Share

Bab 21

"Ma ... Papa nggak nyangka kalau Arfan seperti itu tingkah aslinya. Belum lagi lihat besan kita, sama adiknya juga," ucap Papa memecahkan keheningan yang tercipta kurang lebih 10 menit.

"Iya, Pa. Mama juga nggak nyangka. Tapi yaudahlah, Pa. Alhamdulillah, sekarang Laniara udah terlepas dari mereka."

"Papa makin bersalah, Nak. Andai saja dulu ..."

"Pa ... udah. Aku nggak apa-apa, kok. Semua yang terjadi pasti udah melalui persetujuan-Nya. Papa nggak usah terlalu bersalah seperti itu. Aku jadi sedih dengarnya."

"Iya, Pa. Ambil saja hikmahnya. Jadi gimana? Mau makan dimana?"

"Makan di rumah sajalah, Ma. Papa udah nggak bersemangat makan di luar."

"Yaudah, kita bungkus aja nasinya, Lan. Mama juga nggak bersemangat makan di luar." Aku mengangguk dan kembali fokus mengemudikan mobil.

???

"Lan, kamu nggak makan dulu?" tanya Mama ketika aku hendak membuka pintu kamar. Kami baru saja sampai di rumah setelah membeli nasi bungkus di rumah makan Sederhana.

"Nanti saja, Ma. Aku mau istirahat seben
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status