Perangkap Cinta Sang Mafia

Perangkap Cinta Sang Mafia

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Oleh:  Wysta LuminarraiOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
12Bab
167Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Karena terjerat hutang yang sangat besar, Livia di minta menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang bos mafia terkenal dengan kekejamannya. Tidak ada pilihan lain, karena itu adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan kehancuran finansial keluarganya. Setelah menikah, sifat asli Ravco tidak menakutkan seperti yang Livia bayangkan sebelumnya. Menurutnya, Ravco adalah orang yang sangat peduli, rupawan, dan berwibawa. Tapi tidak tahu jika di dalam kebaikan itu, ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya. Dalam pernikahan yang dilakukan karena sebuah transaksi, Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka? Bisakah Livia bertahan dengan kehidupan seorang mafia? Apakah kehidupan Livia akan selalu aman?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Suara kericuhan antara kedua orang tua dengan anak perempuannya. Membuat seisi ruangan menjadi panas akibat perbincangan yang cukup gila. Tiba-tiba ruangan itu menjadi hening karena ucapan dari Raeny.

"Mah!! Pah!! Suruh Livia aja yang nikah sama pria mafia itu, aku kan udah punya Rendy!!" ucap Raeny menatap tajam kepada kedua orangtuanya.

"Oh? betul juga ya, kenapa mama baru kepikiran ada anak itu?" ucap Mama sambil tersenyum licik.

"Papa juga baru kepikiran.." sahut Papa menatap pada istrinya.

"LIVIAAAA!!!" teriak Mama sangat nyaring.

Livia datang sembari memegang sapu di tangannya, "Iya mah, kenapa?"

"Simpan dulu itu sapu!! Mama dan Papa mau ngomong sama kamu," tegas Mama.

"Oh baik, mah.." Livia segera menyimpan sapu jauh-jauh dari tempat itu.

"Kenapa Mah? Pah?" tanya Livia yang baru kembali.

"Jadi, mama mau kamu menikah dengan pria mafia terkenal!! Mama tidak mau tau, kamu harus terima itu!!" tegas Mama sambil melipatkan tangan.

"A-apa? Menikah? T-tapi kenapa Mah? Pah?" tanya Livia menatap bingung kepada keduanya.

"Kamu tahu kan keadaan keluarga kita sedang kritis!! Kamu tahu kan?!!!" bentak Papa sangat keras.

"Tau.." lirih Livia menjawab takut.

"Ya, kamu harus menggantikan kakakmu untuk menikah!! Karena hanya dia yang bisa menyelamatkan keluarga kita!!" tegas Papa.

"Mikir deh.. Gue udah punya pacar dan lu? pfthh.. belum." Raeny menahan tawanya, "Mending lu terima itu deh.. daripada jadi beban di sini."

"Benar kata kakakmu!!" sahut Mama.

"Tapi mah.. aku.."

"SUDAH!! Jangan membantah!!" bentak Mama menatap tajam pada anak tirinya.

Livia hanya terdiam di tempat sambil menundukkan kepalanya. Menahan air matanya yang ingin keluar, perasaannya takut melingkup hatinya.

"UDAH-UDAH!! Mending lu pergi dari sini, dan lanjutin urusan lu bersih-bersih.." usir Raeny sangat kejam dan menyakitkan.

Livia hanya mengangguk mengerti, langkahnya pergi meninggalkan tempat menuju ruangan sebelumnya. Tiba-tiba tak terasa air matanya mengalir melewati pipinya. "Kenapa harus aku?" gumamnya.

"A-aku belum siap.." Mengingat umurnya masih muda dan belum memiliki kemampuan dalam berumah tangga. Sangat mustahil, dirinya menjadi istri yang baik. Ia belum mengetahui apapun tentang suami istri. Apa yang harus dilakukannya? Apakah harus menerima pernikahan ini?

Tetapi, keluarganya sangat berharga jika tidak diselamatkan. Mungkin ini adalah pilihan terbaik untuk menyelamatkan finansial keluarganya. Terpaksa menerima pernikahan ini karena kondisi keluarganya lebih penting dibandingkan dirinya.

"Memasak apakah cukup?" pikirnya.

"Hem... sudahlah, aku gak mau menangis hanya karena hal sepele ini!!" ucapnya keras sambil menghapus air matanya di sekitar pipinya.

"Huh, aku harus kuat!!"

Livia melanjutkan membersihkan lantai secepatnya karena pekerjaannya tidak hanya satu, masih ada beberapa tugas lainnya yang belum dilakukan. Tak terasa keringatnya mengalir dari dahinya ketika selesai dengan tugas awalnya.

"LIVIAAAA!!" teriak Mama dari kamar mandi.

"Hah? Apa mah?" tanya Livia menghampiri Mama yang ada di dalam kamar mandi.

"Lihat iniii!! Kamar mandi kotor, yaampun.... Mama ga sanggup melihatnya." Mama keluar dari kamar mandi sambil menutup hidungnya.

"Maaf mah... aku lupa bersihin kamar mandinya!!" ucap Livia menundukkan kepalanya sebagai permintaan maafnya.

"Aduuuhhh!! Sekarang bersihin!! Awas ya kalau Mama ke sini belum bersih," geram Mama mengancam anak tirinya.

"Baik, mah.."

"Dasarrr anak gatau diri... kerjaannya lupa terus, lupa terus..." ocehan Mama sambil melangkah pergi.

"Huh, maaf mah.." lirihnya.

Semenjak mamanya meninggal, kehidupan telah berubah ketika Papa menikah dengan wanita lain yang sekarang menjadi mama tirinya. Dari dirinya yang tak pernah di anggap sebagai anak, melainkan menganggapnya seperti pembantu rumah. Berbeda dengan kakak tirinya yang selalu di prioritaskan.

"Hem.. apa salahku?"

Belasan tahun hidup penuh penekanan dan ketakutan. Lebih sakitnya ketika sifat Papa berubah menjadi keras dan kejam. Berusaha mengembalikan sifat Papa dulu itu sangat mustahil.

"Papa.. ayo kembali seperti dulu.."

Livia menghapus air matanya menahan nafasnya agar teratur. Mungkin saja, kehidupannya yang sekarang memiliki kebahagiaan tersembunyi. Hanya menunggu waktu dan tempat.

Di sisi lain, Papa Tion sedang menghubungi seseorang yang dia butuhkan.

"Ya dia mau..." ucap Papa sangar semangat.

"Ya... Lalu?" tanya pria itu.

"Apakah kau bisa datang sekarang untuk melihat calonmu terlebih dahulu?" tanya Papa.

"Hm, aku sedang sibuk, mungkin nanti malam aku bisa ke sana," ujar pria itu.

"Aku tidak meminta kemungkinan, aku butuh jawaban yang tepat.."

"Ya, malam."

"Kalau begitu Terima kasih, ku ingatkan kembali putriku sangat cantik. Kau pasti menyukainya.."

"Aku tak peduli itu.." jawaban dingin dari sana.

Telepon dimatikan dari pihak sana, Papa Tion merasa kesal sedikit dengan perilaku lelaki itu. Untungnya, ia bisa menahan emosinya terhadap lelaki mafia itu. Kalau tidak, mungkin nyawanya sudah terancam.

"Sayang, bagaimana?" tanya sang istri yang baru saja datang menghampiri suaminya di kamar.

"Dia datang ke sini nanti malam," jawab sang suami sembari tersenyum puas.

"Yesss!!! Kalau begitu, usaha kita akan kembali sukses...." seru Mama Yeny sambil memeluk suaminya.

"Aku lebih senangg, istriku.." sahut Papa Tion.

Mereka pun segera menyiapkan makanan untuk nanti malam. Sedangkan, Livia sejak pagi sampai malam tidak ada hentinya mengerjakan pekerjaan rumah. Hingga waktu malam telah tiba, Livia duduk di kursi makan makanan untuknya. Karena di pagi hari, ia hanya di berikan makan nasi putih saja.

Perutnya sudah sakit menahan lapar dari sejak pagi. Tubuhnya merasa pegal dengan kerjaannya yang tiada henti. Telihat wajahnya sudah pucat pasi menahan lapar.

"NIH MAKAN!!" Mama Yeny memberikan satu piring yang berisi nasi, daging, telur, dan ikan secara kasar kepada Livia.

Wajah Livia berbinar ketika melihat makan malamnya yang bergizi. "Ah ini?? Makasih Mama!!" Livia langsung menarik piring itu, mulai menyantap makanannya dengan lahap.

Mama Yeny hanya mendecih, "Hari ini spesial untuk kamu karena calon suamimu mau datang ke sini!!"

Livia menghentikan makannya, menatap wajah Mama tirinya penuh keterkejutan. "Beneran mah?"

"Ya, setelah makan.. kamu harus siap-siap, jangan kucel dan jangan bau!!" pesan Mama Yeny kepada anak tirinya.

"I-iya mah..."

Livia melanjutkan makan malamnya, "Kenapa secepat ini?" batinnya merasa cemas.

Tanpa berpikir panjang, Livia segera menghabiskan makanannya. Tak biasanya ia mendapatkan makanan lezat seperti ini. Maka, makanan itu habis dalam waktu singkat.

"Uh.. aku harus siap-siap!!" Livia segera pergi menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Sedangkan, Raeny dan Mama sudah bersiap lebih dulu dibandingkan Livia. Percakapan di ruang tamu membuat keduanya sedikit bertengkar.

"Sayang, kenapa kamu ga mutusin Rendy? Kamu tau kan pria mafia itu tajir melintir.. hidup kamu sangat terjamin, Raen.." ucap Mama dengan lembut kepada anaknya.

"Aku gamau hidup aku hancur mah!! Aku tau, dia kaya.. tapi, sifatnya itu yang bikin aku gasuka mah!!!" rengek Raeny menolak dengan kesal.

"Ohh begitu ya sayang, gapapa. Lagipula kita juga akan dapat harta pria itu lewat anak itu..." bisik Mama kepada anaknya.

Raeny tertawa puas, "Harus dong mah!! Aku pokoknya harus dapet yang banyak!!!"

"Tentu dong sayang..."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
12 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status