Home / Romansa / Pemuas Hasrat Tante Muda / Bab 2 - Jadiin Aku Berondongmu, Tante!

Share

Bab 2 - Jadiin Aku Berondongmu, Tante!

Author: SamL9
last update Last Updated: 2024-12-15 20:28:00

"Tante, jadiin aku pemuasmu, dong! Aku masih perjaka dan kuat." Seorang pria memberanikan diri mendekati Tante Almara yang sedang bersantai di kursi lipat pinggir pantai. Kebetulan saat ini Tante Almara sedang menikmati senja sebelum mulai kerja keras besok.

"Hmm, berani sekali bilang begitu. Dasar sampah!" Tante Almara kesal dengan pria muda alias berondong yang tiba-tiba muncul. Meski kelakuan Tante Almara bejat, tetap saja wanita itu pilih-pilih orang.

"Tante, aku tahu siapa Tante sebenarnya. Semua ada di website para berondong. Jadi, nggak usah jual mahal. Bukankah Tante justru suka memberi banyak uang demi kepuasan?" Pria itu berani sekali sambil mengangkat satu alisnya menatap dengan wajah mesum.

Tante Almara tidak terkejut. Sudah biasa ada berondong sewaan nya yang justru menyebarkan informasi pribadi di website. Semua itu bisa diurus, asal Tante Almara tahu apa websitenya. "Oke, ayo ke kamarku."

Tante Almara langsung bangkit berdiri dari kursi lipat dan berjalan meninggalkan pesisir pantai untuk menuju ke sebuah hotel mewah tempatnya menginap. Pria itu sudah membayangkan tubuh aduhai Tante Almara yang akan segera dia garap. Ya, dia tak tahu kalau Tante Almara tidak mau disentuh sembarangan dan hanya mau dengan lidah saja.

"Dasar berondong brengsek! Mau mempermalukan aku, hah?! Lihat saja nanti!" Tante Almara berbicara dalam hati dengan kesal. Masih berjalan menuju ke dalam hotel.

Sesampainya di dalam kamar hotel, pria muda itu sudah berpikir yang tidak-tidak untuk bisa menerkam tubuh Tante Almara. Namun tidak semudah itu. Tante Almara yang memegang kendali.

"Kamu mau menjadi pemuasku? Tidak mudah!"

"Apa syaratnya, Tante? Aku mau."

"Julurkan lidahmu!" Perintah Tante Almara langsung dilakukan oleh pria muda itu.

Melihat lidah pria itu lumayan panjang, Tante Almara pun tersenyum. Bukan soal besar junior berondong, tetapi Tante Almara lebih tertarik dengan lidah. "Ada syarat untuk jadi berondong Tante!"

"Apa, Tante? Aku mau!"

"Kamu hanya boleh pakai lidah saja. No hubungan badan. Meski kamu sudah tegang dan ingin sampai di ubun-ubun, tetap tidak boleh. Kalau kamu langgar, penjaga Tante akan segera masuk kamar, menghajar kamu dan potong juniormu. Gimana?!" Sengaja Tante Almara mengancam berondong itu agar ketakutan.

"Sial, kalau gini sama aja cuma enak dia. Huh, mending ga usah," ucap berondong itu dengan diri sendiri dan lirih meski Tante Almara tetap mendengar. "Ah, nggak asyik, Tante! Nggak jadi, deh!" imbuh pria itu yang langsung undur diri dan tidak jadi menggarap Tante Almara.

"Nggak jadi? Tiap berondong yang masuk ke kamar Tante dan menantang Tante, nggak akan keluar begitu saja!"

Tante Almara langsung mendorong tubuh pria itu sampai terjatuh ke ranjang. "Berondong macam kamu cuma butuh uang dan mikir bisa nikmati tubuh Tante, kan?! PENJAGA!!" Tante Almara memanggil penjaganya.

Wanita itu sangat cerdik. Bahkan tahu ketika orang yang mendekat hanya untuk bermain-main. Tante Almara tidak segan-segan memanggil penjaga untuk memberi pelajaran pria tengik itu.

"Iya, Bos!" Dua pria gagah bertubuh besar dan berotot itu masuk ke dalam ruangan hotel yang luas seperti apartemen karena memiliki beberapa ruangan.

"Beri pria ini pelajaran, lalu buang ke tempat yang sepi tanpa pakaian!" pungkas Tante Almara memberikan perintah dengan tegas. Dia sudah emosi menghadapi orang kurang ajar seperti pria di hadapannya itu.

"Baik, Bos!" jawab bodyguard yang siap sedia melakukan perintah bosnya.

Kejam. Itulah sifat Tante Almara yang merasa kesal dengan berondong yang seenaknya mencoba merendahkan harga dirinya. Dia tidak segan membunuh orang yang menyebalkan agar tidak ada yang mengetahui tentang perilaku buruk di balik segala keanggunan dan juga kekayaan yang dimiliki oleh Tante Almara.

"Tu- tunggu! Mau apa ini? Tante, jangan, Tante. Ampun! Aku mau lakukan apa saja untuk Tante. Mau minta apa atau apa, aku turuti. Tolong, Tante. Jangan ...."

Pria muda itu meronta-ronta ketika dua pria penjaga Tante Almara menarik paksa lalu membekap mulut pria itu agar tidak berisik. Sudah bisa dipastikan kalau Tante Almara sama sekali tidak peduli dan meminta segera untuk dieksekusi. Pria itu dipukuli tanpa ampun di ruangan depan. Lalu dimasukkan ke dalam karung untuk dibuang ke tempat yang sunyi seperti apa yang diminta oleh Tante Almara untuk dilakukan.

Tante Almara tersenyum melihat hal itu dan merasa puas sudah memberi pelajaran kepada berondong yang mencoba untuk merendahkan dirinya. Ternyata sifat Tante Almara tidak secantik wajahnya. Jika wanita itu menyukai orang lain maka akan berbuat sebaik mungkin untuk orang tersebut, tetapi sebaliknya jika tidak menyukai orang lain maka akan berbuat seburuk mungkin untuk orang tersebut.

"Daripada bad mood, mending balik apartemen aja. Udah ada Faizal di sana."

Tante Almara meminta asistennya untuk membereskan barang bawaan dan mengajak pulang ke apartemen tersembunyi. Asisten dan sopir pribadi wanita itu segera melakukan apa yang diperintahkan. Tidak perlu menunggu waktu yang lama, Tante Almara langsung bisa pulang ke pusat Ibu Kota.

***

Faizal sudah sampai di apartemen Tante Almara yang tersembunyi. Dia sudah mendapatkan uang seratus juta rupiah kemarin dan segera memeriksakan ayahnya yang sakit. Faizal juga tidak merasa khawatir untuk meninggalkan adik dan juga ibunya di rumah karena sudah memberikan uang yang cukup besar untuk biaya kehidupan sehari-hari. Meski keluarganya merasa bingung dari mana Faizal mendapatkan uang sebesar itu tetap saja pria itu menutupi apa yang saat ini dilakukan.

"Bagus, kamu sudah sampai sini." Tante Almara tersenyum melihat Faizal sudah di dalam apartemen karena anak buah Tante Almara yang mengizinkannya masuk.

"Iya, Tante. Sesuai dengan perjanjian tempo hari, aku sudah memasukkan Ayahku ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut dan juga memberikan uang serta bahan makanan untuk ibu dan adik-adikku. Aku juga sudah minta izin selama sebulan tidak pulang rumah dengan alasan kesibukan kampus dan juga bekerja paruh waktu."

"Pintar sekali kamu, Sayang. Sini, puaskan Tante. Tadi ada pria yang kurang ajar dan mau melecehkan Tante. Katanya dia lihat ada salah satu berondong yang sebut Tante di sebuah website. Tante tersinggung lah, lalu suruh penjaga pukuli pria itu dan buang ke tempat yang sepi." Tante Almara sengaja mengatakan hal itu kepada Faizal agar tidak macam-macam.

"Kurang ajar orang itu, Tante. Kenapa Tante tidak bilang? Biar Faizal tonjok orang itu."

"Nggak perlu, Sayang. Ada bodyguard yang jaga Tante. Lagi pula, tugasmu di sini untuk memuaskan Tante aja. Ayo mulai," ujar Tante Almara dengan pandangan menggoda. Faizal pun sudah siap untuk melayani Tante Almara. Menjadi kesayangan selama sebulan merupakan impian Faizal sang berondong untuk bisa memuaskan Tante Almara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Tante Muda   Bab 14 - Lepas Malam Bersama (18+)

    Malam itu hujan sudah reda, menyisakan aroma tanah basah yang masuk melalui jendela balkon apartemen Tante Almara. Lampu-lampu kota berkelip di kejauhan, menambah nuansa temaram yang menenangkan sekaligus menyimpan gairah tersembunyi. Leo berdiri di balkon, memandang keluar sambil memegang segelas teh hangat yang tadi dibuat oleh Tante Almara. “Hujan seperti ini… rasanya tenang, ya?” ucapnya pelan. Tante Almara menghampiri dengan langkah pelan. “Iya, seharusnya malam seperti ini digunakan untuk istirahat, bukan memikirkan masalah.” Leo menoleh, tersenyum tipis. “Kalau aku boleh jujur, aku cuma mau ada di sini. Sama Tante. Itu saja sudah cukup.” Tatapan mereka bertemu. Ada keheningan yang anehnya terasa nyaman. Leo mendekat, memegang tangan Tante Almara dengan hati-hati. Tangan itu dingin, tapi terasa hidup di genggamannya. “Tante, aku nggak mau kamu terus merasa sendiri,” kata Leo lembut. Tante Almara menatap wajahnya lama, menyadari ketulusan di mata lelaki yang jauh lebih muda

  • Pemuas Hasrat Tante Muda   Bab 13 - Video Syur dan Jebakan

    Keesokan paginya, Leo sudah bangun lebih dulu. Ia duduk di meja makan sambil memandang layar laptopnya yang penuh dengan catatan dan tautan berita tentang Faizal. Dari beberapa sumber, ia menemukan jejak lelaki itu dalam kasus-kasus serupa, meski semuanya selalu berakhir tanpa bukti kuat. Faizal tampaknya sudah berpengalaman memeras orang.Tante Almara keluar dari kamar, mengenakan gaun tidur sederhana. Wajahnya tampak letih, tetapi senyum kecil muncul saat melihat Leo begitu serius. “Kamu belum tidur lagi?”Leo menutup laptopnya. “Aku tidur sebentar. Tante, aku sudah cari info soal Faizal. Dia bukan orang biasa. Ada dua orang yang dulu juga pernah mengaku diancam. Tapi mereka diam dan menghilang begitu saja.”Tante Almara duduk di hadapannya. “Jadi… dia sudah lama melakukan ini?”Leo mengangguk. “Iya. Makanya aku pikir kita nggak bisa cuma menunggu. Aku kenal seseorang di bagian cyber crime. Kalau kita bisa dapat bukti kuat, dia bisa ditangkap.”Tante Almara menarik napas panjang. “L

  • Pemuas Hasrat Tante Muda   Bab 12 - Uang dan Kenikmatan

    Malam itu, Tante Almara tidak bisa tidur. Ia duduk di ruang tamu apartemennya sambil menatap kosong ke arah kota yang berkelip dari balik jendela. Foto-foto di dalam amplop masih terbayang jelas di kepalanya. Kata-kata Faizal terus terngiang, "Lima ratus juta, menikmati malam bersama, atau semua orang tahu." Ia menatap layar ponsel. Nomor Faizal masih tertera, tetapi ia belum punya keberanian untuk menelepon. Ia ingin marah, ingin melawan, tetapi ia tahu lelaki itu licik dan berbahaya. Jika ia salah langkah, bisa saja semuanya hancur dalam semalam. Ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Leo. [Tante sudah tidur? Kalau belum, jangan lupa minum obat sakit kepala ya. Besok jangan terlalu capek.] Pesan itu membuat hati Tante Almara terasa sesak. Di tengah ancaman yang menghantuinya, ada seseorang yang benar-benar peduli. Tapi justru itu yang membuatnya takut. Jika Leo tahu soal ancaman ini, hidupnya bisa ikut porak-poranda. Karier Leo sebagai calon anggota boyband bisa hancur s

  • Pemuas Hasrat Tante Muda   Bab 11 - Foto Syur

    Beberapa hari kemudian, Tante Almara menerima sebuah amplop hitam di atas mejanya saat tiba di kantor pagi itu. Tidak ada nama pengirim, hanya tulisan tangan yang kasar dan terburu-buru. "Lihatlah kebenaran yang kau sembunyikan.” Jantungnya langsung berdegup kencang. Dengan sedikit ragu, ia membuka amplop itu. Di dalamnya, ada beberapa lembar foto yang membuat darahnya terasa dingin. Foto-foto itu jelas menunjukkan dirinya dan Leo di malam hujan beberapa hari lalu, saat Leo membukakan pintu mobil dan menatapnya dengan penuh kasih. Bahkan ada foto ketika mereka duduk berdampingan di dalam mobil, terlihat begitu dekat. Pun juga beberapa foto syur saat dirinya sedang bersama Leo mengarungi surga dunia. Hal yang begitu panas, tetapi memalukan juga jika disebar. Tante Almara menatap foto-foto itu lama sekali. Tangannya bergetar. Siapa yang bisa melakukan ini? Mengapa ada yang menguntit mereka? Ia memeriksa amplop itu kembali, dan di bagian paling bawah ada selembar kertas kecil bertul

  • Pemuas Hasrat Tante Muda   Bab 10 – Cinta Beda Usia

    Leo sudah tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain karena dia hanya menginginkan Tante Almara. “Tante, tolong pertimbangan kembali apa yang aku katakan. Aku benar-benar menyimpan perasaan dengan Tante.”Tante Almara menghela nafas panjang. Dia pun menatap Leo dengan dalam, “Sayang, kamu tahu? Cinta kita beda usia. Beda jauh. Apa mungkin?”“Cinta kita? Berarti Tante juga cinta aku, kan?” Leo merasa senang mendengar ucapan Tante Almara yang salah bicara. Tante Almara merasa terkejut dengan hal itu dan tersipu malu. Dia mencoba memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Leo. Keduanya sedang memadu kasih di dalam ruangan kerja milik wanita cantik berusia matang itu. Leo pun menempel ke Tante Almara. “Tante, tolong jujur. Tante juga merasakan hal yang sama, kan? Aku ... Aku mencintaimu.”Tante Almara menggigit bibirnya, ragu-ragu untuk mengakui apa yang sebenarnya ia rasakan. Ia tahu bahwa hubungan ini sulit, bahkan mungkin mustahil, tetapi hatinya tak bisa membohongi diriny

  • Pemuas Hasrat Tante Muda   Bab 9 – Ancaman Faizal yang Merindukan Liang Kenikmatan

    Seminggu setelah ancaman dari produser, semua anggota Light dipanggil ke ruang latihan utama. Tante Almara dan produser Arman sudah menunggu mereka di sana.“Hari ini, saya ingin mengumumkan keputusan penting,” ujar Arman dengan nada serius.Semua anggota menahan napas, menunggu dengan cemas. Mereka saling menatap satu dengan yang lainnya karena merasa was-was andai kata satu dari antara mereka benar-benar akan dikeluarkan dan diganti oleh orang baru. Arman melanjutkan, “Setelah mempertimbangkan kerja keras kalian selama seminggu terakhir, saya memutuskan bahwa tidak ada satu pun dari kalian yang akan diganti.”Ruangan itu langsung dipenuhi dengan suara lega dan sorak-sorai kecil. Semua anggota boyband Light merasa begitu bahagia karena tidak ada di antara mereka yang akan digantikan posisinya. “Tapi,” lanjut Arman, “saya ingin kalian ingat bahwa ancaman ini tidak akan selalu kosong. Kalau kalian lengah atau tidak menunjukkan perkembangan, saya tidak akan ragu untuk membuat perubaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status