Share

Bab 6

Penulis: Peri_bumi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-16 09:58:15

Rutinitas Selena adalah bangun pagi pagi sekali untuk ke pasar. Dia beberapa kali mengunjungi sang tabib . Untungnya tabib yang sudah berusia 63 tahun tersebut baik hati. Dia bahkan mengenalkan pedagang sayuran yang mau membeli sayur Selena, berkat itu dia bisa punya uang dan bahkan bisa membeli ikan. Selena sangat senang sekali . Untuk pertama kalinya dia mungkin akan makan ikan. Selain membeli ikan, dia juga bertanya kepada orang bagaimana cara mengolah ikan. Selena menjadi pandai berkomunikasi. Sesekali dia membantu tabib dan menjadi asistennya. Selena terampil dan cekatan. Dia juga punya bakat mengenali herba liar lewat aroma dan bentuknya . Namun Selena masih merahasiakan identitas nya. Dimana dia tinggal dan informasi pribadi lainnya . karena dia periang banyak orang orang di pasar yang menyukainya.

Tabib tersebut juga punya 2 orang murid yang masih muda, mereka setahun dan dua tahun lebih tua dari Selena. Awalnya mereka risih melihat Selena, anak yang tidak tau asal usulnya selalu datang dan banyak bertanya pada sang tabib. Tapi kemudian Selena berkata bahwa dia tidak punya uang untuk memeriksakan ibunya dan hanya tau tanaman herbal, makanya dia dengan senang hati selalu datang untuk membantu lalu kemudian bertanya pada sang tabib . Sifat iri itu mereka kesampingkan karena Selena selalu menjadi anak penurut ketika disuruh suruh. Dia sangat polos dan naif di dunia yang kejam ini.

Prim dan Yeksa, kedua laki laki yang menjadi murid sang tabib Hanya. Lambat Laun mereka menjadi sosok kakak bagi Selena. Sekali kali Selena diberi makanan atas upahnya membantu, juga karena dia rajin mengumpulkan herba langka di dalam hutan.

Selena menyesuaikan kondisi dengan cepat berkat bantuan Tabib Hanya dan Kedua muridnya.

Ibu Selena juga sudah membaik. Tapi ada kalanya dia penasaran kemana Selena pergi begitu lama, lalu pulang dengan membawa makanan. Selena sendiri tidak mau ceroboh dan membuat Ibunya kepikiran. Dia akan mengolah makanan seperti bubur dan menghancurkan bentuk aslinya agar Ibunya tidak curiga dari mana dia memperoleh makanan tersebut. Sebab jika Ibunya tau Selena kembali keluar dari paviliun tersebut, tentu Ibunya akan kaget dan kembali sakit. Mereka akan berdebat dan Selena tidak mau membuat Ibunya menangis lagi.

Sudah hampir sebulan ini Selena selalu keluar terus menerus setiap hari, dia pergi dari pagi lalu pulang sampai sore. Selena tahu bahwa dia tidak bisa terus seperti ini, berada di dunia luar membuatnya semakin lama semakin mendambakan kehidupan dunia luar. Disini lebih baik dari pada terkurung dalam penjara. Dia ingin memberi tahukan kepada Ibunya tentang kegiatannya selama ini, tentang orang orang baik yang membantunya selama ini. Kebaikan yang baru saja dia dapatkan selain dari Ibunya. Tapi apakah Ibunya mau seperti ini. Kabur adalah hal mewah yang masih dia dambakan.

***

Di pagi itu, Selena menyeduh teh rambut jagung. Memang malam dan pagi hari selalu terasa dingin karena sudah mendekati musim gugur. Cuaca selalu berangin.

"Ibu...." Selena memijat kaki sang Ibu.

Ibu Selena tersenyum saja. "Tidak bisakah kita melarikan diri saja?"

Bibir Ibu Selena berkedut. Bukannya tidak ingin, tapi rasa bersalah itu terus menancap di hati Rayana.

"Selen...."

"Bukan salah Ibu. Kenapa harus salah Ibu... Ibu bersalah karena Ibu hanya seorang pelayan. Kalau Ibu kedudukannya lebih tinggi kita tidak akan seperti ini... Hiks ..."

"Maaf Ibumu ini hanya seorang pelayan saja."

"Tidak Ibu, bukan itu maksudku."

"Bukankah Ibu juga menjadi korban disini? Kenapa Ibu yang dihukum...Hiks...."

Ini pertama kalinya Selena mengucapkan isi hatinya.

Rayana memandang jauh ke depan, dia juga pernah berpikiran seperti ini. Kalau saja dia bukan pelayan dan seorang bangsawan meski hanya rendahan, mungkin dia akan berakhir menjadi selir, tanpa dipenjara seperti ini.

"Ayo kita kabur Bu!"

Mata Rayana mendelik, dia tidak percaya anaknya tiba tiba berpikiran seperti itu.

Bukannya dia tidak pernah memiliki pikiran seperti itu. Tapi memusuhi keluarga kerajaan adalah hal lain. Dia ingin melihat Selena tumbuh besar dan hidup bahagia. Jika dia kabur, makasih hanya kematian sajalah yang akan datang kepada mereka.

"Jangan berpikiran yang tidak tidak Selena!"

"Ibu... sejujurnya aku selalu melihat dunia luar belakangan ini."

"Apa?"

"Menurut Ibu, dari mana aku bisa tahu banyak hal mengenai obat obatan ini? Bisa memiliki makanan lezat yang bisa kita makan?"

Plak!!! Selena mendapatkan tamparan di pipinya. Rayana reflek karena dia tidak tahu bahwa anaknya sudah menjadi pemberontak.Buaknbya dia tidak bersyukur dengan segala hal yang terjadi, makanan dan obat obatan yang membuat dirinya menjadi lebih baik. Tapi Rayana terlalu takut, dia takut Selena akan ketahuan dan mereka akan mendapatkan siksaan yang lebih kejam dari dulu.

"Kamu sadar dengan apa yang sudah kamu lakukan?"

Selena memegangi pipinya yang terasa panas. Air mata menetes di pipinya.

"Selena maafkan Ibu... Ibu hanya tidak ingin kita berdua mendapatkan masalah. Oke..." Ibunya membelai kepala anaknya dengan lembut, kemudian memeluknya.

"Ibu..." Suara Selena parau dan serak. "Disana aku bertemu dengan orang orang baik."

Rayana tau bahwa kebaikan yang pertama dilihat anaknya akan memberikan harapan kepadanya . Tapi mereka pun tidak akan berdaya jika istana sudah bertindak.

Rayana hanya bisa meminta maaf atas keadaan yang terjadi diantara mereka.

"Pergi ke dunia luar terlalu berisiko Selena."

"Tapi Bu, lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali, yang penting tidak ketahuan bukan?"

Rayana masih saja takut.

"Bu, apa selama ini selalu ada orang yang menjenguk kita? Kita hidup atau tidak saja mereka tidak tahu bukan?"

Rayana tidak bisa membantah perkataan anaknya . Semua yang dikatakan Selena adalah kebenaran mutlak. Tapi entah kenapa jantung Rayana was was.

"Baiklah... tapi kamu harus berhati hati oke!"

"Bu.... kapan kapan Ibu harus ikut denganku!"

"Selena..."

"Ibu sudah lama tidak melihat dunia luar kan?"

Rayana tersenyum. Ah... angin dan udara luar apakah rasanya berbeda? Rayana terus membayangkannya. Dulu ketika menjadi pelayan, ketika mendapatkan libur, dia akan berjalan jalan di pasar, membeli roti yang masih hangat baru matang dari pemanggangan. Membeli sate, membeli sepatu dan baju. Meski dengan harga murah, ternyata itu semua dulu adalah kemewahan yang tidak akan pernah dia dapatkan kembali.

"Baiklah...." Pikiran kembali bisa melihat dunia luar ternyata juga sedang dia dambakan. Bagaimana rasanya berada disana. Apakah kebebasan itu bisa mereka peroleh. Sungguh nasib tragis seseorang itu tidak ada yang tahu. Rayana bahkan rindu dengan adik adiknya . Semakin dia mengembara pikirannya, semakin melow pikirannya. Hal sia sia berpegang pada harapan, tapi dia ingin mencobanya sekali lagi. Barangkali, kali bisa menjadi kenangan yang indah dalam hidupnya kelak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Queen of Revenge    Bab 11

    Aula perjamuan tersebut dihias dengan megah, meski ogah, akhirnya Ratu Trisha akhirnya harus memperkenalkan anak haram suaminya itu. Dengan topeng penuh kasih sayang dia menciptakan produk seorang gadis cantik dan siap dijual. Selena memang cantik, rambut coklatnya berkilau berkat perawatan yang tepat, kulitnya putih bening seperti kaca. tampilannya memukau sehingga banyak menyita perhatian para bangsawan. melihat auntiasme mereka kepada Selena, Trisha yakin bahwa kali ini Dipa pasti akan berhasil. Dalam balutan gaun yang berat, Selena berdansa dengan banyak pemuda. Dia juga harus terpaksa tersenyum untuk menyenangkan mereka. Kadang kadang tatapan mereka sangat mesum, mengingat Selena punya badan yang cukup padat, utamanya di area dada. Trisha puas melihat boneka yang dia buat sangat berguna, para bangsawan bangsawan itu pasti akan menawar mahal putri satu satunya kerajaan Goyard . Sayangnya nasib Selena sudah ditentukan. Dia hanya akan disandingkan dengan Adipati Utara. Ra

  • Queen of Revenge    Bab 10

    Berhari hari dijalani Selena dengan penuh keras. selain pelajaran Viscountess, Selena juga menerima pelajaran menulis dan membaca, pelajaran membuat puisi dan masih banyak lainnya. Dia juga diajarkan untuk menunggang kuda dan berlatih memanah dasar untuk kebutuhan bersosialisasi. Sungguh hari hari yang amat sangat berat. Dia hampir kehabisan tenaganya setiap hari, fisiknya telah terkuras dan kekerasan verbal tetap saja diterimanya. "Mau belajar sampai tua pun statusmu tidak akan berubah." Benar, status anak haram tetaplah akan terus melekat pada diri Selena, tapi itu juga bukan kemauannya. "Cih!....kenapa harus belajar kalau tugasku hanya akan melayani di kasur saja!" Selana tetap diam, tidak menghiraukan omongan mereka semua. Dia benar benar menutup telinga dan mulutnya rapat rapat. Berkat itu semua orang yang mengenal Selana menjulukinya sebagai wanita es. Seolah semua rasa yang ada pada dirinya telah menghilang. Di saat malam datang , sunyi dan sepi Selena merasakan kepedih

  • Queen of Revenge    Bab 9

    Viscountess Tatiana, seorang janda yang ditinggal suaminya meninggal di Medan perang, terkenal dengan didikannya . Maka Dia pun dipilih menjadi guru etiket bagi Selena. Sejujurnya, harga diri Viscountess sedikit terluka, dia tidak pernah mau mengajari anak haram sebagai muridnya, tapi karena diminta langsung oleh sang ratu, maka mau tidak mau dia harus menjalankan tugasnya. Dalam ruang belajar, Selena yang ditinggal sendiri bersama dengan Viscountess pun menjalani pelajaran pertamanya. Mata kebencian itu langsung dirasakan oleh Selena. "Biasanya para Lady akan memulai etiketnya sejak dini, tapi yahh.... anak sah pasti berbeda dengan anak haram bukan?" Nadanya penuh dengan sarkastik menghina Selena. Tapi Selena sudah tidak bisa merasakan sakit hati lagi. Baginya perkataan itu tidak bisa melubangi hatinya . Kata kata tajam itu tidak bisa menjadi pedang dan membelah tubuh Selena. Selama Ibunya baik baik saja, dia bisa menerima perlakuan buruk apapun. Viscountess semakin mar

  • Queen of Revenge    Bab 8

    Selena dibawa ke sebuah kamar yang cukup mewah. Sang Ratu telah memutuskan bahwa dia akan menjerat wilayah Utara dengan ikrar pernikahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, dia harus membuat dombanya siap. Memberikan pelatihan etiket bangsawan adalah hal yang utama. Gadis yang tidak pernah diberi pendidikan pastilah akan susah mengejar ketertinggalannya . Mengingat tahun ini dia akan berusia 16 tahun, hanya butuh waktu setahun sampai dia mencapai usia legal dan menikah. Di hari pertama Selena menangis seharian. Kemudian, dia didatangi seorang dayang. Dia tidak membenci Selena dan hanya memberikan sedikit nasehat agar dia bisa bertindak. "Nasib kita kadang tidak hanya ditentukan oleh para Dewi atau pun Dewa. Sebagai manusia kita juga bisa bertindak. Memang terdengar tidak adil bagimu, tapi kalau kamu menyayangi Ibumu, jangan menjadi orang yang akan dibenci oleh orang yang bisa menentukan takdir kalian berdua." Setelah mendengarkan nasihat tersebut, Selena merenung dan menghentikan t

  • Queen of Revenge    bab 7

    Hiruk pikuk pasar yang ramai adalah rutinitas harian. Disana semua aroma melebur menjadi satu. Dari bau ikan mentah, ikan matang, bau sayuran dan buah, bau aroma kie yang harum sampai bau keringat para pedagang. Rayana meras terpana melihat semua ini. Matanya berbinar binar, sungguh dia ingin sekali menangis melihat semua ini. Selama lebih dari 16 tahun, dia hidup bagai orang yang telah dilupakan oleh dunia. Jika ingin berdebat soal takdir, dia ingin menjadi orang pertama yang mundur. baginya kehidupannya telah diatur sedemikian rupa. Menjadi orang terasing satu sama lain. Hanya Selena penghiburan nya. Selena kini juga tidak terlalu kurus. Dia sepertinya mendapatkan banyak teman disini. Dia berteman dengan pedagang kue dan roti, juga ada beberapa pedagang sayur. Rupanya anaknya telah beradaptasi dengan sangat baik di lingkungan tersebut. Memang Rayana selalu banyak berjemur di paviliun tersebut, tapi entah mengapa rasanya udara matahari di pasar tersebut jauh lebih hangat, men

  • Queen of Revenge    Bab 6

    Rutinitas Selena adalah bangun pagi pagi sekali untuk ke pasar. Dia beberapa kali mengunjungi sang tabib . Untungnya tabib yang sudah berusia 63 tahun tersebut baik hati. Dia bahkan mengenalkan pedagang sayuran yang mau membeli sayur Selena, berkat itu dia bisa punya uang dan bahkan bisa membeli ikan. Selena sangat senang sekali . Untuk pertama kalinya dia mungkin akan makan ikan. Selain membeli ikan, dia juga bertanya kepada orang bagaimana cara mengolah ikan. Selena menjadi pandai berkomunikasi. Sesekali dia membantu tabib dan menjadi asistennya. Selena terampil dan cekatan. Dia juga punya bakat mengenali herba liar lewat aroma dan bentuknya . Namun Selena masih merahasiakan identitas nya. Dimana dia tinggal dan informasi pribadi lainnya . karena dia periang banyak orang orang di pasar yang menyukainya. Tabib tersebut juga punya 2 orang murid yang masih muda, mereka setahun dan dua tahun lebih tua dari Selena. Awalnya mereka risih melihat Selena, anak yang tidak tau asal usulnya s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status