Share

Part 03

...

"Bagaimana?"

"Sesuai perintah mu."

"Hahaha, bagus. Kerja yang bagus."

Suara tawa puas dari Raja Charles begitu menggema memenuhi ruangan istana Thedas. Raut wajahnya memancarkan kepuasan dan kesenangan. Dia tidak berhenti untuk tertawa puas.

"Pergilah!" Usirnya pada prajurit itu.

Setelah prajurit itu pergi, Raja Charles kembali tertawa puas. Bahkan saat kedatangan Julian pun pria itu itu masih terus tertawa di atas singgasana nya.

Julian menatap ayahnya dengan aneh. Apa ayahnya sudah gila? Pikiran Julian melaknat seketika.

"Ada apa denganmu?" Tanya Julian mengehentikan tawa sang ayah.

Raja Charles menoleh pada Putranya itu. Kemudian tersenyum simpul dengan penuh makna.

"Kemarilah Julian, aku mempunyai kabar baik." Seru nya.

"Kabar apa?" Tanya Julian tanpa basa-basi.

Raja Charles semakin tersenyum lebar. "Prajurit kita berhasil mengacaukan Neverland. Mungkin sebentar lagi mereka akan menyerah." Ungkap Raja Charles diiringi tawa gelagarnya.

Julian tidak bereaksi apapun. Dia hanya menatap datar ayahnya. Dia bahkan tidak merasa jika ini adalah kabar yang baik.

"Kurasa ini bukan kabar yang baik," sahut Julian malas.

"Kau tidak senang?" Raja Charles menatap Julian dengan menutkan alisnya bingung.

Julian hanya mendelik acuh. Membuat ayahnya mendengus kasar.

Ditengah pembicaraan itu, dengan tiba-tiba seorang prajurit datang menyapa mereka. Dengan hormat prajurit itu menunduk pada Raja dan Pangeran Thedas.

"Yang Mulia, Raja Eggar telah tiba di gerbang istana." Beritahu nya sebelum kemudian pamit pergi.

Raja Charles segera bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju luar istana. Julian dengan malas mengikuti langkah ayahnya, dia berjalan dengan bersedekap dada. Tidak ada senyuman apapun yang ditunjukkan oleh Julian selama langkah kakinya.

Dengan sambutan yang hangat, Raja Charles dan Raja Eggar dari —kerajaan Eden— saling berpelukan dengan berseri senang.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Raja Charles pada Raja Eggar.

"Aku baik,"

"Baguslah, aku juga sangat baik."

Mereka terus bercengkrama dan mengibrol dengan begitu banyak. Pangeran Julian menggaruk kupingnya yang sedikit panas mendengar celotehan kolot dari kedua pria paruh baya itu.

"Oh, kenalkan. Ini Julian, Pangeran mahkota dari Kerajaan Thedas. Dia putraku." Raja Charles mengenalkan Julian pada Raja Eggar.

Menyadari itu, Julian lantas melirik singkat pada pria di samping ayahnya.

"Sangat tampan dan gagah. Mirip seperti dengan mu." Canda Raja Eggar menepuk singkat bahu Julian.

"Ayah!" Seruan seseorang membuat atensi ketiga pria itu teralihkan.

Raja Charles menatap bingung pada wanita dengan gaun merah yang berjalan menghampiri mereka, gadis itu berjalan dengan mengangkat gaun yang dipakainya.

"Dia putrimu?" Tanya Raja' Charles melirik singkat.

Raja Eggar tersenyum. Lalu merangkul bahu gadis itu. "Ya, dia putriku. Putri Eudora."

Gadis itu membungkuk hormat, menampilkan senyum cantiknya pada Raja dan Pangeran Thedas. Ekor matanya melirik pada atensi Julian yang menatap berwajah tanpa ekspresi. Namun, itu justru membuat Eudora tersenyum malu.

"Cantik sekali. Mereka terlihat seumuran." Sahut Raja Charles pada Eudora dan Julian.

Kedua pria tua itu terkekeh bersama. Lantas Raja Charles segera membawa Raja Eggar untuk masuk kedalam istana. Sementara dibelakang sana, Putri Eudora berjalan beriringan dengan Julian yang masih memasang wajah datarnya.

Raja Charles membawa Raja Eggar untuk makan malam bersama. Karena kunjungan kedua raja itu memang bertujuan untuk membicarakan sesuatu.

"Julian, bukankah Putri Eudora adalah gadis yang cantik?" Raja Charles membuka suaranya.

Dengan malu-malu Putri Eudora tersenyum kecil. Dia merapikan rambutnya sedikit.

Julian menghentikan kunyahan nya, dia lantas melirik singkat pada Eudora yang duduk di hadapan nya.

"Iya," sahut Julian malas.

Eudora tersenyum malu dengan jawaban yang dilontarkan oleh Julian. Dia semakin salah tingkah.

Setelah makan malam usai, Raja Charles meminta Julian untuk menemani Eudora berjalan-jalan mengitari istana. Tanpa bisa menolak, Julian pun hanya bisa menuruti apa yang ayahnya perintah kan.

Dan sekarang kedua insan berbeda itu tengah berjalan saling beriringan. Putri Eudora yang sejak tadi menahan senyum senangnya, sementara Julian yang tidak berekspresi apapun, wajahnya tidak tersenyum dan tidak berubah sejak tadi.

"Jadi berapa usiamu, Pangeran?" Tanya Eudora memulai pembicaraan.

"Bukankah kau sudah mendengar nya dari ayahku?" Dengan malas Julian menyahut.

Eudora tampak tersenyum canggung. "Ah, jadi usia mu 26 tahun?" Tanya Eudora.

Julian mengangguk singkat.

Keadaan pun kembali hening. Eudora terkadang menggerutu melihat sikap Pangeran Thedas yang dingin dan acuh seperti ini. Eudora terus memikirkan topik untuk memulai percakapan dengan Julian.

"Aku tidak tau jika Thedas seluas ini." Ujar Eudora.

"Lain kali aku akan kembali lagi kesini. Kurasa aku akan sering berkunjung kemari."

Julian mendelik malas mendengar kicauan dari gadis disampingnya itu. Telinganya sudah panas hanya mendengar untaian kalimat tidak bermutu dari Eudora.

"Udaranya sangat sejuk. Kau menyukai udara dingin, Pangeran?" Tanya Eudora.

Dengan singkat Julian mengangguk. Dia bahkan merasa malas hanya untuk mengeluarkan suaranya.

"Aku juga suka. Bukankah kita memiliki banyak kesamaan?"

"Kita bahkan terlihat sangat cocok dan serasi." Putri Eudora terkekeh kecil.

Julian menatap aneh. Dia sedikit tidak suka dengan apa yang diucapkan wanita itu.

"Kita bahkan berada di umur yang sama." Sambung Eudora lagi.

"Putri Eden, kurasa kau terlalu banyak bicara." Sela Julian yang sudah tidak tahan.

Eudora mengatupkan bibirnya. Dia menoleh pada Julian dengan sedikit meringis pelan. "Ah, maaf." Ujar Eudora tertawa canggung.

Julian mendengus dingin. Dia mengalihkan pandangannya ke sekitar. Dan tidak sengaja menemukan sosok Duck yang tengah berjalan bersama prajurit disana. Lalu, Julian pun memanggil Duck sehingga membuat pria itu menghampiri nya.

"Kau memanggilku, Pangeran?" Tanya Duck dengan sopan.

Julian mengangguk. "Aku butuh bantuan mu," seru nya.

"Bantuan apa?" Bingunga Duck.

Julian melirik singkat pada Eudora, yang membuat Duck ikut mengikuti lirikan mata Julian.

"Tolong temani Tuan Putri disini, aku harus pergi." Ujar Julian.

Putri Eudora menoleh dengan cepat. Dia menatap Julian dengan tidak percaya. "Pangeran?"

Julian mengangguk singkat. Lalu berlalu pergi begitu saja tanpa sepatah kata apapun lagi. Meninggalkan Duck dan Eudora yang masih berdiri disana.

"Pangeran Julian?!" Teriak Eudora sedikit nyaring.

Namun, Julian tidak mendengar. Pangeran Thedas itu terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan dari Putri Eudora.

"Tuan Putri, kau ingin berjalan-jalan?" Tanya Duck sopan.

Eudora menoleh, namun dengan raut yang tidak senang. Keningnya berkerut tajam dengan tatapan sinis pada Duck yang berdiri di sampingnya.

"Minggir! Dan pergi dari hadapan ku!" Seru Eudora dengan mendorong keras bahu pengawal Duck hingga membuat tubuh pria itu hampir tersungkur.

Setelah itu Eudora pergi dengan rasa kesalnya. Dia menghentak keras langkah kakinya. Wajah nya bahkan sudah memerah karena kesal.

Sementara Duck, dia hanya bisa menghela nafasnya. "Kasar sekali." Cibir Duck, lalu pergi.

....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status