Share

Bab 3481

Penulis: Anggur
Ronny juga tidak bodoh. Dia bisa langsung bisa menebak dan berkata, "Kakak pasti membantuku menutupinya sedikit, jadi ketika Yohanna menyelidiki dua kali, dia tetap nggak bisa menemukan semuanya dengan jelas."

Dewi terdiam sejenak sebelum berkata, "Jadi saat nanti kami ke sana untuk menjengukmu, apakah perlu kami ikut menyembunyikannya?"

Tanpa berpikir panjang, Ronny langsung menolak. Dia menjawab, "Nggak perlu disembunyikan, tapi juga nggak perlu sengaja diekspos. Kalau dia tahu, ya sudah, kalau belum tahu juga nggak masalah. Cepat atau lambat, dia pasti akan tahu."

"Baiklah kalau begitu."

"Oh iya, Mama bilang ada tamu penting yang datang ke rumah kita?"

Dewi mengangguk dan menceritakan tentang kedatangan Dokter Panca dan yang lainnya kepada putra bungsunya.

Ronny mendengarkan dengan penuh penyesalan, "Sayang sekali, aku sedang bepergian dengan Yohanna untuk urusan bisnis, jadi nggak bisa pulang. Mama, tolong bantu aku bicara yang baik-baik di depan para tetua itu, biar mereka m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3711

    Cakra ada di tempat sewaktu Patricia membuat surat wasiat tersebut, dan pada saat itu Cakra juga tidak berani mengutarakan pendapat apa-apa. Cakra hanya tahu di dalam surat wasiat itu tertulis dengan jelas, bahwa apabila Patricia meninggal terlebih dahulu, maka harta pribadinya akan dibagi separuh kepada Felicia karena dia adalah putri kandungnya, dan kelak Felicia pula yang akan memegang kendali aset-aset itu. Sisa separuhnya lagi akan dibagikan secara merata kepada Ivan dan dua adiknya. Fani tidak mendapatkan apa-apa dari aset tersebut. Di surat itu hanya tertulis dikarenakan sebelumnya mereka tidak tahu kalau faktanya Fani bukanlah anak kandung, maka apa pun yang Fani dapatkan sebelum surat itu dibuat, akan tetap menjadi miliknya tanpa perlu dikembalikan. Sementara untuk Cakra, dia tidak mendapatkan apa-apa. Namun di surat tertulis dengan jelas bahwa ketiga anak lelaki mereka yang akan merawat Cakra. Terkait apakah Ivan dan adik-adiknya mau memberikan Cakra uang atau tidak, itu te

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3710

    Apabila masih ada sesuatu yang Odelina kurang paham dan butuh bantuan, Felicia bersedia membantu. Ketika Odelina sudah layak menjadi kepala keluarga barulah Felicia pergi meninggalkan Cianter. Satu hal yang pasti, Felicia tidak menginginkan apa pun yang keluarga Gatara miliki. Dengan meninggalkan keluarga Gatara, dia masih bisa hidup dengan usahanya sendiri. Mendengar itu, Cakra pun panik dan berkata, “Felicia, bisa-bisanya kamu melepaskan semua yang sudah mama kamu dapatkan dengan susah payah! Kalau begitu bukannya berarti kematian mama kamu jadi sia-sia? Masalah dia, ya masalahnya dia sendiri. Kamu nggak perlu merasa ikut merasa bersalah. Dengan kematian mama kamu, semuanya sudah berakhir. Tapi posisi sebagai kepala keluarga terakhir dipegang oleh mama kamu. Sebagai anaknya, kamu berhak jadi penerusnya. Jangan bodoh dengan membuang itu semua.” “Pa, itu bukan hak milikku, aku nggak mau. Justru kita yang berutang sama keluarganya Yuna.” “Kita kan nggak melakukan apa-apa. Yang membu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3709

    Dalam hati Felicia berpikir, lalu mengapa jika hubungan ibunya dan tantenya begitu dekat? Hal itu tetap tidak melunturkan kekejaman yang ada di hati Patricia. Pada akhirnya, Patricia tetap dengan tega membunuh kakaknya sendiri. Dan bagaimana dengan adiknya? Apa salah dia sampai harus dibunuh juga. Di saat dia baru saja kehilangan sosok kakak yang tertua, dia juga harus kehilangan nyawanya sendiri. Dia bahkan mungkin tidak tahu kalau dia dibunuh oleh kakak keduanya sendiri. Belum lagi masih ada orang-orang yang terlibat dalam kejadian saat itu dan mati untuk dibungkam. Setelah kejadian tragis yang terjadi puluhan tahun lalu itu, banyak orang yang tidak berdosa harus kehilangan nyawa mereka. Kematian Patricia jauh dari cukup untuk menebus dosa-dosa atas kematian begitu banyak orang yang tidak tahu apa-apa. Namun bagaimanapun situasinya, Patricia tetaplah ibu kandung Felicia. Felicia tidak bisa berkomentar apa-apa. “Mama kamu lebih mengutamakan cewek daripada cowok. Dulu dia nggak tahu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3708

    Cakra bertanya kepada Felicia, tetapi sebelum Felicia sempat menjawab, dia menertawakan dirinya sendiri. “Dia nggak pernah mencintaiku. Dari dulu sedikit pun nggak pernah. Cuma sedikit orang yang mau menikah sama dia, dan aku salah satunya. Tapi dia nggak pernah bisa melupakan Deddy. Dia mau tinggal bersamaku cuma karena dia butuh keturunan.” Felicia hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu apakah ibunya pernah mencintai ayahnya atau tidak. Namun apa gunanya mencari tahu tentang hal itu. Sekarang ibunya sudah menjadi satu dengan tanah. “Sampai bertahun-tahun pun, aku nggak pernah berhasil membuka hati mama kamu. Felicia, aku merasa gagal sebagai cowok. Kalau saja dia mencintai aku meski cuma sedikit, aku nggak bakal selingkuh dan mencari kesenangan dari cewek lain. Alasanku selingkuh sebagian besar adalah untuk balas dendam.” Di situ Felicia berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku rasa Mama pasti masih peduli sama Papa walau cuma sedikit. Kalau dia nggak peduli sama sekali, dia nggak bakal m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3707

    “Dia mau makan?” tanya Felicia. “Makan sih masih mau, tapi nggak banyak. Dia lebih sering melamun dan kadang-kadang suka menggumam sendiri. Aku juga nggak bisa dengar apa kata-kata yang keluar dari mulutnya.” “... oke. Keluar dulu. Aku mau ngomong berdua saja sama papaku.” Si pelayan pun dengan hormat memenuhi permintaan majikannya dan undur diri dari kamar itu. Sekarang di dalam kamar tinggal Felicia dan ayahnya saja berdua. Felicia menari kursi ke samping kasur dan duduk. Setelah menatap ayahnya untuk beberapa saat, dia pun buka suara. “Pa, Mama sudah pergi. Yang sudah mati nggak bakal bisa hidup lagi. Kita harus bisa menerima kenyataan. Mamaku … dia sudah melakukan terlalu banyak kesalahan.” Felicia tidak lagi berbicara. Sejujurnya, kematian adalah jalan keluar mudah yang diambil oleh ibunya. Sudah berapa banyak nyawa yang Patricia cabut. Cakra memiringkan kepalanya. Akhirnya muncul juga cahaya kehidupan di sorot matanya. Dia pun menatap putrinya, dan beberapa detik kemudian b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3706

    “Mama nggak ngomong ke Papa dulu?” tanya Mulan tersenyum. “Nggak usah. Mau pergi ke mana pun juga dia nggak bakal melarang. Paling-paling cuma nyusul pakai mobilnya sendiri.” “Oke, kalau begitu ayo kita berangkat.” Mulan pun menggendong Audrey dan menuntun Liam, sementara Yolanda menggendong Archie, dan Russel dituntun oleh Olivia. “Anak-anaknya Sally gimana? Mereka juga ikut?” tanya Mulan. Seketika dia teringat dengan kedua keponakannya. “Mereka sudah tidur. Pengasuh sudah bawa mereka pulang. Kayaknya lebih baik mereka jangan ikut. Dua anak itu bandelnya bukan main. Kalau mereka ikut main ke rumah mama kamu, bisa-bisa rencana kita batal. Lagi pula papa mama mereka juga nggak ikut, repot kalau sampai kenapa-napa,” tutur Yolanda. Yolanda dengan senang hati menjaga cucu keponakannya selama di Vila Ferda. Suasana di rumah jadi meriah karena banyak anak-anak yang bermain. Tetapi kalau harus keluar rumah, dia tidak pernah mau mengajak cucu keponakannya itu, kecuali Sally dan suaminya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status