"Martis..., coba kamu cerita pelan-pelan," ujar Marta.
"Benar Nak, coba pelan-pelan. Siapa tahu Ayah akan mengerti maksudmu," ucap Marten."Kalau tidak, kau bersihkan dan keringkan dulu tubuhmu. Ibu akan menyiapkan minuman dan sup hangat untukmu," ucap Marta."Kalau begitu baiklah, Ibu," jawab Martis.Kemudian ketika di dalam kamar mandi, Martis memikirkan sesuatu."Apakah sistem tidak bisa diperlihatkan oleh orang lain?" gumam Martis sambil menatap kedua telapak tangannya."Sistem, tunjukkan kemampuan apa saja yang dapat aku gunakan?" ucap Martis."Dimengerti. Silahkan lihat semuanya," jawab sistem.Martis yang berendam di bak air hangat membaca perlahan tulisan yang ada di depannya."Eh...? Banyak sekali? Aku malah jadi bingung sendiri. Apakah semua ini dapat aku lakukan? Atau..., ah aku coba saja," gumam Martis.Cetrek!"Berhasil! Ini berhasil! Bagus, bagus sekali! Hahaha...!" Martis kegirangan.Rupanya ia menjentikkan jarinya lalu ada api yang menyala di bagian ujung jarinya. Tadi Martis membaca kalau ada sebuah kemampuan yaitu dapat mengontrol api. Dan di sana juga tertulis bagaimana cara melakukannya. Yang tidak Martis duga adalah caranya itu sangatlah mudah!"Apakah ini sihir? Eh..., ini bukan sihir. Ini adalah sistem. Baiklah, aku akan tunjukkan kemampuan kecil ini pada Ayah dan Ibu!" gumam Martis. Kemudian Martis buru-buru menyelesaikan mandinya.Ayah dan Ibu Martis telah menunggunya di meja makan."Martis, cepat habiskan ini. Nanti tubuhmu bisa terkena demam. Kau tadi malah hujan-hujanan seperti itu," ucap Marta."Iya Ibu. Oh iya, aku akan memperlihatkan sesuatu pada Ayah dan Ibu," ucap Martis.Marta dan Marten saling menatap.Kemudian Marten menyadari sesuatu di tangan Martis."Martis, dari mana kau mendapatkan jam tangan itu? Kalau dari tampilannya, itu terlihat seperti jam tangan yang sangat mahal. Kamu..., em..., kamu tidak...," ucap Marten."Tidak ayah! Aku tidak akan mencuri barang seperti ini. Ini adalah hadiah pertamaku dari sistem," jawab Martis.Tak lama kemudian Martis selesai menghabiskan hidangan hangat yang Marta sediakan tadi."Lalu, apa maksudmu jam tangan mewah itu yang mau kau tunjukkan pada kami?" tanya Marten."Eh...? Tentu saja bukan, Ayah. Tapi jujur saja, aku juga merasa kalau jam tangan ini memiliki kemampuan. Karena sistem menyebut namanya adalah jam spesial," jawab Martis."Ceritakan lah pada kami, Nak," ucap Marta. Marta mengelus lembut kepala Martis.Cetrek!Martis menjentikkan jarinya dan di ujung jari Martis ada api kecil."Lihatlah ini Ayah, Ibu!" ucap Martis. Di raut wajah Martis tercetak jelas kalau ia merasa bahagia."I-ini..., ini...? Martis, bagaimana bisa kau melakukannya?" ucap Marta yang terkejut."Coba kau lepas semua pakaianmu, Martis," ucap Marten."Eh...? Ayah, kenapa begitu?" tanya Martis heran. Tentu saja ia malu. Karena usianya bukanlah anak kecil lagi. Yah..., walaupun usianya sudah mulai masuk dewasa, tapi kedua orang tuanya masih memperlakukannya seperti anak kecil. Itu karena kedua orang tua Martis sangat mencintainya."Sudahlah, lakukan saja apa kata Ayah," jawab Marten.Akhirnya Martis melepaskan semua pakaiannya tanpa tersisa.Marten hanya ingin memastikan apakah ada sebuah tanda di tubuh Martis. Namun nyatanya, tidak ada tanda apapun di tubuh Martis."Ini..., bagaimana ini bisa? Kau tidak memiliki tanda apapun di tubuhmu, Martis. Tapi..., bukankah tadi yang kau tunjukkan adalah bukti kalau kekuatanmu sudah bangkit?" ucap Marten."Entahlah Ayah. Aku pikir, Ayah tahu tentang sistem," jawab Martis."Nah, aku juga penasaran dengan maksudmu tentang sistem-sistem itu. Ayah tidak mengerti Martis," ucap Marten.Kemudian mereka membicarakan hal aneh yang terjadi pada Martis.Martis juga tidak hanya menunjukkan satu kemampuan saja. Martis membaca sistem sejenak kemudian langsung menggunakan kemampuan-kemampuan lainnya.Air, angin, tanah, besi, dan banyak lagi lainnya. Martis memiliki banyak sekali kemampuan."I-ini..., ini gila! Tidak! Ini bagus! Bagus sekali Anakku!" Marten memeluk tubuh Martis sambil menangis karena terharu. Begitu juga dengan Marta. Mereka bertiga saling berpelukan dan menangis bahagia. Suasana menjadi terasa hangat.Beberapa jam kemudian, barulah mereka kembali seperti semula."Ngomong-ngomong, mana belanjaan kamu?" tanya Marten."Astaga..., Ayah! Maafkan aku. Aku sampai lupa." Martis menepuk jidatnya sendiri.Kemudian Martis menceritakannya kepada Marten apa yang terjadi tadi."Ternyata mereka lagi ya. Martis, kalau lain hari mereka masih mengganggumu, kau gunakan saja kekuatan sistem milikmu itu. Tapi ingat, jangan berlebihan. Entah kenapa, aku merasa kalau kekuatan yang kau miliki itu tiada taranya," ucap Marten."Baiklah Ayah. Tapi Ayah, jujur saja aku masih belum mengerti semua tentang sistem ini. Dan lagi, sistem ini sebenarnya dapat berbicara. Tapi aku yakin kalau suara itu hanya bisa didengar olehku saja," jawab Martis."Yah..., kau harus banyak-banyak mempelajarinya Nak. Ayah akan membantumu bila kau membutuhkannya," ucap Marten."Tapi Suamiku, aku rasa mungkin sebaiknya kita harus merahasiakan tentang kekuatan Anak kita ini. Entah kenapa, aku memiliki firasat buruk jika ini diketahui banyak orang," ucap Marta."Benar juga apa katamu. Martis, rahasiakan ini semua ya? Jangan kau ceritakan pada siapapun. Aku rasa ini yang terbaik untukmu," ucap Marten."Baik Ayah. Kalau begitu, aku mau ke kamar dulu ya Ayah, Ibu. Aku mau membaca untuk mempelajari sistem terlebih dahulu. Siapa tahu saja ada hal lain yang bisa aku lakukan," ucap Martis.Marta dan Marten pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum."Kalau lapar, katakan pada Ibu ya Nak," ucap Marta yang mengelus kepala Martis dengan lembut. Kemudian Marta juga mengecup kening Martis."Baik, Ibu. Tenang saja."Saat di dalam kamar, Martis fokus dengan membaca banyak informasi yang ada pada sistem."Apa ini? Tugas? Tugas apa maksudnya?" gumam Martis.Martis membuka bagian tugas. Di sana tertulis banyak sekali tulisan-tulisan."Ternyata ada juga hal seperti ini. Jika aku mampu menyelesaikan tugasnya, aku akan mendapat hadiah? Hem..., dan tugas-tugas ini juga memiliki banyak tahapan dan tingkatan ternyata. Statusku masih pemula, berarti aku hanya dapat mengambil tugas-tugas ringan saja. Kalau levelku sudah meningkat, akan ada banyak tugas yang dapat aku selesaikan. Oke, aku lakukan yang ini saja dulu," gumam Martis.Martis menekan tugas yaitu latihan olahraga. Dan tugas itu ada cukup banyak. Martis pun memilih push-up seratus kali."Kalau ini, mungkin aku bisa melakukannya," ucap Martis.Beberapa puluh menit kemudian, Martis akhirnya menyelesaikan latihannya yaitu push-up seratus kali. Martis merasa cukup kelelahan.Tring...!"Selamat! Tugas pertama telah Martis selesaikan. Silahkan terima hadiahnya."Tring...!Di hadapan Martis, ada sebuah kotak lagi. Itu sama persis dengan saat ia menerima jam tangan yaitu hadiah pertamanya.Kemudian ia membuka kotak hadiah yang ada di hadapannya.
"Apa ini?"
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu. "Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing. Berp...! Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap. Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya. "Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini. Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan. "Hormat, Hamba, pada Bos...!" Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang. "Kalian semua, bangunlah." Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri. "Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!" Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liar tadi ternyata adalah salah sa
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini