Home / Romansa / Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis / Chapter 2 Dapur Istana sang Putri

Share

Chapter 2 Dapur Istana sang Putri

Author: Lilia
last update Last Updated: 2022-12-08 12:00:07

Rosaline terus berjalan mengikuti sang pelayannya.

Dia baru sadar bahwa postur tubuh sang pelayan begitu tegap dan berbeda dari pelayan-pelayan istana yang selama ini ia ketahui. Gerak-gerik dari Linette terlihat seperti seseorang yang selalu awas dan sigap. 

Langkah keduanya berhenti di sebuah pintu kayu besar.

Linette segera mendorong pintu itu hingga terbuka dan sebuah ruangan gelap menyambut mereka.

Tangan dari sang pelayan menyusuri tembok sampai akhirnya menemukan sebuah sakelar dan menyalakan lampu yang ada di ruangan itu. Di hadapan mereka, terdapat sebuah dapur yang begitu besar, bisa di bilang itu adalah dapur terbesar yang pernah dilihatnya. 

“Nona, tunggu di sini, saya akan panggilkan koki istana.” 

Rosaline mengangguk dan melihat Linette yang berjalan menjauh.

Ditinggalkan sendiri bukan berarti Rosaline hanya berdiri diam memandangi dapur besar di hadapannya. Muncul sebuah keinginan dari dalam dirinya untuk membuka kulkas besar yang ada di ujung ruangan dan memasak masakan sendiri. Akan tetapi, lebih baik ia tidak menyentuh atau membuat kekacauan di dapur.

Waktu berlalu dan sang pelayan belum kembali juga. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk membuka kulkas dan mengambil beberapa makanan yang ada dan memasak sendiri makanan untuknya sendiri.

Setelah masakannya matang dan Rosaline tengah menyusun makanannya di atas sebuah piring, barulah pintu terbuka. Terlihat Linette beserta seorang pria bertubuh besar masuk. Namun, kedua orang itu terkejut ketika melihat sang putri yang sedang menyusun makanan. 

“Y-Yang Mulia!” pekik sang koki istana.

“Nona! Apa yang anda lakukan?”

Ekspresi bingung seketika menghiasi wajah Rosaline. “Memasak. Apalagi?” 

“Nona! Anda bisa melukai diri sendiri dengan pisau yang tajam itu!” 

Rosaline melirik ke arah pisau yang berada di dekatnya lalu menatap Linette. 

“Aku sudah tidak memegang pisau itu…” 

Kedua orang itu menghampiri Rosaline dan alangkah terkejtunya mereka ketika mereka melihat hidangan yang dibuat oleh Rosaline. 

“Nona? Maafkan kelancangan saya tapi apa selama ini nona diam-diam belajar memasak? Masakan nona terlihat sangat mewah!” ujar koki istana. 

Rosaline benar-benar tidak mengerti dengan kedua orang yang ada di hadapannya.

Apa yang begitu spesial dari seorang putri kerajaan yang memasak masakannya sendiri? Rosaline mengangkat piring makan yang berisi makanan yang sudah ia tata sebelumnya, lalu mengambil sebuah sendok emas dan memakan makanannya. Matanya berbinar ketika makanan enak itu masuk ke dalam mulutnya. Berbagai macam rasa meledak di mulutnya. 

“E-Enak! Linette, koki istana, apa kalian mau mencobanya?” 

“Nona! Kami tidak berhak memakan makanan yang sama dengan anggota kerajaan.” 

“Ayolah, kali ini saja?” tawar Rosaline.

Linette dan koki istana saling bertatapan sebelum akhirnya dengan ragu mengambil alat makan baru dan mencicipi hidangan itu. 

Setiap suapan membuat keduanya terkejut.

“N-Nona! Ini sangat enak! Apa anda bersedia membagi resep makanan ini dengan saya?” 

Air mata mengalir dari mata Linette seusai ia memakan makanan itu, “Nona.. .Saya sangat terharu!” 

Ketiga orang yang sedang sibuk dengan makanan tidak menyadari langkah kaki seseorang yang mendekat ke arah mereka dan sebuah suara mengagetkan ketiganya. 

“Wangi apa ini?”

Suara seorang pria mengagetkan ketiga orang itu dan mereka langsung menoleh ke arah sumber suara. Di belakang mereka, seorang pria berambut pirang dan tinggi tersenyum ke arah Rosaline dan kedua staf kerajaan. 

“Y-Yang Mulia!” pekik sang koki istana. 

“P-Pangeran Kane!” 

“Kane?”

“Ada yang bisa saya bantu?” Tubuh sang koki istana terlihat gemetaran melihat kedatangan sang pangeran. Seulas senyum hangat terukir di wajahnya sembari ia menggelengkan kepalanya. 

“Tidak ada. Aku kemari karena kebetulan aku sedang tidak bisa tidur dan mendengar suara yang berasal dari dapur. Apa yang sedang kalian lakukan? Oh? Rosaline?” 

Raut wajah terkejut sang pangeran tidak dapat disembunyikan. Sama seperti Linette, Kane tidak menyangka bahwa Rosaline akan menginjakkan kakinya di dapur istana. 

“Apa yang kamu lakukan malam-malam? Bukankah kamu paling tidak ingin makan di malam hari? Terlebih lagi sekarang sudah lewat tengah malam…” 

Dengan mulut yang penuh dengan makanan, Rosaline mencoba menjawab tetapi mengingat identitasnya sebagai seorang putri--tidak pantas jika ia melakukan hal itu. Rosaline menelan makanan yang ada di mulutnya sebelum membuka mulutnya untuk berbicara. 

“Aku… hari ini tidur terlalu lama sampai-sampai aku tidak sadar jika waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan aku sangat lapar jadi mau tidak mau aku mengisi perutku.” 

“Bagaimana keadaanmu, adikku? Apa efek minuman kerasnya masih ada? Kamu ini… bagaimana bisa kamu minum meskipun kamu memiliki kondisi seperti itu.” 

Nadanya terdengar seperti sedang memarahi Rosaline, tapi cara ia menyampaikan tiap katanya terasa begitu hangat dan lembut. Sungguh sangat ambigu sikap "kakaknya" ini.

“Maaf… Hanya saja aku sepertinya membutuhkan sedikit minuman keras—” 

“Untuk menenangkan diri? Apa kamu sebegitu tidak inginnya bertunangan dengan Marques Ralli?” 

 

Kane menatap tajam Rosaline. Namun, dia kemudian berjalan mendekati adiknya dan mengusap kepala Rosaline dengan lembut. 

“Tidak apa-apa. Sayangnya, tidak ada yang bisa kita lakukan selain menuruti keinginan ayahanda. Jika Ralli berbuat tidak sopan atau tidak senonoh padamu, maka aku akan melindungimu!” 

Sebuah senyuman hangat terukir di wajah sang pangeran lalu tatapan matanya terarah ke piring makanan yang ada di hadapan Rosaline. Tapi, perempuan itu hanya diam saja. Dia takut sekali dengan Kane. Ada hal aneh yang sepertinya disembunyikan pria itu. Namun, Rosaline tidak dapat menemukannya. Bahkan, ingatan dari "Kazuha" tidak bisa membantu sama sekali. 

“Hm? Apa itu? Masakan apa yang kamu masak, kepala koki?” Ucapan Kane menyadarkan Rosaline dari lamunannya. 

Sontak, dia melirik kepala koki juga.

“Y-Yang Mulia! Saya tidak memasak makanan itu… Tuan Putri yang memasaknya sendiri.” 

Raut wajah Kane berubah drastis dan seketika tangannya mencengkram kerah baju dari koki istana tersebut. 

“Apa yang telah kau lakukan? Apa kamu mau membiarkan adik kecilku kehilangan sebuah jari karena telah memegang pisau? Apa kamu tahu jika ini adalah pertama kalinya dalam hidup ia memegang senjata tajam? Apa kamu akan bertanggung jawab jika hal buruk terjadi pada adikku? Apa kamu siap mengganti sebuah jari dengan kepalamu?” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 20 Trauma

    “Bukan apa-apa, Yang Mulia. Sebagai teman dari Putri Rosaline, saya hanya mengkhawatirkannya. Itu saja.” “Tenang saja, Duke Seibert. Keluarga Ronchessac tidak mungkin mencelakai anggota keluarga mereka sendiri. Segalanya yang terbaik akan diberikan bagi Rosaline.” Ada rasa lega pada diri Callyx setelah mendengar pernyataan dari Kane. Namun ada berbagai pertanyaan lain yang ada pada benaknya akan tetapi Duke Seibert memutuskan untuk diam dan menyimpan pertanyaan-pertanyaan itu untuk dirinya sendiri. “Terima kasih banyak, Yang Mulia. Sudah sangat larut malam dan mungkin sebaiknya kita berdua beristirahat. Saya juga akan kembali besok.” Callyx menyimpan cangkirnya yang sudah kosong ke atas meja lalu beranjak berdiri dan memberi hormat kepada Sang Pangeran. “Selamat malam, Yang Mulia.” “Selamat malam, Duke Seibert.” Setelah sang Duke pergi meninggalkan tempat itu, Kane membunyikan loncengnya dan seorang pelayan datang menghampirinya. “Yang Mulia.” “Tolong bereskan semuanya.” “Ba

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 19 Kejadian

    Di depan kamar itu, Callyx tengah berdiri sambil melihat ke arah Kane yang berjalan keluar. Menyadari keberadaan Callyx, Kane menghampiri Callyx sambil menghela nafas. “Yang Mulia. Bagaimana keadaan Putri Rosaline?” sapa Callyx sambil memberi hormat. “Callyx. Dia sudah tertidur. Terima kasih banyak untuk segalanya.” “Sungguh kehormatan bagi saya, Yang Mulia. Maafkan saya jika saya memiliki rasa penasaran yang begitu tinggi namun bolehkah saya tahu apa yang terjadi?” Kane tersenyum, “Bagaimana kalau kita bicarakan itu sambil minum teh?” Mendengar ajakan itu, Callyx menganggukkan kepalanya dan ikut bersama Kane menuju ke ruang tamu. Sepanjang perjalanan, Callyx terdiam memikirkan keadaan Rosaline dan juga apa yang sebenarnya terjadi. Kane membuka pintu ruang tamu dan masuk ke dalam diikuti oleh Callyx. Keduanya berjalan menuju sofa yang berada di dekat jendela besar yang menghadap ke arah tebing dan juga lautan biru yang begitu indah. Bulan bersinar dengan begitu terang di mal

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 18 Pemandangan Mengerikan

    Ruangan kerja Kane dipenuhi dengan cipratan darah yang memenuhi ruangan dan di depan meja kerja Kane, berdiri seorang gadis dengan rambut hitam panjang. “S-Siapa kamu?!”Sosok tersebut menoleh dan mata Rosaline terbelalak dibuatnya. “L-Linette?” “N-Nona?!” Linette terlihat sedang mengenakan gaun hitam dengan sedikit corak putih pada gaun tersebut dan setelah dilihat lebih teliti, pakaian yang dikenakan Linette merupakan baju pelayannya yang telah tercabik-cabik dan juga corak putih merupakan celemek yang sudah disobek. Pakaiannya dipenuhi dengan cairan berwarna merah yang merupakan darah. “A-Apa yang terjadi?!” teriak Rosaline. Sang putri jatuh terduduk di lantai, terkejut dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Callyx yang berada di belakangnya dengan sigap menangkap tubuh sang gadis. Kedua matanya terbelalak dengan penuh ketidakpercayaan. “Tuan, tolong bawa nona pergi dari sini.” pinta Linette. Mendengar permintaan Linette, Callyx menggendong tubuh mungil Rosaline dan mem

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 17 Kabar

    Sebuah senyuman hangat, rambut pirang dan juga mata hijau bak permata. Itulah yang dilihat oleh sang putri. Lengan sang pangeran melingkar pinggang mungil sang gadis. “K-Kane?!” “Ada apa, Rosaline? Kenapa kamu terlihat begitu marah? Apa kamu tahu suaramu terdengar sampai ke ruang kerjaku?” “M-Maafkan aku…” Kane melirik ke belakang tubuh adiknya dan mendapati gadis yang tengah terduduk di lantai sambil menangis. “Itu…” Rosaline menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. “Linette menghilang.” “Menghilang? Kemana? Bukankah seharusnya dia yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk mengurusmu?” “Iya, aku dibuat kesal olehnya dan aku memintanya untuk pergi beristirahat saja… Namun pagi tadi, aku diberitahu bahwa ia tidak pernah kembali ke kamarnya untuk beristirahat dan tidak ada yang tahu dimana keberadaannya. Namun aku melihat dia dan dari gerak-geriknya, aku sangat yakin bahwa gadis itu mengetahui sesuatu mengenai hilangnya Linette akan tetapi ia tidak mau berbicara.”

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 16 Menghilang

    Anak pertama dari raja dan ratu? Dirinya? Sepertinya ada yang salah dengan pelayannya. Sudah sangat jelas bahwa Kane adalah kakak dari Rosaline yang berarti Kane adalah anak pertama dari sang pemimpin kerajaan. Tidak mungkin dirinya adalah anak pertama. Jika memang benar seharusnya Kane yang memanggilnya kakak. Semua ini terlalu tidak masuk akal bagi sang putri. “Linette, sebaiknya kamu beristirahat.” “N-Nona?” “Mungkin kamu kelelahan, omonganmu tidaklah masuk akal sama sekali.” Raut wajah terkejut bercampur dengan kecewa terlihat di wajah sang pelayan. Linette menatap ke arah sang nona tanpa mengatakan apapun lalu ia membungkukkan badannya sebelum berjalan keluar dari kamar itu. Di sisi lain, Rosaline meragukan perkataan Linette namun jika ia mengingat ekspresi wajah dari sang pelayan, ia terlihat sangat yakin dan hal itu membuat sang putri mempertanyakan pernyataan Linette. Ia berjalan menuju lemari yang berada di kamarnya dan matanya menyusuri judul-judul buku yang ada di dal

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 15 Pewaris Tahta

    “Rosaline…”Wajah sang putri terlihat begitu cantik di malam itu. Jemari sang duke bergerak menyusuri garis wajah dari gadis itu dan berakhir di bibir ranum milik sang dara. Rosaline mematung dengan wajah semerah tomat.“Terima kasih.” ucap sang pria secara tiba-tiba.“Untuk apa?”“Karena kamu mau membantuku untuk mengungkapkan kebenaran. Sejujurnya, aku tidak menyangka kamu akan berkata seperti itu. Maafkan aku, Rose tetapi belakangan ini aku merasa kamu berbeda… Seakan-akan kamu bukanlah Rosaline yang aku kenal.”Perkataan dari Callyx mengejutkan Rosaline. Apakah s

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 14 Masa Lalu Sang Duke

    Mendengar pertanyaan dari sang gadis, Callyx terlihat tidak terkejut maupun menunjukkan kesedihan. Ekspresi wajahnya terlihat datar dan ia langsung memberikan jawaban atas pertanyaan Rosaline.“Kecelakaan yang disengaja.”“Kecelakaan…. disengaja?“Callyx menganggukkan kepalanya, “Benar. Kejadian itu terjadi ketika mereka hendak pergi ke negara tetangga untuk urusan bisnis. Selagi mereka dalam perjalanan pulang, kereta mereka tergelincir dan… mereka terjatuh.”“Siapa yang tega melakukan itu? Apakah orang itu telah ditangkap dan dihukum dengan layak?”Callyx menggeleng

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 13 Danau

    “Linette, ambilkan aku pakaian yang hangat.”“N-Nona? Anda akan menemuinya?”“Tentu saja! Aku tidak akan membiarkannya menunggu lebih lama.”Linette mengambilkan sebuah gaun yang berbahan tebal untuk sang gadis dan membantunya mengenakan gaun itu. Setelah memakai pakaian yang cukup hangat, Rosaline berjalan keluar dari kamarnya menuju ke tempat yang tertera pada kertas itu. Sang putri berjalan menyusuri jalan yang ditunjukkan sampai akhirnya ia bisa melihat danau itu sudah tidak jauh lagi. Rosaline mempercepat langkahnya dan ia pun tiba di tepi danau. Gadis itu melihat ke kanan dan ke kiri berusaha mencari sosok orang yang dikatakan Linette tengah menunggunya namun gadis itu tidak melihat siapa pun.

  • Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis   Chapter 12 Kedudukan

    Rosaline melindungi dirinya dengan kedua tangannya akan tetapi ia dapat mendengar suara yang begitu keras dari hadapannya. Ketika ia menurukan tangannya, ia melihat Ophelia yang sangat terkejut. Tangan dari sang gadis ditahan oleh sebuah tangan yang begitu kuat dan kekar. “Ingat kedudukanmu, Ralli.” Suara itu, suara yang sangat familiar dan wangi yang sangat Rosaline kenal. Rosaline mendongak dan di sebelahnya berdiri sang Duke dengan ekspresi dingin dan penuh kemarahan. “D-Duke Callyx!” Ophelia terlihat ketakutan, badannya gemetaran. Di belakangnya, Sylveryn sontak berdiri dan beberapa saat kemudian, ia terlihat mengurungkan niatnya. Callyx melepaskan tangan Ophelia dan menatapnya dengan dingin. “Nona Ophelia. Saya tidak menyangka seorang gadis seperti anda tidak dapat menahan emosi anda dan bermain fisik.” “T-Tuan Duke, saya bisa jelaskan!” “Anda lupa dengan kedudukan anda di kerajaan ini?” Ophelia mundur selangkah sambil menundukkan kepalanya. Sambil menahan tangis,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status