Share

Pengasuh Untuk Sang Duda
Pengasuh Untuk Sang Duda
Penulis: Rini Wulandari

Bab 1 Rayuan Mahasiswi Centil

"Ethan, nanti malam persiapan dirimu. Mama yakin wanita yang kali ini akan sangat cocok untukmu." Seorang wanita paruh baya itu menghampiri, membuat pria yang bernama Ethan kesal.

"Sudah berapa kali aku mengatakannya jika aku tidak ingin menjalin hubungan dengan wanita manapun, aku tidak ingin menikah lagi, Mah!" Ethan mulai kesal, karena pagi-pagi begini Mamanya membuat mood dia memburuk. 

Karena penghianatan yang dilakukan oleh mantan istrinya 4 tahun silam membuat Ethan trauma akan cinta. Hatinya sudah membeku dan rasanya tidak akan ada lagi yang bisa membuatnya merasakan cinta kembali. Baginya, hidup dengan kedua anaknya sudah membuat dia sangat bahagia. 

"Mau sampai kapan kamu begini, Ethan? Apa kamu tidak kasihan melihat kedua anakmu hidup tanpa kasih sayang seorang Ibu?" Mama terus saja membujuknya, tapi tidak membuat Ethan terpengaruh.

Ethan selesai memakai pantofelnya, pagi ini dia harus datang ke kampus untuk mengajar. Ethan berjalan ke arah Mamanya, meraih tangan wanita paruh baya itu untuk berpamitan.

"Jangan paksa aku, Mah!" ujar Ethan setelah selesai berpamitan.

"Mama melakukan ini untuk kebaikanmu dan dan cucu-cucu Mama. Pokoknya nanti malam kamu harus siap-siap, Mama tidak mau tahu!!" teriak Mama menggelegar karena dia yang sudah hengkang dari hadapan Mama. 

Ethan mengabaikan teriakan Mamanya itu, dia sudah muak karena selalu saja dicarikan jodoh oleh Mama. Padahal dia sudah tidak mau lagi menjalin hubungan spesial dengan wanita manapun. Mengingat sakit hati yang dia rasakan masih begitu membekas, seperti goresan belati yang masih basah. 

Ethan segera masuk ke dalam mobilnya dan melaju menuju kampus di mana tempatnya mengajar. Tak butuh waktu lama, dia sudah sampai di kampus, karena dia sudah hampir terlambat, Ethan dengan buru-buru turun dari mobilnya dan menuju ke arah kelas di mana dia akan mengajar pagi ini.

Suara hentakan sepatu pantofel milik Ethan beradu menjadi satu di lorong sebuah universitas. Semakin lama, suara itu terdengar begitu jelas dan menggebu-gebu. Orang-orang menyapa Ethan yang hanya dibalas anggukan kepala oleh sang empunya. Langkah sepatu tersebut terhenti di depan sebuah pintu kelas, dengan tergesa-gesa dia membuka pintu tersebut. 

"Selamat pagi, Pak Ethan," sapa salah satu mahasiswinya, membuat Ethan terlonjak kaget seketika.

Ethan tidak menggubrisnya, dia melewati mahasiswinya yang kini tengah memamerkan deretan gigi ratanya itu, Ethan lebih memilih untuk langsung menaruh tas miliknya di meja dosen.

"Selamat pagi, langsung saja kita lanjutkan pertemuan hari ini. Kali ini, saya akan menjelaskan tentang beberapa bahasa pemrograman kepada kalian semua." Ethan mulai berbicara, tatapan matanya begitu tajam dan menusuk, membuat para mahasiswanya tidak bisa berkutik apapun lagi saat dia mengajar. 

Ethan adalah salah satu dosen di program studi Teknologi Informasi. Dia terkenal sebagai dosen killer namun tampan dan mempesona. Membuatnya menjadi incaran para mahasiswinya, termasuk para dosen muda pula. Walaupun dia adalah duda yang sudah memiliki anak kembar beda jenis kelamin.

"Pak Ethan kenapa hari ini tambah ganteng aja, sih," cletuk Selina—mahasiswi yang tadi mengapa Ethan di depan pintu masuk kelas. 

Ethan hanya meliriknya sekilas, dia sudah hafal dengan Selina, salah satu mahasiswinya yang terkenal sebagai pembuat onar dan biang masalah di kampus. Terlebih, Selina memang sering menggodanya dan mencoba menarik perhatiannya. Ethan tidak peduli dengan Selina yang kini tengah mencibirkan bibirnya karena tidak dia tanggapi.

"Dapat kalian lihat dari layar LCD di depan, bahasa pemrograman adalah bahasa yang digunakan sebagai instruksi perintah untuk komputer yang pada umumnya terdiri dari sintaks-sintaks. Nah, contoh dari bahasa pemrograman seperti Java, C++, Cobol, PHP dan masih banyak lagi." Ethan mulai menjelaskan, aura ketegasan muncul dan membuat suasana kelas menjadi sunyi. 

"Ada yang tahu apa kepanjangan dari bahasa pemrograman PHP?" Ethan mengajukan pertanyaan, dia menatap ke seluruh penjuru kelas.

Tidak ada jawaban, semua mahasiswanya terdiam bagai patung. Hingga suara melengking seorang wanita menghiasi isi kelas. Dengan percaya dirinya, wanita itu bahkan sudah menaikan tangan kanannya dengan cengiran dari bibirnya. 

"Benar tidak ada yang tahu?" Ethan kembali bertanya, mengabaikan wanita tersebut.

"Pak Ethan, saya tahu!" Lagi-lagi wanita itu berbicara, membuat dia menghela nafas beratnya.

"Silahkan, Selina," ujar Ethan dengan berat hati.

"Kepanjangan dari PHP adalah pemberi harapan palsu, jadi Pak Ethan tolong terima cinta saya dong," jawab Selina, membuat seisi kelas langsung tertawa heboh karena tingkah wanita itu.

Ethan mengepalkan kedua tangannya, pagi ini saja pikirannya masih kacau karena masalah yang dia alami, sekarang bertambah pusing karena Selina. Sungguh, wanita itu memang benar-benar membuat mood Ethan untuk mengajar hancur seketika.

"Jika tidak berniat untuk mengikuti mata kuliah saya, lebih baik keluar saja!" ujar Ethan dengan tegasnya, suara bariton pria itu mampu membuat seisi kelas langsung terdiam.

"Saya niat banget lah, Pak. Asal Pak Ethan tahu ya, saya tadi pagi make-up 1 jam agar terlihat cantik di depan Bapak." Selina masih saja berbicara, membuat Ethan menjadi semakin muak.

Rahang pria itu mengetat kuat, pegangan tangannya pada buku paket semakin mencengkram, hingga menunjukan otot-otot lengannya yang terlihat menonjol. 

"Selina!!" geram Ethan, tatapan mata setajam elang Ethan layangkan.

"Iya, Sayang," jawab Selina dengan kedipan matanya. 

Mata Ethan langsung menyipit, tenaganya seakan habis untuk menghadapi Selina. Ethan menghela nafasnya, dia akan berusaha sabar menghadapi Selina. 

"Kita lanjutkan, seperti yang kalian ketahui, PHP adalah singkatan dari hypertext preprocessor yang sering digunakan untuk memprogram website-website dinamis. Jadi, bukan seperti apa yang dijabarkan oleh Selina tadi." Ethan mulai berkeliling di dalam kelas, sembari terus menjelaskan materi dan mengabaikan Selina. 

Hingga waktu pun semakin berlalu, tanpa terasa mata kuliah yang disampaikan oleh Ethan telah usai. Membuat pria itu bisa bernafas lega karena akhirnya berpisah dengan Selina. 

"Mata kuliah hari ini cukup sampai di sini, jangan lupa kumpulkan tugas yang sudah saya berikan tadi." Setelah mengatakan hal itu, Ethan berjalan keluar dari kelas dan menuju ke arah ruang kerjanya. 

Diperjalanan, Ethan tampak memegangi kepalanya sendiri yang terasa berdenyut nyeri akibat menghadapi Selina dan perkataan Mamanya di rumah tadi. Entahlah kenapa wanita itu bisa begitu terobsesi kepadanya. 

Sesampainya di dalam ruangannya, Ethan meraih gelas yang berisi air putih dan menenggaknya hingga tandas. Seolah mengisi tenaganya yang terkuras habis. Pikirannya masih kacau, Ethan harus mencari cara untuk membatalkan pertemuan dengan wanita pilihan Mamanya nanti malam. 

"Apa yang harus aku lakukan kali ini?" tanya Ethan kepada dirinya sendiri.

Ethan berpikir keras, kuku-kuku jarinya mengetuk meja perlahan. Kepalanya semakin berdenyut nyeri tidak karuan. Hingga akhirnya, dia mendapatkan ide brilian yang pasti akan membantunya menyelesaikan masalah. 

"Ya, aku yakin sekali ide ini akan berhasil," gumam Ethan dengan bangganya, seringai muncul dari sudut bibirnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status