Share

Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia
Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia
Author: Island

Bab 1

Author: Island
Aku sudah memesan tiket untuk pergi tiga hari lagi.

Begitu hitungan mundur tiga hari berakhir, aku akan benar-benar pergi dan tak akan bertemu William lagi.

Pintu ruang kerja terbuka, William masuk dan bertanya, “Tadi aku dengar kamu telepon maskapai, mau pergi ke mana?”

Aku menyimpan ponsel dan menjawab dengan tenang, “Aku hanya meminta mereka mengirimkan kuitansi perjalanan yang kemarin.”

Dia pun tidak curiga, “Mau makan apa nanti? Kamu sakit belakangan ini, harus makan yang ringan. Bagaimana kalau sup krim jamur dan sayur?”

Tujuh tahun menikah dengan William, dia selalu sehangat dan sebaik ini.

Semua orang percaya dia hanya mencintai diriku seorang selama hidupnya.

Aku pun sangat bersyukur pada takdir karena diberikan kehidupan yang begitu bahagia.

Sampai akhirnya tujuh tahun kemudian, aku sadar William memang hanya mencintai satu orang, sayangnya orang itu bukanlah aku. Dia menikahiku hanya demi melindungi kebahagiaan Ivy.

Melihat aku diam saja, dia mendekat dan memelukku.

“Ada satu hal lagi, Ivy hamil dan karyanya masuk nominasi kompetisi musik internasional. Suaminya mengadakan pesta khusus untuk merayakannya dan mereka juga mengundang kita. Tapi, aku tahu kamu tak pernah senang setiap kali bertemu Ivy, jadi kamu di rumah saja, tunggu aku pulang, ya?”

Aku sedikit terkejut, “Kompetisinya sudah ada hasil? Kenapa aku belum dapat kabar?”

Aku juga ikut dalam kompetisi itu….

William mengelus pipiku, tatapannya terlihat sangat lembut, “Aku yang membatalkan pendaftaranmu. Bukannya kamu sudah lama ingin punya anak? Kalau ikut kompetisi, kamu bakal sibuk latihan dan menulis lagu setiap hari. Kapan kita bisa punya anak?”

Aku menunduk dengan senyuman pahit, menutup mata rapat-rapat agar air mata tidak jatuh.

Tujuh tahun menikah, aku berkali-kali ingin punya anak, tapi dia selalu menolak. Katanya dia ingin menikmati dunia berdua saja denganku.

Sekarang?

Dia malah menggunakan alasan anak untuk menghalangiku, hanya karena tak mau aku bersaing dengan Ivy di panggung yang sama.

Demi Ivy, dia rela mengorbankan apa saja, bahkan urusan punya anak pun bisa dijadikan alasan.

Melihat aku tak menjawab, William menunduk dan berbisik di telingaku, “Maaf, aku tak sempat diskusi denganmu. Jangan marah, ya. Tiga hari lagi peringatan pernikahan kita yang ketujuh, aku akan menebus semuanya nanti.”

Lalu, dia menambahkan lagi, “Sayang, aku rela lakukan apapun untukmu, asal kamu bahagia.”

Aku tahu, sebenarnya kalimat itu ditujukan untuk Ivy. Asal Ivy bahagia, dia rela mengorbankan segalanya.

Aku menahan rasa perih di hati dan tersenyum padanya, “Ternyata kita sudah ‘saling mencintai’ selama tujuh tahun, ya? Kalau begitu, aku akan siapkan kejutan besar untukmu. Apapun yang terjadi, kamu nggak boleh nggak datang, ya.”

Dia tampak puas karena aku menyerah pada kompetisi itu, lalu mengecup keningku, “Sayang, aku sangat menantikannya.”

Aku rasa dia pasti akan menyukainya. Dia akan benar-benar kehilangan aku dan akan bebas sebentar lagi.

Dia masuk ke dapur untuk memotong sayuran. Cincinnya diletakkan di atas meja.

Aku menatap cincin pernikahan kami sambil menahan air mata.

Untuk pertama kalinya aku menyadari nama adikku terukir jelas di bagian dalam cincin itu.

Setiap hari dan setiap tahun dalam pernikahan kami, dia selalu mencintai orang lain.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia   Bab 7

    Setelah video musikku dirilis, reaksinya luar biasa besar.Di kolom komentar, banyak yang bilang kalau lagu ini mengingatkan mereka pada diri mereka di masa lalu, masa ketika mereka begitu bersemangat akan cinta.Aku pun mengunggah beberapa lagu baru dan ternyata ada produser musik yang ingin mengontrakku. Mereka bahkan menawarkan syarat yang sangat menggiurkan, jauh lebih besar daripada dukungan yang pernah diberikan oleh orang tuaku dan William.Seketika, aku benar-benar sadar. Aku sepenuhnya bisa mengandalkan diriku sendiri. Aku tidak butuh pengakuan dari orang tuaku ataupun William. Ada banyak sekali orang yang menyukai musikku di dunia ini.Saat aku sedang memimpin anak-anak merekam lagu baru, tiba-tiba Ivy menerobos masuk ke peternakan. Dia berteriak-teriak seperti orang gila!“Judy! Ternyata benar-benar kamu! Ternyata kamu belum mati! Kamu tahu nggak?! Gara-gara berita kematianmu, aku dikutuk habis-habisan! Suamiku mencampakkanku, William juga nggak mau peduli padaku lagi, bahka

  • Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia   Bab 6

    Setelah Lucas pergi, aku termenung. Pada akhirnya, aku tetap membuka ponsel dan mencari topik William dan Ivy.Ivy diusir dari rumah orang tuaku, studio yang mereka berikan padanya juga ditarik kembali. Bahkan lagu-lagu yang pernah dia rilis sekarang diragukan, banyak yang menduga dia menyewa orang untuk menulisnya.Orang tuaku berkali-kali muncul di depan kamera dan menjelaskan aku adalah putri terbaik mereka. Sayangnya, mereka sudah selamanya kehilangan seorang anak jenius.Sementara William, internet dipenuhi fotonya yang terlihat terpuruk. Netizen bahkan membandingkan sikapnya yang dulu dingin dan cuek padaku dengan penyesalannya yang sekarang.Aku melihat dia nekat masuk ke hutan untuk mencariku, akhirnya digigit ular berbisa dan dibawa pergi dengan ambulans.Aku melihat dia berdiri di puncak gunung tempat kami berjanji merayakan peringatan pernikahan ketujuh tahun. Dia terlihat seperti mayat hidup, diam dan meneteskan air mata.Kolom komentar ramai mengatakan dia benar-benar men

  • Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia   Bab 5

    Awalnya, aku hanya ingin pergi dengan tenang.Aku tak menyangka pesawat akan mengalami kecelakaan dan video yang kuatur untuk posting otomatis malah akan menjadi pesan terakhirku.Faktanya, aku tidak naik pesawat itu.Semua karena Lucas, teman masa kecilku yang tiba-tiba datang menjemputku.Hanya karena aku bilang ingin pulang, dia rela menyetir ribuan kilometer untuk membawaku pulang.Pulang… pulang ke rumahku yang lain.Aku lahir di keluarga musisi, tapi pengasuhku mengincar harta keluarga, lalu menukar identitasku dengan anaknya sendiri, Ivy. Aku yang asli malah dibawa keluar rumah dan dibuang di pinggir jalan.Aku diasuh oleh sepasang suami istri yang baik hati, sampai usia empat belas tahun baru ditemukan kembali oleh orang tuaku yang sebenarnya. Tapi, karena sudah dekat dengan Ivy, mereka pun tak tega meninggalkannya.Aku tahu mereka lebih menyayangi Ivy, makanya mereka pun membiarkannya merebut tunanganku dan menutup mata saat dia menjiplak karya-karyaku.Bahkan suami yang sudah

  • Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia   Bab 4

    William hampir terhuyung, “Apa?!”Dia hampir kehilangan suara karena terkejut, “Pasti ada yang salah! Mana mungkin dia pergi? Hari ini hari peringatan pernikahan kami yang ketujuh. Judy bahkan bilang mau menyiapkan kejutan besar untukku!”Begitu menyebut ‘kejutan besar’, wajahnya langsung memucat.Mungkin dia baru sadar, kejutan besar yang kumaksud adalah kepergianku untuk selamanya!“Maaf William, kami nggak tahu pasti alasan Judy pergi. Yang kami temukan, dia sudah memesan tiket pesawat tiga hari lalu.”William membeku di tempat. Dia memutar otak, tapi tetap tak bisa mengerti kesalahan apa yang dia buat tiga hari lalu sampai membuatku memilih pergi diam-diam.“Nggak, nggak mungkin. Dia pasti nggak naik pesawat itu. Dia bilang mau menungguku kembali….”William mengeluarkan ponselnya untuk menghubungiku, tapi baru sadar ponselnya mati.“Kok bisa begini?” Wajahnya semakin tegang, lalu seperti teringat sesuatu, dia pun menoleh ke arah kamar Ivy. Nada suaranya penuh amarah, “Kenapa kamu u

  • Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia   Bab 3

    Di puncak gunung.William memelukku, berbisik di telingaku dengan nada penuh kasih, “Indah sekali, memelukmu begini sambil menunggu matahari terbit bersama.”“Besok kita genap tujuh tahun menikah. Aku sangat bahagia karena ada kamu yang menemaniku selama tujuh tahun ini. Aku sudah siapkan kejutan, besok kamu bisa lihat sendiri. Menurutmu, bisakah kita tetap menunggu matahari terbit seperti ini tujuh puluh tahun lagi? Waktu itu, pasti bukan hanya ada kita berdua, tapi juga ada anak-anak kita….”Aku menatapnya diam-diam. Kita sudah tidak punya masa depan lagi.Cahaya bulan lembut dan William juga sangat lembut. Hingga satu panggilan masuk memecah keheningan.William melihat nama penelepon, lalu menatapku dengan sedikit ragu.Aku tak melihatnya, tak pula melirik ponselnya. Karena aku tahu pasti, hanya Ivy yang bisa membuatnya tampak segalau ini.“Sibuk saja dulu, aku menunggumu di sini.”William mengecup keningku, “Sayang, kamu pengertian sekali. Tunggu aku, ya.”Aku tersenyum melihatnya

  • Pernikahan Tujuh Tahun Yang Sia-Sia   Bab 2

    Pesta Ivy akan diadakan keesokan harinya.Sambil merapikan dasi William, aku berkata, “Kita pergi bersama ke pesta Ivy, ya. Aku janji nggak akan marah padanya kali ini.”William tampak ragu. Setiap kali aku dan Ivy muncul di pesta yang sama, para tamu selalu membicarakan bagaimana Ivy merebut tunanganku.Namun kali ini, William tidak menemukan alasan untuk menolak. Dia hanya pura-pura pasrah, “Iya, terserah kamu. Kita pergi bersama saja, tapi pestanya pasti membosankan, nanti kita kabur diam-diam saja dan pergi berkencan, ya?”Lihatlah, betapa takutnya dia kalau aku merusak kebahagiaan Ivy.William selalu melindungi Ivy dalam diam. Dia menikah denganku hanya agar aku tidak mengganggu Ivy.Namun kali ini, aku tak akan bertengkar dengan Ivy.Karena besok aku akan pergi, aku hanya ingin berpamitan pada keluarga dan teman-temanku.Pesta Ivy sangat meriah.Semua orang memberikan ucapan selamat. Dia sukses dalam karir dan punya keluarga yang bahagia, benar-benar pemenang dalam hidup.“Ivy, s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status