Pernikahan Siri

Pernikahan Siri

Oleh:  E Rein  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
6Bab
130Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Luisa, seorang gadis polos nan lugu, tanpa sengaja terperangkap dalam jebakan yang membuahkan satu malam tak terduga dengan Emilio Turner, seorang CEO ternama yang sebenarnya merupakan incaran begitu banyak wanita. Karena kejadian tersebut, Luisa terpaksa menikah siri dengan Emilio dan tinggal satu rumah dengan pria berhati dingin tersebut. Akankah Luisa mampu membongkar kebenaran di balik siapa yang menjebak dirinya dan Emilio? Atau ... dia malah terlebih dahulu terjebak dalam pesona memikat CEO misterius tersebut?

Lihat lebih banyak
Pernikahan Siri Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Pipi_Kiri
aku rela kok gantiin jadi istrinya emilio... siri juga gpp dah......
2024-02-20 22:18:45
1
6 Bab
Tidur Bersama
“Uh, terang banget! Aku masih mau tidur,” ujarnya sebal.Perempuan itu menutup matanya.Mentari telah naik keperaduan beberapa menit yang lalu dan sekarang sedang mengintip senyap-senyap pada celah jendela yang tertutup kain gorden kecoklatan itu.Gerakan Luisa agak sedikit terbatas, ada sesuatu yang mendesak di sekitarnya.“Apa sih ini?” gumamnya. Tangannya mulus dan munggil miliknya mendorong sesuatu yang terasa lembut dan halus. “Kok lembut?” tanya aneh dan polos.Luisa menekan-nekan dengan ujung jemarinya. Sesuatu itu bergerak, membuat tubuhnya bergetar. Cepat-cepat Luisa membuka mata.Gadis itu masih mengucek-ngucek mata, mengusir kantuk yang masih bersarang dipelupuk maatnya. Gadis itu sempat menguap sebentar, ia menutup mulutnya dengan telapak tangan. Kepalanya tampak berat. Ia memijat-mijat keningnya.Luisa sampai lupa niatnya membuka mata tadi. Benda kenyal dan lembut tadi hampir dia lupakan. Hidungnya mengendus, penciumannyamasih bagus, hidungnya mencium aroma maskulin yang
Baca selengkapnya
Tinggal Bersama
Beberapa orang berpeci dan berjas berdiri tegap di depan pintu. Wajah mereka sangat dingin. Bak aparat yang sedang menangkap pelaku kriminal. Tak ada senyum, tanya tatapan penuh kebencian dan merendahkan.Jelas Emilio terkejut dan tak suka dengan tatapan itu."Siapa kalian dan mau apa kalian?" tanya dengan wajah dingin juga.Salah seorang dari mereka, muncul dari belakang. Wajahnya agak lebih teduh dan bersahabat. Lelaki itu sempat melengkungkan sedikit senyuman."Permisi, kami mendapat informasi, telah terjadi perzinahan di sini. Bapak tahu kamu punya aturan, dan bapak atas perbuatan bapak tersebut, akan mendapatkan hukuman dari kami.”‘Oh Shit!’ maki Emilio dalam hati. Panik jelaslah panik. Mereka tampak serius, dan Emilio yakin, namanya dan reputasinya akan hancur dalam sekejab.“Kami ingin masuk!” kata salah seorang dari orang itu. wajahnya cukup tegang dan datar. Intonasinya pun tegas.Emilio diam, lelaki itu bingung dengan situasi, kepalanya agak sedikit lola. Jelas, di dalam ad
Baca selengkapnya
Kamu Mimpi Burukku
Emilio menaikkan satu alisnya, lelaki itu tidak habis pikir, antara polos atau memang bodoh perempuan di sampingnya ini. Kepalanya tak henti-henti menggeleng. Lelaki itu menggulung lengan kemeja hingga ke siku, menampilkan lengannya yang padat dan sedikit berurat.“Hanya gara-gara ini lo ke situ?” tanya tak habis pikir.Luisa mengangguk. Perempuan itu mengambil ponselnya. Tadi, dia menunjukkan chat yang dikirim oleh Merry.“Dia sahabatku, aku sering menjemputnya saat dia mabuk,” jawab Luisa jujur.“Lo nggak takut ke club. Tapi, lo takut tinggal sendirian di rumah. Aneh!”“Beda, Il,” sanggah Luisa. Perempuan itu membenarkan posisi duduknya, celana panjang yang dia kenakan cukup longgar, Luisa tak biasa mengenakan pakaian ketat atau pendek, walaupun di rumah.“Tetap aja aneh,” ujarnya. Emilio mengambil ponsel Luisa lagi, lelaki itu menyalin nomor Merry, lalu membuat pelacakan pada nomor tersebut. Kening Emilio mengerut seketika, dia tahu Luisa tidak berbohong. Namun, nomor yang menurut
Baca selengkapnya
Pantaskah Cemburu?
Luisa memandangi pantulan wajahnya yang pucat pasi pada cermin bulat di depannya itu. Kedua tangannya mencengkeram erat pada sisi wastafel. “Kayak nyata,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Luisa membiarkan rambutnya tergerai. Kantung matanya agak lebam, bibirnya pucat tanpa lipstick. “Mall, kangen,” ujarnya. Kelopak matanya langsung memerah. Setiap kali mengingat kekasihnya, air matanya tidak bisa tahan untuk tidak jatuh. Emilio memang bukan seperti yang dia bayangkan. Lelaki ini bahkan tidak berani macam-macam dengannya. Namun, cintanya, kekasih hatinya, Luisa merasa sudah menodai cintanya dengan Mallory. “Mall, bisakah kamu selamatkan aku dari keadaan seperti ini? Aku hanya pengen hidup dengan kamu. Mall,” ujarnya dengan perasaan penuh luka. “Sha, lo oke?” tanya Emilio khawatir. Hampir satu jam Luisa di kamar mandi, dan perempuan itu tidak keluar sama sekali. Luisa terperanjat. Perempuan itu membasuh wajahnya, lalu mengelapnya dengan handuk kecil. Luisa memutar tubuh, membuka pi
Baca selengkapnya
Nganterin Istri Ngedate
Emilio memindai tampilan Luisa, mata lelaki itu ke bawah, ke atas. Menatap penampilan Luisa dengan tatapan aneh.“Gini mau keluar dengan pacar lo?”“Iya, ada yang salah?”Emilio mendecakkan lidahnya. “Lebih bagus daster ART di rumah mama gue, Sha,” komentarnya.Luisa mendecakkan lidah. Tidak ada yang salah dengan tampilannya. Kemeja bermotif bunga besar-besar melekat ditubuhnya. Tidak norak sama sekali. Warna di motif juga kalem. Sengaja Luisa menggunakan belt di pinggang, dan celana warna putih. Hingga tidak tabrak lari fashionnya hari ini.Tetap aja salah di mata Emilio.“Ganti! Masa mau keluar kayak gini. Minimal pake dress, atau baju kemeja polos yang senada,” komentarnya.Luisa memutar kedua bola matanya dengan sebal. “Ini aku yang mau ngadate atau kamu sih?”“Lo. Tapi mata gue sakit ngelihatnya. Ganti! Ganti!”Luisa merengus sebal. Entah sejak kapan lelaki ini jadi rempong seperti ini. Seakan-akan yang pergi ngedate itu mereka.Luisa masuk ke dalam kamar. Melepas kemeja bermoti
Baca selengkapnya
Lamaran Mallory : Haruskah Luisa Menerima?
“Sha, kamu nggak salah kayak gini?” tanya Mallory heran.Jelas Mallory heran. Secara, ya, Luisa itu penyuka warna pink. Senang mengenakan dress pink, atau apalah yang berbau dengan pink. Lantas sekarang perempuan itu terlihat elegant dan berkelas. Rambutnya dicepal dengan menyisakan sedikit bagian depannya. Lalu wajahnay full make up. Emang sih natural. Tetap aja aneh.Level dandan Luisa itu hanya liptik, blush on, eyeliner, alis, dan maskara. Hanya itu doang. Sesekali sih dia menempelkan eyeshadow di kelopak matanya. Lah, sekarang penampilannya beda banget. Wajar Lelaki pemilik mata hazer itu kaget heran.“A-anu. Itu tadi temen pengen coba dandani aku, Mall. Aneh, ya?”Mallory menggeleng. “Kamu terlihat cantik, Baby.”Blush.Luisa melengkungkan senyuman. Gadis itu duduk di samping Mallory, tangannya terus digenggang oleh lelaki yang mengenakan kemeja kotak-kotak lengan panjang itu. sesekali Mallory mengecup punggung tangan Luisa.“Aku kangen, Sha.”Luisa melengkungak senyuman. “Aku k
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status