Share

Bab 48

Author: Zaina Aulia
Luka di punggung Andini masih terasa sakit. Abimana memang pingsan setelah dipukul, tetapi sapunya tidak patah. Bahkan, luka di punggung Abimana tidak terlalu parah sehingga hari ini dia bisa turun dari tempat tidur.

Sementara itu, sapu yang digunakan Abimana untuk memukul Andini patah. Dia pasti mengerahkan seluruh tenaganya. Ujung sapu yang patah juga menggores punggung Andini. Sudah jelas kemarin Abimana berniat menghabisi Andini!

Andini tidak mengatakan dengan jelas, tetapi Abimana merasa dipermalukan. Abimana hendak meninju Andini. Dia mengancam, "Aku rasa pukulanku kemarin terlalu ringan makanya sekarang kamu masih bisa melawanku!"

Kirana segera memeluk Abimana dan berseru, "Abimana, jangan gegabah!"

Siapa sangka, Andini mendekati Abimana dan menantang, "Apa kamu masih mau pukul aku? Hari ini kamu mau pukul bagian mana? Wajah bagian kiri atau kanan? Apa perlu aku menyodorkan diriku padamu?"

Amarah Abimana memuncak melihat sikap Andini yang arogan. Dia hampir melepaskan diri dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cinta Pertama
loading aplikasi nya Krn kepanjangan iklan
goodnovel comment avatar
Dede Nurhayati
kenapa bab 49 juga bcan nya sama bab 48
goodnovel comment avatar
Inu Faulina
knp 48 dan 49 sm rugi bgt aku 14 point bc episodd yg sm
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 642

    Andini bisa memahami maksud Kaisar. Hidup ini memang tidak bisa diprediksi. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, setidaknya untuk saat ini, dia tidak menginginkannya.Melihat Andini kembali terdiam, Kaisar pun merasa jenuh. Dia hendak mempersilakan Andini pergi, tetapi seorang kasim muda tiba-tiba masuk dan memberi salam, lalu berkata, "Yang Mulia, Pangeran Surya ingin bertemu."Wajah Kaisar pun tidak bisa menyembunyikan rasa jengkel. Beberapa waktu lalu, Surya menegaskan bahwa dia ingin melindungi Andini, makanya kali ini Kaisar sengaja memanggil Andini ke istana saat Surya tidak ada.Tak disangka, bocah itu masih saja mendapatkan kabar secepat ini. Kaisar pun melambaikan tangan. "Kamu sudah boleh pulang. Persilakan Surya masuk.""Baik, Yang Mulia." Andini memberi hormat dan mundur dari ruangan.Sebelum keluar dari ruang kerja, dia sempat menoleh dan melirik Kaisar sekilas. Melihat sang Kaisar tampaknya tak menunjukkan kemarahan, hatinya baru mera

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 641

    Andini berpikir, selama itu menyangkut urusannya sendiri, apa pun bisa dia tanggung. Paling buruk pun, seperti yang sempat dia pikirkan sebelumnya, dia akan mengorbankan nyawa untuk menolak.Namun, sekarang Kaisar jelas-jelas menargetkan tabib kediaman! Dia tidak bisa membiarkan tabib kediaman terseret ke dalam masalah!Saat tengah memikirkan itu, Kaisar akhirnya berbicara, "Aku baru tahu, di dunia ini masih ada orang sehebat itu sampai-sampai aku nggak boleh menemuinya."Jelas, Kaisar marah.Andini langsung bersujud. "Yang Mulia, mohon tenang. Tabib sakti itu mengasingkan diri dari dunia fana sehingga dia menyembunyikan identitasnya. Dulu saya pernah bersumpah padanya nggak akan membocorkan keberadaan maupun identitasnya.""Hanya dengan begitu, beliau bersedia mengajari saya cara menyembuhkan kaki Panglima Kalingga. Kalau sampai beliau tahu saya membocorkannya kepada Yang Mulia, mungkin beliau akan pergi, bahkan bisa saja melawan sampai mati kalau keadaan mendesak."Andini sebenarnya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 640

    Andini mengikuti di belakang kasim istana yang memimpin jalan, menuju arah ruang kerja Kaisar.Melihat kasim di depan yang tak mengucapkan sepatah kata pun, hati Andini yang sejak tadi sudah gelisah kini semakin tak menentu. Dia tak tahu kenapa Kaisar tiba-tiba memanggilnya masuk istana.Namun, yang terlintas di benaknya adalah apa yang pernah dikatakan oleh Surya beberapa waktu lalu. Surya mengatakan bahwa Kaisar berkeinginan untuk menjodohkannya dengan Rangga.Kini, Rangga terluka parah dan terus memanggil namanya. Jangan-jangan Kaisar tersentuh melihat cinta Rangga dan benar-benar ingin menikahkan mereka?Sepanjang perjalanan, hati Andini diliputi kegelisahan yang luar biasa. Dia terus berpikir, jika benar Kaisar hendak mengeluarkan titah pernikahan, apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia menyatakan penolakan sampai mati?Saat akhirnya tiba di depan ruang kerja Kaisar, jantung Andini sudah berdebar sangat kencang, tak beraturan.Begitu mendengar panggilan untuk masuk, dia menarik

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 639

    Surya melihat dengan jelas alis indah itu sedikit berkerut. Dia pun ikut mengernyit, lalu mengulurkan tangan satu lagi untuk menutupi cahaya yang menyilaukan itu.Benar saja, kening Andini pun mulai mengendur. Surya ikut merilekskan ekspresinya, tetapi dia tiba-tiba tersadar, entah sejak kapan dirinya tersenyum.Senyuman itu begitu alami, begitu lembut. Senyuman yang muncul dari dalam hati, tanpa sedikit pun dibayangi perasaan negatif.Padahal, dia telah terjebak dalam mimpi buruk selama delapan tahun. Bagaimana bisa?Surya tetap menahan kepala Andini dengan satu tangan, sementara tangan satunya menahan cahaya matahari untuknya, sepanjang perjalanan pulang menuju kediamannya.Ketika kereta berhenti, sang kusir yang tidak tahu bahwa Andini sedang tertidur pulas, langsung berseru, "Pangeran, kita sudah sampai!"Andini pun terbangun karena kaget. Begitu membuka mata, dia langsung melihat Surya berada tepat di depannya dengan posisi yang sangat aneh.Dia tertegun, baru sadar bahwa kepalany

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 638

    Di dalam kereta kuda dalam perjalanan pulang, Andini tak bisa menahan diri untuk menoleh ke arah Surya, lalu berkata pelan, "Semalam aku nggak pulang, Kakak khawatir?"Surya teringat desakan para Pasukan Harimau sepanjang malam, lalu menjawab jujur, "Yang lebih khawatir itu sepuluh kakak angkatmu."Mereka terus-menerus memaksanya untuk menemui Andini. Padahal, dia sudah tahu Andini berada di barak untuk merawat Rangga yang terluka parah. Kenapa masih perlu mencarinya?Dia pikir, karena Harafah sudah kembali ke kediaman, maka Andini juga pasti segera menyusul. Tak disangka, Andini malah menjaga Rangga sepanjang malam.Sampai akhirnya, setelah lama menunggu, dia pun mulai merasa khawatir juga. Melihat langit mulai terang, dia menyuruh Pasukan Harimau menjemput Harafah, sementara dirinya langsung datang ke barak.Andini teringat pada kesepuluh kakak angkatnya. Meskipun belum lama saling mengenal, perhatian yang mereka berikan sangat tulus, membuat hatinya terasa hangat.Dia pun menjelaska

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 637

    Saat itu juga, sebuah sosok tinggi besar tiba-tiba muncul di luar ruangan. Melihat pemandangan di depannya, sorot mata Surya menunjukkan sedikit kebingungan.Sepasang mata tajam itu berpindah dari wajah Malika, lalu menyapu semua orang di dalam ruangan, sebelum akhirnya menatap Andini. "Pulang?"Satu kata singkat, tanpa embel-embel lain.Setelah melihat Surya, Andini tiba-tiba merasa tenang tanpa alasan yang jelas. Meskipun tangisan Malika masih bergema di telinganya, dia tetap menjawab dengan yakin, "Ya!"Sambil berbicara, dia mengangkat kaki melangkah ke arah Surya.Tak disangka, Malika kembali berteriak dengan suara serak, "Andin! Kamu ... kamu nggak bisa pergi begitu saja mengabaikan Rangga! Saat ini dia paling membutuhkanmu! Anggap saja aku memohon padamu ya? Tinggallah di sini, temani dia sebentar saja, boleh?"Kening Kalingga mengernyit. Dia sudah berusaha sekuat tenaga menopang Malika. Dia tidak ingin melihat Andini dipaksa, lebih tidak sanggup melihat ibunya merendahkan diri s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 636

    Langkah kaki Andini terhenti. Pandangannya bertemu dengan Keluarga Maheswara yang baru saja masuk ke ruangan. Rasanya canggung sekali.Jelas sekali, mereka mendengar ucapan Rangga barusan.Tatapan Malika kepada Andini mengandung rasa bersalah. Dia sungguh tidak tahu bagaimana harus menghadapi Andini. Dulu, dia yang meminta Andini untuk pergi.Andini bukan hanya berhasil menyembuhkan penyakit kaki Kalingga, kini dia bahkan menyelamatkan nyawa Rangga dari ambang kematian!Malika tidak mengerti, kenapa ramalan dari Master Hardan bisa seperti itu. Andini sama sekali tidak terlihat seperti bintang kesialan. Dia jelas adalah penyelamat Keluarga Maheswara. Namun, Malika merasa malu untuk mengatakannya.Kalingga yang paling cepat menyadari situasi. Dia sengaja mengabaikan Andini, lalu berjalan ke sisi ranjang Rangga. "Rangga, bagaimana keadaanmu sekarang?"Dia sengaja menggunakan tubuhnya untuk menghalangi pandangan Rangga. Andini sudah sangat mulia dengan tidak mengungkit masa lalu, bahkan me

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 635

    Tak disangka, entah sejak kapan, tangan Rangga telah menarik roknya dengan erat."Jangan pergi ...." Suaranya terdengar lemah dan penuh permohonan.Saat ini, Rangga sedang berada dalam alam mimpi. Melihat sosok yang selalu dia rindukan hendak pergi, rasa sakit yang menusuk di dadanya pun kian menjadi. Dia tidak bisa membedakan, apakah itu sakit karena luka di tubuhnya atau karena hatinya yang tersayat.Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerahkan segenap tenaga yang masih tersisa untuk menggenggamnya erat-erat."Andin, jangan pergi ...." Jangan pergi, tetaplah di sini menemaniku. Meskipun hanya dalam mimpi, kumohon tetaplah di sini, temani aku.Andini mengerutkan kening sedikit. Dia melihat dua tetes air mata yang jatuh dari sudut mata Rangga. Seseorang yang sedang sakit adalah saat paling rapuh dalam hidupnya. Andini pun berpikir, mungkin saat ini Rangga juga sedang berada dalam kondisi yang rapuh. Dia akhirnya tidak jadi pergi, melainkan hanya berdiri di sisi ranjang dan membiarkan dir

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 634

    Malam kian larut.Di dalam kediaman Pangeran Surya, para Pasukan Harimau tengah menikmati arak bersama Surya."Andin belum kembali juga?" tanya Darya tiba-tiba.Mereka telah mendengar tentang kabar Rangga yang terjatuh dari kuda hari ini. Mereka juga tahu bahwa Andini ikut pergi ke lapangan latihan bersama Harafah. Namun, sampai sekarang tabib itu sudah kembali, sedangkan Andini belum juga terlihat batang hidungnya.Di sisi lain, Marno ikut bersuara, "Bagaimanapun mereka tumbuh besar bersama. Andini pasti cemas. Wajar kalau dia menetap di sana."Yang lain mengangguk setuju. Namun, Poniman mencibir, "Aku justru takut gadis itu akan luluh. Melihat Rangga sekarat, dia bisa saja timbul rasa iba. Nanti malah dimanfaatkan oleh Rangga!"Ucapan itu membuat semua orang terdiam sesaat. Meskipun terdengar kejam, mereka tahu kemungkinan itu tidak sepenuhnya salah. Hingga akhirnya Kino menoleh ke arah Surya. "Kakak, apa nggak sebaiknya Kakak sendiri yang pergi lihat?"Namun, Surya justru tampak bin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status