Share

BAB 5

last update Last Updated: 2023-11-07 16:20:27

PESAN SESEORANG

Sudah hampir 1 tahun lebih kami menikah, sikap mas Ardi yang semula cuek sekarang sudah kembali seperti dulu lagi. Dia sangat perhatian, tidak pernah pulang larut malam lagi dan dia menjadi lebih romantis. Dia selalu bersikap mesra terkadang membuat aku malu sendiri kalau kita sedang jalan di tempat umum.

"Mas minggu ini jadi kan liburannya?", tanyaku pada nya untuk memastikan agar tak gagal lagi. Ya, beberapa minggu yang lalu disaat kita sudah merencanakan akan pergi berlibur ke Bali tiba tiba saja mas Ardi ada acara mendadak di kantornya dan dengan sangat terpaksa acara kami harus dibatalkan.

"Iya sayang, insya allah jadi. Tapi",

"Tapi apa mas?", tanyaku.

"Tapi mas mau ke dokter dulu ya", Jawabnya.

"Ke dokter? memangnya kamu sakit mas? kamu sakit apa? kenapa gak bilang kalau kamu sakit?", tanyaku cemas sambil memegang dahi dan lehernya.

"Engga sayang, mas baik baik aja. Cuman sudah beberapa hari ini mas tidak nyaman saat buang air kecil terasa sakit. Tadi pagi mas lihat ada sedikit nanah yang keluar dan rasanya perih, sakit sekali", Ungkapnya dengan memasang wajah memelas.

"Ya Allah mas... kenapa baru bilang sekarang, harus cepat cepat ke dokter loh mas. Takutnya kamu terkena infeksi saluran kemih mas", Ungkapku dengan cemas.

"Iya besok pagi mas pergi kedokter, diantar sama kamu ya",

"Iya iya sayang, sudah yu sekarang kita tidur. Aku sudah ngantuk nih mas",

Ungkapku sambil membaringkan tubuh menghadap ke arah mas Ardi. Mas Ardi pun mencium keningku lalu kami terlelap tidur.

~~~~

Rumah sakit nampak sedikit ramai, kami harus mengantri karena pasien yang berobat cukup banyak.

"Ardi Wijaya", panggil seorang suster mekenakan pakaian serba putihnya.

"Ya sus", jawab mas Ardi beranjak meninggalkanku.

Aku pun menunggu sendirian di luar ruangan karena itu pinta dari mas Ardi, aku sih tidak berfikiran macam macam. Mungkin ia merasa malu dan kurang leluasa berkonsultasi dengan dokter jika aku ikut berada di dalam sana.

Setelah beberapa waktu mas Ardi keluar dengan wajah cemas, dia meminta aku untuk masuk ke dalam ruangan dokter.

"Bu Nanda ya?", tanya dokter padaku.

"Iya dok, Bagaimana dengan kondisi kesehatan suami saya?",

"Maaf bu, ibu harus saya suntik dibagian tertentu karena ini merupakan proses pengobatan penyakit suami ibu", ungkap dokter membuat aku keheranan.

"Memangnya suami saya sakit apa dok?", tanyaku penasaran.

"Saya sudah menjelaskan secara rinci kepada pak Ardi tentang penyakit yang dideritanya, ibu bisa bertanya langsung nanti kepada suami ibu ya", jawab dokter.

"Iya dok", jawabku ku mengikuti saran dokter demi pengobatan mas Ardi, Meskipun dalam hati bertanya tanya.

"Mas, kenapa aku harus disuntik mas? memangnya kamu sakit apa mas?", tanyaku penasaran setibanya kami dirumah.

"Penyakitnya belum jelas sayang, kemungkinan infeksi tapi takut menular ke kamu kan beberapa hari yang lalu kita sudah berhubungan",jawab nya terlihat sedikit gugup.

"Maksud kamu? kamu terkena penyakit kelamin mas? apa jangan jangan selama ini kamu...", Tanyaku membelalakan mata, dengan nada bicara yang cukup tinggi.

"Enggak sayang, bukan begitu. mungkin ini infeksi saluran kemih atau mungkin memang mas terkena penyakit ini karena tertular dari teman mas, waktu ada acara menginap di luar kantor kan mas lupa saat mandi gak bawa handuk jadi dengan terpaksa mas meminjam handuk punya teman mas disana. Kata dokter bisa saja tertular dari handuk itu", ungkapnya mencoba meyakinkanku.

"Kamu percaya dengan mas kan? kamu percaya kan sama mas?", tanya mas Ardi masih berusaha untuk meyakinkanku.

"Iya", jawabku ragu.

Aku memang tahu karakter suamiku, rasanya tidak mungkin dia melakukan hal itu tapi entah mengapa aku ragu. aku benar benar merasa ragu. Dia bukan tipe pria yang genit kepada para wanita, justru dia termasuk tipe pria yang cuek dan selama kami berhubungan 4 tahun lamanya belum pernah sekali pun ia menghianati aku.

"Apa mungkin mas Ardi tega melakukan itu dibelakangku", gumamku.

Pada akhirnya aku berusaha untuk mempercayai nya meskipun entah mengapa ada keraguan di dalam hati ini. Walaupun dia berbohong aku yakin seiring berjalannya waktu semua akan terungkap dengan sendirinya.

Setelah menunggu beberapa minggu sampai mas Ardi benar benar sembuh kami pun segera bergegas pergi berlibur. Ya, ini adalah momen yang selama ini aku tunggu tunggu.

~~~~

BALI

Pagi ini sangat indah, aku dan mas Ardi sedang berada di rumah ibuku untuk berpamitan. Ya kali ini rencana kami untuk pergi berlibur ke Bali dapat terlaksana juga. Kami pun bergegas berangkat agar tidak ketinggalan pesawat. Perjalanan pesawat dari Bandung menuju Bali menempuh jarak kurang lebih 1 jam 40 menit.

Akhirnya kami pun sampai di kota Denpasar, Bali. Kami segera mencari penginapan agar kami bisa beristirahat.

Bali, ya Bali memang Provinsi yang sangat indah, Bali terkenal dengan keunikan berbagai hasil seni Budayanya. Khususnya bagi para wisatawan Mancanegara, Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Tujuan kami datang kemari tentu saja ingin berlibur ke Pantai Kuta yang terletak di kecamatan Kuta sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia.

Pantai kuta merupakan salah satu tujuan utama para turis Mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak tahun 1970 an. Pemandangannya sangat indah dengan pasir putihnya yang halus dan terhampar luas.

Pemandangan Sunset di pantai Kuta sangat indah dan eksotis, gelombang air yang tidak terlalu begitu liar, langit yang berwarna kemerahan berpadu dengan hamparan pasir putih benar benar membuat takjub semua mata yang memandang. Apalagi suasana di malam hari, pemandangan pantai di malam hari memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki pengalaman yang tak terlupakan.

Pemandangan yang indah, dengan pantulan cahaya dari langit dan pesisir pantai menyulap malam menjadi sangat eksotis. Langit yang gelap dengan gemerlap lampu disepanjang jalan memancarkan suasana yang begitu romantis.

Angin berhembus dengan sejuk dan semilir, cahaya rembulan yang terang ditemani bintang bintang yang berkelipan membuat suasana malam menjadi semakin syahdu.

Aku dan mas Ardi duduk di pinggiran pantai sambil menatap keindahan alam yang mempesona ini, kita mengenang masa masa indah dulu saat pertama kali kita bertemu. Ya, momen ini sungguh sangat indah.

Kami pun berlibur cukup lama disini, mas Ardi sengaja mengambil cuti beberapa hari dikantornya agar kami bisa leluasa menikmati Indahnya Kota Denpasar, Bali ini. Meskipun setibanya di Bandung nanti mas Ardi akan sangat sibuk mengerjakan pekerjaan kantornya, dan pasti mas Ardi akan pulang larut malam lagi yang terpenting kami menikmati liburan kali ini.

Aku berusaha untuk memejamkan mata, namun entah mengapa mata ini begitu sulit untuk dipejamkan. Kulihat ke arah jam dinding, sudah pukul 01.00 dini hari. Aku beranjak untuk mengambil segelas air minum.

Kulihat Mas Ardi tertidur sangat pulas membelakangiku, kulihat tangannya menggenggam ponsel.

Ku raih benda pipih itu untuk kusimpan di atas nakas samping tempat tidur kami, namun tak sengaja terlihat ada 3 panggilan masuk yang tidak terjawab.

Lalu ada sebuah pesan yang masuk dari seseorang tanpa nama membuat aku menjadi penasaran.

[Mas, sudah tidur ya sayang? semoga mimpi indah ya. Jangan lama lama liburannya ya]

[Love you, A.A]

Aku membelakakan mata, merasa tak percaya dengan apa yang aku lihat saay ini. Siapakah dia? apa mas Ardi menghianatiku? A.A? siapa dia? aku mencoba untuk membuka ponsel mas Ardi yang sudah terkunci, seraya melirik ke arahnya takut ia tiba tiba terbangun dari tidurnya.

Dengan tangan yang gemetar, aku mencoba untuk membukanya namun diluar dugaanku. Ponsel mas Ardi memakai kata sandi. Selama ini dia tidak pernah mengunci ponselnya, mengapa kali ini dia mengunci ponselnya? apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan?.

Aku mencoba menekan tanggal pernikahan kita, siapa tahu itu menjadi kata sandi miliknya. Namun gagal, ku coba lagi memasukkan tanggal kelahirannya namun gagal. Ku ulangi lagi memasukan tanggal kelahiran ku namun gagal juga.

Aku sempat frustasi, namun entah mengapa tiba tiba aku teringat dengan Anggi. Ya, Anggi.. Nama lengkapnya Adalah Anggi Adelia. Mungkinkah mas Ardi memakai tanggal kelahirannya? tidak mungkin rasanya, ada hubungan apa ia dengan Anggi? jelas tidak ada hubungan apa apa hanya sebagai teman. Ya, teman dekat.

Namun tidak ada salahnya aku mencoba, saat aku menekan tombol ponselnya dengan angka kelahiran Anggi tiba tiba saja,

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU   BAB 36

    SESAK"Nanda, aku mohon maafkan aku". Mas Ardi memelukku, tak butuh waktu lama untuk aku melepaskan pelukannya dan mendorongnya hingga ia terjatuh tersungkur di lantai."Nanda, tolong beri aku kesempatan untuk yang ke dua kalinya. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku mohon Nanda, aku tidak bisa kehilangan kamu dan anak kita". Ungkapnya memelas berlutut dihadapanku, entah mengapa bukannya kasihan namun justru rasa sakit itu datang kembali. Saat aku melihat wajahnya hanya ada rasa sesak dan sakit teramat yang aku rasakan. Benci? tentu saja, bahkan untuk mendengarkan suaranya pun aku sudah enggan. Aku memang sangat mencintainya namun rasa sakit hati dan luka yang ia torehkan lebih besar dari pada rasa cinta ku padanya. "Apa yang kamu lakukan bersama wanita simpananmu itu saat aku terbaring koma tak berdaya dirumah sakit mas?", tanyaku dingin memalingkan wajah enggan untuk menatapnya. Dia nampak terkejut dengan pertanyaanku. Dia bangkit lalu mencoba mendekatiku."Nanda, mengapa kamu be

  • RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU   BAB 35

    HILANGNYA HARAPAN"ANGGI!!!". Teriakan itu jelas membuat Anggi terperanjat, selama ia menjalani hubungan dengan sang kekasih, dia tidak pernah dibentak atau diperlakukan buruk olehnya."Kenapa mas? apa ada yang salah!", Anggi mulai meninggikan suaranya."Apa yang ada di pikiran kamu? mengapa kamu membiarkan Nanda melihat semuanya!","Aku memang sengaja melakukan itu agar dia mengetahui hubungan kita. Aku sudah lelah harus terus berpura pura dalam hubungan ini!", Anggi memalingkan wajahnya dengan berlinang air mata."Tapi tidak harus dengan cara itu Anggi!","Lantas harus dengan cara apa lagi mas? aku telah memberikan segalanya untuk kamu mas, aku juga menginginkan kamu mas! aku ingin kamu menjadi milik aku seutuhnya!","Tidak bisa, aku tidak bisa kehilangan Nanda dan Nindya", gumam nya membelakangi tubuh Anggi."Kenapa? lantas bagaimana dengan aku mas? apa kamu hanya ingin mempermainkan aku saja? kamu anggap aku ini apa mas?","Anggi, aku juga mencintai kamu tapi aku tidak bisa keh

  • RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU   BAB 34

    DIANTARA DUA CINTA "BUUGGGGGGGG!!!". Wajah Arya terkena pukulan yang cukup keras, aku hanya berdiri mematung terkejut dengan pemandangan yang ada di depan mata ku saat ini, aku menggelengkan kepala untuk menyadarkan diri. Aku melihat Arya jatuh tersungkur kebawah untuk yang ke dua kalinya."Mas Ardi", Teriakku saat menengadahkan wajah untuk melihat siapa pria yang dengan lancang memukuli Arya, ternyata dia adalah suamiku sendiri.. adik kandung Arya. Saat Arya mengetahui adiknya yang telah menyeret dan memukulinya, dia pun bangkit membalas pukulan sang adik."BBBUGGG!, Brengs*k kamu Ardi! Berani beraninya kamu menyeret dan memukuli aku! Harusnya aku yang menghajar kamu hingga babak belur karena perbuatan hina kamu!". Arya menyeret mas Ardi dengan sekuat tenaga lalu memukuli wajah nya hingga cairan merah itu mengalir di bagian mulut dan hidungnya."BBUGGGGG! BBUGGGG!". Saat Arya akan memukul bagian perutnya, mas Ardi menangkis dan mendorong Arya hingga terpental ke jalanan.

  • RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU   BAB 33

    DUKA YANG BERKARAT Lamunanku buyar ketika seseorang memanggil namaku. Ya, bisa ditebak siapa dia? Ya, tentu saja siapa lagi kalau bukan mas Ardi. Dia berdiri di belakang sana menyaksikan kekacauan yang kami buat barusan. Dia berdiri memeluk putriku yang sudah terbangun dari tidurnya. Aku segera beranjak mengambil alih Nindya dari pelukan nya. Ada perasaan tidak rela, anak ku harus di peluk oleh sosok laki laki yang bej*t seperti dia!."Nanda.. Nanda.. tunggu aku..". Aku bergegas masuk kedalam kamar, aku kunci pintunya lalu membereskan baju baju beserta segala kebutuhannya Nindya termasuk semua dokumen, berkas berkas sertifikat rumah dan semua bukti perselingkuhan mas Ardi." Sayang, mau pergi kemana? Kamu mau bawa Nindya kemana? Nanda beri aku kesempatan untuk berbicara untuk menjelaskan semuanya", dia mengekori langkahku. Aku tak berbicara sepatah katapun, enggan sekali berbicara dengannya. Mendengar suaranya saja aku sudah muak!. Aku mengeluarkan benda pipih yang menjadi buk

  • RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU   BAB 32

    BUKTI PENGHIANATAN"Nanda! berhenti! diam disitu!". Ungkap wanita jal*ang itu ketakutan, karena sebelumnya ia tak pernah melihat aku semarah ini. Dulu jika kami bertengkar, aku hanya diam dan mengalah. Dia mungkin terkejut melihat amarah yang sudah berada di puncak ubun ubun kepalaku saat ini."Dasar penghianat! Munafik! Kamu fikir aku Bod*h! Kamu fikir aku tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan dengan mas Ardi dibelakangku selama ini! Kamu sudah benar benar membuat aku kehilangan kesabaran Anggi!". Dadaku kembang kempis, nafasku memburu hebat. Aku mencoba untuk menahan amarah yang sudah memuncak, aku tak ingin menyakitinya lagi. "Apa maksud kamu Nanda? aku tidak mengerti. Aku dan mas Ardi? apa maksud semua perkataanmu?", ungkapnya merasa tak bersalah."Cukup Anggi! cukup akhiri semua sandiwaramu. Aku tidak akan pernah tertipu lagi! aku sudah mengetahui semuanya Anggi!","Sandiwara? tertipu? aku benar benar tidak mengerti dengan semua ucapanmu", lirihnya berlinang air mata seolah o

  • RETAKNYA MAHLIGAI PERNIKAHANKU   BAB 31

    BAYANG BAYANG HINA"Mas, cepat mas jangan lama lama, aku sudah tidak sabar". Ungkap wanita hina itu saat mas Ardi memeluk dan mendaratkan sentuhan mesra di punggungnya."Iya sayang, mas kangen banget sama kamu. Kangen aroma tubuh kamu"."Iya mas, aku juga sama. Aku kangen banget sama kamu". Dia memeluk erat dan mendaratkan sentuhan mesra nan lembut di setiap jengkal tubuh selingkuhannya itu, lalu dia membaringkan tubuh Anggi di atas kasur, mereka saling melepaskan gejolak yang terpendam selama ini. Bayang bayang hina itu terus berputar di kepalaku membuat mata ini enggan untuk terpejam."Mas.. kamu keterlaluan! Anggi kamu penghianat!", Gumamku lirih dengan suara pelan menahan tangisku sedari tadi. Bagaimana bisa aku melanjutkan hidup bersama orang yang telah mengkhianatiku?. Terlebih lagi itu adalah suamiku sendiri, jangan kan untuk tidur bersamanya, mendengar suara dan melihat wajahnya saja aku sudah muak. Rasa kasih sayang dan cinta yang dulu tumbuh di dalam relung hati ini se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status