Share

Bab 7

Penulis: Khai Tsan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-17 15:59:16

Namun Ayu melihat pintunya tak ditutup rapat. Ia ingin

beranjak namun mengurungkan niat. Sudahlah, supaya Daniel tidak berpikir

macam-macam juga.

"Iya, Sayang…," bisik Ayu, suaranya serak. Ia memajukan wajahnya ke

kamera, menunjukkan tatapan penuh kerinduan.

"Aku kangen banget sama kamu, Ay," kata Rangga, suaranya juga mulai

memberat. "Aku kangen sama tangan nakal kamu... kangen banget sama tubuh

kamu."

Ayu merasakan tubuhnya kembali menghangat. Fantasi Daniel kini mulai memudar,

tergantikan oleh wajah Rangga, suaminya yang sah, dan janji-janji yang mereka

miliki.

"Aku juga kangen kamu, Rangga," jawab Ayu, menggigit bibir bawahnya.

Ia mulai berfantasi. Ia membayangkan Rangga berada di kamar. Ia membayangkan

sentuhan Rangga, bukan sentuhan Daniel.

"Sayang, kamu pakai apa sekarang?" tanya Rangga, suaranya kini

terdengar seperti bisikan menggoda.

Ayu tersenyum nakal. Ia mendekatkan ponselnya ke telinga, merendahkan suaranya

agar Daniel tidak bisa mendengar.

"Aku pakai kaos putih longgar,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 44

    Suasana apartemen yang biasanya terasa tenang mendadak berubah menjadi panggung sandiwara yang menyesakkan bagi Ayu. Di ruang tengah, Rangga berdiri membelakangi jendela besar yang menghadap kerlip lampu kota Jakarta, ponsel menempel di telinganya."Niel! Hahaha, iya, gue sudah di rumah sekarang," suara Rangga terdengar sangat riang, penuh kehangatan seorang sahabat yang lama tidak bersua. "Gue benar-benar berutang banyak sama lo. Makasih, ya, sudah jagain Ayu, sudah sabar membantu istri gue selama gue enggak ada."Ayu yang sedang pura-pura sibuk merapikan tumpukan majalah di meja makan merasa tangannya dingin membeku. Ia hanya bisa mendengar suara Rangga, namun di kepalanya, ia bisa membayangkan dengan sangat jelas bagaimana ekspresi Daniel di seberang telepon. Daniel pasti sedang duduk di apartemennya beberapa lantai di bawah mereka, mungkin sambil menyesap kopi hitam tanpa gula dengan wajah cool yang tak terbaca dan tatapan mata yang dalam.Apa yang sedang kamu katakan, Niel? batin

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 43

    Ayu merangkulkan kakinya di pinggang Rangga, menarik suaminya agar semakin dalam."Ahh... Sayang, rasanya beda... enak banget," desah Ayu. Tangannya membelai punggung kekar suaminya."Karena aku benar-benar di sini buat kamu, Yu. Cuma kamu," jawab Rangga. Ia mulai mempercepat gerakannya, namun tetap menjaga kelembutan.Ayu merasakan benih-benih cinta yang sempat ia kubur dalam-dalam kini mulai bersemi kembali. Ia merasa aman, merasa utuh. Di dalam dekapan Rangga, ia merasa kembali menjadi "Nyonya Rangga" yang terhormat, bukan lagi wanita simpanan di apartemen Daniel."Kamu punya siapa, Yu? Katakan," tanya Rangga, suaranya semakin berat karena gairah yang memuncak."Punya kamu... aku punya kamu, Rangga... ahh!"Setiap tusukan Rangga terasa pas mengenai titik terdalam Ayu. Sensasi ini berbeda dengan Daniel; ini adalah kenikmatan yang dibalut dengan status sah dan kenangan lama. Ayu merasakan dinding-dinding dalam dirinya mulai menjepit Rangga dengan erat."Sekarang, Rangga! Sama-sama!"

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 42

    Sinar matahari pagi menyusup malu-malu di balik celah gorden kamar hotel yang mewah itu. Ayu masih berada di ambang antara mimpi dan kenyataan. Dalam tidurnya yang setengah sadar, ia merasakan sensasi hangat dan basah yang menjalar dari area sensitifnya. Rasanya begitu lembut, begitu teliti, dan sangat familiar.Pikiran Ayu langsung terbang kepada Daniel. Hanya Daniel yang tahu cara menyentuhku seperti ini, batinnya dalam kantuk yang dalam. Ia merasa seolah sedang berada di apartemen Daniel, menikmati pagi yang malas setelah malam yang panjang. Bibir Ayu mengulas senyum tipis; ia mulai mendesah halus, menikmati setiap sapuan lidah yang terasa begitu ahli di bawah sana."Niel... ahh, Niel... pelan-pelan," bisik Ayu dengan mata yang masih setengah terpejam, suaranya parau khas bangun tidur.Namun, saat ia merasakan sebuah tangan kekar meremas lembut pahanya, Ayu tersentak. Wangi parfum yang tercium bukan aroma musk Daniel yang tajam, melainkan aroma maskulin yang lebih bersih—aroma Rang

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 41

    Ayu bangkit dengan tubuh yang terasa sakit dan hati yang hancur. Ia berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri dengan kasar, seolah ingin menghapus jejak Rangga dari tubuhnya. Di bawah kucuran air shower, ia menangis tanpa suara.Kenapa beda sekali? Kenapa Rangga yang katanya "sudah berubah" tetap saja egois di ranjang? Perhatiannya di telepon seolah hanya kedok untuk menutupi sifat aslinya yang tetap mau menang sendiri.Ayu kembali ke tempat tidur. Ia berbaring memunggungi Rangga yang sudah mendengkur halus. Kamar hotel yang dingin itu terasa menyesakkan. Tubuh Ayu masih terasa "nanggung", panas dan berdenyut tidak keruan karena gairahnya dipancing namun ditinggalkan begitu saja di tengah jalan oleh suaminya. Perasaan tidak dihargai itu bercampur dengan rasa lapar akan sentuhan yang benar-benar memuja—sentuhan yang hanya bisa diberikan oleh Daniel.Dengan tangan yang sedikit gemetar, Ayu menyelipkan jemarinya ke bawah selimut. Ia memejamkan mata rapat-rapat, mencoba mengusir wajah Ra

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 40

    Pagi itu, Bandara Soekarno-Hatta terasa lebih sesak dari biasanya bagi Ayu. Setiap detak jantungnya seolah berpacu dengan pengumuman kedatangan pesawat dari Melbourne. Ia berdiri di area penjemputan dengan perasaan yang carut-marut. Di satu sisi, ia merasa ngeri membayangkan harus berhadapan dengan suaminya setelah semua pengkhianatan yang ia lakukan bersama Daniel. Di sisi lain, ada rasa penasaran sekaligus waspada akan sosok "Rangga baru" yang belakangan ini sangat manis di telepon.Begitu sosok Rangga muncul dari pintu kedatangan internasional, Ayu sempat terpaku. Pria itu tampak lebih segar, kulitnya sedikit lebih gelap karena matahari Australia, dan senyumnya... senyum itu begitu lebar dan tulus saat matanya menangkap sosok Ayu."Ayu!" Rangga setengah berlari, melepaskan koper besarnya begitu saja, dan langsung menghambur memeluk istrinya.Pelukan itu erat, hangat, dan penuh aroma parfum maskulin yang dulu sangat Ayu kenal. Namun, di dalam dekapan itu, Ayu merasa kaku. Tubuhnya s

  • Puaskan Aku, Sahabat Suamiku!   Bab 39

    Belum sempat Ayu mengumpulkan kesadarannya, Daniel sudah berpindah posisi. Ia merangkak naik, membiarkan tubuhnya yang panas menindih Ayu, namun tetap menumpu beban pada tangannya."Baru satu kali dan kamu sudah selemas ini?" goda Daniel, suaranya berat dan menggoda. "Jangan menyerah dulu, Sayang. Aku bahkan belum mulai memasukkan milikku."Ayu hanya bisa menggeleng lemah dengan mata sayu. Daniel kemudian menggunakan jarinya yang panjang untuk kembali menjelajahi area yang masih sangat sensitif. Kali ini, Daniel memasukkan dua jarinya sekaligus, sementara ibu jarinya terus memberikan stimulasi pada bagian luar."Niel... itu... ahhh... jangan berhenti," rintih Ayu. Tangannya beralih mencengkeram rambut Daniel, menarik pria itu agar semakin dekat."Katakan, siapa yang kamu inginkan sekarang? Aku atau laki-laki di Australia itu?" tantang Daniel. Jarinya bergerak semakin nakal di dalam sana."Kamu... cuma kamu, Daniel! Ahhh, jangan tanya lagi, lakukan saja!" teriak Ayu frustrasi karena ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status