Share

Bab 224

Author: Danira Widia
Janice memesan taksi melalui ponsel. Namun, saat siang tadi, dia memesan dengan lokasi di persimpangan jalan. Karena terburu-buru, dia lupa memperbarui lokasinya. Ketika dia menyadarinya, sopir sudah menerima pesanan. Lantaran tidak ada pilihan lain, Janice terpaksa menahan sakit sambil berjalan menuju persimpangan.

Meski jaraknya pendek, setiap langkah terasa sangat menyiksa.

Kebetulan Malia keluar dari studio. Janice memanggilnya: "Malia, kamu ...." bisa bantu aku ke persimpangan depan nggak?

Biasanya, Malia senang berpura-pura jadi sahabat baiknya, jadi tidak ada salahnya meminta bantuan sekarang. Namun belum sempat Janice menyelesaikan kalimatnya, Malia memotong sambil menatap pergelangan kaki Janice.

"Maaf, Janice, ibuku bilang punggungnya sakit waktu kerja tadi sore. Aku harus segera ke rumah sakit. Maaf, aku nggak bisa membantu. Aku pergi dulu ya."

Wajah Malia tampak seperti merasa bersalah, tapi sorot matanya menyiratkan kepuasan. Dia membayangkan Janice akan terjatuh di tempat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 988

    Orang yang masuk bukan orang lain, melainkan Leah yang baru saja kembali dari rumah sakit. Nada bicaranya seolah-olah menyiratkan bahwa Janice yang memaksa Amanda untuk memecat Kayla. Secara tak langsung, dia ingin membuat rekan-rekan kerja menjauhi Janice.Leah memiliki jabatan yang sedikit lebih tinggi dibanding desainer biasa. Kalau dalam keadaan normal, demi pekerjaan, Janice pasti akan memilih untuk menghindari konfrontasi. Namun, Leah yang selalu berbicara dengan nada seperti itu benar-benar membuatnya jengkel.Janice menarik napas dalam-dalam, lalu langsung menarik tangan asisten Amanda. "Kamu bilang Kayla kasih 1 miliar ke ibu dan anak itu? Yakin?""Tentu saja yakin. Aku punya saudara yang jadi perawat di rumah sakit. Kebetulan dia yang menangani bangsal tempat Kayla dirawat. Dia dengar langsung sendiri, jadi nggak mungkin salah."Janice mengangguk dengan ekspresi sedih. "Ibu dan anak yang datang itu adalah keluarga teman sekamarku dulu. Dia ditangkap karena menjebakku sebelumn

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 987

    Di studio.Janice sedang bermain ponsel. Kebetulan, dia melihat pengumuman dari Grup Karim mengenai perhiasan kenangan. Namanya juga ikut disebut.Ini pertama kalinya Keluarga Karim menyebutkan namanya secara terbuka dan positif. Di kolom komentar, bahkan beberapa desainer perhiasan dari Kota Pakisa mengucapkan selamat padanya.Meskipun tahu itu semua hanyalah semacam upaya mencari muka, tetap saja dia merasa seperti sedang perlahan kembali ke jalurnya.Namun, semakin membaca komentar, semakin tidak masuk akal isinya.[ Aku suka banget ship yang aneh-aneh. Kalian pernah lihat nggak waktu Jason dan Janice masuk di foto keluarga? Walaupun cuma sedikit, kok rasanya mereka agak cocok ya? ][ Kukira cuma aku yang mikir begitu. Tatapan Jason di foto itu bahkan nggak sedingin biasanya. ][ Kalian benaran berani ya ship mereka? Nggak takut dapat surat pengacara? ][ Toh nggak ada hubungan darah juga. Lagi pula, mereka juga nggak banyak interaksi. Kita ini cuma buat seru-seruan, nggak bakal sam

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 986

    Di rumah sakit.Begitu Kayla sadar, dia langsung melihat Leah duduk di sisi ranjang. Dia ketakutan dan langsung mundur. "Ka ... kamu mau apa?"Bibir Leah yang merah merona sedikit terangkat. Jika dilihat dalam situasi biasa, senyumannya akan terkesan lembut. Namun, saat ini Kayla merasa bahwa dirinya tidak pernah benar-benar memahami Leah.Leah mengambil sebuah apel segar dari keranjang buah yang baru dibelinya, lalu menarik sebilah pisau baru. Dengan perlahan, dia mengupas kulit apel. "Orang-orangku sudah menahan mereka di luar. Kamu nggak perlu terburu-buru. Aku kupaskan buah untukmu, kamu istirahat saja."Kayla menatap Leah dengan tatapan tak percaya. Sesaat, dia bahkan mengira semua yang terjadi barusan hanyalah mimpi buruk.Leah menunduk sambil mengupas apel. Jari-jarinya yang putih halus memegang pisau buah dengan perasaan yang sulit dijelaskan."Kayla, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Sebaiknya jangan bertindak gegabah." Leah menusukkan pisau ke seiris apel dan menyodorkannya ke

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 985

    "Lihat baik-baik," kata Amanda sambil kembali meneguk minumannya.Janice langsung membuka ponselnya dan mencari situs resmi Rizal. Dia menyadari warna dan gaya desain Rizal hampir sama seperti studio Amanda setelah membuka situs itu, tetapi harganya jauh lebih terjangkau. Banyak produk laris mereka yang terlihat sangat familier juga. Setelah dilihat-lihat lagi, karya-karya terbaru mereka juga terasa makin mirip dengan karya Amanda.Setelah memperbesar karya-karya Rizal, Janice menyadari kejanggalannya. Rizal ini sebenarnya mengambil jalur perhiasan tiruan berkualitas tinggi. Selain logo dan bahan yang digunakan agak berbeda, desain mereka hampir seperti meniru karya-karya Amanda sepenuhnya. Tidak perlu ditebak pun sudah tahu, ini pasti ulah mantan suami Amanda.Amanda meletakkan gelasnya. "Dulu aku begitu tulus padanya dan ini balasan yang aku dapat. Dia menjiplak semua karyaku dengan cara yang begitu keji.""Jadi?" tanya Janice sambil meletakkan ponselnya dan menatap Amanda dengan ser

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 984

    Janice dan Jason berdiri di tempat yang tidak jauh dan menyaksikan semua pertunjukan.Saat Kayla akhirnya dibawa pergi ambulans, rekan-rekan kerja yang biasanya dekat dengannya pun tidak berani ikut menemaninya. Pada akhirnya, Amanda yang menyuruh Leah ikut menemani. Saat itu, rekan-rekan kerja lainnya pun menghela napas lega.Namun, ekspresi Janice menjadi tegang karena dia tahu Amanda menyuruh Leah ikut dengan ambulans bukan karena khawatir pada Kayla, melainkan agar Kayla menutup mulutnya. Melihat itu, dia pun menghela napas."Sudah mengerti? Kamu mau bagaimana?" tanya Jason.Janice menggigit bibirnya. "Sepertinya Kayla sudah tamat, tapi ... mereka harusnya tetap aman.""Ya," jawab Jason sambil menundukkan kepala dan menatap Janice, seolah-olah menunggu kalimat berikutnya dari Janice.Setelah ragu sejenak, Janice perlahan-lahan berkata, "Biarkan aku memikirkannya lagi.""Baik," kata Jason. Dia tidak memaksa Janice menerima kenyataan orang yang pernah menjadi guru dan sahabat baik di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 983

    Kayla mengabaikan rasa sakitnya, lalu tersenyum pada Keluarga Gunawan. "Saudara sekalian, aku rasa pasti ada kesalahpahaman di antara kita. Bagaimana kalau kita duduk di ruang tamu dan bicarakan ini baik-baik?"Seolah-olah tahu Kayla akan berbicara seperti itu, kakaknya Layla langsung mengangkat tangannya dan melambaikannya dengan ekspresi kesal. "Cepat bayar. Kalau nggak, jangan salahkan aku kalau aku nggak sungkan."Ibunya Layla juga menambahkan, "Tadi cuma minta dua miliar, sekarang kami mau tiga miliar. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa hidup tenang."Melihat orang-orang itu terus mendesaknya, Kayla yang sebagai desainer kelas atas tidak mungkin bisa menerima perlakuan seperti ini. Dia menepis tangan Leah yang mencoba menenangkannya, lalu langsung berteriak, "Aku sudah dipukul sampai begini, nggak minta kalian ganti rugi saja sudah bagus. Apa hak kalian minta uang padaku? Nggak ada uang. Kalian ini satu sekeluarga pengisap darah.""Nggak ada uang dari adikmu, sekarang kalian mau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status