Share

Bab 4 Fitting Dress

šŸ’Happy ReadingšŸ’

 

ā€œSejak kapan aku melarang?ā€ ujar Rionard, sambil mengangkat kedua alisnya.

Di luar dugaan, ternyata Stella mempertanyakan hal lain, yang tidak ada di pikirannya. Padahal ia sudah mempersiapkan jawaban, jika pertanyaan itu di lontarkan kembali oleh Stella.

Stella menatap Rionard intens dengan binar di matanya. Dan memastikan apakah itu artinya ia mendapat izin untuk mengelola Restoran, walau sudah menjadi seorang istri nanti.

ā€œBerarti kamu mengizinkan?ā€ tanya Stella memastikan.

Rionard pun menganggukkan kepala. Lalu berkata, ā€œaku gak melarang hal baik, dan juga aku tahu itu impian kamu.ā€

ā€œTerima kasih Rio, kamu memang sahabat aku yang pengertian.ā€ Stella pun menggenggam tangan Rio yang berada di atas meja, untuk menggambarkan betapa senangnya ia. ā€œAku janji akan jadi istri baik, dan mengurusmu.ā€

Mendengar kata terakhir Rionard ber-dehem singkat, lalu memperbaiki posisi duduknya.

Sebenarnya Stella ingin mengutarakan niatnya mengenai ia yang ingin memperluas usahanya itu. Dengan membuat cabang di kota-kota besar, dan negara-negara lain.

Tapi ia mengulurkan niatnya itu, dan memilih untuk memberitahu dan mendiskusikannya nanti. Stella pun berharap, semoga Rionard juga tak keberatan mengenai hal itu.

Tidak lama kemudian pelayan pun datang membawa hidangan yang di pesan oleh keduanya. Setelah ke pergi-an pelayan itu, Stella dan juga Rionard mulai menyantap hidangan-hidangan itu.

Cukup lama mereka bergulat dengan semua hidangan itu, untuk menghabiskan makanan yang di hidangkan itu hingga tak tersisa. Selama mereka menyantap makanan-makanan tersebut, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka.

Rionard pun mengambil tisu lalu melapkannya ke mulut, setalah itu ia mendongak menatap ke arah Stella. Ia pun mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan apa yang ia lihat.

ā€œTidak sarapan tadi pagi?ā€ tanya Rionard.

Stella tampak berpikir sejenak, sepertinya ia sedang tidak fokus sehabis makan.

Setalah terdiam beberapa saat. Stella pun menjawab, ā€œsarapan kok.ā€

ā€œKau harus menjaga keseimbangan tubuhmu,ā€ ujar Rionard datar.

Rionard pun memanggil pelayan untuk membayar semua yang ia pesan tadi bersama Stella.

ā€œOh, tadi pagi aku sarapan tidak banyak,ā€ ujar Stella menjelaskan.

Stella sangat paham yang di maksud oleh sahabatnya itu, mungkin bukan sahabat lagi melainkan tunangannya.

Bahwa mereka sebentar lagi akan menikah. Jadi, harus mengatur pola makan agar tubuh tetap ideal. Apalagi hari ini mereka akan melakukan Fitting Dress.

Setelah melakukan pembayaran, mereka pun pergi meninggalkan restoran milik Stella. Dan menuju tempat mereka melakukan Fitting Dress, karena waktu tersisa sedikit lagi dari perjanjian mereka.

Cukup lama di perjalanan, yang di mana bisa di pastikan tidak ada pembicaraan selama perjalanan itu. Akhirnya mereka pun sampai, di tempat yang di tuju. Mereka pun memasuki tempat tersebut, lalu bertemu dengan Designer yang mengurus Dress, yang akan di kenakan Stella.

ā€œSelamat Siang Nona Keyline, Tuan Stevenā€ sapa Designer tersebut yang bernama Miss Belvina.

ā€œSelamat siang Miss Belvina,ā€ ujar Stella membalas sapaan Designer itu. Sedangkan Rionard hanya mengangguk singkat membalas sapaan itu.

Mereka pun sampai di sebuah ruangan, di mana terdapat beberapa Dress mewah nan cantik di sana. Di sana juga terdapat sebuah soffa tunggu dan meja dengan ukuran sedang. Ada juga ruangan yang tertutup tidak terlalu besar, mungkin itu Ruang ganti untuk mencoba Dress-Dress yang telah di siapkan.

ā€œIni beberapa Dress yang akan Nona Stella coba,ā€ ujar Miss Belvina menunjukkan beberapa Dress yang ada di sana.

ā€˜Sangat cantikā€™ batin Stella sambil memegang sebagian Dress yang di tunjukan oleh Miss Belvina.

ā€œMau mencobanya sekarang?ā€ tanya Miss Belvina, yang mendapat anggukan dari Stella.

Berharap ia dapat memilih Dress yang pas di pilihan pertama, agar tidak terlalu lelah. Karena nanti mereka berencana untuk ke tempat perhiasan, untuk memesan cincin pernikahan sesuai ukuran.

Stella pun menaruh tas di atas meja di depan soffa tunggu. Yang di mana, di sana sudah ada Rionard yang duduk santai sambil memainkan ponselnya.

Setelah memilih Dress mana yang lebih dulu ia coba. Stella pun menuju ruang ganti bersama Miss Belvina dan beberapa anak buahnya, untuk membantu Stella.

Sekitar kurang lebih 30 menit telah berlalu, Stella pun keluar dengan Dress pertama yang ia kenakan. Untuk di tunjukan kepada Rionard apakah Dress itu cocok atau tidak di tubuhnya.

ā€œRio!ā€ panggil Stella.

Rionard pun mendongak, mengalihkan perhatiannya dari ponsel untuk menatap Stella. Rionard terkesima melihat apa yang ia lihat dan saksikan sekarang.

Stella sangan cantik saat mengenakan Dress putri bervolume penuh yang dibuat dari tulle lembut dengan lapisan organza untuk definisi ekstra. Dengan punggung dan leher V yang dalam pada korset yang pas dan tersampir, menampilkan belahan pada dada. Kelopak organza yang lembut menghiasi bahu dan rok, dan sabuk satin yang melingkar di pinggangnya untuk mempertegas pinggang.

Rionard pun ber-daham singkat sebelum berkata, ā€œGanti!ā€

Stella pun tercengang, lalu ia pun melenggang pergi menuju ruang ganti. Tanpa sepatah kata apa pun.

Beberapa menit setelahnya, Stella pun kembali keluar dengan Dress ke dua yang ia coba. Tapi kali ini Rionard langsung menatap Stella, tanpa di panggil olehnya lagi.

Dress yang di kenakan Stella kali ini, terbuat dari krep matte yang ringan dan lapisan mesh yang elastis untuk tampilan yang canggih namun terasa lembut. Bagian belakang leher cowl rendahnya yang indah dengan hiasan halus dan korset terjun sangat romantis dan penuh perhatian untuk berbagai bentuk dan ukuran. 

Siluet ramping itu disempurnakan dengan sempurna dengan rangkaian sapuan yang menampilkan efek guntingan renda bergigi yang menarik. Menampakkan lekuk tubuh indah dari Stella.

Melihat hal itu pun, Rionard memijat batang hidungnya pening. Lalu berkata, ā€œganti!ā€

Tidak seperti halnya tadi, kali ini Stella melayangkan protesnya. Dan berkata, ā€œkenapa? Ini sangat cantik.ā€

Mendengar protes yang di layangkan Stella, Rionard pun menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sebagai seorang sahabat, ia juga tidak mau jika Stella mengenakan Dress yang terbuka dan menampakkan lekuk tubuh indah Stella.

ā€œKamu tidak pernah mengenakan Dress seperti itu,ā€ ujar Rionard dengan nada rendah.

ā€œIni sudah dua kali ya Rio, bekerja sama lah agar ini cepat selesai. Dan jangan membuatku kesal lagi,ā€ tandas Stella lalu kembali menuju ruang ganti, dengan wajah yang mulai terlihat kesal.

Untuk kedua kalinya Rionard kembali mengembuskan nafasnya dengan kasar.

 

ā€œRio!ā€ panggil Stella, kali ini dengan wajah yang di tekuk masam.

Sudah 3 jam lebih mereka berada di butik tersebut, untuk memilih Dress yang akan di kenakan Stella di hari pernikahan nanti.

Mata Rionard yang semula terpejam dengan kepala bersandar di sandaran soffa, yang ia dongakkan ke arah langit-langit, ia buka dengan perlahan-lahan. Karena mengantuk akibat bosan yang menyerang. Rionard pun menatap ke arah Stella.

Ini Dress kelima yang di coba Stella, Dress pengantin putri romantis dengan bordiran tulle merah muda terang bertatahkan renda Chantilly. Manik-manik yang disulam pada tulle menutupi seluruh siluet gaun garis leher kekasih ini dengan cahaya yang indah.

Melihat Rionard menatap Stella tanpa mengatakan sepatah kata pun. Hal itu membuat Stella melayangkan protesnya.

ā€œIni yang terakhir Rio, jika kamu masih meminta mengganti. Hentikan saja ini, aku sangat lelah.ā€

ā€œKenapa sejak awal kamu tak memakai Dress itu?ā€ tanya Rio sambil mengangkat sebelah alisnya. ā€œTapi kamu malah memakai Dress kurang bahan itu?ā€

 

šŸ’šŸ’šŸ’

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status