Kepergian suami tercinta untuk selama-lamanya membuat seorang Aprilia Alexander terpaksa harus merelakan kehilangan lelaki itu dari hidupnya. Belum usai kesedihannya meratapi kepergian sang suami, ia dihadapkan pada masalah ekonomi keluarga hingga membuatnya terpaksa harus mengambil alih kepemimpinan perusahaan peninggalan suaminya, Alan Dawson. Dalam pencarian cintanya untuk menemukan sang suami yang ia yakini masih hidup, muncul lelaki misterius yang sangat mirip dengan suaminya yang telah menghilang. Serta kedatangan seorang pesaing bisnis yang ternyata sahabat lamanya dan telah lama menaruh hati pada wanita itu, namun juga memiliki sebuah rahasia besar yang berhubungan dengan suaminya. Sanggupkah April menguak cerita sebenarnya dibalik hilangnya sang suami? Akankah ia bisa berpaling dari suaminya dan menerima kehadiran lelaki lain dalam hidupnya? Ataukah ia akan bertahan menanti keajaiban bahwa suaminya akan kembali padanya dan putri kecil mereka? Ikuti kelanjutan kisah cinta mereka ya, yang ingin tahu perjuangan kisah cinta April dan Alan sebelumnya baca dulu cerita “CEO Cantik Terjebak Cinta Kakak-Adik" ini merupakan sekuel dari cerita tersebut. Akan ada kemunculan pasangan lain juga dari cerita sebelumnya yang semakin menambah keseruan cerita ini. Hope you enjoy guys ^_^
Lihat lebih banyakPOV Aprilia
PRANG!!!Aku menjatuhkan gelas yang kugenggam saat melihat berita di televisi yang memberitakan bahwa suamiku Alan mengalami kecelakaan tunggal di London, mobilnya masuk ke dalam jurang dan telah dievakuasi namun tubuhnya belum ditemukan sampai saat ini.Kabar itu membuat duniaku hancur seketika, tanganku gemetar, tubuhku terasa lemah tak berdaya. Namun aku harus kuat, sebisa mungkin aku berusaha bangkit. Tanpa terasa bulir bening jatuh begitu saja membasahi pipiku, segera aku mengusapnya dengan kasar lalu dengan langkah gontai diriku berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamarku yang terletak di lantai atas.Sesampainya di sana aku segera meraih ponsel mencoba untuk menghubungi suamiku, Alan. Aku sangat berharap bahwa yang berada dalam kecelakaan itu bukan dirinya.Tut! Tut! Tut!Panggilan tidak tersambung, kucoba mengulangi kembali panggilan itu. Namun tetap sama saja, akhirnya kuputuskan menghubungi kakak iparku. Belum sampai aku meneleponnya, ia sudah terlebih dulu menghubungiku. Segera kugeser tombol hijau untuk menjawab panggilan itu.[April, apa kamu sudah tahu berita tentang Alan?] suara kak Andrew terdengar penuh khawatir saat menanyaiku.[I ... iya Kak, aku sudah melihatnya baru saja di TV. Tolong katakan bahwa berita itu tidak benar Kak, Alan pasti baik-baik saja kan?] tanyaku penuh harap, bahwa suamiku baik-baik saja dan tidak termasuk dalam kecelakaan itu.[Maaf Pril, kamu harus berbesar hati. Kecelakaan itu memang benar karena ... aku sudah memastikan dengan pihak kepolisian di sana bahwa mobil itu memang milik Alan,] terang kak Andrew terdengar lirih di akhir kalimat.Mendengar penuturannya membuat hatiku terasa hancur dan begitu sesak, aku hanya bisa terisak tanpa sanggup berkata lagi.[Halo April, kamu masih di sana?]Aku tak sanggup menjawab pertanyaan kak Andrew, lidahku terasa kelu meski hanya untuk sekedar berkata iya. Kujatuhkan ponsel ke lantai tanpa menutup panggilan telepon yang masih tersambung dengan kakak iparku.Hatiku benar-benar hancur, begitu pula duniaku. Lelaki yang aku cintai telah pergi meninggalkanku dan putri kecil kami untuk selama-lamanya. Aku terduduk lemas di lantai dan hanya bisa menangis tersedu memeluk diriku sendiri sambil meratapi kepergian suamiku, suami yang teramat kucintai.Aku kembali teringat perjalanan cinta kami untuk dapat bersama sampai seperti saat ini tidaklah mudah, baru tiga tahun kami menjalani kehidupan bersama sebagai sepasang suami istri. Namun Tuhan telah memisahkan kami kembali. Apa yang harus aku lakukan tanpa dirinya? Sanggupkah aku menjalani kehidupan setelah kepergiannya? Bagaimana dengan nasib putri kecil kami yang masih berusia dua tahun?Pertanyaan demi pertanyaan terus berputar di otakku sampai aku tidak menyadari suara bel pintu yang sedari tadi berbunyi, membuatku melangkahkan kaki ini menuruni anak tangga satu persatu lalu menuju pintu utama untuk segera membukanya.Ceklek!Begitu aku membuka pintu tampaklah tubuh jangkung kakak iparku yang sudah berdiri di depan pintu dengan wajah khawatir.“April ... kita harus segera ke London untuk mengetahui perkembangan pencarian jenazah Alan,” ajak kak Andrew.“Je— nazah?”Kak Andrew mengangguk pelan, namun hatiku menolak bahwa yang ia bicarakan adalah Alanku. Tidak mungkin Alanku pergi secepat ini, itu pasti bukan dia. Dia sudah berjanji akan menemaniku sampai kita menua bersama dan kembali kepada Sang Pencipta.Tanpa bisa aku tahan, tubuhku yang terasa lemah hampir saja terjatuh. Setengah sadar aku melihat kakak iparku mendekat dengan sigap ia menangkap tubuhku yang lemah ini. Ia membawaku masuk ke dalam rumah dan membaringkan diriku di atas sofa ruang tamu lalu semuanya pun menjadi gelap begitu saja.**Aku mengerjapkan mata beberapa kali saat cahaya lampu menyorot begitu tajam membuatku terasa berat untuk membuka mata. Setelah berhasil menyesuaikan penglihatan, aku membuka mata dengan sempurna. Mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan ternyata aku sedang berada di ruang tamu rumahku hadiah pernikahan dari suamiku Alan, ditemani oleh anggota keluarga Alexander dan Dawson yang sudah berkumpul lengkap.“April, kamu sudah sadar Nak,” ujar mami Annie, beliau adalah ibu sambungku yang telah dinikahi oleh papi setahun yang lalu.“Iya Mi,” sahutku pelan.Tubuhku masih terasa sangat lemah, sambil memegangi kepala yang masih terasa pusing aku berusaha bangun untuk duduk dengan dibantu oleh mami Annie.“Istirahat saja dulu Sayang, jangan dipaksakan. Kamu masih lemah,” ucap papiku, papi Arsene.Aku menggeleng lemah. “Aku tidak papa Pi, aku harus ke London sekarang. Alan membutuhkan aku di sana, tolong izinkan aku pergi ya,” pintaku dengan tatapan memohon.“Sayang, kondisi kamu tidak memungkinkan untuk ke sana. Kami semua tidak mau kamu sampai drop di perjalanan nanti, pulihkan dulu kondisimu ya,” tutur papiku seraya mengelus kepalaku dengan lembut.“Kamu pikirkan juga anak kamu Pril, lebih baik kamu turuti nasihat papi,” kata Kak Zac menambahkan.“Kalian tidak mengerti apa yang aku rasakan! Aku kehilangan suamiku, ayah dari anakku. Bagaimana aku bisa beristirahat dengan tenang di sini sementara suamiku masih belum ditemukan! Aku sangat yakin dia masih hidup, aku akan mencarinya sendiri ke sana. Meski dengan atau tanpa izin dari kalian aku akan tetap pergi,” ucapku dengan tegas kemudian kembali menangis ketika mengingat kembali wajah suamiku.Semua orang menatapku dengan iba, namun aku harus kuat aku tak mau semua orang mengasihani diriku.**“Cla—Clara ....”Panggilan dari Luna membuat semua mata tertuju pada dirinya dan Clara yang mau tak mau menoleh padanya. Clara menatap Luna dengan pandangan datar dan sorot mata yang begitu menyimpan luka. Luna sangat tahu hal itu, untuk itu ia ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka.“Clara aku ingin ... meminta maaf padamu,” ucap Luna hati-hati dengan pandangan sendunya pada Clara.Clara hanya menghela napas dalam lalu mengangguk perlahan. “Kamu ... mau memaafkanku?” tanya Luna lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Clara. “Aku tahu semua ini tak mudah untukmu dan juga aku, tapi aku harap ... kamu mau berbesar hati memaafkan aku dan kita bisa bersahabat seperti dulu lagi,” ucapnya penuh harap.Clara berdiri berhadapan dengan Luna, lalu dengan sedikit canggung memeluk wanita itu membuat semua dalam ruangan tersenyum melihat mereka.“Aku bukan malaikat, tapi aku juga bukan makhluk yang tak berperasaan. Aku sudah memaafkanmu, aku juga ingin hubungan kita bisa m
Lima tahun berlalu...Ada yang pernah mengatakan bahwa waktu dapat menyembuhkan luka. Hal itu ternyata benar adanya, seiring berjalannya waktu Clara dapat menerima kenyataan bahwa suaminya memiliki anak dari perempuan lain. Kini, ia telah memaafkan dan menerima kembali Dafa untuk menjadi suaminya.Waktu benar-benar mengubah segalanya, perlahan namun pasti Luna diterima dengan tangan terbuka oleh ibu mertuanya. Bu Amelia sadar, dirinya tak bisa egois karena kekuatan cinta Andrew dan Luna dapat meruntuhkan kerasnya hati wanita paruh baya itu. Kini, mereka hidup bersama saling menyayangi satu sama lain. Ditambah dengan kehadiran buah hati Luna dan Andrew, meski bukan keturunan langsung dari keluarga mereka. Namun tetap tak mengurangi kasih sayang untuk gadis kecil yang diberi nama Anna Dawson tersebut.Sekali lagi waktu telah membuktikan bahwa dengan kesabaran dan keikhlasan untuk menerima segala ujian, dapat membuat Emily terbebas dari penyakitnya dan kini dirinya tengah mengandung a
“Terima dan akui saja kesalahan Anda, mungkin dengan begitu Anda bisa mendapat sedikit keringanan hukuman. Bukan begitu Bapak ... Stefan?” sindir Alan dengan tersenyum sinis.“Kurang ajar kamu! Kamu pasti sengaja menjebakku kan!” tuding Stefan pada Alan yang kini sedang merangkul April. “Tolong percaya padaku Pril ... ini semua tidak benar, aku tidak bersalah. Ini hanya jebakannya saja,” pintanya dengan memelas.April menggeleng pelan. “Maaf Stefan, awalnya memang aku tidak percaya kamu sejahat itu. Tapi suamiku telah menunjukkan semua buktinya, selamat menikmati masa hukuman kamu yang sudah membuatku berpisah dari suamiku selama ini,” balasnya dengan wajah datar.“Tidak Pril, kumohon tolong bebaskan aku ...” pinta Stefan dengan tatapan sendunya.“Segera bawa dia, Pak,” pinta Alan dan petugas segera memasukkan Stefan ke dalam mobil polisi.“Tidak, saya tidak bersalah! April tolong ....”Mobil pun berlalu, April dan Alan saling berpelukan. Akhirnya kejahatan Stefan telah berakhir
“Maksud kamu apa?” tanya Andrew yang tidak sengaja lewat dan mendengar pembicaraan April dengan Stefan.“Kak Andrew?” “A—Andrew?”April dan Stefan sama-sama terkejut dengan kedatangan Andrew yang tiba-tiba. Namun April merasa beruntung karena kakak iparnya itu selalu datang di waktu yang tepat. Andrew berjalan menghampiri mereka lalu mengulangi kembali pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya pada Stefan.“Ti—tidak ada maksud apa pun hanya bercanda,” kilah Stefan dengan gugup diiringi senyuman yang dipaksakan.“Jangan kamu kira bisa seenaknya bercanda di sini ya, terlebih dengan April. Berani kamu menggodanya lagi, kamu akan berurusan denganku,” tutur Andrew dengan tatapan tajamnya.Stefan hanya bisa mengangguk tanpa membantah, kemudian pria itu pun berpamitan untuk kembali ke kamarnya.“Sudah Kak, aku rasa ini hanya salah paham. Tapi ... terima kasih sudah membelaku,” ucap April tulus.“Ingat kataku dulu? Jangan pernah ucapkan terima kasih padaku, sudah seharusnya aku melakukan
“Aku sangat merindukan istri dan putriku, apa kabar mereka sekarang ya,” gumam Alan yang baru saja pulang dari kantor polisi untuk memberikan bukti tentang kejahatan Stefan.Merasa tak mampu lagi membendung rindunya, Alan memutuskan untuk menghubungi sang istri terlebih dahulu.[Sayang ... aku sangat merindukanmu. Kapan kamu akan kembali?][Dia tidak merindukanmu, jadi teruslah saja berharap karena dia tidak akan kembali.][Apa maksudmu? Kenapa ponsel April bisa berada padamu. Ke mana dia?][Sabar, tenanglah ... dia aman bersamaku, aku dan April akan segera meresmikan hubungan kami. Jadi mulai sekarang jangan pernah ganggu April atau pun Alana lagi.]Tut!Panggilan telah dimatikan sepihak oleh Stefan begitu saja. Membuat Alan merasa geram dan khawatir tentang apa yang sedang terjadi pada istri dan anaknya.“Apa yang sebenarnya terjadi di sana? Mengapa perasaanku jadi gelisah seperti ini?” gumam Alan sambil berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemennya.**“Apa yang kamu
Kini anggota keluarga Dawson dan Alexander tengah berkumpul di ruang tamu—rumah milik keluarga Dawson. Semua mata tertuju pada Luna yang hanya bisa menunduk sambil menangis dengan tersedu, sementara April duduk di samping wanita itu sambil berusaha menenangkannya.“Sudah tidak perlu berakting lagi, cepat mengaku saja kepada kami. Benarkan yang diucapkan lelaki itu tadi?” tukas bu Amelia dengan pandangan yang sinis pada Luna, kedua tangannya bersedekap di depan dada.“Sabarlah Ma ... tenang dulu,” tutur pak George berusaha meredam emosi istrinya.Sementara Andrew memilih duduk di samping April, matanya enggan menatap pada Luna yang tengah diadili oleh keluarga besarnya. Pria itu juga sedang berusaha meredam amarahnya, hatinya terasa hancur saat mengetahui kekasih hatinya telah hamil dengan lelaki yang tak lain adalah teman dekatnya yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri.Luna berusaha menjawab, dengan bibir bergetar menahan agar isak tangisnya tak semakin menjadi. “Maaf ..
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen