공유

Tawaran Tukar

작가: Stary Dream
last update 최신 업데이트: 2025-12-29 13:59:56

"Silahkan, mas."

Dengan anggun Shireen menaruh satu cangkir teh lemon di hadapan Zayn.

"Terima kasih."

Tak peduli teh tersebut masih panas, Zayn menyesap minuman tersebut perlahan.

"Sungguh menyegarkan. Enak sekali, Shireen." Pujinya.

"Mas Zayn memang pandai memuji." Senyum Shireen jadi mengembang karena dipuji oleh Zayn.

"Zayn!" Tegur Malik. Pria ini baru keluar dari kamar.

Tadi dia menenangkan dirinya sebentar. Siapa tahu Zayn datang untuk memakinya. Menuduhnya berselingkuh dengan Elena. Jadi, Malik harus menyiapkan jawaban.

"Hai, Malik!" Sapa Zayn hangat.

"Ada apa malam-malam kemari?" Malik lalu duduk di hadapan Zayn, tepat di samping istrinya. Dia harus bersikap biasa saja, seolah tidak tahu apa-apa.

"Aku ingin memberikan ini. Aku sengaja nggak menghubungimu karena aku sekalian keluar."

Zayn lalu mengeluarkan sebuah map dari tas kerjanya.

"Tadi Pak Bram menitipkan ini pada sekretarisnya. Katanya ini untukmu. Tapi, karena kamu pulang terburu-buru jadi berkas ini dititip padaku."

Malik melihat map itu sekilas dan mengambilnya. Ternyata ini berkas laporan yang baru saja diselesaikannya. Ada revisi dibagian sana sehingga harus cepat diperbaiki.

"Terima kasih."

"Aku takut itu berkas penting makanya aku kemari. Tidak enak juga terus menahan sesuatu yang bukan milik kita, kan?"

Baik Zayn dan Malik saling memandang.

"Betul. Apa yang menjadi milik kita, harus selalu dijaga sepenuh hati." Ucap Malik.

"Setuju. Karena bisa jadi ada orang lain yang ingin berniat mengambilnya."

Tangan Malik mengepal kuat apalagi ketika Zayn mengucapkan kalimat tersebut sembari memandang Shireen. Lalu senyuman itu. Ah! Malik benar-benar kesal dibuatnya.

"Itu saja. Aku pamit pulang!" Zayn bangkit dari duduknya.

"Terima kasih."

"Jaga milikmu dengan baik, Malik. Jangan sampai kamu malah meninggalkannya sembarangan." Ucap Zayn lagi memandang tajam Malik. Ia lalu beralih pada Shireen. "Terima kasih teh lemonnya. Aku menyukainya."

Shireen tersenyum. "Terima kasih juga, mas sudah repot mengantar berkas ini kemari."

Zayn tersenyum melihat Shireen namun seperkian detik raut wajahnya berubah ketika bertabrakan dengan Malik.

Dan Malik sadar, Zayn tengah memberi ancaman padanya.

***

Sebenarnya Malik tidak mood untuk keluar hari ini walau ini adalah Sabtu.

"Nggak ngegym, mas?" Tanya Shireen yang heran karena suaminya ini dari semalam terus menempel padanya.

"Lagi males."

"Tumben. Mas lagi sakit?" Shireen meneliti wajah suaminya.

"Nggak, sayang. Cuma pengen deket kamu aja." Malik meraih tangan istrinya dan mengecup pelan.

Shireen terperangah. Tak biasa-biasanya Malik bersikap romantis seperti ini. Biasanya dia cuek.

"Mas, lagi ada masalah?" Shireen menyelidik.

"Nggak."

"Ada yang mas sembunyikan dariku?"

"Eh!" Malik sampai kaget mendengar pertanyaan Shireen. Istrinya ini memang begitu peka. "Sebenarnya aku.. cuma lagi pusing aja. Laporan yang diberi oleh Zayn semalam belum kukerjakan."

"Oh, begitu.. kenapa nggak dikerjain aja sekarang? Dari pada kamu ngeliatin aku terus begitu?" Tanya Shireen heran.

"Nanti aja. Aku mau sama kamu." Malik memeluk istrinya dengan erat. Sesungguhnya ucapan Zayn terngiang-ngiang di pikirannya.

"Kamu ini.." Shireen mendorong pelan bahu suaminya. "Aku mau berkebun. Tanamanku udah mulai tinggi."

"Akan aku bantu!" Malik langsung bangkit berdiri dan lagi-lagi membuat Shireen terperangah.

Acara berkebun dimulai. Shireen meminta suaminya untuk menggunting daun dan ranting yang menjuntai keluar. Sementara, dirinya akan mencangkok tanaman.

"Sayang, apa kamu percaya padaku?" Tanya Malik tanpa menoleh. Ia tengah menggunting daun.

"Percaya. Aku selalu percaya padamu. Ada apa, mas?" Shireen jadi penasaran akan perubahan sikap suaminya.

"Nggak apa-apa. Cuma nanya aja."

"Tenang aja, mas. Aku akan selalu percaya sama kamu. Aku cinta sama kamu." Shireen berucap tulus.

Malik hanya bisa menghela nafas. Cinta istrinya begitu agung. Begitu tulus. Ia tak mau kehilangan itu. Malik akan mempertahankan apapun yang terjadi.

"Sudah selesai." Ucap Malik.

"Aku juga baru selesai."

"Kita pergi jalan keluar, gimana? Makan siang di luar." Tawar Malik.

"Boleh juga. Kalau gitu aku mandi dulu, ya.."

Selesai berkebun dan membersihkan diri. Malik dan Shireen pergi ke sebuah restoran untuk makan siang. Sungguh kegiatan langka bagi pasangan yang sudah 8 bulan menikah ini. Sebab selama ini, Malik sibuk dengan dunianya dan Shireen sibuk mengeksplorasi kemampuan memasaknya. Jarang sekali makan bersama diluar.

Baru saja pesanan tiba. Seseorang menyapa mereka.

"Apa kami boleh bergabung?" Tanya Zayn ramah.

"Mas Zayn, mbak Elena!" Kejutan sekali bagi Shireen. "Boleh. Silahkan."

Mata Malik melotot karena istrinya ini main izinkan saja mereka untuk bergabung. Padahal di meja lainnya masih ada yang kosong.

"Kalian sudah memesan?" Tanya Shireen yang memberikan menu kepada Elena.

"Kebetulan belum. Kamu mau pesen apa, sayang?" Tanya Zayn kepada istrinya.

"Aku lihat dulu." Jawab Elena.

Suasana menjadi canggung karena Malik dan Zayn malah tak saling menyapa. Sesekali Malik juga menatap Elena yang memakai masker penutup hidung dan mulutnya.

"Aku pesan ini aja.." Elena menyebutkan pesanannya pada Zayn.

"Aku pesan dulu." Zayn lalu pergi untuk memesan makanan.

"Mbak Elena lagi sakit?" Tanya Shireen karena wanita di sampingnya ini memakai masker.

"Iya. Lagi batuk sedikit." Elena lalu berdeham.

Shireen mengangguk dan menatap suaminya.

"Mas, aku mau ke toilet sebentar, ya.. mau ganti tissue bersayap."

Malik tersenyum. "Iya, jangan lama-lama."

Akhirnya, tinggalah Malik dan Elena di satu meja yang sama.

"Kalian sudah berbaikan?" Tanya Malik dengan suara pelan.

"Begitulah. Kadang kami bermusuhan tapi kadang kami berbaikan." Jawab Elena datar.

"Kamu nggak apa-apa?"

Elena mengangkat wajahnya dan menatap Malik dengan getir. Perlahan, ia membuka masker wajahnya.

"Kamu dipukuli?" Malik terkejut setelah melihat pipi bengkak Elena.

Elena hanya bisa tertunduk.

"Itu KDRT, Elena!"

Elena menggeleng. "Dia marah dan menuduhku selingkuh. Reflek baginya untuk memukul."

"Maksud kamu apa?" Desak Malik. "Dia sudah sering melakukan ini padamu?"

Elena memberi kode dengan matanya setelah mendengar suara ketukan sepatu suaminya.

"Sudah ku pesan." Zayn duduk setelah mengucapkan itu.

"Aku permisi ke toilet." Kini giliran Elena yang pergi menyusul Shireen.

Sementara, Zayn bisa melihat rahang Malik mengeras. Entah apa yang mereka berdua bicarakan tadi.

"Kenapa, Malik?" Tanya Zayn datar.

"Tidak apa-apa." Malik mengatur nafas. Dia sungguh marah karena perbuatan Zayn pada Elena.

"Jika istrimu berselingkuh di belakangmu. Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Zayn menatap tajam.

"Aku akan meminta penjelasan daripada memukulinya."

"Oh.." alis Zayn terangkat. "Ternyata Elena mengatakannya padamu?"

"Dia wanita yang setia, Zayn. Dia sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik. Dia ingin mengulang semuanya dari awal."

"Wanita yang setia?" Apa Zayn salah dengar. "Dia memang setia. Tapi bukan padaku. Padamu!"

"Zayn!" Malik menegur. "Kamu salah paham kepada kami."

"Saling menyatukan bibir, itu bukan kesalah pahaman?"

"Kejadiannya tidak seperti itu." Malik mencoba menjelaskan.

"Rasanya nikmat, kan?"

Malik ingin menggebrak meja rasanya.

"Aku yakin kamu merindukan sentuhan istriku.."

"Cukup, Zayn!"

"Bagaimana kalau kita melakukan transaksi?"

Dahi Malik mengernyit. Apa lagi maksud dari temannya ini.

"Aku melakukan penawaran padamu. Kamu pernah bilang pernikahanmu membosankan, bukan? Dan aku pernah bilang kalau Elena begitu sulit diatur. Begini saja.. bagaimana kalau kita saling bertukar istri?"

"Aku sedang tidak ingin memukul orang saat ini! Berhenti, Zayn!"

"Kehidupan pernikahanmu yang membosankan adalah impianku. Dan kecantikan Elena adalah dambaanmu. Bukan begitu?" Ucap Zayn tersenyum sinis.

Tangan Malik mengepal dengan kuat.

"Shireen.." Zayn tersenyum membayangkan wajah ayu itu. "Wanita yang polos dan penurut. Aku menyukainya."

"Brengsek!" Malik bangkit dari duduknya dan menarik kerah baju Zayn. "Kau mau mati!"

"Mas Malik, Jangan!"

이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Permainan Pernikahan : Bertukar Istri   Saling Menginginkan

    Shireen lebih banyak diam di liburan siang ini. Matanya hanya sibuk menatap para rekan kerja suaminya yang bermesraan dengan istri mereka. Ada yang sibuk menghabiskan waktu untuk berbelanja dan ada juga yang sibuk menjelajahi pulau. Tapi, Shireen seperti kehilangan minatnya."Dari tadi kamu cuma diam." Tegur Malik menyadari perubahan sikap Shireen.Shireen hanya tersenyum letih."Kamu sakit?" Malik menyentuh dahi yang sedikit panas itu. "Demam, sayang?""Cuma jetlag.""Ya ampun.." Malik jadi merasa bersalah. Harusnya dia tak memaksa istrinya ikut bergabung dengan rekan yang lain tadi."Mau pulang ke kamar?"Shireen mengangguk. "Kalau boleh.""Nggak apa-apa. Istirahat aja. Nanti makan siang, aku pulang."Sekali lagi, Shireen hanya tersenyum. Tak ingin membuang waktu, Shireen memilih pulang ke kamar dan beristirahat. Kepalanya pusing.Elena juga betah berada di kamar. Membuat Zayn jadi gerah saja."Harusnya tidak usah ikut kalau kamu cuma mau bersemedi disini.""Memangnya kenapa? Nggak

  • Permainan Pernikahan : Bertukar Istri   Masih Berlanjut

    Rasa bosan itu akhirnya melanda, dengan menggunakan sweater Elena keluar dari kamar untuk mencari udara segar. Berkeliling pantai di malam hari sepertinya mampu mengusir kalut yang sedang berkutat di hati dan pikirannya.Baru saja keluar dari koridor kamar, Elena ditegur seseorang."Malik?" Elena tak salah mengenali. Walau minim pencahayaan tapi wajah tampan itu tetap bersinar. "Sedang apa kamu disini?""Baru menemui Pak Bram." Kebetulan kamar Bram satu area dengan penginapan Elena."Oh.. sama Zayn?" Elena memastikan."Tidak. Dia lagi ikut pesta barbeque. Kamu mau kemana? Bukannya pesta ada di sebelah sana?"Elena jadi canggung. "Aku cuma mau nyari angin aja.""Kamu nggak apa-apa? Apa kamu dipukuli lagi?"Elena memandang Malik lalu menggeleng."Seharian kamu nggak bergabung dengan yang lain. Sejujurnya aku sedikit khawatir." Jujur Malik.Elena hanya tersenyum pahit. "Aku cuma ingin sendiri. Sudah, ya! Aku mau kesana dulu.."Elena melewati Malik begitu saja dan pria itu hanya bisa mema

  • Permainan Pernikahan : Bertukar Istri   Liburan Bersama

    "Mas Malik, Jangan!"Mendengar suara Shireen membuat Malik melepas kerah baju yang sempat ditariknya itu. Sontak, Zayn langsung merapikan pakaiannya.Melihat Shireen dan Elena yang terkejut. Malik langsung menuju ke arah Shireen dan menggenggam tangannya."Kita cari tempat lain saja." Malik langsung membawa istrinya pergi dari restoran.Sedangkan Elena tertegun. Ada apa? Kenapa Malik begitu marah hingga hendak memukul suaminya? Mungkinkah itu karena dia telah melihat kondisi Elena yang menyedihkan seperti ini? Sehingga membuat Malik murka dan menyerang Zayn? Elena berkecamuk dibuatnya."Ada apa, mas?" Tanya Shireen lembut saat mereka sedang dalam perjalanan.Shireen memandang suaminya yang tengah fokus menyetir. Setelah menunggu dan tak mendapat jawaban. Pandangan Shireen beralih keluar jendela.Dia dan Elena baru saja keluar dari toilet dan terkejut saat melihat Malik tiba-tiba mencengkram kerah baju suami Elena.Hening. Tak ada percakapan selama di perjalanan. Shireen mengerti mungk

  • Permainan Pernikahan : Bertukar Istri   Tawaran Tukar

    "Silahkan, mas."Dengan anggun Shireen menaruh satu cangkir teh lemon di hadapan Zayn."Terima kasih."Tak peduli teh tersebut masih panas, Zayn menyesap minuman tersebut perlahan."Sungguh menyegarkan. Enak sekali, Shireen." Pujinya."Mas Zayn memang pandai memuji." Senyum Shireen jadi mengembang karena dipuji oleh Zayn."Zayn!" Tegur Malik. Pria ini baru keluar dari kamar.Tadi dia menenangkan dirinya sebentar. Siapa tahu Zayn datang untuk memakinya. Menuduhnya berselingkuh dengan Elena. Jadi, Malik harus menyiapkan jawaban."Hai, Malik!" Sapa Zayn hangat."Ada apa malam-malam kemari?" Malik lalu duduk di hadapan Zayn, tepat di samping istrinya. Dia harus bersikap biasa saja, seolah tidak tahu apa-apa."Aku ingin memberikan ini. Aku sengaja nggak menghubungimu karena aku sekalian keluar."Zayn lalu mengeluarkan sebuah map dari tas kerjanya."Tadi Pak Bram menitipkan ini pada sekretarisnya. Katanya ini untukmu. Tapi, karena kamu pulang terburu-buru jadi berkas ini dititip padaku."Ma

  • Permainan Pernikahan : Bertukar Istri   Selingkuh ?

    Malik ingin bertanya lagi tapi suara riuh terdengar dari arah luar. Para pegawai mulai berdatangan. Keduanya hanya bisa saling memandang terutama Zayn yang tatapannya sulit diartikan. Malik pun memutuskan untuk kembali ke meja kerjanya.Saat istirahat makan siang, barulah Malik menemui Zayn."Zayn.." tegurnya."Ya?""Ada yang ingin kukatakan padamu."Zayn berbalik menghadap temannya."Aku mendengarkan.""Aku bertemu Elena kemarin.""Oke. Lalu?""Dia bercerita mengenai masalah rumah tangga kalian."Zayn menutup mata sambil memijit pangkal hidungnya. "Lalu?""Aku tidak ingin ikut campur. Sungguh! Tapi, kurasa kalian harus memperbaiki semuanya. Mulai lagi dari awal."Zayn terkekeh. "Tenang saja. Kami akan mengulang semuanya dari awal."Malik berharap demikian. Pernikahan Zayn dan Elena bisa diselamatkan asal keduanya bisa sama-sama saling mengerti."Zayn tahu kita bertemu?" Tanya Elena di ujung telpon."Iya. Dia juga sudah mengatakan kalau dia ingin memperbaiki hubungan kalian dari awal.

  • Permainan Pernikahan : Bertukar Istri   Curhat

    "Sepertinya kamu seneng banget ngobrol sama istrinya Malik?" Sindir Elena."Diamlah! Kalau kamu nggak mau bantu membereskan ini lebih baik masuk kamar!""Kenapa? Ya, benar. Harusnya kamu izinkan aja tadi Shireen membereskan ini, kan?" Elena menunjuk meja makan yang penuh akan piring kotor.Setelah sama-sama menikmati puding yang manis. Shireen minta izin untuk membantu Elena membereskan piring kotor dan membawanya ke tempat cucian piring. Namun, Zayn mencegah."Cukup!" Bentak Zayn.Memerah mata Elena."Kenapa? Yang ku katakan benar, kan? Kamu suka sekali menghabiskan waktumu dengan Shireen?"Bukannya Elena tidak memperhatikan interaksi mereka sedari tadi. Meski Shireen tak menyadari. Elena sadar kalau suaminya seperti tertarik pada Shireen. Dia begitu bersemangat dan lembut saat bicara padanya. Lain hal saat dengan Elena."Kamu cemburu?""Tidak!" Jawab Elena cepat."Lalu?" Zayn menatap Elena tajam."Aku cuma nggak suka suamiku memandang istri orang lain seperti itu.""Dan aku juga ngg

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status