Share

Bab 6

Rose pulang bersama Davin yang langsung pergi setelah menurunkannya.

"Aku ada urusan bentar," kata Davin setelah mengantarnya pulang.

Rose hanya mengangguk kemudian masuk rumah, dia melihat Dina sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Udah pulang Ros?" tanya Dina begitu melihat calon menantunya memasuki rumah. "Loh, dimana Davin?"

"Ada urusan bentar Tan," jawab Rose.

Rose menghampiri Dina untuk menyalami wanita itu, tadi dia belum mengucapkan salam dengan benar. Bahkan Rose langsung pergi bersama Davin. Dia belum sempat berbincang dengan Dina.

"Makasih ya Tan, udah bantu aku tadi pagi."

"Loh, itu udah jadi tanggung jawab Tante. Kan yang tante bantu calon mantu sendiri bukan orang lain."

Rose tersenyum mendengar ucapan Dina. Ia senang, setidaknya orang tua Davin mendukungnya. Meskipun tidak dengan pria itu. Rose tahu, Davin tidak mungkin meninggalkan Kayla.

"Tan..."

"Iya Ros, kenapa?"

Rose yang duduk di sebelah Dina langsung menggeser posisi duduknya supaya bisa berhadapan dengan wanita itu.

"Ada apa, Sayang?" Dina yang melihat kegusaran pada wajah Rose merasa bingung.

"Apa benar Davin udah punya pacar?"

"Kamu… tahu darimana?" Dina terkejut, sesuatu yang berusaha dia sembunyikan dari Rose, justru wanita itu sudah tahu lebih dulu.

"Jadi bener ya Tan?"

"Ros, dengerin tante. Apa yang dijalani Davin sekarang ini nggak ada artinya. Cepat atau lambat Davin akan meninggalkan wanita itu."

"Itu menurut Tante, tapi nggak bagi Davin. Davin sendiri yang ngomong sama aku."

Dina menekan emosinya begitu mengetahui bahwa putranya sendiri yang mengatakannya pada Rose.

"Dengar Ros, karena kamu udah tahu semuanya, tante nggak bisa bohong lagi sama kamu. Memang benar Davin punya pacar dan tante baru tahu kemarin. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Yang perlu kamu lakukan sekarang, buat Davin tergila-gila sama kamu dan meninggalkan pacarnya itu," tutur Dina.

Rose mengangguk setuju dengan usul Dina, memang itu rencananya sejak awal. Rose akan membuat Davin terus berada di sampingnya hingga melupakan kekasihnya. Hanya saja, dia masih penasaran dengan wanita bernama Kayla itu. Rose ingin tahu, seberapa hebat Kayla itu hingga Davin memilihnya.

"Iya Tan, aku akan mengikuti saran tante. Sekarang aku mau mandi dulu, badanku udah lengket banget,” pamit Rose.

"Ros, hubungi mamamu. Dia mengkhawatirkanmu. Dan juga, jangan bertengkar dengannya gara-gara Davin,” nasihat Dina.

"Siap Tan."

Rose menaiki tangga menuju kamar Davin. Dia belum memindahkan barang-barangnya ke ruang tamu, jadi dia akan numpang mandi di kamar Davin terlebih dahulu.

Disaat Rose sudah mengambil handuk dan kimononya, tiba-tiba ponselnya berdering. Meskipun hanya tertera sebuah nomor di layarnya, tetapi Rose tahu telepon dari siapa itu.

"Halo, bagaimana?" tanya Rose tanpa tedeng aling-aling.

"Aku sudah mengirim foto dan informasinya ke nomormu."

"Bagus, aku akan kirim bayaranmu. Ingat, terus awasi wanita itu dan laporkan semuanya padaku."

"Baik."

Rose mematikan panggilannya, beralih pada foto w******p yang dikirimkan orang suruhannya untuk mencari tahu mengenai Kayla.

Rose terdiam cukup lama begitu melihat wajah Kayla, ia bahkan sampai membesarkan foto tersebut. Mengoreksi apakah benar wanita dalam foto itu adalah Kayla, pacar Davin yang sempat dia lihat di taman mini tadi.

Rose memiliki ingatan kuat, dia sangat yakin wanita itu yang dia lihat bersama Alan tadi sore. Rose menyunggingkan senyum puas. Ternyata Kayla hanya wanita murahan yang menjajakan dirinya pada pria seperti Davin dan Alan. Sungguh murahan.

"Hah... Ternyata sainganku nggak sepadan denganku," ucap Rose merasa lega. "Aku hanya tinggal mencari bukti mengenai perselingkuhan mereka."

Rose melempar ponselnya ke tempat tidur kemudian melanjutkan rencananya untuk mandi.

***

Flashback

Alan yang memang sedang senggang mengajak Kayla ke taman mini. Ia merasa perlu menghabiskan waktu berdua bersama Kayla. Bukan secara sembunyi-sembunyi yang seperti enam bulan ini mereka jalani.

Ya, Alan telah menjalin hubungan di belakang Davin selama enam bulan lamanya. Awalnya hubungan mereka hanya sebatas teman ngobrol karena Kayla yang sering diabaikan oleh Davin. Davin sering membantu perusahaan orang tuanya sehingga jarang memiliki waktu untuk Kayla. Alan yang semula hanya menemaninya menjadi tertarik pada wanita itu begitu pun dengan Kayla. Mereka sepakat untuk menjalin hubungan di belakang Davin dan berlangsung hingga sekarang.

Kayla yang saat itu tidak tahu bahwa Davin juga berada di tempat yang sama dengan santai menggandeng tangan Alan di tempat umum. Toh, memang hubungannya dengan Davin tidak ada yang tahu jadi ia berani melakukannya.

"Aku mau es krim Al," pinta Kayla dengan manja.

"Ya udah, tunggu sini biar aku beliin buat kamu."

"Thank you."

Kayla yang saat itu sedang menunggu Alan tidak sengaja bertemu Rose yang saat itu sedang mencari toilet.

"Sorry, mau tanya, arah toilet dimana ya?" tanya Rose pada Kayla.

"Oh, di sana Mbak." Tunjuk Kayla ke arah toilet yang sempat dia lewati bersama Alan.

"Terima kasih."

"Sama-sama Mbak."

Rose meninggalkan Kayla menuju arah toilet yang ditunjukkan wanita itu.

Saat Rose keluar dari toilet dia melihat Kayla dan Alan yang sedang bermesraan di tempat yang sama seperti pertama kali Rose bertemu dengannya. Bahkan Rose sempat tersenyum pada wanita itu, seolah mengucapkan terima kasih atas petunjuknya. Dan Kayla juga membalas senyuman Rose.

"Siapa?" Alan yang melihat kekasihnya tersenyum langsung memutar kepala untuk melihat siapa yang Kayla lihat, namun Rose sudah tidak terlihat. Alan hanya dapat melihat punggung wanita itu.

"Tadi mbaknya itu tanya toilet."

"Oh."

Alan dan Kayla tetap melanjutkan keromantisannya hingga wanita itu melihat Davin berdiri di gedung museum di taman tersebut.

"Al, itu bukannya Davin." Kayla langsung bersembunyi. "Davin ada di sini," tambahnya.

"Mana?" Alan mencari pria yang dimaksud Kayla dengan was-was.

"Di dalam museum, dia masuk ke sana. Aku lihat tadi," terang Kayla.

"Okay, gini-gini." Alan ikut panik melihat kepanikan Kayla. "Sekarang kamu ke toilet, telpon Davin dan bilang kamu sakit di kos, suruh dia beliin obat buat kamu. Terus kita langsung pulang," perintah Alan.

"Kenapa nggak di sini aja?" protes Kayla. Dia merasa akan menghabiskan waktu untuk berjalan menuju toilet, ia khawatir bertemu Davin.

"Di sini terlalu ramai, Sayang. Davin bisa curiga."

Kayla mengangguk begitu menyadari kebodohannya, dia berjalan cepat menuju toilet kemudian menghubungi Davin di sana. Kayla mengatakan seperti yang diperintahkan Alan padanya. Begitu akan menghampiri Alan, dia melihat pria itu sedang mengobrol bersama seorang wanita cantik berambut panjang.

Kayla cemburu, tentu saja. Bahkan kecantikannya kalah jauh dengan wanita itu, wanita yang tadi sempat bertanya padanya. Jika tadi Kayla tidak begitu peduli karena baginya dia adalah orang asing, tetapi tidak berlaku untuk sekarang saat dia melihat Alan bahkan tertawa lepas di depan wanita itu.

Kayla menghentakkan kaki. "Dasar laki-laki."

Dia hendak menghampiri Alan yang masih asik ngobrol bersama wanita itu, namun ia urungkan begitu melihat Davin juga ada di sana. Khawatir akan ketahuan, Kayla langsung berjalan bersama kerumunan orang menuju pintu keluar. Kayla menunggu Alan di tempat parkir, ia menghubungi pria itu untuk segera keluar dari sana.

Flashback off

Black Roses

Hai teman baca, terima kasih sudah memilih karya ini untuk menemani hari kalian. Yuk ikutin terus kisah cinta Davin dan Rose.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status