Share

Bab 5 Pernikahan

šŸ’Happy ReadingšŸ’

 

ā€œHah? Itu semua adalah Dress dengan model terbaru dan di sukai tahun ini, terus dengan gampangnya kamu bilang itu kekurangan bahan?ā€ sewot Stella, ia pun mengambil tasnya yang ada di atas meja dengan kasar lalu keluar terlebih dahulu dari butik itu, meninggalkan Rionard.

Rionard pun menghela nafas panjang, ia harus sabar menghadapi tingkah Stella yang akhir-akhir ini tampak marah terhadapnya.

Rionard berdiri dari soffa untuk meninggalkan butik tersebut, dan menyusul Stella yang sudah keluar dari butik itu terlebih dahulu. Sesampainya di luar, ia menatap Stella yang sudah duduk di kursi penumpang dengan mimik wajah yang sulit di artikan.

Ia pun bergegas menuju mobil dan membuka pintunya, lalu duduk di sisi samping Stella, tepatnya di kursi kemudi.

ā€œKey!ā€ panggil Rionard sambil memutar kunci kontak lalu menjalankan mobil tersebut.

Stella hanya berdiam diri, tanpa beniat untuk menanggapi atau bahkan sekedar menyahut panggilan Rionard.

ā€œAku minta maaf,ā€ ujar Rionard sambil sesekali menatap ke arah Stella di sela-sala ia fokus dalam mengemudi.

Mendengar permintaan maaf dari Rionard, Stella pun menengok ke arah Rionard dan memandangnya sejenak. Setelah itu ia pun kembali menghadapkan wajahnya ke depan dengan mata yang berusaha fokus ke jelanan.

ā€œKey, aku tahu ini sulit baik kamu maupun aku. Tapi coba buka pikiran kamu, biarpun aku mengatakan ā€˜tidakā€™ apakah itu akan mengubah rencana perjodohan yang keluarga kita buat? Tentu tidak Key,ā€ papar Rionard mencoba untuk menjelaskan, kenapa ia hanya diam waktu itu.

Sedangkan perempuan yang ada di sampingnya itu pun tampak merenung, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tangan Rionard bergerak menuju kerah leher dan melonggarkan dasi, yang cukup kencang melilit lehernya.

ā€œMenurutku justru perjodohan ini hal yang baik untuk kita. Aku dapat melindungimu dan juga menjagamu, karena akan banyak waktu yang aku habiskan bersama mu.ā€

Rionard tampak berpikir sejenak, dengan siku kiri ia sandarkan di pintu mobil dan jari-jari tangan mengusap dagu. Sebelum ia melanjutkan perkataannya.

ā€œMungkin memang terkadang beberapa orang hanya cocok untuk menjadi pasangan sahabat, bukan pasangan hidup atau suami istri. Tapi ini sudah terjadi, aku harap kamu dapat berusaha menerimanya. Karena aku juga bakal melakukan hal yang sama, berusaha menerimamu dan mungkin ....ā€

Rionard menggantungkan perkataan nya, hal itu sontak membuat Stella menoleh ke arah Rionard. Ia terus menatap Rionard yang bergeming, seperti seorang yang menuntut kelanjutan perkataan yang di lontarkan Rionard.

Merasa di tatap Stella dengan intens. Rionard pun menoleh ke arah Stella dan berkata, ā€œDan mungkin berusaha untuk mencintaimu.ā€

ā€˜Degā€™

Setelah mendengar perkataan lelaki yang baru saja mengatakan kata-kata yang sulit di terima otaknya. Ia pun bergegas memalingkan wajahnya dan kembali menatap ke arah depan, dengan jantung yang hampir melompat dari tempatnya.

Setelah beberapa saat terdiam dengan keheningan, jantung Stella yang semula berdetak dengan cepat kini kembali normal. Dan ia pun berusaha untuk menjernihkan pikiran dan merenungkan perkataan Rionard.

ā€˜Apa yang di katakan Rio benar. Lagi pula ini sudah terjadi, berharap perjodohan ini batal pun tidak mungkin. Tidak ada salahnya untuk berusaha menerima perjodohan ini, seperti yang Rio katakanā€™ batin Stella, ia pun menarik nafas dengan perlahan lalu menghembuskannya. Untuk menikmati oksigen yang masuk memenuhi paru-parunya.

 

 

ā€¢ā€¢ā—ā—ā—ā€¢ā€¢

 

 

Di sebuah mansion mewah dari salah satu keluarga terpandang di negeri itu, kini tampak ramai. Karena akan di gelarnya pernikahan putri tunggal mereka.

Pernikahan yang banyak di hadiri oleh orang-orang kalangan atas, baik dari orang yang berpengaruh atau bahkan terkenal di negeri itu. Tidak ketinggalan para wartawan dari berbagai media juga datang, untuk meliput pernikahan yang cukup fenomenal itu.

Ya dua minggu sudah berlalu, di mana hari ini adalah hari pernikahan Stella Keyline putri tunggal dan anak kedua dari keluarga Dewangga, dengan Rionard Steven pewaris tunggal dari perusahaan V&E Compeny.

Karens status sosial yang keluarga mereka miliki, membuat berita pernikahan Stella dan Rionard sangat panas, dan fenomenal.

Semua orang yang menghadiri acara tersebut tampak tersenyum serta ikut bahagia menyambut hari ini, terutama untuk kedua keluarga besar mempelai.

Sedangkan di sisi lain, seorang perempuan cantik dengan dress pengantin yang ia kenakan sedang menatap kosong ke arah pantulan dirinya di cermin.

Perempuan itu sangat tidak menyangka hari ini tiba dengan begitu cepat. Padahal ia sama sekali tidak ingin hari ini datang secepat ini.

Dirinya harus melepas masa lajangnya, di usia yang bisa di bilang cukup muda.

Walaupun begitu ia sudah memantapkan hatinya untuk se siap-siap mungkin, dalam menerima takdir ini baik yang terjadi hari ini dan juga yang akan datang. Ia berusaha siap untuk menjadi istri yang baik dan bertanggung jawab bagi sahabatnya itu.

ā€œStella!ā€ panggil Regina sahabat Stella dari mereka duduk di bangku kuliah.

Stella pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu, lalu tersenyum pada sahabatnya.

ā€œKamu cantik bangat, aku masih benar-benar tidak percaya kamu akan menikah secepat ini.ā€ Stella pun hanya tersenyum menanggapi perkataan tersebut. ā€œUdah siap?ā€

Stella pun menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan, untuk me-minimalisir kegugupannya. Lalu ia pun mengangguk mengiyakan pertanyaan sahabatnya itu.

Dengan perlahan dan anggun, Stella berjalan di tengah lorong aula untuk menuju di titik pusat perhatian semua orang. Dengan di temani Regina di sampingnya.

Ia berusaha tersenyum entah kepada siapa, tangannya yang memegang bukit bunga kini mulai berkeringat dingin. Ia benar-benar sengat gugup, mungkin di sebabkan saat ini masih di awal-awal acara yang membuat ia benar-benar menjadi pusat perhatian.

Stella menatap ke depan dan matanya bertemu dengan siluet teduh milik Rionard, yang berhasil membuatnya menjadi tenang. Laki-laki tersebut tampak tersenyum ke arahnya, mungkin senyum yang hanya di sadari oleh Stella.

 

 

Kurang lebih 1 jam telah berlalu, dengan seiring berlalunya juga acara inti yang berlangsung di aula tersebut, yaitu janji suci pernikahan.

Saat ini kedua mempelai hanya melakukan sapa salam kepada para tamu, yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Tidak lupa mereka juga berfoto bersama para tamu tersebut.

ā€œYou oke?ā€ tanya Rionard pada Stella, di sela-sela mereka bersalaman dengan para tamu.

ā€œIā€™m oke,ā€ jawab Stella sambil tersenyum ke arah Rionard.

Rionard cukup khawatir melihat Stella yang sepertinya tampak kelelahan, walaupun begitu ia tersenyum melihat Stella yang cukup bersemangat.

Sepertinya Stella sudah mulai bisa menerima ini, meski secara perlahan, pikir Rionard.

Sedangkan yang ada di pikiran Stella saat ini adalah, ia benar-benar berharap ini cepat selesai. Karena ini cukup menguras tenaganya, apalagi harus tersenyum dengan ramah setiap saat.

Setelah tamu cukup berkurang, mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak.

ā€œMinum,ā€ tawar Rionard sambil menyodorkan minuman segar ke arah Stella. Tanpa berpikir Stella pun bergegas mengambil minuman yang ada di tangan Rionard, lalu meneguknya.

ā€œCape?ā€ tanya Rionard.

Stella pun memutar bola matanya malas. ā€œTentu saja, aku sangat merindukan kasur empukku.ā€

 

 

šŸ’šŸ’šŸ’

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status