Share

Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang
Pembuktian Seorang Istri Yang Terbuang
Penulis: Chau08

Bab 1

"Dia Widia sekertaris ku! Dia juga istri kedua ku! Aku menikahinya seminggu yang lalu," setiap kata yang di ucapkan suami ku, bagaikan belati yang seolah menusuk tepat di relung hati, begitu sakit dan pedih.

Meskipun aku tau selama ini, dia memang tidak menginginkan aku. Namun, mendengar dia menikahi wanita lain, sungguh sakit hati ini. Ku tatap wajah suami yang sudah 10 tahun ini bertahta di hati ku.

Lalu ku lihat wanita yang di bawa suami ku. Dia terlihat modis dalam berpakaian, juga sangat sexy. Menurut ku bajunya sudah tidak layak pakai. Bahkan jika anaku yang pakai saja masih kekecilan. Riasan wajah yang tebal, bibir yang merah menyala. Sebenarnya, melihat penampilannya, aku ngeri sendiri melihat gaya wanita itu.

" Kamu anggap aku apa selama ini mas? Pernah kah kamu memperlakukan aku dengan baik? Aku tidak pernah menuntut selama ini, aku selalu menerima setiap perlakuan buruk mu! Apa masih kurang aku berbakti kepada mu selama ini? Sehingga kamu membawa perempuan lain ke rumah kita," Mas Ardi diam tampak enggan menjawab pertanyaan dari ku.

"Mas Ardi bosen mbak, setiap pulang ke rumah melihat istrinya seperti pembantu," jawab wanita tidak tahu diri itu seakan sedang mengejek ku.

"Mau mu apa mas?" tanyaku langsung, rasanya muak kalau harus basa basi dengan sepasang mahluk tidak tahu diri ini.

"Aku dan Widia akan tinggal di rumah ini! Terserah kalau kamu mau pindah atau tetap di sini, melayani aku dan Widia. Karena Widia sedang hamil, jadi harus di jaga!" Demi apapun sakit sekali rasanya hati ini telingaku panas mendengarnya. Sungguh tidak punya otak mereka berdua ini.

" Jangan mimpi mas," ucap ku ketus.

"Apa maksud mu?" tanya nya bingung.

" Aku tidak sudi kamu dan wanita ini tinggal di rumah ku."

" Aku tidak meminta pendapat mu Astri. Karena ini rumah ku! Jangan lupa kamu sendiri yang bodoh, membalik nama rumah ini atas nama ku! Kamu terlalu mencintaiku, dan bodoh sampai kamu tidak sadar selama ini di bodohi dan di manfaatkan oleh ku dan keluarga ku! Hahah haha hah," dia dengan bangga mengatakan kebusukannya dan tertawa kencang.

" Benar - benar tidak punya hati kamu mas! Jadi selama ini kalain semua memanfaatkan aku?" tanyaku sungguh aku sudah dalam batas kesabaran ku.

"Ya, aku dan ibu memanfaatkan mu, agar bisa mendapatkan sedikit harta dari paman mu yang kaya itu!" ucapnya dengan senyum bangga nya.

"Sekarang juga pergi kamu dari sini, Astri! Aku muak melihat mu dan aku capek harus berpura pura baik dan cinta sama kamu." mendengar perkataannya sungguh miris rasanya. Selama ini, aku selalu berbakti kepadanya. Dengan sepenuh hati aku melayani nya. Ternyata dia hanya berpura-pura, dan keluarga yang selama ini begitu baik juga memanfaatkan aku sungguh, aku terlihat bodoh sekarang. Di bohongi selama 10 tahun lebih. Luar biasa keluarga ini.

" Tunggu apa lagi Astri? Pergi dari sini dan jangan pernah datang menemui ku lagi! Jangan lupa bawa anak mu itu!" sungguh tidak menyangka perlakuan suami ku seperti ini.

" Kamu masih di sini, Astri? Kenapa belum juga pergi?" ku balik badanku, untuk melihat orang yang baru saja bicara, dan ternyata ibu mertuaku yang berbicara dengan sinis. Baru kali pertama melihat mukanya seperti ini.

" Kenapa ibu seperti ini? Apa ibu tau kelakuan mas Ardi ?" tanyaku masih dengan nada biasa. Biar bagai manapun dia sosok orang tua.

"Tau lah, orang kita semua tau, ini kan emang rencana nya ibu! Kamu saja yang bodoh, bisa di bodohi selama 10 tahun." lanjut mbak Tari, kakak pertama mas Ardi.

" Ya gampang di bodohi lah, mbak! Orang dia ini kan tidak berpendidikan, jadi wajar saja kalau gampang tertipu." lanjut mbak Sindi kakak kedua mas Ardi.

" Iya lah, beda jauh sama mantu ibu, istri baru nya Ardi yang sekarang. Lulusan Sarjana, kerja kantoran pula! Tidak seperti Astri yang bisanya ngurus rumah." tambah ibu menghinaku.

Aku hanya tersenyum mendapatkan cacian dan hinaan. Merasa cukup puas meyakinkan hati dan puas mendengar pengakuan mereka,serta kebusukan mereka, aku melangkah ke dalam kamar anak ku.

Betapa kagetnya melihat anakku, duduk di lantai sambil menangis. Sungguh sakit hati ini, lebih sakit dari pada yang tadi mereka lakukan kepadaku.

Ku peluk Syifa dia melihatku, lalu memelukku dan menangis lagi. Aku tau Syifa pasti mendengar semua yang di ucapkan orang orang di rumah ini.

" Kita pergi ma!" ucapnya sedih.

"Iya sayang kita pergi! Syifa ga papa pergi kan?" tanyaku memastikan.

"Asal dengan mama, Syifa mau pergi kemana pun! Syifa ga mau sama papa dan nenek.

" Mereka ga suka Syifa ma!" ucap Syifa yakin.

" Ya sudah mari kita berkemas nak, kita bereskan baju mu! Mama ajak Syifa biar ga ketemu orang-orang yang ga suka Syifa ya! Mama bakal jaga Syifa." ajakku pada Syifa karena jujur saja aku juga sudah malas berlama lama di neraka ini.

Ketika sedang membereskan baju yang akan di bawa, aku mendengar keributan di luar. Karena penasaran aku pun mengintip dari pintu kamar. Ternyata ibu sedang memarahi Alin, aku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan.

Aku melanjutkan ke kamar ku, untuk membereskan pakaian yang akan aku bawa. Ketika aku keluar kamar Syifa, hendak menuju kamarku. Aku tidak mendengar lagi keributan. Mungkin telah usai pikirku, makanya aku bergegas merapikan pakaian ku.

Aku tidak banyak membawa apapun, karena setelah menikah aku, hanya seorang istri yang sangat patuh. Aku tidak pernah keluar rumah. Bahkan aku sudah tidak pernah keluar hanya untuk shopping. Paling keluar ke pasar membeli sayur untuk makan.

Sebenarnya 10 tahun ini aku menjalani kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan ku sebelum menikah. Namun karena aku mulai mencintai suami ku. Ku buang jauh kehidupan ku yang dulu, supaya bisa menjadi istri yang berbakti pada suami ku. Tapi nyatanya semua itu hanya ke bohongan. Pernikahan ini terjadi untuk mendapat keuntungan dari paman ku.

Ternyata mereka semua belum tahu siapa aku sebenarnya. Lihat saja akan ku tunjukan siapa aku sebenarnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status