Share

13. Isak Tangis Syifa

"Kenapa Syifa sampai pulang sendiri, kenapa kalian nggak ada satupun yang mengejar. Langkah kaki Syifa jauh lebih kecil dibanding kamu Akram! Oh ... iya bapak lupa, kamu sekarang lagi hangat-hangatnya dengan istri baru, tentu anak-anak Fitri tak lagi penting," ucap Bapak mulai mengatur nafas yang sesak.

"Siapa yang mau menjelaskan!" bentak Bapak pada kami. Aku hanya terdiam mendengarkan bapak selesai bicara, aku pun tak bisa membendung air mataku mendengar kemarahan dan tangis pilu bapak. Selama bersama mereka baru kali ini mendapati bapak benar-benar kacau. Yang kemarin malam bapak kacau tapi ini jauh lebih kacau, karena berkaitan dengan cucu pertamanya. Aku melirik Bang Akram. Mata kami bertemu, seakan mengatakan biar Abang yang menjelaskan.

"Kemana wajah bangga kamu Akram, yang dengan bangga bisa menikah lagi. Menjelaskan hal seperti ini saja tak mampu, jika kamu tidak bertemu dengan istri barumu, kejadian ini nggak akan terjadi hari ini. Apa kalian sengaja, biar anak-anak tau den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status