mau menolong istrinya seperti apa, dan juga kasihan melihatnya lemas banget. Bara hanya membantu mengurut pundak Salma.“Ya Allah, sabar ya, Sayang,” ucap Bara sambil memeluk Salma erat.Salma hanya mengangguk lesu.Perawat mengantarkan sarapan untuk pasien.“Mas suapin ya,” ujar Bara lembut.Salma hanya mengangguk menurut.Bara menyuapi Salma dengan telaten, sedangkan bu Bira dan bu Aisah sedang ke kantin rumah sakit untuk mencari sarapan.Belum selesai juga Bara menyuapi Salma, lagi-lagi Salma kembali mual dan memuntahkan makanannya.“Nak, makan ya kasian Umi jadi lemah gitu, Nak,” ujar Bara sambil mengelus perut sang istri.“Minum teh nya ya,” bujuk Bara yang diikuti anggukan oleh Salma.“Makan lagi?” tanya Bara karena makanan Salma masih banyak di dalam piringnya.“Gak usah

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 201. Bawaan Bayi

    “Mas, berarti Salma hamil?” tanya Salma dengan mata yang berbinar.Bara hanya mengangguk dan tersenyum lembut ke arah sang istri.“Ya Allah, Alhamdulillah,” ucap Salma sambil memeluk Bara erat.“Selamat ya, Sayang,” ujar Bara mengecup kening sang istri.Sepasang suami istri tersebut berpelukan erat, bu Bira hanya melihat tanpa berniat menyela dan lebih memilih untuk tiduran di sofa. Malam ini beliau akan ikut menginap di rumah sakit.“Kamu jaga ya kandungannya, jangan kecapean terus satu lagi, kamu jangan banyak pikiran,” ujar Bara membingkai muka sang istri dengan kedua tangannya.“Hu-um,” Salma hanya mengangguk dan mengusap-usap perutnya yang masih datar tersebut.“Salma harus kabarin Abah sama Umi,” ujar Salma bahagia.“Besok aja, kalau malam ini nanti mereka ngotot mau kesini. Besok biar dijemput sama Rido,” ujar Bara dan disetujui oleh Salma dengan anggukan.Kembali Bara memeluk sang istri kedalam pelukannya, Salma menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Bara.“Terima kasih

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 200. Hamil

    Bu Aisah berlari memanggil salah satu pengawal untuk menyiapkan mobil, Bara menggendong Salma keluar. Sedangkan bu Bira yang awalnya cuek dan kesal kepada Salma menjadi panik melihat Salma benar-benar tak berdaya,“Umi kenapa?” tanya Tama dan Rikel yang keluar kamar bermain mendengar keributan di luar.“Umi sakit, Tama dan Ikel disini sama bibik ya,” bujuk bik Sri.“Mau ikut Papa,” teriaj keduanya saat melihat Bara, bu Aisah dan bu Bira ikut masuk kedalam mobil menuju rumah sakit. Kebetulan Jojo belum sempat mematikan mobilnya dari mengantar Ainel dan langsung tancap gas menuju rumah sakit terdekat.“Salma,” panggil Bara sambil memegang pipi Salma yang tampak pucat.Bu Aisah tampak mengoleskan minyak kayu putih di tengkuk dan hidung Salma, namun Salma belum juga menunjukkan akan sadar.“Cepetan dong, Jo. Hidupin lampu bahayanya,” ujar bu Bira yang duduk di sebelah Jojo kursi depan samping kemudi.“Baik, Bu,” ujar Jojo menurut dan menghidupkan lampu hazard pada mobilnya.Bu Bira tampa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status