“TIDAK BISA!! Kau sudah gila apa?” Pak Dwi membentak Ardi. Dia tidak setuju dengan rencana Ardi yang ingin menggunakan rencana City Of Future sebagai rencana cadangan.“Selama Fasilitas ini tidak di ketahui semuanya akan aman-aman saja. Sekarang coba pikirkan, dari mana semua fasilitas ini di danai? Kalau peluncuran kali ini gagal, ENS akan kehilangan salah satu perusahaan pendulang keuntungan terbesarnya. Dan ujung-ujungnya? Fasilitas ini tidak akan bisa beroperasi lagi. Semua kerja keras ini akan sia-sia!” Ardi akhirnya meninggikan suaranya sedikit setelah menahan semua emosinya hari ini.Perdebatan ini sudah berlangsung sekitar sejam, dan dia mulai lelah memikirkan waktu yang terbuang sia-sia sementara musuhnya menari-nari kegirangan saat ini.Pak Dwi terdiam sejenak, dia memandang Ardi dengan tatapan penuh keraguan. Dia melepas kacamatanya lalu berjalan kembali ke meja kerjanya. “10 Tahun saya dan Ayahmu melakukan ini semua, kami melakukan semuanya dari 0,” Pak Dwi menggigi
ARC II : Pertarungan Yang Tak Akan Terhindarkan CHAPTER 11 2 Bulan berlalu semenjak pengumuman City Of Future, penjualan saham ENS Electronics merangkak naik menjadi perusahaan ke 3 terbesar di Indonesia. Dan tentunya, mengukuhkan ENS Group sebagai sebagai konglomerasi terbesar di Indonesia dari segi total Valuasi keseluruhan. “Ayu, kemari sebentar,” Ardi berbicara melalui telepon yang khusus untuk memanggil setiap orang penting di ENS Electronics. Semenjak kesuksesan ENS Electronics dua bulan lalu, dia memutuskan untuk memberikan perhatian lebih dan memindahkan keseluruhan basis operasi ENS Group ke ENS Electronics. “Lu tahu kan jabatan gua sekarang ini adalah Vice President? Bukan sekretaris lo lagi?” Ayu langsung mengomel begitu tiba di ruangan Ardi, “Makanya, proses penyaringan lamaran untuk sekretaris gua di percepat dong,” Ardi mengucapkannya dengan sedikit tersenyum nakal, “Bagaim
“Hah?” Ardi sedikit terkejut dengan pertanyaan Cynthia yang begitu tiba-tiba, “Kenapa tiba-tiba?”Dalam pikirannya memang sempat terbesit untuk meminta Cynthia rehat dari dunia hiburan, setidaknya sampai masalah The Collector’s ini selesai. Namun dia tidak tega harus merebut apa yang tunangannya ini perjuangkan selama ini dengan begitu susah payah.“Tidak sekarang juga sih, tapi dalam 1 atau 2 tahun ke depan lah. Aku hanya merasa sudah sampai di batas yang tidak bisa kulewati lagi, kecuali aku mujur bisa dapat piala Oscar yang rasanya sangat mustahil itu.Dari awal kan tujuanku menjadi artis memang untuk membuktikan diri ke keluargaku, terutama Ayahku dulu kalau aku bisa sukses dengan impianku sendiri. Dan sekarang, lemari penghargaanku sudah penuh dengan bukti perkataanku waktu itu.Jadi sekarang, aku mau mencari kesibukan lain,”“Bukannya malah bagus dong. Kamu bisa lebih memilih skrip mana yang bag
“Pertanyaan yang sangat bagus,” Ardi mulai berbicara, “Tapi mungkin sebelum bertanya, bisa di periksa dulu faktanya ya. Karena media di luar sana selalu menggembar-gemborkan berita hanya demi menaikkan jumlah pembacanya.Pertama, memang benar ENS Group sekarang ini sedang berusaha memperlebar sayap bisnisnya ke ranah media hiburan. Sebenarnya sudah lama saya berniat untuk melebarkan sayap ENS ke sana, apalagi setelah melihat bagaimana tunangan saya bisa sukses di sana. Tapi memang baru sekarang saja bisa terealisasikan.Kedua, kepemilikan saham kami yang ada di D&D Media, dan RTA Corp itu sebanyak apa yang orang pikirkan. Paling banyak hanya sekitar 3 – 5% saja. Dan itu tidak cukup untuk seperti yang tadi di tanyakan, mengontrol opini publik. Niat kami pun sebenarnya untuk belajar terlebih dahulu, melihat prospek jangka panjangnya bagi kami seperti apa. Hanya sebatas itu,”“Jadi tolong di dengar ya semuanya, setiap informa
“Tapi, kalau lu benar-benar mau menjalankan rencana lu itu. Gua ngak setuju,”“Kenapa?” Ardi bertanya balik, dia penasaran kenapa Ayu kali ini tidak sejalan dengannya. Sebab menurutnya ada bagusnya jika mereka setidaknya mempunyai perusahaan yang bergerak media.Apalagi basis mereka yang merupakan perusahaan teknologi terkemuka di dalam berbagai bidang, mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang media dan hiburan bisa menjadi pendapatan terbesar berikutnya.Contoh saja Dis**y yang bisa menghasilkan miliaran dollar hanya dari penjualan streaming service mereka.“Seperti pertanyaan yang lu dapatkan waktu seminar kemarin, monopoli pasar. Kita sekarang sudah menguasai sekitar 40 – 60% pasar dalam negeri untuk sektor IoT, Smartphone, Laptop. Walau sukses, taktik kita saat ini saja sudah mendapatkan cukup banyak kecaman dari pesaing kita dan tidak sedikit juga publik yang menuding kita dengan hal yang serupa,”
“Sa.. Sayang?!” Dengan tangan yang gemetaran setelah mendengar suara begitu keras di telepon tadi, Cynthia terus memanggil Ardi, berharap pikiran buruk yang ada di kepalanya tidak menjadi kenyataan. “Cynthia, kamu kenapa?” Ibunya Ardi bertanya saat melihat tangan Cynthia yang agak gemetaran. Sedangkan Alona, memandang calon kakak iparnya tersebut dengan tatapan heran namun juga khawatir di saat yang sama. “M.. Ma.., Ardi..” Cynthia yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari Ardi, tidak bisa lagi menahan air matanya saat berbalik menatap Ibunya Ardi. “Alona, kamu temani Cynthia dulu,” Ibunya Ardi yang cukup peka dan menyadari ada sesutau yang tidak beres, langsung berjalan naik ke kamar tidurnya yang ada di lantai 2 dan menelepon salah satu detektif kenalannya saat dia masih aktif jadi pengacara dulu. “Halo, ibu Sinta? Kenapa tiba-tiba menelepon larut malam begini?” “Maaf, tapi bisa kau lacak telepon Ardi sekarang?” dia langsung meminta
Saat berjalan ke kamar tempat Ardi dirawat, Ayu berpikir keras apakah dia seharusnya memberitahu ke Ibunya Ardi kalau selama ini dia dan Ardi sedang menyelidiki kematian Chairman sebelumnya. Sebab dari pertama, dia sudah berjanji kepada Ardi untuk tidak menceritakannya kepada siapapun, termasuk Alona, Ibunya atau Cynthia sekalipun.“Kamu kenapa di luar seperti itu?” Ayu tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara Ibunya Ardi tang ternyata sedang menghampiri Cynthia yang sedang berdiri di luar lorong.“Hanya ingin menghirup udara segar dulu ma,” Cynthia menjawab sembari diam-diam melirik ke arah Ayu.Melihat kode yang di berikan Cynthia, Ayu melangkah maju, “Biar saya yang temani. Tante istirahat saja dulu,” dia menawarkan diri.Ibunya Ardi hanya menangguk, wajahnya tampak begitu lelah dengan semua kejadian hari ini. Setelah Ibunya Ardi masuk ke dalam kamar tempat Ardi di rawat, Ayu dan Cynthia berjalan menuju kantin rumah sakit yang ajaibnya masih ada beberapa kios yang buka, pada
“Tetap tenang saja, semuanya akan baik-baik saja selama lu ngak bersikap mencurigakan,” Ayu berbisik di belakang Cynthia yang baru saja melayani perbincangan dengan salah satu calon investor yang berminat di project COF.“Ternyata melelahkan juga pekerjaannya bos lu ya,” keluh Cynthia, sekaligus menyindir dirinya sendiri yang begitu cepat mengeluh.“Akhirnya lu sadar kan bagaimana melelahkannya menjadi seorang CEO?” Ayu balik mengejek Cynthia.Cynthia tidak bisa melawan fakta yang di katakan oleh Ayu, dia hanya bisa terdiam dan terus memasang senyum sambil berjalan berkeliling menyapa semua tamu undangan satu persatu. Sementara Ayu yang ada di belakangnya, sesekali menatap ke tablet yang dia pegang untuk melihat siapa yang harus mereka temui berikutnya.Tablet itu juga akan menampilkan jika kamera pemindai—yang terhubung dengan database di fasilitas Project X—menangkap seseorang yang mencurigakan.&ld