Share

Bab 20. Rencana Rati

Ben berada di sampingku dengan tubuh menghadapku, dan sengaja di tengah-tengah aku letakan sebuah guling ukuran sedang. Aku anggap itu adalah pembatas tubuh kami. Beberapa kali Ben tersenyum kadang juga mengerutkan kening mendengar ceritaku.

Cerita itu yang aku rangkai berdasarkan cerita ibu, cerita kakek dan juga beberapa kejadian tidak menyenangkan yang pernah aku alami di masa lalu.

“Ini sudah jam setengah satu, kamu tak ngatuk Ben?” tanyaku mengalihkan perhatian.

“Tidak.”

Aku menghela nafas panjang. Butuh energi yang kuat untuk aku menceritakan kenangan buruk itu.

“Lanjutkan! Terlanjur penasaran,” ucap Ben.

Aku diam sesaat dan tersenyum nyengir. “Tapi aku lapar.”

“Kamu mau makan apa?”

“Terserah,” jawabku.

Ben lantas bangun lalu keluar kamar dan kembali dengan membawa air mineral, satu toples kripik pisang dan biskuit coklat.

“Tidak ada makanan padat yang enak di makan malam hari. Makanlah cemilan.” Ben meletakan semua makanan dan minuman di pangkuanku.

Aku tersenyum girang.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status