Sebuah tangan menepuk lembut bahu Diana, Diana terkejut langsung menoleh, ia melihat Rama yang sedang tersenyum kepadanya Rama menggunakan baju jas lengkap dengan sepatu berwarna coklat, kacamata masih terbingkai indah di matanya. Melihat Rama tersenyum kepadanya Diana balas terseyum dengan canggung.
"Diana apa yang kamu lakukan di sini?" Rama bertanya dengan khawatir
Diana hanya membalas kata-kata Rama dengan tersenyum, tidak mengucapkan sepatah katu pun, membuat Rama khawatir, Rama tidak tau harus berbuat apa jadi dia memeluk tubuh Diana dengan erat, menenangkan
"Diana kamu ada masalah? jika ada katakan kepadaku, akan kubantu"
Diana merasa pelukan hangat Rama di tubuhnya Diana langsung melepasnya, dia tidak mau di lihat orang, karena kejadian tadi bisa membuat orang salah paham. Pelukannya di lepas oleh Diana membuat Rama mengerucutkan bibirnya sedih, tapi dia masih menangkan Diana. Melihat ekspresi sedih Rama dari yang tersenyum menjadi sedih, Dian
Diana langsung bergegas berjalan mencari taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit, dia berterima kasih di dalam hatinya untuk perempuan yang berteriak mengatakan alamat rumah sakit tadi. Jika kita bertemu, aku akan mengatakan terima kasih Diana tersenyum bahagia, dia akhrinya bisa tau alamat rumah sakit anak itu, jadi dia tidak lelah mencarinya. Diana berjalan menuju pinggir jalan, ada sebuah taksi berwarna biru di ujung jalan menuju ke tempatnya, dia lansung melambaikan tangannya untuk memanggil taksi itu. Tidak lama Diana melambaikan tangannya, taksi itu berhenti di sebelahnya, Diana berjalan mendekat ke taksi membuka pintu langsung masuk. sopir taksi yang sedang memegang kemudi, membalikan tubuhnya dengan lembut bertanya kepada Diana "Mbak mau pergi kemana?" "kerumah sakit xi adrian hospital, bisa pak?" "bisa mbak" sopir taksi, membalikan tubuhnya ke depan, dengan lembut memegang kemudi, menjalankan mobilnya. Diana di dalam t
Tidak terasa mereka bertiga sudah sampai di depan ruangan vip yang di pesan Nathan untuk anak yang di selamatkan Diana, Billy dan Diana melihat Novita seperti memohon untuk membukakan pintu, Novita paham dengan tatapan mereka langsung membuka pintu, terlihat Nathan yang sedang duduk memegang gelas di tangannya, dengan wajah dingin tapi tatapanya kesal melihat Diana. Diana tidak melihat mata kesal Nathan dia hanya berjalan mendatangi anak yang dia selamatakan tadi yang masih berbaring di atas kasur rumah sakit. Novita berjalan ke sebalah kanan Nathan dengan gugup, berpikir bosanya pasti sedang marah karena kejadin tadi, Billy berjalan medekati Diana sambil mengecek keadaan anak itu. Nathan menoleh ke kanan menatap Novita yang sedang berdiri di sebelahnya dengan tangannya yang terkait erat mencubit kuku-kukunya dengan gugup, Nathan tidak peduli dengan kegugupan Novita, dia mengerakan tangannya memanggil Novita untuk menundukan kepalnya. Karena tidak mau bosnya semakin marah No
laki-laki itu berkata: "Bil ini kamu kamu teryata kerja di rumah sakit ini?" Billy menjawab dengan bahagia: "iya kamu juga di sini Rama apa kamu sedang sakit? tapi sepertinya tidak?" Rama menjawab dengan lantang: "Tidak aku tidak sakit aku ingin mencari Diana, ada yang berkata Diana di rumah sakit ini jadi aku mengeceknya" Billy tersenyum menjawab: "Oh, dia ada di sini malah tepat di dalam ruangan Vip ini" Rama terkejut: "Diana kenapa dia ada di dalam ruangan ini? apakah dia sakit?" Billy menjawab sambil tertawa: "tidak-tidak dia hanya tidak sengaja menyelamatkan seseorang anak, jadi dia kesini hanya mengeceknya, dari dulu kamu selalu menghawatirkan Diana" Rama tersenyum kaku: "itu.." Rama mengalihkan pandangannya ke Novita yang masih duduk di kursi, dan kembali memandangan Billy dengan tatapan penasaran, karena Biily dan Rama sudah bersahabat sejak SMA, Billy paham apa yang dimaksud oleh Rama. Biily memegang lembut tan
Beberapa menit sebelumnya Novita, Billy dan Rama yang di tinggalkan oleh Diana yang tidak sadar menarik tangan Nathan dan Nathan yang biasa saja di tarik oleh Diana. Rama menggertakan giginya marah, ingin mengejar mereka tapi di pegang bahunya oleh Billy, Rama berbalik memukul tangan Billy dari bahunya marah. "Apa yang kamu lakukan Bil!!" Billy menghela napas panjang menenangkan Rama sambil menggelengkan kepalanya: "Coba kamu tenag dulu, dan jangan pikirkan kata-kata si Nathan tadi, untuk Diana mungkin dia memiliki sesuatu hal yang mau dikatakan kepadanya, itu adalah urusan mereka" Rama tidak peduli dengan ucapan Billy dia langsung berjalan dengan marah dan sakit hati. Aku tau dia sudah di jodohkan dengan Nathan Tapi aku hanya ingin melihat dia terakhir kali aku hanya ingin Diana bahagia menikah dengan seseorang yang dia sayang walapun itu bukan aku tapi jika Nathan memperlakukan Diana dengan kasar, aku tidak akan menye
Nathan berjalan menuju parkiran mobil, Diana masih berada di lengannya dan masih pingsan dengan tenang, meninggalkan Rama yang masih teridam di pinggir kolam dengan ekspresi tidak pasti di wajahnya, dia kesal, marah, dan tidak rela di hatinya ia menggepalkan jari tangannya dan mengigit bibirnya menahan rasa kesal dan marah di hatinya.Diana aku menyukaimu tapi... jika seperti ini sepertinya aku akan menyerahaku memang tidak percaya dengan yang di katakan oleh Nathanjika kamu tidak menjawab apa-apa Diana aku akan berkata itu benar, walapun yang aku harapkan itu tidak benarTapi aku akan tetap dengan Niatku padamu, aku akan menjagamu seperti teman, jika dia melakukan hal yang menyakitimu dan membuat kamu menangis aku akan membelamu, melindungimu walapun kita hanya teman, Perasaanku tidak terlalu penting daripada perasaanmu.Rama menghela napas panjang memegang dadanya yang sakit, sambil melihat sekeliling danau yang sepi dia melihat beberapa meter
Rama teryata menanggapi pertanyaan Billy tapi menjawab denhan bodoh: "aku tidak pulang aku di sini saja ingin menengakan hatiku" mendengar jawaban Rama membuat Billy menempuk-nepuk lembut bahunya:" aku tau kamu menyukai dia dari dulu kan, mengapa kamu tidak menyatakan perasanmu saja padanya?" Rama menjawab dengan desahan mengatakan: "aku ingin... tapi aku takut dia membenciku dan dia akan menjaga jarak dariku, tidak menggap aku teman, senyuman yang dia perlihatkan padaku bukan senyum cerianya lagi aku takut itu terjadi" Billy mendengar semakin jauh ucapan Rama membuat Billy memahami rasa sakit yang di rasakannya sama seperti dia yang sudah lama menyukai seseorang, tetapi seseorang itu tidak menyukainya hanya menggapnya teman, seperti kata menyerah, tak apa dia bukan menjadi miliku dengan melihat senyumannya saja bisa membuatku bahagia, tapi Billy bukan Rama dia pasti akan berjuang. Billy menghela napas menjawab ucapan Rama dengan nada santai menyembun
Diana berjalan duluan di depan, pelayan tadi mengikuti Diana di belakangnya, Saat sampai di pintu masuk Diana mendengar suara sebuah pas bunga pecah, dia terkejut tidak tau apa yang terjadi di dalam, Diana membuka pintu dan melihat Nathan yang sedang duduk di kursi dengan wajah kesal, vas bunga berwarna putih masih berserakan di lantai, dan pelayan hanya diam sambil menundukan kepalanya, Diana hanya bisa mengela napas menggelengkan kepalanya.... ini apa lagi, Nathan memang tempramentalDiana mendekati pelayan di sebelahnya berbisik: "apa yang terjadi? selama aku di luar tadi?"Pelayan menjawab dengan nada bergetar, berbisik: "ini... tadi, tuan Nathan di dalam mencari sebuah baju perempuan yang paling bagus di toko ini, kami sudah memberikannya tapi tuan Nathan berkata baju ini terlalu jelek, karena pelayan menjawab sudah tidak ada baju yang lebih bagus lagi, tuan Nathan malah marah dan melempar vas bunga yang ada di atas meja.Setelah mendegar jawaban pe
45 menit Novita melaju dengan mobilnya dia akhirnya sampai di rumah sakit, Novita langsung memarkirkan mobilnya setelah selesai, ia keluar dan berjalan ke dalam rumah sakit, Novita berjalan dengan santai walapun dalam hatinya dia gugup dan merasa bersalah dengan Billy karena kejadian kemarin, dia pergi begitu saja sewaktu dokter yang di panggil oleh Billy itu adalah pamannya. Novita masih merasa bersalah menghela napas panjang sambil berjalan, saat Novita di tengah perjalanan dia melihat Billy berdiri di depannya sambil melipat kedua tangannya di dada, seperti menunggu seseorang datang, Novita berjalan maju sambil melirik Billy, diao berpikir Billy menunggu seseorang dan orang itu bukan dia, jadi Novita berjalan lurus walapun dia masih merasa bersalah di dalam hatinya. Novita terus berjalan hanya melirik Billy, sampai dia mendekati bahu Billy, Billy menarik lembut tangan Novita, dia yang merasa di tarik berbalik menghadap ke mata Billy yang terlihat sedih, Melihat tatapan mata Billy