Tatapan semua orang tertuju pada Komeng. Alasan utama mereka memberontak melawan Bobby sebagian besar berasal karena Komeng.Sejak awal, mereka telah menganggap Komeng sebagai pemimpin mereka. Setidaknya dalam situasi ini, harus ada seseorang yang maju. Mereka juga tidak ingin menyinggung Wira karena hal ini.Ekspresi Komeng pun langsung berubah, tatapannya menjadi lebih dingin. Dia melihat bahwa Bobby hampir dikalahkan dan sudah bersiap untuk mengambil alih posisi Bobby. Namun, dia tak menduga Wira benar-benar datang untuk membantu. Situasi menjadi semakin rumit.Wira tidak membawa banyak orang bersamanya. Namun, jika dia diabaikan, pasti akan menimbulkan masalah. Jika orang-orang yang setia pada Wira datang membawa pasukan, suku-suku di utara tidak akan pernah mendapatkan ketenangan!Memikirkan untung dan ruginya, Komeng akhirnya menggertakkan giginya. Senyuman tipis muncul di wajahnya. Dia menyarungkan pedangnya dan berjalan mendekati Wira, sambil menggosok-gosokkan tangannya."Kare
Bersujud sebagai tanda hormat memang sudah menjadi tradisi mereka!Namun, sekarang setelah Wira berbicara demikian, tidak ada seorang pun yang berani tetap berlutut di tanah.Setelah berdiri, para penduduk segera memberi jalan bagi Wira dan rombongannya, membiarkan mereka masuk ke suku."Tuan Wira, hanya kalian beberapa orang saja? Apakah pasukan di luar perlu diberi tempat untuk beristirahat?" tanya Bobby dengan hati-hati setelah Wira dan rombongannya memasuki wilayah suku.Kini, kekuasaan di tangannya telah jatuh. Bahkan, sekarang Komeng memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding dirinya. Jika Bobby tidak mendapatkan bala bantuan, situasinya tetap tidak akan berubah.Meskipun Wira berhasil membujuk Komeng untuk mundur kali ini, tidak ada jaminan bahwa Komeng dan pasukannya tidak akan kembali menyerang. Saat itu terjadi, kehadiran Wira mungkin tidak akan cukup untuk menghentikan mereka lagi."Mana ada pasukan? Hanya kami beberapa orang saja." Wira tentu memahami maksud tersembunyi d
"Ya, sekarang kita hanya bisa menggunakan cara ini." Bobby menghela napas panjang dan tidak berkata lebih lanjut.Kini, mereka hanya bisa menaruh harapan pada Wira. Adapun bagaimana hasilnya nanti, semuanya bergantung pada kemampuan Wira.....Pada saat yang sama, di dalam perkemahan Komeng. Di sisi kiri dan kanan Komeng, duduk dua pemimpin suku lainnya.Di sebelah kiri adalah seorang pria bertubuh kekar bernama Bimala. Dia berhasil membangun kekuasaannya sendiri dengan mengandalkan kekuatannya.Sementara itu, di sebelah kanan adalah seorang pria bertubuh kurus bernama Chaman. Dia dikenal sebagai seseorang yang sangat cerdas dan ahli dalam strategi.Dulu, dia berhasil mengukuhkan posisinya sedikit demi sedikit berkat kelihaiannya dalam merancang taktik. Bisa dibilang, dia adalah sosok yang sulit dicari tandingannya dalam hal kecerdikan!Dalam aliansi beberapa suku untuk menggulingkan Bobby, Chaman yang merancang strategi dari balik layar. Dia yang berhasil menghubungkan dengan Bimala d
Begitu melihat sosok yang datang, ketiga orang itu segera berdiri dan memberikan salam dengan penuh hormat.Orang yang datang bukanlah sembarang orang. Dia adalah Baris! Ya, Baris, adik kandung Osman!Dulu, Kerajaan Nuala pernah mendukung Baris sebagai raja boneka dengan tujuan mengendalikan seluruh kerajaan serta menyingkirkan Osman.Namun, tak ada yang menyangka bahwa Wira akan tiba-tiba ikut campur dalam urusan Kerajaan Nuala. Lebih dari itu, Wira bahkan memilih berpihak kepada Osman!Akibatnya, rencana para jenderal besar berantakan dan mereka akhirnya terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada Osman.Sejak kejadian itu, Baris menghilang tanpa jejak. Banyak yang mengira dia telah tewas dalam kekacauan perang. Namun, kenyataannya berbeda, Baris masih hidup dan bersembunyi!Bukan hanya itu, dia bahkan berhasil mengumpulkan 30.000 pasukan di bawah komandonya secara diam-diam!Dengan pasukan itu, Baris mulai membangun kembali kekuatannya sedikit demi sedikit hingga akhirnya berhasil menyusu
"Tentu saja aku sudah mengetahui semua ini. Kalau nggak, aku juga nggak akan repot-repot datang ke sini."Tatapan Baris menjadi semakin dingin saat wajah Wira terlintas di benaknya. Dengan nada dingin, dia melanjutkan, "Kalaupun kalian nggak memanggilku, aku sendiri pasti akan datang mencari kalian.""Aku dan Wira punya dendam yang tak terhapuskan! Kalau saja dia nggak tiba-tiba muncul saat itu, aku pasti sudah menguasai Kerajaan Nuala!""Berkali-kali dia menggagalkan rencanaku, maka kali ini aku nggak akan membiarkan dia lolos begitu saja!""Sekarang dia datang ke suku utara tanpa membawa pasukan, maka inilah kesempatan kita untuk memastikan dia nggak akan pernah bisa keluar dari sini lagi!""Aku ingin dia belajar bahwa ikut campur dalam urusan orang lain bukanlah keputusan yang bijak!"Mendengar itu, Komeng dan yang lainnya segera mengangguk setuju. Mereka semua sudah lama ditekan oleh Wira. Selain itu, semakin Bobby berkuasa, mereka akan kehilangan kedudukan yang selama ini mereka m
Untuk merebut kembali semua yang menjadi miliknya, Wira memegang peranan kunci!Hubungan Wira dengan Osman sudah jelas. Jika Wira tidak disingkirkan, masalah di masa depan akan terus berlanjut tanpa akhir.Selama Wira masih berada di wilayah suku utara, inilah kesempatan terbaik untuk membunuhnya!Bagi Baris, ini adalah kesempatan emas yang hanya membawa keuntungan tanpa ada kerugian sedikit pun!"Karena Pangeran telah memutuskan, maka kami akan mengikuti rencana Pangeran. Aku akan segera mengatur orang-orang dan bersiap menghadiri jamuan itu!" Komeng menjadi yang pertama angkat bicara.Hubungan mereka dengan Baris hanya sebatas kerja sama. Satu-satunya alasan mengapa mereka tunduk padanya adalah karena Baris memiliki latar belakang keluarga kerajaan serta kekuatan besar di belakangnya. Mereka tentu tidak berani menantangnya secara langsung.Setidaknya, selama Baris masih berguna bagi mereka, mereka akan tetap memberikan sedikit rasa hormat padanya.Alasan mereka setuju menghadiri jamu
Semua orang saling bertukar pandang, tetapi tidak ada yang sungkan. Mereka segera duduk di tempat masing-masing.Wira duduk di posisi utama, sementara Osmaro dan Agha duduk di sisi kiri dan kanannya untuk memastikan keamanannya.Di sebelah Agha tidak lain adalah Bobby.Para prajurit yang mereka bawa tetap berjaga beberapa ratus meter dari tempat perjamuan, memperhatikan jalannya pertemuan dengan penuh kewaspadaan.Meskipun ini adalah jamuan makan, suasana di sekitar terasa tegang, seolah-olah percikan api bisa menyulut peperangan kapan saja!"Tuan Wira, sebelum datang ke sini, aku sudah makan. Jadi, aku sudah kenyang. Kita langsung ke inti pembicaraan saja. Aku yakin tujuanmu mengundang kami ke sini bukan sekadar untuk makan bersama, 'kan? Kalau ada sesuatu yang perlu disampaikan, silakan katakan langsung!"Begitu Komeng angkat bicara, yang lain pun mengangguk setuju. Mereka memang tidak datang hanya untuk menikmati hidangan.Lagi pula, hubungan mereka dengan Wira tidaklah cukup akrab
Jelas sekali, Komeng sama sekali tidak takut pada Bobby. Dengan kekuatan yang dia miliki saat ini, dia memang tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.Lagi pula, sekarang Komeng memiliki banyak pasukan elite, ditambah lagi hubungan eratnya dengan Bimala dan Chaman. Semua ini bisa membuatnya menggantikan posisi Bobby kapan saja. Kenapa dia harus terus berada di bawah orang lain?"Heh!" Bobby tertawa dingin. Dia langsung menepuk meja dan bersiap untuk berdiri serta membalas perkataan Komeng.Namun, sebelum dia sempat bicara, Wira menarik pergelangan tangannya dan memberinya isyarat dengan tatapan mata.Melihat hal itu, Bobby hanya bisa menahan amarahnya. Meskipun tidak mengatakan sepatah kata pun, sorot matanya terhadap Komeng tetap penuh dengan kemarahan.Jelas sekali, Komeng hanya mencari alasan untuk menutupi ambisinya. Saat Bobby masih memimpin tujuh suku besar, Komeng tidak pernah menentangnya.Namun, sekarang ketika situasi mulai membaik, Komeng malah berdiri di hadapannya dan mulai be
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m