“Bagus aja sih, aku malah nggak pernah kepikiran buat ngasih mereka target,” ujar Aldy sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Icha yang sudah mandi duluan sedang duduk diatas tempat tidur sambil memakan roti yang tadi dia bawa dari kafe.
“Keliatan shock sih mereka tadi hehe. Tapi dengan begini kita juga jadi tau gimana cara kerja mereka dan ketahanan mereka terhadap tekanan dunia kerja,” sahut Icha.
Aldy memandangi jendela sambil mengeringkan rambut dan berfikir, dia berencana untuk menjual mobilnya untuk tambahan tabungan pengembangan bisnis kafe. Karena dia masih ada motor, dia rasa tidak ada masalah jika dia tidak lagi memiliki mobil. Lagipula kalau memang perlu mobil dalam keadaan mendesak, masih ada mobil Icha.
Awalnya dia memang tidak ingin melibatkan uang pribadi dalam urusan bisnisnya, karena dia memang ingin mengukur perkembangan usahanya itu. Ketika nanti mobilnya sudah dijual, uangnya akan dia tabung untuk uang tambahan b
Hari ini Feby ikut Dika nongkrong sama temen-temen nya, mereka yang mempunyai pacar juga membawa pacar mereka termasuk Jani yang ternyata berpacaran dengan senior di kampusnya. Sebenarnya Feby tidak terlalu suka nongkrong sama temen-temen Dika yang semuanya adalah mahasiswa, dia merasa sedikit tidak nyaman karena adanya perbedaan usia diantara mereka tapi ada hal yang harus Feby selidiki dan dia harus tau sendiri tanpa ada diberitahu oleh siapapun. Sesekali Feby melihat jam tangannya, dia juga sering sekali mengecek pintu kafe melihati setiap pengunjung yang datang.“Menurut kalian dia akan datang sama siapa?” tanya Jani sedikit memecah suasana, ternyata mereka sedang membicarakan Tian karena dia baru saja menelpon Jani dan bilang kalau datang sedikit terlambat.“Dia pasti datang sendiri, seperti biasa,” ujar Dika menanggapi pertanyaan Jani.Dan benar saja, sekitar 10 menit setelah jadi bahan pembicaraan teman-temannya akhirnya Tian muncu
“Kamu tadi pagi nggak bawa bekal, mau makan di kafe? Ini aku lagi nengok laporan Desi,” terdengar suara Icha dari telpon“Oke, ini aku siap-siap langsung kesana,” Aldy mematikan telponnya dan membereskan berkas-berkas yang masih berserakan di meja.“Mau istirahat bareng?” tanya Dinda yang tiba-tiba berdiri di depan Aldy.“Aku harus pergi sama Icha” jawab Aldy dengan masih sedikit beberes.“Oke..,” ujar Dinda lirih, dia melihati Aldy terlihat agak terburu-buru dengan ekspresi yang kurang suka.Setelah mejanya beres Aldy segera keluar ruangan dengan sebelumnya mempersilahkan Dinda untuk keluar terlebih dahulu.Dia langsung menuju kafe miliknya, disana sudah ada Icha yang sedang mengobrol dengan Desi. Ketika Aldy datang, Desi langsung pamit kebelakang dan menyiapkan makanan untuk bosnya itu.Icha memandangi wajah Aldy yang terlihat sedang memikirkan banyak
***Feby sedang menonton TV ketika Aldy dan Icha pulang kerja, dia hari ini memang tidak sekolah karena sedang ada rapat dewan guru jadi diliburkan. Seharian tadi dia pergi bersama Dika dan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa bacaan baru yang akan membantunya dalam memilih jurusan ketika akan kuliah nanti.“Dia normal kok,” katanya tiba-tiba ketika Aldy duduk disampingnya untuk menyandarkan tubuh di sofa.Aldy langsung menoleh bingung, tidak mengerti dengan perkataan adiknya.“Dika, dia normal dan orangnya benar-benar baik” sambung Feby menjawab kebingungan Aldy.Aldy segera meng-ohh dengan tidak begitu minat.“Kamu serius nyelidiki tentang ini?” tanya Icha yang menghampiri sambil membawa dua gelas minuman panas untuknya dan Aldy.Feby mengangguk, “Aku agak kepikiran kak, karena untuk masalah yang kaya gitu memang tidak menutup kemungkinan kan kalau ada yang berhubungan sama cewek hanya
Sementara itu, Aldy memarkirkan moge nya di depan sebuah caffe and resto dua puluh empat jam dan segera masuk menemui seseorang yang tadi mengirim pesan padanya. Di dalam kafe sudah ada seorang perempuan dengan lipstik merahnya yang khas sedang duduk dengan posisi menunduk di atas meja, dia bahkan tidak menyadari kehadiran Aldy yang duduk disampingnya.“Are you okay?” tanya Aldy dengan nada yang lembut. Dia menatap nanar perempuan yang nampak menyedihkan itu.Perempuan itu mengangkat wajahnya dan menatap Aldy, ternyata dia sedang menangis terisak, sontak saja dia langsung memeluk Aldy dengan masih menangis. Dia tidak ada berkata-kata dan hanya menangis di pelukan Aldy beberapa menit. Aldy mengusap lembut rambut perempuan itu. Ini kali keduanya dia menangis dihadapan Aldy.Wangi parfum perempuan itu sudah cukup pudar walau masih dapat dikenali oleh indra penciuman Aldy. Isakan tangis serta dandanan yang berantakan membuatnya tidak seperti biasa yang s
Icha terbangun karena suara alarm di hapenya telah berbunyi, dia segera meraih benda itu dan mematikan alarm. Ditolehnya kearah tempat tidur Aldy, suaminya itu massih tidur dengan begitu lelap bahkan tidak ada pergerakan sama sekali ketika Icha bangun.Icha pergi ke dapur untuk membuat kue kering. Dia telah mempelajari resepnya dari Desi tetapi belum pernah mempreaktekannya karena belum ada moment yang tepat baginya. Dia menyiapkan semua bahannya terlebih dahulu di atas meja, lalu dia mulai membaca resep di hapenya. Sebelum memulai pembuatan kue, Icha menarik napas panjang dan mengikatkan celemeknya dengan kuat.Icha membuat kue coklat kali ini, dia berharap hasilnya akan sesuai dengan perjuangannya yang lumayan panjang. Ini adalah pertama kalinya dia membuat kue sendiri karena Icha lebih menyukai membuat makanan daripada kue. Rambut pendeknya dia ikat dan dia juga mengenakan bando supaya rambutnya tidak mengganggu konsentrasinya.Icha sedikit mengintip oven unt
Hari ini Aldy mengantar Icha dan juga Feby, Icha minta diantar karena dia nanti ketika pulang akan membawa beberapa barang dari kantor yang akan dia simpan di rumah karena itu miliknya dan dia memerlukan seseorang untuk membawakannya dari ruangan menuju parkiran, jadi dia minta tolong kepada Aldy untuk dapat membantunya.Sementara Feby minta antar sampai sekolahan saja, dia bilang barang-barangnya tidak terlalu banyak jadi tidak apa-apa kalau dibawa kesekolahan karena dapat disimpan di dalam loker. Selanjutnya dia akan pulang ke rumah dengan dijemput oleh pak supir karena orang tua mereka sudah pulang.Aldy sebagai supir, dia selalu mengiyakan permintaan dua perempuan itu dengan tanpa penolakan sedikitpun.Sesampainya dikantor, Aldy disambut dengan susu almond di atas meja kerjanya. Ada sebuah catatan kecil diatasnya yang berisi “susu almond bisa mengurangi nyeri lambung, terimakasih ya”.Aldy mehela napas dan duduk di k
Sementara itu, di rumah makan padang milik Adhan, Feby sudah duduk manis menunggu kedatangan kakaknya karena mereka memiliki janji untuk makan siang bersama. Ketika sedang tidak ada pelanggan yang datang, Adhan sempat menemani Feby untuk mengobrol sedikit tentang sekolah Feby. Sekitar lima belas menit menunggu akhirnya Aldy datang, dia tampak rapi seperti biasa.“Tumbenan nggak minta jemput,” sapa Aldy sambil duduk di depan Feby yang sedang main hape.“Enggak lah kan aku tau kaka sibuk, lagian sekarang ada ojek onlin kan jadinya aman aja.”Aldy menghampiri Adhan untuk memesan makanan dengan porsi yang biasa dia dan adiknya beli. “Aku minumnya lemon tea yang hangat aja ya,” ujarnya, Adhan segera mengiyakan pesananan sahabat yang juga menjadi pelanggan tetapnya itu.“Jadi gini, kan aku punya temen, terus dia punya pacar ….” Feby langsung memulai ceritanya ketika Aldy baru saja duduk kembal
Hari terakhir bekerja, Icha mendapatkan traktiran dari teman-teman di kantor untuk makan siang di sebuah resto terdekat. Mereka membuat acara perpisahan kecil-kecilan untuk Icha yang sudah menjadi partner mereka selama ini. Mereka semua mendoakan Icha untuk menjadi orang yang sukses dan lebih baik lagi kedepannya. Mereka juga minta untuk dapat di traktir di Son’s Caffe sebagai tanda perpisahan dari Icha, tapi Icha belum mengiyakan karena dia harus mendapatkan ijin dari pemiliknya terlebih dahulu untuk mentraktir orang banyak.“Ahh aku juga mau libur panjang,” celetuk salah satu teman Icha yang langsung disambut riuh oleh teman yang lain.“Ajukan cuti saja, kan lumayan dua belas hari. Kamu bisa tidur sepuasnya sambil terus mengemil,” sahut Nita merespon kalimat rekannya yang lain.“Kita tidak akan lagi melihat mba Icha marah, haha. Coba lihat dia sekarang sudah banyak memiliki garis kerutan di sekitar mata karena sikap ki