Wira tampak bahagia begitu mendengar Gandar menyetujui tawarannya untuk bergabung di Gladiator dalam turnamen kerajaan yang akan berklangsung beberapa minggu ke depan."Kamu ada keperluan apa ke Pulau Tengkorak, Gandar? Sudah tidak apa-apa di sana selain sebagai tempat wisata!" ujar Wira."Aku hanya ingin menyelesaikan urusanku saja, Wira! Kamu tidak perlu tahu urusanku di sana ... yang penting aku akan kembali beberapa hari lagi ke Kota Malaka untuk mengikuti pelatihan Gladiator! Kamu bisa mengantarkanku ke sana atau tidak?' tanya Gandar dengan tegas."Hahaha! Kamu benar-benar sudah berubah, Gandar! Ini uang mukamu!" kata Wira sambil melempar buntalan berisi koin emas yang menjadi alat pembayaran di Negeri Pendekar selain koin perak dan koin perunggu."Aku sudah tidak seperti dahulu yang bisa kamu permainkan begitu saja! Kmu tidak perlu khawatir, aku akan menepati janjiku! Sekarang , kapan aku bisa berangkat ke Pulau Tengkorak?' tanya Gandar."Aku akan kabari malam ini. Kamu menginap
Gandar mengangkat kedua tangannya sambil tersenyum kepada Eisheth."Hei! Kamu bukannya pemuda yang bertarung di Gladiator?" tanya Eisheth saat melihat Gandar, yang baru keluar dari persembunyian di kamarnya menghindari Astaroth."Kamu salah orang, Nona! Aku bukan pemuda yang kamu maksud!" seru Gandar."Aku tidak pernah salah melihat orang! Kamu Cakra bukan? Aku ingat ... kamu yang menewaskan Demonic Beast dengan satu pukulan!" ucap Eisheth."Nona salah orang! lebih baik nona menyingkir dari hadapanku!" kata Gandar mencoba mengusir Eisheth."Kalau kamu tetap ingin mengusirku maka aku akan teriak sekeras-kerasnya kalau kamu melakukan perbuatan yang melecehkanku!" ancam Eisheth kembali terhadap Gandar.Gandar agak khawatir juga kalau Eisheth berteriak dan Astaroth kembali ke kapal Wira."Apa maumu, Nona Eisheth?" tanya Gandar."Kok kamu tahu namaku?" tanya Eisheth curiga."Kamu yang menyebutkan namamu saat pertama kali kita bertemu, kamu lupa?" tanya Gandar lagi."Oh iya benar itu! Aku s
"Kamu harus memanggilku Tuan Putri!" seru Eisheth."Kenapa harus begitu?" tanya Gandar."Karena aku bilang kamu ini pelayanku! Kamu mau ikut ke Pulau Tengkorak atau tidak?" tanya Eisheth."Maulah Tuan Putri!" ujar Gandar."Nah, begitu baru benar!' ujar Eisheth sambil menertawakan Gandar."Kamu tidak mungkin Gandar yang dirumorkan mengetahui keseluruhan lokasi kristal naga," ujar Eisheth lagi."Kenapa tidak mungkin?" tanya Gandar penasaran."Karena kamu sangat bodoh! Hihihi ... Gandar itu naga yang perkasa! Aku ingin ayah menjodohkanku dengannya suatu hari nanti!" kata Eisheth sambil berkhayal."Kamu yakin Gandar suka degan perempuan centil dan sombong seperti dirimu?" tanya Gandar lagi.Gandar agak kesal juga diremehkan oleh Eisheth sehingga dia membalas gadis ini dengan sindiran juga."Sudahlah Cakra! Aku tidak ingin membicarakan Gandar denganmu! Kamu tidak akan mengerti kehidupan kerajaan!" hina Eisheth."Memangnya seperti apa kehidupan kerajaan itu?" tanya Gandar."Kehidupan keraja
"Selamat datang di kapal wisata Pulau Tengkorak! Menanggapi banyaknya permintaan untuk melihat lokasi Pulau Tengkorak dan Pulau Nusa, maka Raja Kameswara memberikan ijin kapal wisata ini untuk berlayar memandu kalian yang ingin berwisata ke pulau tersebut!" sapa pemandu tur di atas kapal pesiar yang cukup mewah ini."Kamu beruntung bisa ikut denganku, Cakra! Awas kalau kamu membohongiku tentang lokasi kristal naga!" ujar Eisheth."Aku tidak akan membohongimu. Tuan Putrei!" sahut Gandar."Bagaimana orang biasa seperti dirimu berani-beraninya mengaku sebagai Gandar yang sekarang telah menjadi Raja Naga?" ujar Eisheth."Aku ini Gan ... ah ... cerita padamu sama saja bicara dengan tembok!" gerutu Gandar."Kok begitu? Aku kan hanya tanya kok kamu berani mengaku sebagai Gandar? Hukumannya berat loh meengaku sebagai salah satu raja di Tiga Dunia ini!" ujar Eisheth."Biar aku bisa dekat denganmu, jelas sekarang Tuan Putri!" seru Gandar yang kesal dituduh terus sebagai pembohoing."Nah begitu
Kapal pesiar ini melaju mulus dari pelabuhan Kota Malaka menuju ke arah Pulau Tengkorak.Putri Eisheth memanfaatkan waktu dengan berjemur di atas geladak kapal."Jangan pergi jauh-jauh, nanti kamu kesasar lagi!" ejek Eisheth terhadap Gandar."Kenapa kamu terus menerus mengejekku, Tuan Putri?' tanya Gandar."Aku senang saja! memangnya kenapa? Kamu tidak senang?" tanya Eisheth yang tidak merasa menyesal sama sekali."Terserah kamu saja Tuan Putri!' jawab Gandar yang kemudian meninggalkan Eisheth.Tidak disangkanya kalau Eisheth bisa begitu kejam kelakuannya.Saat meninggalkan Eisheth, Gandar melihat sosok yang dikenalnya.Leviathan."Kenapa raksasa ini ada di kapal pesiar? Jangan-jangan dia mengetahui lokasi kristal naga ini!' pikir Gandar.Gandar memilih untuk menghindari Leviathan untuk saat ini, karena konflik dengan raksasa ini sangat tidak diharapkannya.Tapi, rasa penasaran membuat Gandar berbalik mengikuti Leviatahan untuk melihat siapa yang bersama raksasa ini di atas kapal."Ja
Pulau Tengkorak, sesuai namanya menyerupai bentuk tengkorak.Terutama gunung yang menjulang tinggi di tengah-tengah pulau ini yang sangat mirip tengkorak kepala manusia.Pulau ini sekarang sudah kosong melompong, padahal di masa lalu merupakan tempat tinggal Demonic beserta Demonic Beast.Dahulu banyak pepohonan di pulau ini, tapi sekarang hanya kegersangan yang tersisa di Pulau Tengkorak ini.Walaupun pulau ini hampir mendekati pulau mati, tapi banyak saja wisatawan yang penasaran dengan pulau ini untuk mengunjunginya.Beberapa Demonic Beast masih hidup di Pulau Tengkorak ini, tapi sulit ditemukan.Banyak Demonic Beast yang ditangkap dan dijadikan petarung Gladiator di Kota Karimata."Kamu yakin melihat Leviathan di kapal ini, Gandar?" tanya Eisheth saat mereka menuruni tangga kapal."Aku yakin sekali melihatnya, tapi kenapa sekarang dia menghilang ya? Apa yang sedang terjadi sebenarnya?" ujar Gandar dengan rasa penasaran."Mungkin hanya kebetulan saja Leviathan berada di atas kapal
Gandar tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya, yang sekarang hanya mendapatkan gambaran tentang tiga kristal naga saja yang harus dikumpulkannya.Sebenarnya, perubahan ini terjadi karena garis waktu yang telah bergeser saat Putri Tian Zhi berusaha mengubah garis waktu untuk menolong Zhu Fei, Ksatria Naga Phoenix dari kematian.Putri Tian Zhi saat itu mengembalikan Zhu Fei ke masa sebelum dia bertemu Pendekar Sesat, agar Zhu Fei bisa mengalahkannya, daan tidak mengalami luka parah yang bisa menewaskan dirinya.Garis waktu yang berubah inilah yang menjadi kekacauan di masa depan.Salah satunya adalah berubahnya pencarian kristal naga yang tadinya tujuh bagian menjaadi hanya tiga bagian besar saja.Sekarang, Gandar sudah semakin dekat dengan kristal naga pertama yaitu Kristal Naga Pendekar.Tanpa dia menyadari ada yag sedang mengikutinya dari belakang.*****Hutan Demonic Beast ini tampak cukup menyeramkan dan suram.Berbeda saat Demonic Beast masih dalam masa kejayaanny
"Eisheth?"Gandar terkejut begitu berbalik melihat wajah Eisheth yang ketakutan.Tadi memang dia merasa kenal dengan suara perempuan yang menyapanya, namun dia tidak mengira kalau yang membuntutinya adalah Eisheth.HOOOAAARRR!Demonib Beast Hitam langsung melompat berusaha menerkam Gandar.Secepat kilat Gandar berbalik dan langsung menerjang Eisheth ke samoing, agar tidak terkena terkaman Demonic Beast ini."Cari pohon dan panjat kalau bisa!" seru Gandar."A-Aku tidak bisa panjat pohon!" kata Eisheth gemetaran.Tidak ada waktu lagi berdebat denbgan putri demonic ini.Gandar langsung mengakat dan melemoarkan Eisheth dengan lembut ke atas percabangan pohn besar."Diam di situ sampai aku ijinkan turun!" seru gandar.WUUUSSSH!Demonic Beast Hitam menerjang Gandar, tapi naga ini bisa menghindar dengan mudahnya.Eisheth baru menyaksikan kehebatan Gandar yang sagat jauh berbeda dengan Cakra yang dikenalnya.Eisheth lebih terkejut lagi saat melihat Gandar berubah menjadi Naga Emas untuk mengh