“Doa orang tua kepada anaknya diijabah karena rasa sayang orang tua yang tulus kepada anaknya, dan orang tua banyak mendahulukan anaknya daripada dirinya sendiri. Sehingga ketika doa disertai rasa sayang yang tulus, mengakibatkan dikabulkan doanya oleh Tuhan.”
----------
Dinnar masih barada dalam lamunannya, sementara perempuan belia di hadapannya sudah tidak tahan melihat wajah serta tubuh Dinnar yang nampak menggoda. Linda pun bangkit untuk kemudian berpindah duduk di sebelah Dinnar. Ya, perempuan mana yang tidak tergoda dengan pesona khas hot daddy yang dimiliki Dinnar. Belum lagi tahta yang ia pegang,membuat perempuan yang menghalukan suami berkharisma, tampan, mapan, kaya, dan hot di ranjang semakin kepanasan berada di hadapan Dinnar.
Dan begitu pun dengan Linda yang memang urat malunya sudah putus. Berdua dalam satu ruangan dengan pria berdada bidang, membuat dirinya ingin mendapatk
"Berbagi bukan tentang seberapa besar dan seberapa berharganya hal yang kau beri, namun seberapa tulus dan ikhlasnya apa yang ingin kau beri."----------Hari yang melelahkan bagi siswa-siswi pun usai ketika bel pulang sekolahh berbunyi nyaring menyapa di setiap penjuru sekolah. Nabilla dengan penuh semangat membereskan perlengkapan belajarnya kemudian memasukan kedalam tasnya. Ia bersyukur di hari pertamanya kerja, ia juga mendapat uang bantuan dari sekolah sehingga ia tidak perlu mengayuh sepeda berpuluh-puluh kilometer untuk sampai tempat kerja. Ia akan menggunakan sebagian uang itu untuk membeli keperluan sekolah dan untuk membayar transportasi selama ia sekolah dan bekerja.Nabilla tersenyum lebar kala melihat sahabatnya Jihan dan Olivia tengah menunggunya di depan kelas, “Na, kamu bareng aku aja ya ke tempat kerjanya.” Ujar Olivia saat Nabilla menghampirinya.“Nggak us
“Masa sakit memang menjadi masa di mana seorang manusia merasakan derita, meski di sana pula ada komponen penggugur dosa. Bagaimana pun, sakit adalah ujian. Tegar dan ikhtiar adalah jawaban agar dapat lulus dari ujian itu dengan gemilang.”----------Nabilla mengeryitkan dahinya ketika sebuah mobil berwarna putih berhenti dihadapannya yang tengah menunggu angkutan umum di halte. Nabilla mendengus kesal saat sang pemilik mobil itu keluar dan berjalan mendekatinya yang sedang duduk memangku tasnya. Si pemilik mobil yang tidak lain adalah Abidzar yang selalu mengusik ketenangan Nabilla. Laki-laki yang merupakan adik kelas Nabilla itu tidak capek untuk mendekati Nabilla dan semakin gencar melakukan pendekatan untuk mendapatkan hati Nabilla, “Hai Nabilla.” Sapa laki-laki yang sudah berdiri dihadapan Nabilla.Nabilla membalas senyum Abidzar dengan senyuman palsu, “Hai Bidzar.” Jawab Nabilla malas.
"Dia yang selalu membuatku tersenyum ketika aku membayangkannya, dia yang sering membuatku tertawa dalam hati ketika mengingat percakapan bersamanya, dia yang membuat jantungku berdebar cepat saat mengingat senyum manis dari bibir menawan itu."
“Kecantikan seorang wanita tidak dilihat dari wajahnya, fisiknya, apa lagi dari bagusnya pakaiaan yang dikenakan. Tapi lihatlah dari matanya, wanita yang sederhana, tangguh, berwawasan, setia, mandiri, jujur, berakhlak baik, berprinsip, sungguh menyenangkan melihat bola matanya. Begitu menawan, membawa kedamaian, bahkan walau dengan tampilan yang sangat sederhana.”----------Hari-hari Nabilla sebagai siswi ditahun terakhir, berusaha ia lalui dengan sangat baik. Hari ini misalnya, Nabilla dengan percaya diri mengerjakan soal-soal uji coba yang di berikan dari sekolah.Saat Istirahat tiba, Nabilla, Jihan dan Olivia sedang di kantin. Sementara Narendra, ia sedang berlatih basket untuk persiapan turnamen yang akan dilaksanakan hari minggu lusa. Nabilla dan sahabat-sahabatnya sedang mengobrol, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang dengan membawa bunga dan kotak berbentuk love hingga membuat Nabilla menjadi pusat perhatian.&l
“Tidak semua dari kita memiliki sosok ibu yang sempurna. Bahkan, mungkin sosok Ibu di hidupmu adalah sosok yang kamu benci karna tindak tanduknya yang menyakitimu sangat dalam hingga di relung hati. Sayangilah dia selagi masih ada waktu Karena walaupun sebenci apapun kamu akan dia, kamu akan merasa kehilangan.”----------Entah untuk ke sekian kalinya Nabilla harus bersabar saat pulang dan melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Ia tidak tahu, kapan ibunya itu akan bertaubat dan meningalkan pekerjaan menjijikan itu.“Nabilla…”Maya memanggil Nabilla yang baru saja hendak masuk ke kamarnya setelah menyalakan lampu ruang tengah. Ia membatalkan langkah dan menuju kamar ibunya, matanya membola saat melihat apa yang dilakukan ibunya. Maya sedang bersama laki-laki, lebih tepatnya ia sedang melayani laki-laki kurang belaian yang menjadikannya sebagai pemuas nafsu.“K
“Mungkin ini cinta atau ketertarikan sesaat. Aku tak tahu. Aku hanya merasa menemukan sosok yang ku cari. Laki-laki yang bersusah payah demi melindungi perempuan.”----------Diiringi isak tangis, Nabilla melihat kepergian ibunya dan mengambil satu-persatu buku yang berada di kubangan air itu. Dalam hati ia berharap, masih ada buku yang masih bisa dipakainnya.Saking larutnya Nabilla dalam
“Orang yang hebat ialah yang bisa tersenyum, saat semua berantakan. Sebab ujian bagi hati adalah kesulitan, dan kesulitan selalu datang setiap waktu. Dan senyuman yang layak disanjung dunia, adalah senyuman yang bersinar menembus air mata.”----------Nabilla melangkahkan kakinya menuju temat wudhu, setelah selesai wudhu ia membenahi jilbabnya dan segera masuk ke dalam mushola. Suasana tenang langsung menghampiri hatinya yang sedang bergemuruh. Memang tempat yang paling teduh dan menenagkan adalah rumah Tuhan nya, ia sangat nyaman berada di rumah Tuhan nya itu, tempat ia sering berkeluh kesah dan meminta.Setelah menghadapi Abidzar, Varo membawa Nabilla ke mushola GOR Satria. Sebelum jalan-jalan ke mall, Varo mengajak Nabilla dan teman-temannya untuk shalat dzuhur terlebih dahullu.Nabilla mengambil mukena dan memakainya kemudian duduk menghadap kiblat. Ia terpaku menatap punggung tegap di depan sana, di bagian
“Jika merasa ini berat, menangislah. Tidak perlu merasa paling tegar dan memaksa diri untuk baik-baik saja. Berdamailah dengan keadaan, karena hal itulah cara terbaik untuk bertahan.”----------Nabilla tidak bergeming, hatinya ngilu melihat kakaknya diperlakukan demikian. Namun bagaimana lagi ia memang salah. Hatinya semakin sakit saat mendengar pengakuan kakaknya yang menjadi sugar baby. Beruntungnya tadi, orang yang beberapa waktu lalu ia temui dan ia tolong, membantu meredakan emosi wanita hamil yang tidak lain adalah bundannya. Ya, perempuan muda yang beberapa waktu lalu bertemu dengannya di halte dan meminjam uang itu teryata ayahnya adalah sugar daddy kakaknya.Sungguh Nabilla tidak habis pikir, kakaknya tega berbuat seperti itu. Menjadi peliharaan pria yang sudah beristri dan mempunyai anak, terlebih istri dari pria itu sedang hamil. Entah, Nabilla tidak tahu apa alasanny