PESAN SESEORANG
Sudah hampir 1 tahun lebih kami menikah, sikap mas Ardi yang semula cuek sekarang sudah kembali seperti dulu lagi. Dia sangat perhatian, tidak pernah pulang larut malam lagi dan dia menjadi lebih romantis. Dia selalu bersikap mesra terkadang membuat aku malu sendiri kalau kita sedang jalan di tempat umum."Mas minggu ini jadi kan liburannya?", tanyaku pada nya untuk memastikan agar tak gagal lagi. Ya, beberapa minggu yang lalu disaat kita sudah merencanakan akan pergi berlibur ke Bali tiba tiba saja mas Ardi ada acara mendadak di kantornya dan dengan sangat terpaksa acara kami harus dibatalkan."Iya sayang, insya allah jadi. Tapi","Tapi apa mas?", tanyaku."Tapi mas mau ke dokter dulu ya", Jawabnya."Ke dokter? memangnya kamu sakit mas? kamu sakit apa? kenapa gak bilang kalau kamu sakit?", tanyaku cemas sambil memegang dahi dan lehernya."Engga sayang, mas baik baik aja. Cuman sudah beberapa hari ini mas tidak nyaman saat buang air kecil terasa sakit. Tadi pagi mas lihat ada sedikit nanah yang keluar dan rasanya perih, sakit sekali", Ungkapnya dengan memasang wajah memelas."Ya Allah mas... kenapa baru bilang sekarang, harus cepat cepat ke dokter loh mas. Takutnya kamu terkena infeksi saluran kemih mas", Ungkapku dengan cemas."Iya besok pagi mas pergi kedokter, diantar sama kamu ya","Iya iya sayang, sudah yu sekarang kita tidur. Aku sudah ngantuk nih mas", Ungkapku sambil membaringkan tubuh menghadap ke arah mas Ardi. Mas Ardi pun mencium keningku lalu kami terlelap tidur.~~~~ Rumah sakit nampak sedikit ramai, kami harus mengantri karena pasien yang berobat cukup banyak."Ardi Wijaya", panggil seorang suster mekenakan pakaian serba putihnya."Ya sus", jawab mas Ardi beranjak meninggalkanku. Aku pun menunggu sendirian di luar ruangan karena itu pinta dari mas Ardi, aku sih tidak berfikiran macam macam. Mungkin ia merasa malu dan kurang leluasa berkonsultasi dengan dokter jika aku ikut berada di dalam sana. Setelah beberapa waktu mas Ardi keluar dengan wajah cemas, dia meminta aku untuk masuk ke dalam ruangan dokter."Bu Nanda ya?", tanya dokter padaku."Iya dok, Bagaimana dengan kondisi kesehatan suami saya?","Maaf bu, ibu harus saya suntik dibagian tertentu karena ini merupakan proses pengobatan penyakit suami ibu", ungkap dokter membuat aku keheranan."Memangnya suami saya sakit apa dok?", tanyaku penasaran."Saya sudah menjelaskan secara rinci kepada pak Ardi tentang penyakit yang dideritanya, ibu bisa bertanya langsung nanti kepada suami ibu ya", jawab dokter."Iya dok", jawabku ku mengikuti saran dokter demi pengobatan mas Ardi, Meskipun dalam hati bertanya tanya."Mas, kenapa aku harus disuntik mas? memangnya kamu sakit apa mas?", tanyaku penasaran setibanya kami dirumah."Penyakitnya belum jelas sayang, kemungkinan infeksi tapi takut menular ke kamu kan beberapa hari yang lalu kita sudah berhubungan",jawab nya terlihat sedikit gugup."Maksud kamu? kamu terkena penyakit kelamin mas? apa jangan jangan selama ini kamu...", Tanyaku membelalakan mata, dengan nada bicara yang cukup tinggi."Enggak sayang, bukan begitu. mungkin ini infeksi saluran kemih atau mungkin memang mas terkena penyakit ini karena tertular dari teman mas, waktu ada acara menginap di luar kantor kan mas lupa saat mandi gak bawa handuk jadi dengan terpaksa mas meminjam handuk punya teman mas disana. Kata dokter bisa saja tertular dari handuk itu", ungkapnya mencoba meyakinkanku."Kamu percaya dengan mas kan? kamu percaya kan sama mas?", tanya mas Ardi masih berusaha untuk meyakinkanku."Iya", jawabku ragu. Aku memang tahu karakter suamiku, rasanya tidak mungkin dia melakukan hal itu tapi entah mengapa aku ragu. aku benar benar merasa ragu. Dia bukan tipe pria yang genit kepada para wanita, justru dia termasuk tipe pria yang cuek dan selama kami berhubungan 4 tahun lamanya belum pernah sekali pun ia menghianati aku."Apa mungkin mas Ardi tega melakukan itu dibelakangku", gumamku. Pada akhirnya aku berusaha untuk mempercayai nya meskipun entah mengapa ada keraguan di dalam hati ini. Walaupun dia berbohong aku yakin seiring berjalannya waktu semua akan terungkap dengan sendirinya. Setelah menunggu beberapa minggu sampai mas Ardi benar benar sembuh kami pun segera bergegas pergi berlibur. Ya, ini adalah momen yang selama ini aku tunggu tunggu.~~~~BALI Pagi ini sangat indah, aku dan mas Ardi sedang berada di rumah ibuku untuk berpamitan. Ya kali ini rencana kami untuk pergi berlibur ke Bali dapat terlaksana juga. Kami pun bergegas berangkat agar tidak ketinggalan pesawat. Perjalanan pesawat dari Bandung menuju Bali menempuh jarak kurang lebih 1 jam 40 menit. Akhirnya kami pun sampai di kota Denpasar, Bali. Kami segera mencari penginapan agar kami bisa beristirahat. Bali, ya Bali memang Provinsi yang sangat indah, Bali terkenal dengan keunikan berbagai hasil seni Budayanya. Khususnya bagi para wisatawan Mancanegara, Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. Tujuan kami datang kemari tentu saja ingin berlibur ke Pantai Kuta yang terletak di kecamatan Kuta sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Pantai kuta merupakan salah satu tujuan utama para turis Mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak tahun 1970 an. Pemandangannya sangat indah dengan pasir putihnya yang halus dan terhampar luas. Pemandangan Sunset di pantai Kuta sangat indah dan eksotis, gelombang air yang tidak terlalu begitu liar, langit yang berwarna kemerahan berpadu dengan hamparan pasir putih benar benar membuat takjub semua mata yang memandang. Apalagi suasana di malam hari, pemandangan pantai di malam hari memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Pemandangan yang indah, dengan pantulan cahaya dari langit dan pesisir pantai menyulap malam menjadi sangat eksotis. Langit yang gelap dengan gemerlap lampu disepanjang jalan memancarkan suasana yang begitu romantis. Angin berhembus dengan sejuk dan semilir, cahaya rembulan yang terang ditemani bintang bintang yang berkelipan membuat suasana malam menjadi semakin syahdu. Aku dan mas Ardi duduk di pinggiran pantai sambil menatap keindahan alam yang mempesona ini, kita mengenang masa masa indah dulu saat pertama kali kita bertemu. Ya, momen ini sungguh sangat indah. Kami pun berlibur cukup lama disini, mas Ardi sengaja mengambil cuti beberapa hari dikantornya agar kami bisa leluasa menikmati Indahnya Kota Denpasar, Bali ini. Meskipun setibanya di Bandung nanti mas Ardi akan sangat sibuk mengerjakan pekerjaan kantornya, dan pasti mas Ardi akan pulang larut malam lagi yang terpenting kami menikmati liburan kali ini. Aku berusaha untuk memejamkan mata, namun entah mengapa mata ini begitu sulit untuk dipejamkan. Kulihat ke arah jam dinding, sudah pukul 01.00 dini hari. Aku beranjak untuk mengambil segelas air minum. Kulihat Mas Ardi tertidur sangat pulas membelakangiku, kulihat tangannya menggenggam ponsel. Ku raih benda pipih itu untuk kusimpan di atas nakas samping tempat tidur kami, namun tak sengaja terlihat ada 3 panggilan masuk yang tidak terjawab. Lalu ada sebuah pesan yang masuk dari seseorang tanpa nama membuat aku menjadi penasaran.[Mas, sudah tidur ya sayang? semoga mimpi indah ya. Jangan lama lama liburannya ya][Love you, A.A] Aku membelakakan mata, merasa tak percaya dengan apa yang aku lihat saay ini. Siapakah dia? apa mas Ardi menghianatiku? A.A? siapa dia? aku mencoba untuk membuka ponsel mas Ardi yang sudah terkunci, seraya melirik ke arahnya takut ia tiba tiba terbangun dari tidurnya. Dengan tangan yang gemetar, aku mencoba untuk membukanya namun diluar dugaanku. Ponsel mas Ardi memakai kata sandi. Selama ini dia tidak pernah mengunci ponselnya, mengapa kali ini dia mengunci ponselnya? apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan?. Aku mencoba menekan tanggal pernikahan kita, siapa tahu itu menjadi kata sandi miliknya. Namun gagal, ku coba lagi memasukkan tanggal kelahirannya namun gagal. Ku ulangi lagi memasukan tanggal kelahiran ku namun gagal juga. Aku sempat frustasi, namun entah mengapa tiba tiba aku teringat dengan Anggi. Ya, Anggi.. Nama lengkapnya Adalah Anggi Adelia. Mungkinkah mas Ardi memakai tanggal kelahirannya? tidak mungkin rasanya, ada hubungan apa ia dengan Anggi? jelas tidak ada hubungan apa apa hanya sebagai teman. Ya, teman dekat. Namun tidak ada salahnya aku mencoba, saat aku menekan tombol ponselnya dengan angka kelahiran Anggi tiba tiba saja,*****GARIS DUA BIRU"PRANG!!!", Sebuah gelas terjatuh dari nakas samping tempat tidur mas Ardi. Aku terperanjat, ku lihat mas Ardi pun terbangun dari tidurnya."Astagfirulloh, suara apa itu?", ungkapnya terperanjat seraya bangkit untuk duduk. Segera Ku letakkan ponsel miliknya ke sembarang tempat."Eh mas, ini gelas terjatuh". Ungkapku bergegas membereskan pecahan gelas itu."Ya ampun, kok bisa? biar mas saja sayang yang bereskan","Tidak perlu mas, biar aku saja yang bereskan". Aku bangkit untuk mengambil kantong plastik, ku lihat ponsel mas Ardi sudah tak nampak lagi. Secepat itukah ia mengambil ponselnya? Aku akan mencari tahu sendiri tentang nomor barusan yang menghubungi dan mengirimkan pesan mesra itu. Entah mengapa, perasaanku menjadi tidak karuan. Bagaimana bisa gelas itu tiba tiba terjatuh? apakah mas Ardi dengan sengaja menjatuhkannya?.~~~~ Genap 2 tahun sudah pernikahan kami, saat ini aku sedang sibuk menjalankan usaha Grosir almarhum ayahku. Ibuku saat ini sedang si
RAHASIA BESAR SUAMIKU"Bu Asih!", Teriakan bu Sari seketika menghentikan ucapannya."Sedang apa bu Asih?", tanyaku penasaran."Maaf ya nak Nanda, ceritanya nanti saja kalau nak Nanda sudah lahiran ya, saya pamit undur diri. Assalamualaikum", "Tapi bu", Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, bu Asih sudah melenggang pergi begitu saja meninggalkan rasa penasaran dalam benakku. "Waalaikumsalam bu. Gimana sih bu kok gak dilanjutkan. Maksud bu Asih mas Ardi dan Anggi sedang apa ya?", gumamku pelan. Aku membalikkan tubuh lalu menatap mas Ardi dan Anggi. Kali ini mereka terlihat begitu dekat dan akrab. "Apakah ucapan bu Asih benar adanya? atau bu Asih hanya mengada ngada saja?", gumamku. Memang akhir akhir ini aku sering dilanda rasa cemburu ketika melihat kedekatan antara mas Ardi dan Anggi. Namun aku selalu menepis semua prasangka buruk itu. Tidak mungkin mereka menghianati aku. "Nanda sayang, kemari!", teriak mas Ardi seraya melambaikan tangannya. Aku tersenyum menganggukan
DERING TENGAH MALAM Sudah pukul 22.00 malam, namun mas Ardi masih belum pulang. Saat kuhubungi ponselnya pun tidak aktif. Aku mondar mandir tidak tenang, hatiku kacau tak karuan memikirkan perkataan Febri tadi siang. Aku menatap lagi foto itu, jelas ini memang mas Ardi tapi siapa wanita yang sedang makan malam bersamanya itu?. Aku teringat dengan kejadian kejadian dulu saat mas Ardi sering pulang larut malam. Aku menemukan secarik nota pembayaran makan malam di sebuah restoran mewah, apakah ada hubungannya? telepon masuk dan isi pesan mesra itu, apakah ada kaitannya juga?."Apa mas Ardi menghianati dan berselingkuh dariku?", gumamku lirih. Aku menghempaskan tubuhku, rasanya sesak sekali. Aku harus mencari tahu kebenarannya. Aku harus mencari tahu rahasia apa yang mas Ardi sembunyikan dariku. "Tok tok tok", Aku berjalan lambat menahan rasa sakit di pinggang dan perutku. "Assalamualaikum", sapa mas Ardi."Waalaikumsalam mas", aku mencium takzim tangannya. Aku bersikap se
AWAL KEHANCURAN"Mas Ardi", gumamku tak percaya dengan apa yang barusan aku lihat. Aku mencoba untuk mengekori mobil itu, Jelas. itu adalah mobil milik mas Ardi. Dan siapa wanita yang berada di dalam mobil itu? Masih kuingat dengan jelas, mas Ardi mengatakan akan pulang larut malam karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya. Namun nyatanya ia berdusta!. Sekarang aku semakin yakin bahwa mas Ardi menghianatiku, dengan teganya ia mempermainkan pernikahan suci kami terlebih lagi saat ini aku sedang mengandung darah dagingnya. "Mas, keterlaluan kamu mas!", gumamku penuh amarah. Mobil mas Ardi menepi di sebuah restoran mewah terkenal di Kotaku. Aku hanya bisa menunggu di dalam mobil, aku ingin tahu siapa wanita itu. Mas Ardi keluar dari mobil membukakan pintu mobil wanita itu, dia menggandeng mesra wanita yang memakai gaun merah lalu mereka berjalan beriringan masuk ke dalam restoran. Aku mengikuti langkah mereka. Namun setibanya di dalam restoran, aku kehilangan jej
AIR MATA LUKA"Bukankah itu mas Yoga? sedang apa dia disini? lalu mengapa ia masuk bersama Anggi? ada hubungan apa ia dengan Anggi?", Tak berselang lama, mas yoga keluar lagi dari ruangan tersebut membawa beberapa barang. Aku berjalan untuk menghampirinya."Mas, sedang apa disini?", Tanyaku menepuk pundaknya."Eh Nanda, aku sedang ambil obat dan berkas berkas", jawabnya kerepotan."Loh, kamu kerja jadi kurir sekarang?","Iya, aku sudah pindah kerja. Ardi mana?", tanyanya mencari keberadaan mas Ardi. "Mas Ardi sedang sibuk, jadi aku pergi sendiri","Oh gitu, aku pamit ya sudah ditungguin ini. Assalamualaikum","Iya mas hati hati dijalannya, Waalaikumsalam", Dia berlalu, mas Yoga adalah saudaraku. Aku fikir dia sedang menemani Anggi, ternyata dugaanku salah dia masuk ruangan itu karena sedang bekerja bertugas mengambil beberapa obat dan berkas berkas. Lantas Anggi? untuk apa dia masuk ke unit palayanan KB? dia kan sudah tidak memiliki suami. Aku memutuskan untuk menunggunya terlebi
SERPIHAN LUKA Di depan pintu kamar itu, mereka berpelukan mesra saling bertukar saliva satu sama lain. Nafasku memburu, lututku terasa lemas hingga tak mampu lagi menopang tubuh ini. Kakiku terasa lumpuh mati rasa. Saat mas Ardi menyingkapkan rambut wanita itu, terlihat jelas oleh kedua mataku. Wanita selingkuhan mas Ardi ternyata adalah sahabatku sendiri. "Anggi!", gumamku lirih tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Kedua tanganku menahan rasa sesak yang hinggap di rongga dada. Duniaku terasa hancur sehancurnya! Air mata berderai mengalir membanjiri wajahku. Aku menutup mata tak sanggup lagi melihat penghianatan yang hina ini!, aku mundur perlahan meninggalkan mereka yang saat ini sedang bercumbu mesra. Tangisku pecah. Dadaku terasa sangat sakit! tangan dan kakiku gemetar hebat, aku jatuh tersungkur hingga tak mampu lagi untuk bangkit."Anggi, bagaimana bisa kamu menghianati aku? bagaimana bisa kamu berselingkuh dengan suami sahabatmu sendiri? kamu sudah aku angga
TAKDIR YANG TERLAHIR"Aaapa? Hanya satu yang bisa diselamatkan? Suster, tolong sampaikan pada dokter selamatkan ibu dan anaknya", bu Ambar cemas berderai air mata. "Suster tolong upayakan untuk menyelamatkan keduanya", timbal Abi."Iya suster, menantu dan cucu saya harus selamat", timbal ummi. Semua tampak sangat cemas dengan kondisi Nanda dan anaknya terlebih lagi Arya. Ya, Arya terlihat sangat menghawatirkan Nanda. Namun lain halnya dengan Ardi yang saat ini sedang asyik memadu kasih dengan Anggi. Dia benar benar lupa bahwa istrinya sedang hamil besar sangat membutuhkannya, sewaktu waktu Nanda bisa mengalami kontraksi dan melahirkan. Anggi berhasil mengambil simpati Ardi, ia berhasil merebut Ardi dari Nanda. Namun tanpa Nanda sadari, Anggi memang sudah menginginkan Ardi sedari dulu saat mereka masih duduk di bangku kuliah. Anggi mencintai Ardi, dia menginginkan Ardi untuk menjadi miliknya. Namun sayang beribu sayang, cintanya harus bertepuk sebelah tangan karena Ardi memil
DUSTA PERNIKAHAN Mas Ardi membelalakan mata saat melihat aku membuang bunga mawar pemberian darinya. Aku diam seribu bahasa tak menanggapi ucapannya, kali ini aku benar benar benci mendengar suara yang biasa aku rindukan itu, bahkan untuk melihat wajahnya saja aku tak sudi. Wajah yang penuh dengan dusta dan kemunafikan."Kamu marah ya? mas paham kok perasaan kamu seperti apa. Mas benar benar minta maaf ya, mas sangat menyesal", ungkapnya penuh penyesalan seraya mencium keningku lalu menggenggam kedua tanganku. Tak butuh waktu lama, aku langsung menepis tangannya."Sayang, maafkan mas ya. Marahnya jangan lama lama ya, kalau begitu mas pamit mau lihat putri kecil kita dulu". Diam. Ya, hanya itu jurus ampuhku saat ini. Diam seribu bahasa, aku memalingkan wajah enggan untuk menatapnya. Ketika aku melihat wajahnya hanya rasa sesak dan sakit yang terasa di dalam rongga dadaku. Dia beranjak pergi di ikuti oleh Arya. Saat ini aku benar benar tidak dapat mengontrol emosiku, aku ben