Beranda / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 344. Tiba di Sekte Naga Emas

Share

344. Tiba di Sekte Naga Emas

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 22:44:35
Gelombang demi gelombang roh kelaparan mulai bermunculan dari segala arah. Tidak lagi satu—tapi lima… lalu tujuh… lalu belasan makhluk tak berbentuk, masing-masing bervariasi bentuk dan suara...

Ada yang melayang terbalik, kepala di bawah, kaki di atas, dengan mulut ternganga lebar dan tawa serak yang mengikis dinding batin.

Ada pula yang muncul dari tanah, tangan-tangan patah dengan jari-jari berdarah yang mencoba menarik kaki mereka masuk ke dalam Tanah Terlarang.

“Mereka bukan sekadar roh,” bisik Valkyrie. “Mereka adalah parasit yang akan menggerogoti tubuh kita sampai habis.”

Kevin mencabut Pedang Dewa Ilahinya. Cahaya ungu kehitaman langsung menyambar sekitar, dan aura qi-nya mengamuk seperti naga yang terusik.

“Kalau mereka lapar,” gumamnya, suaranya semakin dalam, “kita beri mereka… kematian terakhir.”

Kevin menutup matanya sejenak di tengah jalur penuh bisikan dan erangan jiwa yang tak terlihat. Suara-suara dari lembah ini sudah menembus kedalaman pikirannya—suara tawa retak, t
Zhu Phi

Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab Bonus Gems : 0/2. Pembantaian berlanjut ...

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   537. Melawan Waktu

    Ledakan demi ledakan mengguncang garis depan medan perang. Tanah retak, api menyala liar, mayat-mayat terbakar berserakan seperti patung arang yang dipahat dari mimpi buruk. Tulang-tulang mencuat dari tanah yang terbelah, menancap seperti monumen kematian. Bau darah, belerang, dan daging hangus bercampur jadi kabut tebal yang mencekik paru-paru siapa pun yang masih hidup.Namun—di tengah simfoni kehancuran itu, ada satu ruang yang berbeda. Sunyi.Sebuah kehampaan aneh membelah bising pertempuran.Axel Gods berdiri tegak di sana. Sosok berkerudungnya bagaikan pilar kegelapan yang tak tersentuh. Ia tak punya wajah—di tempat kepala seharusnya, hanya ada pusaran kehampaan berputar, seperti lubang hitam kecil yang menelan cahaya.Sekitar tubuhnya, waktu itu sendiri berputar aneh. Panah yang melesat berhenti seakan menggantung di udara. Tombak yang dilempar membeku, lalu retak dan berbalik arah, menghujam dada sekutu Kevin yang malang. Ledakan qi yang semestinya mengguncang tanah justru me

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   536. Ilusi vs Es Abadi

    Helena mengusap bibirnya, darah segar menetes. Wajahnya pucat, napasnya terengah, tapi matanya masih berkilat dengan api yang tak bisa dipadamkan. “Cih! Kau melebih-lebihkan dirimu, Axel! Kau hanyalah anjing penjaga Tian Long! Dan aku tahu, kalianlah dalang di balik kehancuran Paviliun Drakenis!”Ia berdiri goyah, dadanya naik turun, tapi tangannya tetap mengangkat pedang. Listrik biru menari di sekujur tubuhnya, menerangi sosoknya yang nyaris rubuh namun tidak mau jatuh.Senyum tipis terukir di wajahnya, senyum seorang pejuang yang tahu dirinya mungkin mati—tapi memilih melawan sampai akhir. “Sentuhan pertama itu hanya permulaan.” Helena mengangkat pedangnya lebih tinggi, kilau biru kembali merambat. “Sekarang… kau akan mengenal siapa Helena Caraxis yang sebenarnya.”***Sementara di sisi lain medan perang, hiruk-pikuk pertempuran berhenti sesaat seolah memberi ruang bagi sebuah duel yang lebih besar dari sekadar perang. Bayangan kabut hitam terbelah, memperlihatkan sosok wanita

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   535. Kemarahan Helena Caraxis

    Kematian Felix tidak menghentikan perang—justru membuatnya semakin menggila. Raungan pasukan sekte-sekte kecil semakin buas, darah mengalir seperti sungai, dan jeritan bercampur dengan denting logam yang tak ada henti. Desa Langit kini bukan lagi desa, melainkan lautan api dan darah.Di tengah kekacauan itu, tanah tiba-tiba bergetar seakan menolak keberadaan sesuatu yang terlalu asing. Rasa dingin yang menusuk sumsum tulang menyapu medan perang. Kabut hitam tipis merayap di permukaan tanah, menelan cahaya api dan spiritual sekitarnya.Dari balik kabut itu, berdirilah sosok berkerudung. Tubuhnya tegak, wajahnya tersembunyi di balik bayangan tudung gelap. Tak ada cahaya yang berani menyingkap siapa dirinya—hanya kehampaan. Dialah Axel Gods – Dewa Tanpa Wajah.Aura yang dipancarkannya begitu berat hingga dunia seolah melengkung di sekelilingnya. Waktu sendiri bergetar di sekitar tubuhnya—gerakan daun yang jatuh melambat, suara teriakan terdistorsi, bahkan detak jantung setiap makhluk tera

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   534. Akhir Kaisar Tanah Terlarang

    Langit seakan pecah bergaris-garis retakan hitam, tidak lagi mampu menahan benturan kekuatan dua monster itu. Kilatan cahaya dan kegelapan bertabrakan, menetes ke tanah terlarang bagai hujan bintang. Tanah bergetar, terbelah menjadi jurang-jurang menganga. Dari rekahan itu, lahar bercampur darah menyembur, meluap-luap hingga membentuk samudra merah yang menelan pasukan tanpa membedakan kawan atau lawan.Namun di tengah kekacauan itu, sorotan semua makhluk tetap terpaku pada dua sosok. Mereka bukan lagi manusia biasa. Mereka adalah dua raksasa, dua kutub yang benturannya jauh lebih dahsyat daripada perang ratusan ribu pasukan di sekitar mereka.Felix mengibaskan tangannya. Rantai kegelapan meledak dari udara, memanjang tanpa ujung. Rantai itu berputar seperti ular kosmik, melilit, menghancurkan, lalu menyedot energi spiritual di sekitarnya. Cahaya bintang, sinar api, bahkan jiwa-jiwa yang baru mati ikut terserap. Medan perang tiba-tiba gelap gulita, pekat seperti malam tanpa bulan.Kev

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   533. Kevin vs Felix

    Ribuan pasukan masih saling bertempur di medan perang. Jeritan, denting logam, dan ledakan Qi mengisi udara, namun di tengah lautan kekacauan itu, semua mata—kawan maupun lawan—terarah pada satu titik.Di sana, dua sosok berdiri saling berhadapan. Kevin Drakenis dengan tubuh penuh luka, dan Felix, Kaisar Tanah Terlarang, yang auranya membuat langit pun bergetar.Ledakan besar barusan, akibat hantaman Pedang Dewa Ilahi, tidak cukup untuk menggoyahkan Felix. Kabut asap perlahan buyar, memperlihatkan keduanya hanya berjarak belasan langkah. Tanah di sekitar mereka sudah tak lagi berbentuk tanah... kawah retak menganga, magma bercampur darah mendidih, menebarkan bau besi panas yang menusuk hidung.Pedang Dewa Ilahi di tangan Kevin bergetar liar. Cahaya emas-hitam memancar, menyilaukan, namun juga menakutkan, seakan pedang itu tidak lagi sepenuhnya tunduk pada pemiliknya. Nafas Kevin tersengal, tubuhnya bergetar, namun matanya masih menyala dengan bara yang sama—bara seorang raja yang tida

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   532. Pertempuran Berdarah - III

    Benturan jurus raksasa dari dua kubu membuat Desa Langit bukan lagi desa—melainkan medan pembantaian.Felix mengangkat kedua tangannya, aura emas-merahnya menyembur setinggi gunung. Di belakangnya, bayangan dua langit dan tiga neraka muncul... siluet dewa bercahaya bercampur iblis hitam, masing-masing memegang senjata yang menebarkan kiamat. Dalam sekejap, ratusan ribu tombak api jatuh dari langit, menghujam tanah seperti hujan meteor.“MATILAH SEMUA!” teriak Felix.Ribuan pasukan Kevin terpanggang hidup-hidup. Tubuh mereka meledak, isi perut dan darah memercik, jeritan mereka tak lagi terdengar karena tertutup suara ledakan api neraka.Namun Helena meraung, mengangkat pedangnya yang sudah berlumuran darah. Pedang itu bergetar, lalu mengeluarkan gelombang perak berbentuk naga. Naga perak itu melompat ke udara, menghantam ribuan tombak api sekaligus. Ledakan dahsyat terjadi di udara—percikan api dan cahaya perak menyelimuti seluruh medan perang, membutakan ribuan pasang mata.Sementara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status