Di kantor Adam terus saja memasang wajah murung saat menjalani meeting pun dia tak bersemangat. Pikirannya selalu tertuju pada Hawa yang masih marah padanya, di ruang kantornya Adam tidak fokus sama sekali, kepalanya di taruh di atas meja kerjanya sambil berpikir bagaimana cara membujuk istrinya.
Ketukan pintu dari luar tidak Adam gubris, tapi orang itu nyosor saja masuk tanpa menunggu persetujuan dari Adam. Setiba di dalam orang itu nyaris berteriak melihat bos besarnya tampak berantakan padahal selama ini Adam selalu menomor satukan penampilannya.
"Mungkin ada orang gila yang salah masuk di ruangan ini menyamar sebagai bosku," teriak Dale yang sedang menatapnya sesaat lalu Adam mengacuhkan Dale yang tersenyum mengejek.
Sahabatnya itu memang
mirip orang gila, bagaimana tidak dasi yang ia lepas tergeletak di lantai, jas kebesaran perusahaan di jadikan bantalan di atas meja, baju kemeja di gelung setinggi lengan dan tiga kancing atas di lepas hingga menampil"Ma ... Pernikahanku dan Hawa tidak terasa sudah sebulan. Besok aku mengadakan resepsi pernikahanku di hotel bintang 5 di pusat kota dengan para kolega perusahaanku. Aku harus melakukan ini demi nama baik perusahaan. Aku tidak mau orang lain berpikir bahwa aku memiliki wanita simpanan. Mama dan Papa harus datang jika masih menyayangiku. Dukungan kalian sangat penting untukku," pria itu memberanikan diri datang ke rumah orang tuanya untuk memberitahu resepsi pernikahan mereka yang tertutup hanya para kolega perusahaan di undang membersihkan nama baik mereka.Helsi mendengar penuturan itu memaki dalam hati untuk keputusan Adam yang terburu-buru. Perih di hatinya belum sembuh setelah pernikahan Adam dan sekarang mereka mengadakan resepsi menunjukkan pada dunia bahwa mereka sudah menikah. Kali ini Adam membuat keputusan secara sepihak melebarkan luka yang sudah teriris dengan pernikahannya dulu dan sekarang menimbulkan luka baru lagi.Wanita paruh baya itu begitu muak deng
Acara resepsi sudah selesai sang mempelai sudah lebih dulu pergi meninggalkan acara menuju kamar hotel termahal di tempat resepsinya. Helsi sejak tadi tak bisa menahan kekesalannya karena harus di tinggalkan dengan segudang pekerjaan yang belum selesai. Wedding organizer yang di sewanya lambat membereskan semuanya dan Helsi yang bertanggung jawab untuk itu."Sial! Di sini aku harus jadi pembantu sementara wanita itu enak-enak tiduran di kasur." Helsi tidak berhenti menggerutu menatap suaminya yang tengah berbicara dengan Raditya membahas bisnis yang tengah mereka jalankan."Nak, Radit bisa bantu Tante angkat ini ke sana?" panggil Helsi lembut pada pria itu. Raditya yang mendengar perintah itu buru-buru ke sana memindahkan kardus yang tidak terpakai, sesuai ke inginan wanita paruh baya itu. Kebencian Helsi memang tidak menurun pada Raditya karena ia pikir anak itu tidak ada sangkut pautnya dengan kematian orang tuanya.Raditya juga sangat menyayangi Helsi karena sud
Acara resepsi sudah selesai sang mempelai sudah lebih dulu pergi meninggalkan acara menuju kamar hotel termahal di tempat resepsinya. Helsi sejak tadi tak bisa menahan kekesalannya karena harus di tinggalkan dengan segudang pekerjaan yang belum selesai. Wedding organizer yang di sewanya lambat membereskan semuanya dan Helsi yang bertanggung jawab untuk itu. "Sial! Di sini aku harus jadi pembantu sementara wanita itu enak-enak tiduran di kasur." Helsi tidak berhenti menggerutu menatap suaminya yang tengah berbicara dengan Raditya membahas bisnis yang tengah mereka jalankan. "Nak, Radit bisa bantu Tante angkat ini ke sana?" panggil Helsi lembut pada pria itu. Raditya yang mendengar perintah itu buru-buru ke sana memindahkan kardus yang tidak terpakai, sesuai ke inginan wanita paruh baya itu. Kebencian Helsi memang tidak menurun pada Raditya karena ia pikir anak itu tidak ada sangkut pautnya dengan kematian orang tuanya. Raditya juga sangat menyayangi Helsi kare
Rasa frustasi mungkin bisa saja melanda semua orang apalagi melihat Ibu yang melahirkan kita terbaring di atas ranjang rumah sakit. Adam sungguh dilema dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Dia bingung harus memihak siapa antara Hawa atau ibunya. Adam tidak menyangka dengan memilih menikahi Hawa akan membuat ibunya sangat kecewa padahal ia tidak bermaksud menyakiti siapapun.Adam duduk di kursi ruang tunggu sambil memijit pelipisnya agar nyeri yang menyerang kepalanya segera hilang. Hawa sungguh merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Ibu mertuanya."Adam apa kepalamu sakit?" Hawa bertanya sedemikian polosnya. Adam menoleh menatap istrinya yang masih mengenakan gaun pengantinnya. Ia tersenyum dan mengangguk pada wanita itu."Aku akan memijit kepalamu," ujar Hawa lagi ingin menyentuh pelipis suaminya. Sebelum tangan mungil itu mendarat di sana, Adam sudah lebih dulu menahan tangan Hawa lalu menggenggamnya erat dan mengecupnya
"Kak Leon?""Ya, Leon telah menolongmu," jawab Radit menatap adiknya yang melototkan matanya pada Leon.Leon tersenyum menebarkan aura manis pada kedua lesung pipi miliknya. Kulitnya yang putih, rambut keemasannya di potong rapi ke belakang, serta bola mata ke abu-abuan menunjukkan kalau lelaki itu blasteran Indonesia. Tinggi badannya kira-kira 180 cm membuat Hawa sedikit mendongak menatapnya.Leon adalah sahabat Radit semasa SMP tapi 7 tahun lalu ia pindah ke Los Angeles di tempat kelahiran Ayahnya. Ada hal yang membuat Leon hari itu harus pindah, ia sudah lama menyukai Hawa dan setelah tahu kalau Hawa sangat mencintai Adam. Dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Indonesia. Leon masih ingat bagaimana Hawa menangis karena harus berpisah dengannya. Mereka dulu selalu bersama dan tanpa sepengetahuan Hawa, Leon sudah lama menyukainya tapi sangat takut untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis itu.Hingga khirnya H
Setelah tiba di rumah, Hawa berjalan santai memasuki rumahnya berniat untuk mandi, membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Mungkin saja beban hatinya akan hilang bersama air yang mengalir. Beberapa menit bergulat dengan perasaannya sendiri di dalam kamar mandi Hawa meraih kimono yang bergantung di dinding, membalut tubuhnya yang terekspos lalu keluar dari sana.Sebelum mengenakan pakaian Hawa merebahkan dirinya di atas kasur. Ia mengadah ke atas menatap langit-langit kamarnya yang di hiasi lampu kristal. Air mata menetes membasahi kasurnya, kenapa hatinya begitu sakit padahal setiap orang merasa bahagia di hari pernikahannya. Kenapa hidupnya sekacau ini? Helsi sangat membencinya bahkan menganggapnya pembawa sial.Sakit hati meluluhlantahkan perasaannya. Menyakitkan sekali berada di posisi gadis itu, Ia mengganti posisi tidurnya memiringkan tubuhnya, meringkuk bagai anak kecil yang ketakutan di sela tangisnya. Hawa sungguh mencintai Adam tapi Hels
Malam yang kelam di hiasi bintang kecil di langit gelap di temani semelir angin berhembus pelan. Ia sendirian menikmati keindahan malam di balkon sambil menyesap teh hijau panas. Ia sangat menjaga kebugarannya. Hawa menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan pelan, rasanya bagai mimpi hari ini untuknya. Seorang istri. Itulah statusnya sekarang, bertahun-tahun menunggu waktu dan akhirnya bisa tercapai juga.Hawa berenisiatif untuk mendekorasi kamar pernikahannya menjadi lebih berkesan di malam pertama mereka. Adam pasti suka saat dirinya mengenakan lingerie merah dan lampu kamar yang hanya menggunakan lilin. Untung saja Hawa sudah membeli semua perlengkapan yang dia butuhkan yaitu kelopak bunga mawar dan lilin aromatherapy untuk di hias di kamarnya.Ia meninggalkan balkon kamarnya menuju lemari tempat menyimpan lilin aromatherapy dan kelopak bunga mawar. Tangan Hawa lincah menaburi kelopak bunga membentuk gambar hati tepat di atas ranjangnya, beral
Cahaya pagi yang indah menerobos masuk di celah gorden kamar milik pasangan yang masih terlelap. Hawa merasakan kulitnya terasa hangat akibat panas mentari pagi. Tangannya bergerak menutupi wajahnya menghalangi silau membuatnya perlahan membuka mata.Hawa menggeliat dan merentangkan tangannya meregangkan otot-otot yang kaku setelah tidur semalaman. Ada yang tidak beres kenapa Hawa merasa ada yang berat di atas perutnya, sebelum melihat apa yang terjadi ia mengusap wajahnya dulu lalu membuka selimut pelan-pelan melihat semuanya.Sebuah tangan kekar bertengger di sana matanya membulat, lalu berganti menatap orang yang tidur nyenyak di sampingnya. Apa-apaan ini? Kenapa Hawa ketiduran padahal ia sudah bersusah payah semalam menunggui Adam di sofa dan sekarang ia berada di atas tempat tidur. Adam pasti telah menggendongnya untuk tidur di kamar ini.Hawa memutar tubuhnya menghadap ke Adam memperhatikan maha karya Allah yang sempurna tidur