Share

Penakluk Hati CEO Arogan
Penakluk Hati CEO Arogan
Penulis: Diandra Ayu

1. Dasar Benalu

"Aaawww! Sakit..."

Seorang wanita dengan balutan gaun pengantin berwarna putih gading itu meringis kesakitan dan nampak terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh pria di hadapannya itu.

Khawatir merasa kegerahan, Alea hendak membuka tuxedo yang dikenakan oleh pria yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya. Ia kaget dan tidak menyangka jika pria yang selalu terlihat manis dan ramah itu tiba-tiba mendorongnya dengan kasar.

"Jangan sentuh aku, Wanita sialan! Aku tidak sudi kau sentuh meski seujung kuku," ujar pria itu dengan sarkas.

Raditya Abimana, CEO muda sebuah perusahaan properti ternama itu menatap wanita yang tersungkur di lantai dengan bengis. Ia tidak sama sekali iba meski wanita yang terpaksa ia nikahi itu terlihat kesakitan akibat dorongan yang kuat dan kasar tadi.

"Ke–kenapa, Mas? Kenapa Mas Radit kasar seperti ini?" tanya Alea dengan wajah yang sedikit memucat dan kebingungan atas sikap Raditya yang berubah drastis itu. Sebelumnya Raditya begitu manis dan romantis. Jemari pria itu bahkan terus menggenggam jemarinya selama resepsi berlangsung. Membuat Alea tersipu malu dan berbunga-bunga di hari pernikahannya ini.

"Kenapa? Kau tanya kenapa? Ciihh.... Dasar wanita bodoh! Tak tahu malu! Kau pikir aku mau begitu saja menerimamu sebagai istriku?!"

Alea yang kini sudah bangkit dari posisi tersungkurnya tadi menatap bingung pada suaminya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak kuasa menahan sesak akibat bentakan dan kata-kata sarkas yang terlontar dari mulut suaminya itu.

"Ja–jadi Mas terpaksa menikahiku? Lalu mengapa sikap Mas Radit begitu lembut dan manis? Mengapa Mas tidak menolak saja perjodohan ini?" tanya Alea dengan bibir yang bergetar. Bulir bening itu mulai berjatuhan membasahi pipinya yang putih dan mulus.

Radit mendengkus kesal. Ia memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap wanita yang saat ini sangat ia benci.

"Kau pikir aku mau kehilangan kemewahan dan jabatanku hanya karena gadis pecundang sepertimu?! Asal kau tahu, Mama dan Papa mengancamku untuk mau menikah denganmu. Padahal mereka tahu jika aku sudah punya seorang kekasih!" tegas pria itu dengan nafas yang memburu.

Raditya mulai meluapkan kekesalan yang ia pendam satu bulan terakhir ketika kedua orang tuanya memintanya untuk menikahi gadis yang tentu saja belum Radit kenal sebelumnya.

Alea tercengang. Ia mengusap pipinya yang basah menggunakan punggung tangannya. Rasa kecewa dan sakit hati akibat perlakuan dan kata-kata kasar tadi berubah menjadi rasa bersalah yang besar. Ternyata dibalik pernikahan ini, Raditya harus menerimanya dengan terpaksa.

"Ma–maafkan aku, Mas. Aku tidak tahu jika sebelumnya Mas sudah punya..."

"Shiittttt!!! Tidak usah banyak omong! Kau minta maaf pun tidak ada gunanya. Orang tuaku tetap menginginkan pernikahan ini. Kehadiranmu benar-benar sebuah bencana untukku!" tegasnya lagi dengan sarkas.

Alea hanya mampu menundukkan kepalanya. Antara bingung dan juga sakit hati. Namun ia bisa apa? Pernikahan ini sudah terjadi. Ia juga tidak ingin mengecewakan Tuan Damian dan Nyonya Rahayu yang begitu baik seperti orang tua kandungnya sendiri.

"Aaarghhh...!!!"

Raditya menyugar rambutnya dengan kasar. Ia berteriak frustasi. Di hari pernikahannya ini, ada seseorang yang tengah menantinya dan sangat bersedih. Wanita itu adalah Maura, kekasih hati yang sangat ia sayangi. Namun entah mengapa, orang tuanya tidak pernah mau merestui mereka?

"Kau adalah benalu! Kau perusak hubungan asmaraku dengan kekasihku. Secepatnya, aku akan menceraikanmu!" tegas Raditya yang membuat Alea langsung mendongak karena terkejut.

"Mas... Jangan! Tolong beri aku kesempatan. Aku tidak ingin mengecewakan Mama dan Papa. Mereka sangat menginginkan pernikahan kita. Aku tidak bisa membalas kebaikan mereka selain ini, Mas. Please..."

Alea langsung berlutut di hadapan suaminya. Ia memegang kaki Raditya dan memohon dengan sangat pada pria itu. Bukan karena rasa suka dan tidak ingin kehilangan, hanya saja ia tidak ingin melukai perasaan ibu dan ayah mertuanya yang begitu baik itu. Mereka telah banyak berjasa dalam hidupnya. Hanya pernikahan ini yang mereka inginkan dan Alea ingin mewujudkannya sebagai balas budi.

BRUK!

Satu tendangan dan dorongan kembali ia lakukan hingga membuat wanita itu terjengkang. Punggung Alea terbentur ujung meja hingga membuatnya kembali meringis kesakitan.

"Aawwww! Aaah, sakiiit!"

Sambil mengelus punggungnya sendiri, Alea meringis dan menangis menahan rasa sakit dan ngilu yang mendera. Raditya benar-benar sangat kasar.

"Aku sudah peringatan padamu agar tidak menyentuhku meski seujung kuku!" tegas pria itu tanpa rasa iba sama sekali.

"Aku tahu apa alasanmu tidak ingin aku ceraikan? Kau hanya ingin harta keluargaku 'kan? Wanita matre sepertimu hanya akan menjadi benalu." Raditya menarik sebelah sudut bibirnya ke atas. Menatap angkuh pada Alea yang riasan wajahnya kini mulai luntur akibat air mata yang terus berderai tanpa henti. Rasanya sungguh sakit. Pria itu sangat kejam dan tidak punya perasaan.

Alea mencoba untuk bangkit meski rasa sakit masih mendera. Ia mengusap kembali air matanya. Dirinya tidak boleh terlihat lemah. Ia tidak mau jika harga dirinya diinjak-injak seperti ini.

"Oke kalau begitu. Ceraikan aku, Mas. Ceraikan aku sekarang juga jika kau mau melihat Papa sakit. Bukankah kau tahu jika darah tinggi Papa sering kambuh?!" Alea memberanikan diri membalas tatapan tajam suaminya. Ia juga sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Dasar licik! Kau benar-benar licik, wanita sialan!" Kedua tangan Raditya terkepal kuat. Mata melotot dan nafasnya memburu membuat Alea ketakutan. Ia takut jika pria itu kalap dan akan melukai fisiknya. Tentu saja dalam hal ini Alea tidak mampu untuk melawan.

Namun tanpa diduga, Raditya malah membalikkan tubuhnya. Meski sangat ingin menghabisi wanita yang ia anggap pengganggu itu, namun tentu saja ia tidak ingin gegabah. Karena jika sampai wanita itu terluka apalagi mati, tentu saja kedua orang tuanya akan murka. Mereka sepertinya lebih menyayangi Alea dari pada anak kandung mereka sendiri.

"Tiga bulan. Hanya tiga bulan masa pernikahan kita. Dan selama tiga bulan itu jangan kau dekati aku!" tegasnya tanpa menoleh sama sekali.

Raditya berjalan menuju pintu kamar mereka. Namun belum sempat ia membuka pintu, pria itu kembali mengancam Alea.

"Bersandiwara lah! Buatlah Mama dan Papa percaya jika aku adalah suami yang baik. Sampai tiga bulan tiba, jangan mengusik hidupku, Dasar benalu!" ujar Raditya mengucapkan kembali kata-kata pedasnya sebelum akhirnya ia keluar dari kamar itu, meninggalkan Alea yang mematung sambil mengelus dadanya yang terasa sesak.

**

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status