Share

BAB 5

PESAN SESEORANG

Sudah hampir 1 tahun lebih kami menikah, sikap mas Ardi yang semula cuek sekarang sudah kembali seperti dulu lagi. Dia sangat perhatian, tidak pernah pulang larut malam lagi dan dia menjadi lebih romantis. Dia selalu bersikap mesra terkadang membuat aku malu sendiri kalau kita sedang jalan di tempat umum.

"Mas minggu ini jadi kan liburannya?", tanyaku pada nya untuk memastikan agar tak gagal lagi. Ya, beberapa minggu yang lalu disaat kita sudah merencanakan akan pergi berlibur ke Bali tiba tiba saja mas Ardi ada acara mendadak di kantornya dan dengan sangat terpaksa acara kami harus dibatalkan.

"Iya sayang, insya allah jadi. Tapi",

"Tapi apa mas?", tanyaku.

"Tapi mas mau ke dokter dulu ya", Jawabnya.

"Ke dokter? memangnya kamu sakit mas? kamu sakit apa? kenapa gak bilang kalau kamu sakit?", tanyaku cemas sambil memegang dahi dan lehernya.

"Engga sayang, mas baik baik aja. Cuman sudah beberapa hari ini mas tidak nyaman saat buang air kecil terasa sakit. Tadi pagi mas lihat ada sedikit nanah yang keluar dan rasanya perih, sakit sekali", Ungkapnya dengan memasang wajah memelas.

"Ya Allah mas... kenapa baru bilang sekarang, harus cepat cepat ke dokter loh mas. Takutnya kamu terkena infeksi saluran kemih mas", Ungkapku dengan cemas.

"Iya besok pagi mas pergi kedokter, diantar sama kamu ya",

"Iya iya sayang, sudah yu sekarang kita tidur. Aku sudah ngantuk nih mas",

Ungkapku sambil membaringkan tubuh menghadap ke arah mas Ardi. Mas Ardi pun mencium keningku lalu kami terlelap tidur.

~~~~

Rumah sakit nampak sedikit ramai, kami harus mengantri karena pasien yang berobat cukup banyak.

"Ardi Wijaya", panggil seorang suster mekenakan pakaian serba putihnya.

"Ya sus", jawab mas Ardi beranjak meninggalkanku.

Aku pun menunggu sendirian di luar ruangan karena itu pinta dari mas Ardi, aku sih tidak berfikiran macam macam. Mungkin ia merasa malu dan kurang leluasa berkonsultasi dengan dokter jika aku ikut berada di dalam sana.

Setelah beberapa waktu mas Ardi keluar dengan wajah cemas, dia meminta aku untuk masuk ke dalam ruangan dokter.

"Bu Nanda ya?", tanya dokter padaku.

"Iya dok, Bagaimana dengan kondisi kesehatan suami saya?",

"Maaf bu, ibu harus saya suntik dibagian tertentu karena ini merupakan proses pengobatan penyakit suami ibu", ungkap dokter membuat aku keheranan.

"Memangnya suami saya sakit apa dok?", tanyaku penasaran.

"Saya sudah menjelaskan secara rinci kepada pak Ardi tentang penyakit yang dideritanya, ibu bisa bertanya langsung nanti kepada suami ibu ya", jawab dokter.

"Iya dok", jawabku ku mengikuti saran dokter demi pengobatan mas Ardi, Meskipun dalam hati bertanya tanya.

"Mas, kenapa aku harus disuntik mas? memangnya kamu sakit apa mas?", tanyaku penasaran setibanya kami dirumah.

"Penyakitnya belum jelas sayang, kemungkinan infeksi tapi takut menular ke kamu kan beberapa hari yang lalu kita sudah berhubungan",jawab nya terlihat sedikit gugup.

"Maksud kamu? kamu terkena penyakit kelamin mas? apa jangan jangan selama ini kamu...", Tanyaku membelalakan mata, dengan nada bicara yang cukup tinggi.

"Enggak sayang, bukan begitu. mungkin ini infeksi saluran kemih atau mungkin memang mas terkena penyakit ini karena tertular dari teman mas, waktu ada acara menginap di luar kantor kan mas lupa saat mandi gak bawa handuk jadi dengan terpaksa mas meminjam handuk punya teman mas disana. Kata dokter bisa saja tertular dari handuk itu", ungkapnya mencoba meyakinkanku.

"Kamu percaya dengan mas kan? kamu percaya kan sama mas?", tanya mas Ardi masih berusaha untuk meyakinkanku.

"Iya", jawabku ragu.

Aku memang tahu karakter suamiku, rasanya tidak mungkin dia melakukan hal itu tapi entah mengapa aku ragu. aku benar benar merasa ragu. Dia bukan tipe pria yang genit kepada para wanita, justru dia termasuk tipe pria yang cuek dan selama kami berhubungan 4 tahun lamanya belum pernah sekali pun ia menghianati aku.

"Apa mungkin mas Ardi tega melakukan itu dibelakangku", gumamku.

Pada akhirnya aku berusaha untuk mempercayai nya meskipun entah mengapa ada keraguan di dalam hati ini. Walaupun dia berbohong aku yakin seiring berjalannya waktu semua akan terungkap dengan sendirinya.

Setelah menunggu beberapa minggu sampai mas Ardi benar benar sembuh kami pun segera bergegas pergi berlibur. Ya, ini adalah momen yang selama ini aku tunggu tunggu.

~~~~

BALI

Pagi ini sangat indah, aku dan mas Ardi sedang berada di rumah ibuku untuk berpamitan. Ya kali ini rencana kami untuk pergi berlibur ke Bali dapat terlaksana juga. Kami pun bergegas berangkat agar tidak ketinggalan pesawat. Perjalanan pesawat dari Bandung menuju Bali menempuh jarak kurang lebih 1 jam 40 menit.

Akhirnya kami pun sampai di kota Denpasar, Bali. Kami segera mencari penginapan agar kami bisa beristirahat.

Bali, ya Bali memang Provinsi yang sangat indah, Bali terkenal dengan keunikan berbagai hasil seni Budayanya. Khususnya bagi para wisatawan Mancanegara, Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Tujuan kami datang kemari tentu saja ingin berlibur ke Pantai Kuta yang terletak di kecamatan Kuta sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia.

Pantai kuta merupakan salah satu tujuan utama para turis Mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak tahun 1970 an. Pemandangannya sangat indah dengan pasir putihnya yang halus dan terhampar luas.

Pemandangan Sunset di pantai Kuta sangat indah dan eksotis, gelombang air yang tidak terlalu begitu liar, langit yang berwarna kemerahan berpadu dengan hamparan pasir putih benar benar membuat takjub semua mata yang memandang. Apalagi suasana di malam hari, pemandangan pantai di malam hari memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki pengalaman yang tak terlupakan.

Pemandangan yang indah, dengan pantulan cahaya dari langit dan pesisir pantai menyulap malam menjadi sangat eksotis. Langit yang gelap dengan gemerlap lampu disepanjang jalan memancarkan suasana yang begitu romantis.

Angin berhembus dengan sejuk dan semilir, cahaya rembulan yang terang ditemani bintang bintang yang berkelipan membuat suasana malam menjadi semakin syahdu.

Aku dan mas Ardi duduk di pinggiran pantai sambil menatap keindahan alam yang mempesona ini, kita mengenang masa masa indah dulu saat pertama kali kita bertemu. Ya, momen ini sungguh sangat indah.

Kami pun berlibur cukup lama disini, mas Ardi sengaja mengambil cuti beberapa hari dikantornya agar kami bisa leluasa menikmati Indahnya Kota Denpasar, Bali ini. Meskipun setibanya di Bandung nanti mas Ardi akan sangat sibuk mengerjakan pekerjaan kantornya, dan pasti mas Ardi akan pulang larut malam lagi yang terpenting kami menikmati liburan kali ini.

Aku berusaha untuk memejamkan mata, namun entah mengapa mata ini begitu sulit untuk dipejamkan. Kulihat ke arah jam dinding, sudah pukul 01.00 dini hari. Aku beranjak untuk mengambil segelas air minum.

Kulihat Mas Ardi tertidur sangat pulas membelakangiku, kulihat tangannya menggenggam ponsel.

Ku raih benda pipih itu untuk kusimpan di atas nakas samping tempat tidur kami, namun tak sengaja terlihat ada 3 panggilan masuk yang tidak terjawab.

Lalu ada sebuah pesan yang masuk dari seseorang tanpa nama membuat aku menjadi penasaran.

[Mas, sudah tidur ya sayang? semoga mimpi indah ya. Jangan lama lama liburannya ya]

[Love you, A.A]

Aku membelakakan mata, merasa tak percaya dengan apa yang aku lihat saay ini. Siapakah dia? apa mas Ardi menghianatiku? A.A? siapa dia? aku mencoba untuk membuka ponsel mas Ardi yang sudah terkunci, seraya melirik ke arahnya takut ia tiba tiba terbangun dari tidurnya.

Dengan tangan yang gemetar, aku mencoba untuk membukanya namun diluar dugaanku. Ponsel mas Ardi memakai kata sandi. Selama ini dia tidak pernah mengunci ponselnya, mengapa kali ini dia mengunci ponselnya? apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan?.

Aku mencoba menekan tanggal pernikahan kita, siapa tahu itu menjadi kata sandi miliknya. Namun gagal, ku coba lagi memasukkan tanggal kelahirannya namun gagal. Ku ulangi lagi memasukan tanggal kelahiran ku namun gagal juga.

Aku sempat frustasi, namun entah mengapa tiba tiba aku teringat dengan Anggi. Ya, Anggi.. Nama lengkapnya Adalah Anggi Adelia. Mungkinkah mas Ardi memakai tanggal kelahirannya? tidak mungkin rasanya, ada hubungan apa ia dengan Anggi? jelas tidak ada hubungan apa apa hanya sebagai teman. Ya, teman dekat.

Namun tidak ada salahnya aku mencoba, saat aku menekan tombol ponselnya dengan angka kelahiran Anggi tiba tiba saja,

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status