Share

4. Gadis 19 Tahun

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2023-03-26 01:02:00

Jelita menuruni tangga dan mencari-cari letak dapur. Tadi William sempat berpesan padanya agar tak sungkan untuk mempelajari isi rumah ini tanpa perlu izin dulu darinya. Dan gadis itu ternganga begitu menemukan ruang dapur yang sungguh apik. Beberapa perlengkapan memasak tergantung rapi dan terlihat masih seperti baru. Entah jarang dipakai atau memang karena terawat baik. Tapi ia rasa yang kedua.

Jelita haus dan mengambil minum dari dalam kulkas yang pintunya dipenuhi magnet souvenir dari berbagai kota dan negara. Lalu duduk di kursi konter yang tinggi dengan bantalan empuknya yang berwarna merah.

Jelita mengangguk hormat melihat William juga memasuki dapur. 

“Bapak suka warna merah, ya?” Jelita berkata untuk mengurai kecanggungan, sambil mengedarkan pandang mengamati aneka perabot dan furniture dapur yang didominasi warna merah, kemudian menyodori William segelas air dingin. “Silakan, Pak."

William menerima dan meneguknya sampai habis, lalu meletakkan gelas kosongnya di meja sambil menoleh pada Jelita. “The power of colour. Merah itu warna yang menarik dan emotif. Sebenarnya paling baik untuk restoran. Untuk orang yang sedang tegang, mungkin bisa dianggap menganggu tapi akan menyenangkan bagi orang yang kondisinya tenang. Warna merah memacu kelenjar dibawah otak dan kelenjar adrenal serta melepaskan adrenalin. Bisa meningkatkan tekanan darah dan pernapasan, serta merangsang selera makan dan indera penciuman,” ocehnya panjang lebar dan membuat kening Jelita berkerut-kerut mencernanya.

'Dih, ribet. Tinggal bilang aja untuk merangsang selera makan.' Jelita membatin.

“Omong-omong, ... sudah waktunya makan siang.”

Mendengarnya, Jelita langsung mengambil inisiatif. “Kalau gitu saya masak dulu,” katanya sambil turun dari kursi.

"Aku nggak yakin apa ada stok bahan makanan. Biasanya Bik Yuni yang mengurusi isi dapur. Kita pesan g*food saja."

Jelita mengecek isi lemari dan kulkas, mencari bahan apa saja yang tersedia. Tapi memang tak banyak bahan yang bisa dia olah. "Ada bahan buat bikin mie goreng, meski tanpa sayuran hijau, tapi masih ada tomat dan wortel. Mau, Pak?" tanyanya sambil menoleh pada William.

William mengangguk setuju, pikirnya biar lebih cepat daripada menunggu lama jika membeli makan secara online.

Saat Jelita memasak, denting spatula yang beradu dengan wajan terdengar membelah keheningan ruang. Dalam beberapa menit, aroma lezatnya yang khas memenuhi udara. Membuat perut William yang sedang menunggu sambil bekerja di depan laptop jadi semakin keroncongan.

Jelita memanggil William setelah selesai menyiapkan meja dan makanan buat mereka.

William lekas melahap hidangan yang tersaji tanpa basa-basi karena kelaparan. Sedangkan Jelita menuangkan segelas air minum sambil tersenyum senang melihat William makan selahap itu.

“Enak,” ceplos William mengagetkan.

Untuk pertama kalinya lelaki itu memuji masakannya, membuat Jelita berbunga-bunga hanya karena menerima pujian sesingkat itu karena terasa jujur.

“Mau kerupuk, Pak?”

William menggeleng.

“Aku nggak suka kerupuk.”

Kening Jelita berkerut. “Tapi kok punya sekaleng kerupuk?”

“Bik Yuni yang beli, dia nggak bisa makan tanpa kerupuk.”

“Oh,” Jelita mengangguk-angguk. 

“Eh, kamu jangan banyak-banyak makan kerupuk. Biarpun terkesan seperti makanan ringan, tapi sebenarnya kalorinya tinggi.”

Ah, Jelita mana peduli soal kalori dalam makanan. Menurutnya hanya orang sedang diet yang sibuk memikirkan soal kalori.

"Saya nggak diet, Pak."

“Diet itu biar sehat, bukan cuma soal menjaga berat badan ideal. Jaga makananmu. Soalnya penuaan itu sebenarnya karena melemahnya kekuatan enzim. Ingat apa itu enzim?”

Jelita tercekat ditembak pertanyaan itu. Dia mengingat-ingat pelajaran biologi semasa sekolah. “Katalis protein yang dibentuk di dalam sel makhluk hidup. Enzim terlibat dalam semua kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan, seperti penggabungan dan pemecahan zat di dalam tubuh, pencernaan, pembuangan, detoksifikasi,” jawabnya kemudian.

William tersenyum. “Nah, jika kekuatan enzim ini terus melemah, proses penuaan akan terus berlanjut,” jelasnya.

Jelita takjub, biasanya William jutek dan irit bicara. Tapi hari ini dia cerewet dan ... tersenyum! Wah. Ajaib.

“Jadi, kalau mau mencegah penuaan kita harus menjaga pola makan agar tubuh tidak mengalami proses oksidasi dan menjalani hidup yang tidak menguras kekuatan enzim. Makanya penting banget menjaga kualitas bahan dan proses pengolahan makanan yang akan masuk ke tubuh.” William melanjutkan sambil memotong telur di piringnya.

Jelita mengangguk-angguk seolah betulan menyimak, padahal tidak juga. Dia lebih banyak memerhatikan wajah tampan William daripada isi ucapannya. Ketampanan yang betul-betul enak dan sedap dipandang. Hidungnya mancung dan sepasang matanya tegas seperti Nyonya Cindy. Rambutnya tebal dan ikal. Rambut-rambut halus yang tumbuh di dagu dan sepanjang garis rahangnya yang tegas pun mengukuhkan kejantanannya sebagai pria.

"Oya, jangan panggil aku dengan sebutan Bapak. Panggilan itu membuatku terasa tua saja. Lebih enak dipanggil Bang daripada Pak."

"Baik, Pak. Eh, maksud saya ... Bang."

“Kamu suka baca buku?” William mengganti topik pembicaraan dengan cepat.

“Suka, Bang. Tapi udah lama nggak baca karena nggak sempat.”

“Sayang banget, padahal bagi orang dewasa membaca itu latihan mental untuk mempelajari hal-hal baru, sekaligus mengembangkan lima sistem belajar. Emosional, sosial, kognitif, fisikal, dan reflektif. Nah, mulai sekarang biasakanlah membaca. Ada banyak hal yang bisa kamu baca di atas sana,” kata Wiliam sambil menunjuk koleksi bukunya di lantai atas dengan isyarat mata.

“Jadi saya boleh baca buku-bukunya Abang?”

“Ya bolehlah. Kan barusan kubilang, agar kamu mulai membiasakan diri membaca.”

Mata Jelita berbinar cantik menyambut kesempatan itu. Bisa membaca berbagai buku dengan bebas adalah impian sederhananya yang terasa mahal karena situasi dan kondisinya selama ini. Selain tak punya cukup uang untuk beli buku, waktu dan tenaganya juga sudah banyak terkuras untuk bekerja mencari uang.

“Dulu emak saya suka marah kalau saya asyik baca buku, buang-buang waktu dan nggak berguna katanya.” Jelita mendadak menceritakan pengalamannya semasa kanak-kanak dulu.

William menyimak dengan prihatin. Memang masih banyak orang di kampungnya yang berpikir seperti itu. Kesadaran literasi mereka masih sangat rendah. Masih bagus Jelita bisa sekolah sampai lulus SMA, kebanyakan gadis di kampungnya cuma mentok sampai SMP saja dan berakhir menikah atau bekerja di kota. Dan William yakin kalau sebenarnya Jelita cukup pintar, terbukti dia masih bisa mengingat dengan baik pelajaran biologinya tentang enzim tadi.

“Emak saya horor kalau marah.” Jelita tanpa sadar bicara lebih jauh. Padahal biasanya Jelita bukan jenis orang yang suka mengumbar masalah pribadi. Mungkin karena merasa nyaman dengan sikap William yang mulai terbuka dan menerimanya.

Sedangkan William sendiri, entah kenapa mulai tertarik mendengarkan Jelita. Dan perasaannya diremas-remas begitu mendengar kekerasan yang mendera Jelita semasa kecil. “Emakmu pernah menyirammu dengan air panas?” William bergidik ngeri. Astaga. Hati seperti apa yang sanggup melakukan kekejian semacam itu pada anak kecil? Dan hatinya merasa trenyuh melihat Jelita malah tersenyum, seakan sudah memaafkan segala hal yang pernah terjadi di belakangnya dengan begitu mudah, padahal William yakin itu tidaklah mudah.

“Kamu sungguh baik-baik saja?” William berkata dengan kelembutan yang terasa menyentuh.

Jelita mengangguk. “Yang saya yakini selama ini, Tuhan nggak akan memberi ujian melebihi kemampuan kita. Dan kita nggak bisa memilih oleh siapa kita dilahirkan. Nggak ada pula buku panduan sebagai orangtua saat anaknya lahir. Semua orangtua belajar dari nol besar untuk menjadi orangtua. Belajar dari kesalahan. Belajar dari orang lain. Ada juga yang tidak mau belajar dan tetap egois, mungkin emak saya salah satunya. Abang beruntung punya ibu seperti Nyonya Cindy, yang sangat baik dan luar biasa mencintai anak-anaknya,” ujarnya seraya tersenyum.

William menatap Jelita jauh ke dalam matanya, membuat Jelita tersipu ditatap William seintens itu.

'Pikirannya lebih dewasa dari usianya,' batin William.

William juga pernah mengenal dekat sosok gadis berusia 19 tahun seperti Jelita pada beberapa tahun yang lalu di sebuah nightclub. Gadis itu juga lebih dewasa dari usianya, tapi sayangnya dewasa dalam konteks yang lain.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
rosita sari
gadis desa polos dan pintar, walau pun masa kecilnya kurang bahagia
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   TAMAT

    Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   94. Wanita yang Sangat Kucintai

    Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   93. Daddy

    Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   92. Menarilah Bersamaku

    Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   91. She's My Lady

    “Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   90. Memasang Jarak

    Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   89. Bukan Hal Sepele

    Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   88. My Bodyguard

    Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me

  • Pembantu Kesayangan Tuan Muda   87. Demi Cinta

    Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status