Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis

Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis

By:  Lilia  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
21Chapters
796views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kazuha Akamine baru saja menikmati pekerjaan pertamanya setelah lulus kuliah. Namun, semua itu tiba-tiba direnggut saat dia ditabrak mobil oleh pengendara yang sedang mabuk. Ketika dia sudah pasrah dengan hidupnya, Kazuha tiba-tiba terbangun di sebuah tempat asing dan tubuh asing. Dia terkejut begitu mendapati dirinya menempati tubuh Rosaline--seorang pewaris tahta kerajaan yang memiliki pesona kecantikan mematikan di dalam cerita yang sering dibicarakan neneknya dulu! Sayang, Rosaline dicap sebagai seorang putri manja dan berhati busuk. Dia membuat banyak orang menderita. Bahkan, menyia-nyiakan cinta tulus dari seorang duke--karena merasa hanya seorang pangeran atau raja yang pantas mencintainya. Kazuha--yang tidak tahan dengan cara semua orang memperlakukan tubuh barunya--akhirnya ingin mengubah pandangan tentang Rosaline. Kali ini, ia kembali berhadapan dengan sang Duke. Akankah Kazuha berhasil mengubah segalanya?

View More
Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
21 Chapters
Prolog
“Nona Akamine, apa Anda sudah mau pulang?” Kazuha terkejut mendengar suara atasannya. Dia memang tengah bersiap-siap untuk pulang bersama beberapa karyawan lain yang sudah menyelesaikan tugasnya. Karena hari ini adalah hari pertama Kazuha bekerja, tidak ada lagi yang bisa ia kerjakan. “T-Tuan! Iya, saya sudah mau pulang. Apa ada pekerjaan yang harus saya kerjakan?” “Oh bukan begitu, saya ingin mengajak nona untuk makan malam bersama dengan karyawan lain sebagai bentuk ucapan selamat datang di kantor ini.” “Terima kasih, tuan. Tapi…” “Apa kamu tidak bisa hadir? Tapi ini adalah hari pertamamu, nona Akamine. Apa kamu akan begitu saja menolak undangan dari sesama rekan kerjamu?” potong atasannya mendadak. Nada bicara pria itu tenang namun mengintimidasi, seperti ada maksud lain di balik perkataannya. Kazuha yang menyadari itu seketika terdiam lalu memutuskan untuk menerima undangan tersebut. “B-Bukan begitu tuan… Tadi saya hendak bertanya apakah makan malam kali ini akan melib
Read more
Chapter 1 Terbangun
“Kazuha… Tolong aku…” Mata gadis itu terbuka dan di hadapannya hanya ada kegelapan. “Siapa di sana?” “Jangan sampai kamu berakhir sepertiku…” “Sepertimu? Siapa kamu?” Tidak terdengar jawaban dari balik kegelapan itu sampai akhirnya suara seorang gadis yang belum pernah didengarnya terdengar begitu dekat dengan telinganya. “Nona! Nona!” “Siapa…?” Gadis itu membuka kelopak matanya yang terasa berat dan melihat seorang gadis lain berambut hitam panjang mengenakan pakaian pelayan. “Siapa dia? Apa dia sedang cosplay?” “Nona! Akhirnya anda bangun juga!” “Bangun? Apa aku tertidur?” “Nona! Apa anda lupa? Anda tadi bilang ingin tidur siang tetapi anda tidur sebelas jam!” “Pukul berapa ini?” “Dua belas malam.” “Hah? Dua belas malam?” Gadis itu beranjak turun dari kasurnya dan ketika ia hendak mencari sendalnya, sejuntai rambutnya menghalangi penglihatannya dan ia menyadari sesuatu yang aneh. “Merah muda?” Lalu ia melihat ke arah jemari kakinya sendiri dan menya
Read more
Chapter 2 Dapur Istana sang Putri
Rosaline terus berjalan mengikuti sang pelayannya. Dia baru sadar bahwa postur tubuh sang pelayan begitu tegap dan berbeda dari pelayan-pelayan istana yang selama ini ia ketahui. Gerak-gerik dari Linette terlihat seperti seseorang yang selalu awas dan sigap. Langkah keduanya berhenti di sebuah pintu kayu besar. Linette segera mendorong pintu itu hingga terbuka dan sebuah ruangan gelap menyambut mereka. Tangan dari sang pelayan menyusuri tembok sampai akhirnya menemukan sebuah sakelar dan menyalakan lampu yang ada di ruangan itu. Di hadapan mereka, terdapat sebuah dapur yang begitu besar, bisa di bilang itu adalah dapur terbesar yang pernah dilihatnya. “Nona, tunggu di sini, saya akan panggilkan koki istana.” Rosaline mengangguk dan melihat Linette yang berjalan menjauh. Ditinggalkan sendiri bukan berarti Rosaline hanya berdiri diam memandangi dapur besar di hadapannya. Muncul sebuah keinginan dari dalam dirinya untuk membuka kulkas besar yang ada di ujung ruangan dan memasak
Read more
Chapter 3 Bingung
Melihat pemandangan itu, Rosaline amat terkejut hingga tanpa sengaja menjatuhkan sendok yang sedang dipegangnya. Sekujur tubuh sang koki gemetaran karena rasa takut dan mulutnya terlihat sedang berusaha mengucapkan sesuatu. Sontak, Rosaline langsung menghampiri Kane dan berusaha membujuknya untuk melepaskan sang koki. “Tidak! Aku sendiri yang memang ingin belajar untuk memasak! Jangan salahkan dia…! Dia tidak bersalah! Aku juga berhati-hati dan aku berjanji aku tidak akan menyakiti diriku sendiri hanya karena ini jadi aku mohon… lepaskan dia.” Kane menatap sang adik dengan tatapan tidak percaya dan perlahan-lahan tangannya melepaskan sang koki istana. Kedua tangannya kini menggenggam tangan adiknya dengan lembut dan tatapan penuh arti ia lontarkan pada sang adik. “Rosaline… Aku hanya tidak dapat mempercayai bahwa kamu telah melakukan hal yang paling tidak ingin kamu lakukan seumur hidupmu… Aku bangga padamu.” Ada yang aneh dari pemuda itu. Sesaat yang lalu, amarah memenuhi san
Read more
Chapter 4 Calon Suami
Pria itu begitu mempesona sampai-sampai Rosaline tidak dapat mengatur jantungnya yang berdebar dengan sangat kencang. Keduanya terdiam sampai akhirnya bibir dari sang duke bergerak dan sebuah kalimat keluar dari mulutnya. “Rose, apa kamu baik-baik saja?” Seketika Rosaline bergerak melepaskan diri dari sang Duke dan dengan canggung ia mundur beberapa langkah. “Maafkan saya, tuan Cal atas kecerobohan yang telah saya perbuat. Permisi!” Karena rasa malunya, Rosaline sampai lupa jika posisinya dalam hierarki kerajaan lebih tinggi dari pria itu. Rosaline bahkan langsung berlari masuk ke dalam perpustakaan. Langkahnya baru terhenti ketika ia melihat seorang pria lain yang tengah berdiri menatap keluar jendela membelakangi sang putri. Postur tubuh yang nyaris sempurna dan rambut perak panjang yang berkilauan, membuat siapapun terpesona hanya dengan melihat dari sisi belakang saja. Seakan menyadari kehadiran Rosaline, sosok itu pun berbalik badan dengan seulas senyum hangat terukir
Read more
Chapter 5 Pelayan
Melihat sang tunangan yang terbelalak karena hadiah itu, Sylveryn menyunggingkan senyuman ramah sebelum melontarkan sebuah pertanyaan pada gadis itu. “Yang Mulia, ada apa? Anda tidak menyukai hadiah yang telah saya persiapkan?” Gadis itu terdiam dan tangan mungilnya membuka halaman pertama buku itu. Sebuah tulisan tangan nan rapi menyambutnya dan ia membaca tulisan itu. Kepada calon nyonya Ralli. Saya hadiahkan buku ini bagi Anda supaya Anda bisa mengerti bagaimana menjadi seorang istri yang layak dan mau melayani suaminya. “A-Apa ini…” “Oh, Rosaline! Statusmu sekarang adalah calon istriku dan sebagai calon istriku, kamu harus bisa mengerti cara menjadi seorang istri. Kamu harus bisa melepaskan diri dari kekuasaanmu dan juga semua kemegahan yang kamu punya. Kamu akan menjadi istriku dan juga … Pelayanku.” Pria itu lalu tersenyum miring.“Apa? Apa kamu bilang?” Rosaline terkejut setengah mati. Semua image baik milik tunangannya itu luntur dalam sekejap! “Putri, apa Anda tidak
Read more
Chapter 6 Keputusan
Setelah membersihkan balkon kamar sang putri, Linette kembali untuk membawa nonanya yang tengah berdiri memandangi langit malam masuk ke dalam kamarnya. “Nona, ayo masuk ke dalam. Sudah saatnya untuk tidur.” “Linette.” panggil sang putri. “Ada apa, nona?” “Apa yang akan terjadi jika aku memilih untuk tidak menikahi tuan marques?” “Apa? Apa saya tidak salah dengar, nona?” Gadis itu berbalik badan dan menghadap pelayannya. Salah satu tangannya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Angin malam yang berhembus menyibakkan rambut panjangnya yang cantik dan pemandangan itu mampu membuat siapa pun terpesona. “Kamu tidak salah dengar, Linette.” “Nona! Apa yang anda lakukan?” “Aku? Tentu saja membatalkan pertunangan ini.” Linette mundur selangkah setelah mendengar ucapan dari sang putri. Dalam benaknya muncul berbagai pertanyaan dan ia meragukan apakah sang putri kini sedang berada dalam akal sehatnya. Bagaimana bisa gadis itu tiba-tiba memutuskan untuk membatalkan pertu
Read more
Chapter 7 Gaun
“Tentu saja, nona. Kenapa anda bertanya ketika anda sudah tahu jawabannya?” “Hanya memastikan.” Pintu ruangan itu terbuka dan di hadapannya, berdiri seorang wanita paruh baya yang memakai pakaian yang sama dengan Linette. Rosaline menyadari bahwa wanita itu terlihat mirip dengan Linette. “Putri Rosaline. Yang Mulia telah menanti anda di dalam. Silahkan masuk.” Rosaline mengangguk dan melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar sang ratu. Kamar itu jauh lebih luas dari kamarnya dan seorang wanita yang sangat elegan terlihat tengah duduk di sofa mewah yang ada di tengah ruangan sambil membaca sebuah buku. “Yang Mulia, putri anda telah tiba.” “Oh anakku, akhirnya kamu selesai juga! Nyaris aku tertidur karena menunggu.” Linette yang berada di belakang Rosaline membungkuk memberi hormat pada sang ratu. “Ratu Lavinia.” “Linette.” Ratu Lavinia beranjak dari sofa dan berjalan ke arah putri kesayangannya. Tangannya merangkul sang gadis dengan lembut. “Apa kamu sudah siap?” Ro
Read more
Chapter 8 Acara Makan Malam
Sang putri terkejut melihat seorang gadis yang tengah berdiri di hadapan Ratu Lavinia dan tengah berbincang dengan sang ratu. "K-Kamu…" Kedua orang itu menoleh dan gadis yang dilihat oleh sang putri membungkuk memberi hormat sambil melontarkan sebuah senyuman ramah pada Rosaline. "Putri Rosaline. Senang bertemu dengan anda di sini." "Ophelia…" Dalam cerita yang dulu sering dibacakan oleh sang nenek, ada seorang gadis muda yang juga merupakan adik dari Marques Ralli, Ophelia Ralli. Menurut cerita, gadis itu merupakan seseorang yang begitu dibenci oleh Rosaline karena orang yang dicintai sang putri lebih memilih seseorang yang memiliki kedudukan lebih rendah darinya. "Ophelia Ralli, apa kamu sedang mencari gaun juga?" tanya sang ratu. "Benar sekali, Yang Mulia." “Apa kamu datang sendiri?” “Benar, Yang Mulia. Kakak saya sedang sangat sibuk mempersiapkan pernikahannya tetapi ia pasti akan datang ke acara malam ini.” “Putriku sangat tidak sabar untuk acara makan malam na
Read more
Chapter 9 Pembatalan Pertunangan
Semua orang menoleh dan alangkah terkejutnya mereka semua ketika melihat penampilan dari sang putri terlebih lagi ibunya, Ratu Lavinia. “R-Rosaline!” pekik sang ratu. Sang ratu berjalan mendekati Rosaline dan menariknya ke ujung ruangan. “Apa yang terjadi, putriku? Kenapa kamu mengenakan gaun hitam? Apa Linette yang memberikanmu gaun hitam ini? Mana dia?” “Ibu, ini adalah keinginanku sendiri.” “Tapi kenapa? Bukankah tadi siang kamu membeli gaun dengan warna lain?” “Tidak, ibu. Maafkan jika aku berbohong tetapi memang aku yang memilih gaun ini dan ada alasannya.” “Apa alasannya? Tapi ini acara makan malam, sayang. Tidak bisakah kamu ganti terlebih dulu?” “Maafkan aku, ibu. Aku tidak akan menggantinya.” Rosaline berjalan menuju salah satu kursi kosong yang berada di sebelah kakaknya lalu duduk di sana. Kedua mata kakaknya tertuju padanya dan terlihat bahwa ia sangat terpesona dengan penampilan adiknya. Kane bergerak mendekati telinga adiknya lalu membisikkan sesuatu pada
Read more
DMCA.com Protection Status