Beranda / Pendekar / Putra Langit Tak Tertandingi / Bab 3. Ternyata Dia Sudah Menyiapkan Pekerjaan Untukku.

Share

Bab 3. Ternyata Dia Sudah Menyiapkan Pekerjaan Untukku.

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-21 15:49:33

Di depan pintu terlihat pria tinggi, bertubuh tegap dengan wajah tampan dan sorot mata tajam sedang berdiri membelakangi pintu. Punggung tegap pria itu menyiratkan kekuatan dan wibawa yang tak bisa disembunyikan.

Mendengar derit pintu terbuka, pria itu berbalik, "Selamat siang tuan, apakah ini kediaman keluarga Ruo?" Tanya Tian Fan ramah.

"Benar, anda adalah..." Kata tuan Besar Ruo menebak-nebak.

"Saya adalah Tian Fan, Saya cucu dari Kakek Shu, dia mengirim saya untuk mengunjungi Tuan Besar Ruo." Ucap Tian Fan dengan nada tulus tampa dibuat-buat.

"Tu ... Tuan muda Tian, an ... anda terlalu sopan." Kata Ding Dan terbata-bata.

"Sa... Saya Ding Dan kepala keluarga Ruo ini adalah anak saya Shin Chi, dan ini cucu saya Bai Jia." Lanjut Ding Dan memperkenalkan.

"Silahkan masuk tuan muda, anda tidak perlu sungkan." Kata Shin Chi menimpali.

"Baik lah terimakasih." Jawab Tian Fan masih dengan sikap sopan.

Sikap yang di tunjukkannya, membuat ketiga orang itu semakin mengagumi pria muda itu.

"Silahkan tuan muda." Shin Chi memberi isyarat mempersilahkan duduk.

Apakah anda ingin minum teh tuan muda?" kata Ding Dan menawarkan.

Dengan sigap Bai Jia mengambil teko teh dan menuangkannya untuk Tian Fan, juga untuk Kakek dan Ayahnya. Setelahnya ia berdiri di samping ayahnya.

Bai Jia saat ini Berusia 21 tahun, dia adalah mahasiswa tahun ketiga di universitas ternama di kota Xia. Dia dua tahun lebih muda dari Qi Jian yang saat ini telah Lulus dari universitas yang sama setengah tahun lalu.

Dari penampilannya Bai Jia terlihat sopan dan sikapnya cukup baik, aura yang dipancarkannya juga cukup positif, sehingga penilaian Tian Fan padanya cukup baik.

"Bai Jia, duduk lah. Kenapa kamu berdiri." Kata Tian Fan, sambil melambaikan tangan dan menepuk bangku disebelahnya.

"Ti... tidak tuan muda, sa... saya berdiri saja." Jawab Bai Jia dengan nada kaku, mengisyaratkan kegugupan.

"Sudah lah, jangan terlalu formal. Panggil saja aku Tian Fan, atau Kakak Tian. Paman dan Kakek juga, panggil saja aku dengan nama ku."

"Baik Tu... maksud ku baik kakak Tian." kata Bai Jia, tak bisa menahan kegugupannya. Seraya berjalan untuk duduk di sebelah Tian Fan.

Tian Fan yang melihatnya hanya tersenyum pasrah. Sebenarnya dia sudah berusaha bersikap sopan dan menunjukkan keramahan, agar para anggota keluarga Ruo tidak merasa canggung, dan terlalu menghormati dirinya.

Namun apalah daya, suasana seperti ini tetap tak terhindarkan.

"Kakek Ruo, lalu dimana Nona Qi Jian, bukankah kata kakek ku, dia telah menjodohkan ku dengannya?" Tanya Tian Fan tampak sedikit penasaran.

"Ma... maaf Tu... eh... maksud ku Tian Fan, Qi Jian sedang berada di kamar dan tidak sadarkan diri, sejak tadi pagi dia pingsan karena sakit." Ding Dan menjelaskan, masih dengan terbata karena belum terbiasa.

"Sakit?" Tanya Tian Fan sambil mengerutkan kening.

"Apakah Tuan Shu tidak menceritakan keadaan Qi Jian Pada mu?" Tanya Ding Dan ragu.

Tian Fan menggeleng dan berpikir dalam hati, 'pantas saja kakek tua itu buru-buru memintaku berangkat hari ini, dan mengatakan keluarga Ruo adalah yang pertama harus aku datangi. Ternyata dia sudah menyiapkan pekerjaan disini untuk ku.

"Baik lah, kalau begitu bisakah aku lihat keadaan nya? jika memungkinkan, aku akan coba mengobatinya." Kata Tian Fan tegas.

"Tentu saja Tuan, mari ku tunjukkan ruangannya." Ucap Ding Dan antusias, yang tampa sadar, kembali memanggil Tian Fan dengan sebutan Tuan.

Bersambung. . .

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 187. Para Murid Perwakilan Sekte Putra Langit

    Tian Fan menatap Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren dengan tenang, senyum tipis masih terselip di wajahnya. “Para senior tidak perlu khawatir. Murid baru yang aku kirim tidak akan ikut bertarung. Ia hanya akan menjadi pendamping. Ini pertama kalinya Sekte Putra Langit berpartisipasi, dan aku tidak mau terjadi sesuatu pada murid-muridku.” Ji Fei mengangguk pelan, matanya bersinar penuh pengertian. “Tepat sekali, Saudara Tian. Keselamatan mereka tetap prioritas.” Leng Yue menambahkan, suaranya tenang namun jelas, “Kami juga memahami. Ini baru kali pertama sekte-sekte lain melihat Sekte Putra Langit. Tentu akan ada kejutan tersendiri.” Kong Bai Ren memandang Tian Fan sejenak sebelum menatap rekan-rekannya. “Berapa banyak murid yang akan kami kirimkan sebagai perwakilan? Jumlah ini akan menentukan keseimbangan kompetisi.” Ji Fei tersenyum tipis. “Sekte kami… akan mengirim sekitar lima belas murid.” Leng Yue mengangguk. “Sekte kami sedikit lebih banyak, sekitar tujuh belas murid. Semu

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 186. Persyaratan Turnamen Seribu Bintang

    Setelah pengumuman Alam Rahasia Xuán Tíng dan Turnamen Seribu Bintang, suasana di aula Sekte Putra Langit berubah menjadi serius. Tian Fan duduk di sisi utama, tangannya bersedekap di atas lutut, menatap Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren. Murid-murid menyiapkan minuman hangat, tetapi tidak ada yang berani memotong pembicaraan; mereka tahu momen ini penting. Tian Fan mencondongkan tubuh sedikit, senyum tipisnya muncul di wajah. “Para senior, sebelum kami benar-benar bersiap, aku ingin memahami persyaratan Turnamen Seribu Bintang. Sekte mana saja yang boleh ikut, dan batasan kultivasinya bagaimana?” Ji Fei mengangguk, senyum hangat mengembang. “Saudara Tian, Turnamen ini… berbeda dari Perburuan Langit ke-108. Bukan semua sekte bisa mengirimkan muridnya. Hanya mereka yang memenuhi kriteria tertentu, dan semua peserta akan melalui verifikasi tingkat kultivasi sebelum pertandingan.” Leng Yue menambahkan, suaranya tenang namun jelas, “Batas bawah adalah Ranah Pengumpulan Qi tahap awal,

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 185. Bayangan Sekte di Dimensi Menengah

    Di dalam aula utama Lembah Putra Langit, Tian Fan menatap Ji Fei, Leng Yue, dan Kong Bai Ren dengan sorot mata tenang. Teh hangat dan kue ringan sudah tersaji oleh para murid, sementara Shishi duduk dekat ayahnya, sesekali tersenyum melihat interaksi hangat itu. Tian Fan memulai, suaranya tenang namun tegas: “Para senior, aku ingin tahu… sekte-sekte mana saja yang akan berpartisipasi dalam Turnamen Seribu Bintang? bukankah, sekte yang hadir di Perburuan Langit ke-108 hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan sekte di Dimensi Menengah?” Ji Fei mengangguk, senyum ramahnya menenangkan ruangan. “Saudara Tian, benar. Banyak sekte besar belum pernah ikut Perburuan Langit. Turnamen ini akan mempertemukan hampir semua kekuatan utama di lima benua.” Leng Yue mencondongkan tubuh, membuka gulungan emas dari cincin spasialnya. Cahaya ungu memancar membentuk simbol teratai berlapis sembilan. “Mari kita mulai dengan lima sekte teratas yang pasti ikut. Mereka adalah Sekte Langit Emas, Sekte Es Aba

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 184. Pintu ke Reruntuhan Xuán Tíng

    Hari berikutnya, setelah ujian terakhir selesai, Lembah Putra Langit dipenuhi udara pagi yang segar. Kabut tipis melayang di atas atap batu giok sekte, memantulkan cahaya lembut ke seluruh lembah. Murid-murid yang kelelahan masih berserak di berbagai sudut. Wu Lin Jia duduk di tepi kolam meditasi, menatap air sambil mengatur pernapasan. Bao Zhang dan Bao Jie berlatih ringan dengan pedang kayu, memperbaiki gerakan mereka. Bai Guan Xing membantu beberapa murid baru menyesuaikan diri dengan energi sekte, memberi latihan dasar untuk memperkuat inti spiritual. Di taman, Tian Fan duduk di bawah pohon Lian Shen, tangan diletakkan di atas lutut, menatap murid-murid dengan senyum tipis. Shishi bermain-main di sampingnya, meski perutnya yang tengah mengandung sudah mulai terlihat. Qi Jian duduk beberapa langkah dari mereka, mengamati murid-murid dengan sorot mata tajam, namun lembut. Tang Xian Er dan Hua Mei Ling duduk di sisi lain, menjaga suasana, tetap anggun dan penuh wibawa. Suasana dam

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 183. Pengakuan Para Guru dan Bangkitnya Jiwa Sang Jenderal

    Langit Lembah Abadi masih diselimuti kabut ungu keperakan yang perlahan menipis. Tiga hari tiga malam ujian telah dilalui, namun aura kemenangan justru baru mulai terasa pagi ini. Angin spiritual mengalir lembut di sela dedaunan langit, membawa bau ramuan, darah, dan... harapan. Di tengah arena spiritual, Tian Fan duduk bersila di atas lingkaran formasi emas. Aura dari delapan elemen menyatu dalam napasnya yang tenang. Pakaian hitamnya berkibar pelan, namun tak satu pun kotoran melekat padanya, seperti seorang pangeran surgawi yang baru saja turun dari langit. Mengelilinginya berdiri Empat Tetua Agung: Shu Tian Dao, Yu Lie Shan, Gu Shin Tian, dan Jiang Lian Nie. Mereka berdiri di atas pilar teratai spiritual, namun tatapan mereka bukanlah tatapan guru kepada murid... melainkan hormat kepada sosok yang telah melampaui batas-batas yang mereka sendiri tetapkan. Shu Tian Dao melipat tangan di dada. Suaranya tegas namun tulus. "Tian Fan... sejak kecil kau selalu menentang arah latihan

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 182. Ujian Dari Empat Tetua Agung, Kepolosan Sang Pemimpin Langit yang Jarang Terlihat

    Setelah pengangkatan resmi Xiao Zi Ning sebagai murid langsung kelima, suasana di Paviliun Tengah belum sepenuhnya tenang. Bahkan, belum sempat semua hadirin kembali ke tempat masing-masing, suara berat namun hangat menggema dari atas langit spiritual: “Tian Fan... kau pandai bicara, bagaimana kalau sekarang kau yang diuji.” Itu adalah suara keempat Tetua Agung. Bersatu. Satu kalimat, namun membawa tekanan setara empat langit runtuh. Wu Lin Jia dan Bai Guan Xing saling pandang, Bao Jie bahkan nyaris tergelincir dari kursinya. “Waduh... sekarang giliran Kakak Guru diuji,” gumam Guan Xing. Di puncak tertinggi Sekte Langit Abadi, empat sosok agung telah menunggu dalam lingkaran roh. Mereka adalah: Shu Tian Dao sang Dewa Perang, Yu Lie Shan sang Dewi Roh, Gu Shin Tian si Pedang Dua Mata, dan Jiang Lian Nie, sang Ratu Pengobatan. Meski mereka jarang turun tangan secara langsung, semua murid di sekte tahu: keempatnya adalah fondasi awal dari berdirinya sekte itu. Mereka bukan hany

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status