Share

Bab 423

Author: Danira Widia
[ Kamu juga nggak tahu? Saat kuliah, banyak wanita yang mengejarnya, tapi dia sama sekali nggak peduli. ]

[ Setelah kecelakaan mobil, dia tiba-tiba berubah dan langsung mengatakan dia punya seseorang yang disukai. Saat itu, aku masih terbaring di ranjang rumah sakit. Aku merasa sedih untuk waktu yang lama. ]

[ Bukankah itu berarti kamu? ]

Janice mengetik kalimat itu, tetapi segera menghapusnya. Perkataan seperti itu seharusnya keluar dari mulut Jason sendiri. Apa haknya untuk menyimpulkan sesuatu?

Janice membalas dengan jujur.

[ Kamu juga tahu hubungan ibuku dengan Paman Zachary. Saat Jason lulus kuliah dan kembali ke dalam negeri, aku baru pergi ke rumah Keluarga Karim. Aku benar-benar nggak tahu. ]

[ Aku lupa, maaf. ]

[ Aku ada pekerjaan yang harus diselesaikan, sudah dulu ya. ]

[ Oke. ]

Setelah menaruh ponsel, Janice menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Setelah waktu yang lama, dia tetap tidak bisa menggambar desain yang diinginkannya.

Tepat saat itu, Amanda mendekat dan mene
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 424

    Suasana di meja makan terdiam cukup lama. Janice terpaku menatap pria di hadapannya, ingin memastikan apakah dia hanya bercanda.Namun, detik berikutnya, manajer restoran buru-buru datang. "Maaf, pelayan salah meletakkan nomor meja. Ini meja nomor 26."Janice langsung menoleh ke belakang, melihat pria di meja 27 yang ternyata sedang menunggunya.Dia menggigit bibir, merasa agak canggung, lalu menoleh kembali ke pria di depannya. "Maaf, Pak. Sepertinya aku salah meja. Semoga ... kencan butamu sukses."Dari cara pria itu berpakaian, Janice langsung tahu dia adalah seseorang yang kaya raya dan bukan orang yang bisa dia usik.Setelah berkata demikian, Janice segera bangkit dan pindah ke meja yang benar. Setelah meminta maaf kepada klien, Janice langsung duduk.Kebetulan, seorang wanita yang mengenakan koleksi terbaru dari peragaan busana musim ini baru saja duduk di meja 26.Begitu duduk, wanita itu langsung berkata, "Kamu cukup tampan. Tapi, banyak miliarder yang mengejarku. Tergantung be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 425

    Paling tidak, wanita yang diperkenalkan harus lebih cantik dari Janice, 'kan? Sepertinya akan sulit untuk mencari wanita seperti itu.Janice dan Landon bertukar nomor telepon, lalu dia berdiri untuk pergi. Landon menawarkan dengan sopan, "Perlu aku antar?"Janice tersenyum sopan. "Kamu adalah klienku. Nggak pantas kalau kamu mengantarku. Aku bisa naik taksi sendiri. Sampai jumpa."Landon melihat punggungnya yang semakin menjauh, tanpa sadar tersenyum. Menarik juga.Saat itu, ponselnya berdering. "Kak, gimana calon pasangan kencan butamu?""Yang mana?" Landon mengingat Janice, senyuman di wajahnya semakin dalam."Kak, kamu tersenyum ya? Berarti berhasil.""Besok kamu akan tahu.""Baiklah. Tapi saat bertemu besok, kamu nggak boleh menyulitkannya ya? Aku nggak mau dia terikat cuma karena utang budi."Mendengar itu, ekspresi Landon menjadi agak dingin. Namun, demi tidak membuat adiknya sedih, dia tetap menyetujuinya. "Oke."....Keesokan paginya, Janice bangun lebih awal untuk bersiap. Sem

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 426

    Landon turun lebih dulu dari mobil, lalu mengulurkan tangannya ke arah Janice yang masih di dalam.Janice menyesuaikan posisi tubuhnya sambil berpegangan pada kursi. "Aku bisa sendiri."Landon tidak menurunkan tangannya. "Apa kamu lupa kalau hari ini kamu adalah pendampingku?"Mendengar itu, Janice tidak lagi menolak. Lagi pula, kontrak senilai 20 miliar sudah ditandatangani.Setelah Amanda mengetahuinya, dia bahkan menggandakan bonus Janice. Makanya, Janice harus lebih profesional.Janice meletakkan tangannya di telapak tangan Landon dan perlahan turun dari mobil. Namun, sepatu hak tinggi barunya terasa kurang nyaman. Tumitnya sedikit terpeleset, menyebabkan tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Landon.Landon langsung melingkarkan lengan di pinggang Janice. "Aku akan menyuruh Zion beli sepatu datar. Kamu juga nggak pendek, nggak perlu menyiksa diri sendiri.""Terima kasih." Janice tersenyum penuh rasa terima kasih.Saat itu, terdengar suara yang sangat familier dari arah

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 427

    Anwar sepertinya sengaja ingin mempermalukan Janice, sama sekali tidak peduli dengan para tamu di sekitarnya, termasuk kakak beradik Keluarga Luthan itu.Setiap kata yang diucapkannya bagaikan mengandung racun, menghantam Janice tanpa ampun.Di bawah tatapan banyak orang, Janice merasa sangat tertekan. Tiba-tiba, sebuah tangan merangkul pinggangnya, menariknya selangkah ke depan."Pak Anwar, apa kamu punya masalah dengan pasangan yang kubawa?""Pasangan?"Tatapan Anwar dipenuhi kecurigaan, bahkan bercampur dengan sedikit penghinaan. Benar saja, wanita tidak tahu malu ini sudah menggoda pria lain.Bagaimana mungkin Janice tidak memahami arti tatapan Anwar? Dari sudut matanya, dia melirik wajah dingin Jason. Hanya dalam beberapa saat, tenaganya terasa terkuras banyak. Bahkan, hawa dingin menusuk hingga tulangnya.Janice tersenyum sinis. "Kak Landon, kalau memang nggak memungkinkan, gimana kalau aku pergi dulu? Aku juga nggak ingin makan dengan suasana seperti ini."Begitu dia memanggil k

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 428

    Setelah keluar dari kamar mandi, Janice tidak segera kembali ke ruang privat. Dia merasa dirinya tidak cocok dengan suasana di dalam sana.Terutama karena Anwar selalu menatapnya dengan tatapan suram, seolah-olah mendesaknya untuk segera pergi.Janice berjalan menuju area istirahat di sisi lain koridor. Begitu membuka pintu kaca, angin dingin menerpa wajahnya. Dia menyusutkan lehernya, lalu memeluk diri sendiri dan bersandar pada pagar sambil memandang pemandangan di kejauhan.Setelah hatinya lebih tenang, Janice teringat akan tugas yang belum selesai dan bersiap untuk kembali. Namun, begitu dia berbalik, dia langsung menabrak dada pria yang keras dan dingin.Janice mendongak, lalu bertemu dengan tatapan pria yang dingin dan dalam. Dalam sekejap, hatinya terasa dingin, membuat giginya bergemeletuk.Janice mundur selangkah, berusaha tetap tenang saat menatap pria itu. "Paman, ada apa?"Jason tidak langsung menjawab. Dia maju selangkah demi selangkah, memojokkan Janice hingga punggungnya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 429

    Jason mencengkeram dagunya dan menciumnya dengan intens. Saat bertemu tadi, Jason sudah melihat niat tersembunyi Landon. Kepemilikan seorang pria terlihat jelas dalam sorot mata Landon yang nyaris tak bisa ditutupi.Janice biasanya bukan tandingan Jason, apalagi saat pria ini sedang marah. Dorongan kuat yang menekannya ke pagar membuatnya merasa pagar di belakangnya ikut bergetar.Pada akhirnya, suara Rachel terdengar dari tikungan koridor. "Jason? Kamu di mana? Tempat ini terlalu berliku, aku bisa tersesat."Saat berikutnya, Jason sontak melepaskan Janice. Wajah Janice yang ditutupi helaian rambut berantakan seketika pucat pasi.Sambil menahan rasa mual, Janice mengulurkan tangan dan mencengkeram kerah baju Jason. Meskipun merasa tidak nyaman, dia tetap tertawa. "Ada apa? Takut ketahuan?"Jason menatapnya sejenak, ekspresinya sedikit melembut. "Sejak kembali ke negara ini, dia masih sulit beradaptasi dengan cuaca di sini. Dia nggak boleh syok. Setelah jamuan selesai, tunggu aku di sin

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 430

    Saat Jason dan Landon kembali ke ruang privat, ekspresi mereka tetap datar tanpa menunjukkan sedikit pun perubahan.Hanya mereka berdua yang tahu apa yang telah mereka bicarakan."Ayo pergi." Landon mendekati Janice dan mengambil tasnya untuknya."Hmm." Janice mengikuti Landon keluar dari hotel.Setelah berbasa-basi sesaat, asisten Landon sudah membawa mobil ke depan.Saat hendak naik ke mobil, Landon mengingatkan Rachel, "Jangan bermain terlalu gila.""Aku tahu, aku tahu. Cepat antar Janice pulang, Jason akan menjagaku," ujar Rachel dengan manja.Terlihat jelas bahwa Landon tidak pernah memperlakukan Rachel sebagai orang yang cacat. Tidak heran, meskipun kondisinya demikian, Rachel tetap bisa begitu ceria dan bebas.Janice merasa dirinya jauh lebih lemah dibandingkan Rachel. Dia tidak ingin menyakitinya, jadi dia menunduk dan langsung masuk ke dalam mobil.Saat menutup pintu, dari sudut matanya, Janice melihat Jason. Pria itu juga sedang menatapnya, tatapannya tajam seperti peringatan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 431

    "Sejak kapan kamu jadi tukang gosip begini? Biarkan saja dia pergi, mungkin nanti dia nggak terus-menerus terbebani lagi," kata Landon dengan datar."Tuan, kamu benar-benar pengertian, aku mau ambil cuti besok." Zion menyeringai."Semua cutimu bulan ini dibatalkan."Zion langsung kehilangan senyumnya.....Di Hotel.Janice kembali ke hotel, lalu duduk di area istirahat lobi dan memesan secangkir kopi panas. Untuk terakhir kalinya, dia memercayai Jason. Mereka memang seharusnya duduk dan bicara dengan baik.Melihat salju yang beterbangan di luar jendela kaca besar, hatinya pun dipenuhi kegelisahan. Satu jam berlalu, kopinya sudah lama menjadi dingin.Landon pernah mengatakan bahwa dia dan adiknya untuk sementara tinggal di vila milik Keluarga Luthan, yang berjarak setengah jam dari sini. Pergi dan pulang hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.Sekarang sudah satu jam lima belas menit.Janice menggenggam cangkir yang sudah dingin, berpikir mungkin karena hujan salju deras, jadi wajar j

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 765

    Karakter dalam komik itu fiktif dan gambar anak kecil itu juga hanya mirip dengan Vega sekitar 70% sampai 80% saja. Oleh karena itu, tidak bisa dibilang identik dan tidak termasuk dengan pelanggaran privasi juga. Namun, Louise sangat menyukai Vega, tentu saja tidak ingin mempersulit Janice. "Kalau begitu, nanti aku akan klarifikasi dan ubah penampilan bayi itu.""Baiklah," jawab Janice.Begitu percakapan keduanya selesai, televisi di dinding ruang tamu penginapan tiba-tiba menayangkan berita yang sedang viral. Berita itu berisi gambaran Jason yang memapah Rachel masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Rachel terlihat bergerak dengan sangat pelan. Reporter berspekulasi program kehamilan mereka sudah berhasil.Saat melihat gambaran di layar televisi, Janice langsung tercekat. Setelah dia pergi, Anwar selalu mencari kesempatan di berbagai acara untuk mengumumkan pasangan suami istri itu sedang berusaha memiliki anak. Belakangan ini, Rachel juga ikut mengiakan kabar itu. Dia berpikir seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 764

    Di Moonsea Bay.Janice baru saja menyerahkan kalung yang didesainnya untuk istri Hady si kurir itu.Hady tersenyum dan berkata, "Apa Vega sebentar lagi akan jadi seleb ya?"Janice yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksudmu?""Istriku lihat gambar Vega saat sedang melihat-lihat video. Dia bilang sekarang banyak orang yang bilang dia mirip seseorang yang sangat terkenal ... namanya aku sudah lupa."Setelah mengatakan itu, perhatian Hady langsung tertuju pada kalung di dalam kotak. "Wah. Nona Janice, kamu benar-benar hebat. Aku nggak menyangka hanya dengan empat jutaan saja sudah bisa membeli kalung yang begitu bagus. Istriku pasti suka."Hady menutup kotaknya dengan hati-hati, lalu menyimpannya ke dalam saku di dalam jaketnya.Namun, Janice masih memikirkan perkataan Hady tadi. "Hady, gambar Vega apa yang tadi kamu maksud?""Itu komik yang digambar Nona Tukang Jerit di penginapanmu. Istriku bilang ceritanya sangat lucu dan karakter bayi yang baru muncul itu yang begitu mirip dengan Veg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 763

    Tanpa perlu dijelaskan, Norman tahu Arya pasti mengerti orang yang dimaksudnya adalah Janice. Dia meminta Arya melakukan itu karena merasa foto itu mungkin bisa membantu Jason di saat krusial.Saat terpikir Jason, Arya tersenyum pahit. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi Jason selama tiga tahun ini. Hanya saja, rencana seperti ini sering tiba-tiba berubah.Setelah mengajukan cuti dan hendak memesan tiket pesawat ke Kota Genggi, ponsel Arya tiba-tiba menerima pesan dari Zion.[ Aku menemani tuan mudaku dinas ke Kota Genggi. Bagaimana kalau aku terbang ke Kota Pakisa untuk bertemu denganmu? Tenang saja, aku nggak membawa anak. ]Arya langsung menyadari Zion juga sudah tahu dan merasa ada firasat buruk.Firasat buruk Arya memang benar. Pada detik berikutnya, Norman pun menerima perintah dari Jason. "Pak Jason sudah tahu Pak Landon pergi ke Kota Genggi. Dia suruh aku mengatur perjalanannya ke sana juga.""Habis sudah ...." Arya langsung merasa kesulitan.Keduanya pun akhirnya sep

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 762

    Lima menit kemudian, Arya sudah terikat di kursi kantornya. Dia menatap Norman dan berkata sambil tersenyum, "Jangan main-main lagi, sebentar lagi aku harus keliling kamar pasien."Norman bersandar di meja dan berkata dengan ekspresi serius, "Minggu ini giliranmu jaga klinik, jadi kamu nggak perlu keliling kamar pasien. Jangan harap bisa menghindar. Cepat katakan, itu anak siapa?""Punya Zion," jawab Arya dengan sangat serius dan tegas.Sudut bibir Norman berkedut, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu tahu maksudku."Arya mengalihkan pandangannya. "Hanya komik, kebetulan saja.""Kalau hanya kita bertiga yang mirip dengan karakter di komik itu, masih bisa dibilang kebetulan. Tapi, penampilan anak kecil itu hanya kamu, aku, dan Pak Jason saja yang tahu, siapa yang bisa gambar sampai begitu detail? Kecuali dia benar-benar ada. Perlu aku teruskan lagi?" jelas Norman."Bisakah kamu nggak seperti Pak Jason? Aku benar-benar nggak tahu," kata Arya sambil memalingkan wajahnya dengan gu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 761

    Saat Janice mengatakan itu, Louise merasa makin bersemangat. "Aku tiba-tiba dapat inspirasi, aku naik ke atas dulu."Melihat Louise berlari dengan cepat, Janice juga tidak terlalu memikirkannya karena kebetulan jam di dinding menunjukkan sudah waktunya untuk menjemput anak. Dia berjalan kaki menuju TK di kota. Pukul setengah empat, kelas penitipan anak pun pulang terlebih dahulu. Seorang anak kecil memakai topi kuning dan rambutnya dikepang dua berlari terhuyung-huyung ke arahnya."Mama, aku rindu kamu," kata Vega.Janice menggendong Vega, lalu mengeluarkan sebuah permen dari sakunya. "Guru bilang hari ini kamu paling baik, jadi ini hadiah untukmu.""Wah. Mama, terima kasih," kata Vega dengan sepasang mata yang terlihat bersinar, bahkan sempat mengecup pipi Janice.Setiap kali Vega mengecupnya seperti ini, Janice selalu merasa sangat bersyukur telah pergi dari kehidupan sebelumnya karena sekarang Vega akhirnya kembali lagi ke sisinya. Tanpa kehidupan yang mewah sekaligus menyesakkan se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 760

    [ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Jason menatap tulisan itu cukup lama sebelum akhirnya kembali tersadar. Tenggorokannya kering, suaranya serak saat berkata, "Tega sekali ...."Seolah-olah sudah bisa menebak isi surat itu, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi. Jason lantas meletakkan kedua surat itu berdampingan, mengambil dua gelang kapibara dari dalam lemari.Plak. Suara kecil terdengar saat gelang itu melingkar erat di pergelangan tangannya. Dia mengepalkan tangannya, menatap lekat-lekat dua kalimat yang menghantam hatinya.[ Kita jadian yuk. ][ Hubungan kita cukup sampai di sini saja. ]Seakan-akan baru saja mendapatkan sesuatu di detik sebelumnya, lalu langsung kehilangan di detik berikutnya.Wajah Jason perlahan memucat, matanya memerah. Dia menunduk sedikit untuk menyembunyikan kesedihannya."Janice, kembalilah."....Tiga tahun kemudian, di Moonsea Bay. Kurir bernama Hady sedang mengangkat paket-paket ke dalam mobil."Bu Janice, sepertinya tahun ini toko online-mu la

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 759

    Kebetulan tangannya menyentuh kunci itu. Kira-kira, kunci yang satu lagi untuk apa?Jason mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi tidak melihat lemari yang terkunci. Dia pun berdiri dan melangkah ke kamar utama, ruangan yang paling tidak ingin dia buka. Meskipun sudah berlalu begitu lama, aroma Janice masih memenuhi setiap sudut ruangan.Pandangannya akhirnya tertuju pada satu-satunya lemari di sudut ruangan yang tidak ditutupi kain penutup debu, seolah-olah sedang menuntunnya.Jason membawa kunci itu mendekat dan membukanya dengan mudah. Yang terpampang di depan adalah semua hal yang berkaitan dengan dirinya dan Janice. Janice tidak membawa apa pun.Bahkan, gelang kapibara yang mereka menangkan bersama di pasar malam bertahun-tahun lalu pun masih ada di sana.Dua gelang itu tersimpan di dalam lemari, masing-masing menekan dua pucuk surat. Satu surat beramplop merah muda sudah tampak memudar warnanya, jelas sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.Yang satu lagi hanya amplop

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 758

    Jason sangat paham arti sebenarnya dari desakan Anwar soal anak. Selain untuk mengikatnya, itu juga cara agar Keluarga Karim dan Keluarga Luthan terikat erat satu sama lain.Jason tidak akan membiarkan Anwar mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itulah, dia sudah mempersiapkan segalanya sejak awal.Saat ini, seluruh ruang makan menjadi hening. Bahkan saat sendok di tangan Rachel jatuh ke lantai, tidak ada yang bereaksi.Semua orang tahu Ivy tidak bisa punya anak, sementara Zachary lebih memilih terus diserang daripada menceraikannya. Jadi, satu-satunya harapan garis keturunan Keluarga Karim ada pada Jason.Kini, Jason telah melakukan vasektomi. Itu artinya, dia benar-benar memutus harapan Anwar.Dada Anwar naik turun. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara, "Jangan bercanda seperti itu. Aku cuma seorang ayah yang ingin melihat cucuku lahir dengan mataku sendiri.""Kamu sudah punya cucu. Namanya Yoshua. Lupa secepat itu?" timpal Jason dengan datar."Yang sudah berl

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 757

    "Kenapa aku merasa Jason sekarang lebih pendiam dari sebelumnya?""Katanya tahun pertama pernikahan itu manis seperti madu, tapi lihat deh dia, apa kelihatan kayak pengantin baru?""Shh!"Seseorang menegur pelan.Dua orang yang sedang berbicara itu langsung diam saat melihat Rachel berjalan pelan di belakang Jason.Rachel mendengarnya, menggigit bibir sambil mempertahankan senyum di wajahnya.Saat makan siang, semua orang duduk sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan. Zachary dan Ivy memandangi ruangan, baru melihat nama mereka di pojok ruangan.Kebetulan saat itu Elaine masuk, menatap posisi duduk di barisan depan, lalu melihat ke arah mereka berdua dan mengejek dengan tawa sinis.Zachary menatap Ivy dengan pasrah. "Kalau kamu nggak enak badan, aku bisa minta orang antar kamu pulang dulu."Ivy tersenyum. "Nggak apa-apa. Dulu kita makan jajanan di pinggir jalan juga santai saja, 'kan? Di sini juga tenang. Kamu itu bagian dari Keluarga Karim, nggak usah bikin keadaan tambah can

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status