Share

Bab 2

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-06-30 00:36:06

Sarah tersentak mendengar suara bariton yang mendominasi itu.

Bagaimana bisa Alexander yang baru di parkiran–membela Helena?

Setahunya, pria itu begitu dingin, bahkan cenderung kaku meski di depan Rachel, istrinya.

Tangan wanita itu sontak mengepal. “Dia pasti sedang berakting karena takut dikirim ke penjara sekarang, Alexander,” ucap Sarah.

Helena jelas tak setuju. Namun, rasa sakit membuat gadis itu hanya sanggup menggelengkan kepala ketika Sarah kembali berbicara, “Aku memang berkata agar mengikhlaskan Rachel supaya dia tenang.” Wanita itu mendekati Alexander dengan langkah penuh kehati-hatian. “Tapi, aku ingin memberi pembunuh ini pelajaran!”

“Jangan memberikan hukuman apapun, Kau bukan pihak berwajib, Sarah!”

Mendengar itu, keberanian yang Sarah miliki untuk menindas Helena tiba-tiba saja menghilang.

Terlebih sorot mata Alexander saat ini begitu menakutkan.

Sarah jelas tidak boleh memantik lebih lagi.

Di sisi lain, Helena semakin tidak bisa menahan rasa sakit itu. Dia tampak terhuyung.

“Akhh…! Tolong–” Darah juga mulai mengucur hingga mengalir ke kakinya.

Alexander sontak menoleh. Melihat Helena sudah tidak sanggup berdiri lebih lama lagi, pria itu dengan cepat beranjak demi menahan tubuhnya.

Semua yang ada di sana benar-benar terkejut meski sempat merasa bahwa Helena tidak berpura-pura.

“Han, siapkan mobil!” titah Alexander kepada asisten sekretarisnya.

“Baik, Tuan.” Jawabnya.

Han yang sejak tadi memang berada terus di dekat Alexander bergegas melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuannya itu.

“Akhhh......” Helena semakin meremas perutnya. Rasanya sakit sekali, hingga dia tidak bisa menahan desahan sakit itu, “tolong selamatkan bayi ini!”

Rahang Alexander mengeras. Tidak ada pilihan lain.

Terlalu lama jika harus menunggu Han kembali.

Mengabaikan tuan dan juga Nyonya Wijaya, serta beberapa pelayat lain yang masih ada di sana, Alexander lantas bergegas membawa Helena dengan membopongnya menuju ke mobil.

Sarah sendiri benar-benar terperangah tak percaya melihat itu semua.

Terlebih kala mendengar bisik-bisik para pelayat terdengar di telinga Sarah.

“Siapa wanita itu? Apa dia calon Nyonya Baru keluarga Smith?”

Wanita itu sontak mengepalkan tangannya.

“Tidak bisa dibiarkan. Akulah yang harus jadi Nyonya Smith!” batinnya, semakin tidak menyukai keberadaan Helena!

Jelas-jelas, dia yang susah payah mengatur semuanya. Tak akan dibiarkan Helena yang mendapatkan keuntungan!

Jadi perlahan, Sarah pun mendekati kedua orang tua Rachel dan memulai rencananya. “Om dan Tante….”

***

"Ke rumah sakit biasa."

Di sisi lain, Alexander langsung memerintah bawahannya yang langsung menurutinya.

Sementara pria itu gegas menghubungi Dokter yang selama ini membantu tentang kehamilan Helena.

Begitu tiba di rumah sakit, Dokter dan beberapa perawat yang sudah siaga langsung memindahkan tubuh Helena ke atas brankar rumah sakit.

Mendorongnya masuk menuju ke ruangan yang sudah disiapkan.

Alexander dan Han mengikuti.

Mereka pun menunggu di luar ruangan, sedangkan Helena tengah mendapatkan perawatan.

Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Alexander.

Pria itu benar-benar terlihat tenang jika dilihat sekilas.

Namun, siapa yang tahu bahwa hatinya saat ini merasakan sesuatu yang amat dalam?

Han yang ada di dekat Alexander pun memilih untuk diam--paham dengan apa yang sedang dirasakan oleh Alexander meski tidak pernah pria itu menyampaikan tentang isi hatinya.

Tak lama, Dokter keluar dari ruangan tersebut, membuat Alexander dan Han mendekati untuk tahu bagaimana keadaan Helena, terutama tentang bayi yang dikandungnya.

“Bagaimana keadaan wanita itu?” tanya Alexander tanpa basa-basi pada sang dokter.

Dokter itu nampak lesu, namun kewajibannya pula untuk mengatakan yang sejujurnya. “Pasien mengalami tekanan emosional yang sangat dalam. Stress yang cukup parah ini benar-benar berdampak besar untuk kehamilan, terutama janin. Tekanan darahnya sangat tinggi, namun bayi juga harus segera dilahirkan.”

Alexander mengeraskan rahangnya, frustasi untuk apa yang dia dengar barusan.

“Kita harus segera melakukan operasi caesar, Tuan. Semakin cepat akan semakin baik, terutama untuk Nona Helena yang keadaannya lebih lemah dibanding bayinya,” timpal sang Dokter.

Alexander mengusap wajahnya. Tanpa berpikir panjang lagi, dia berkata, “Lakukan saja apa yang perlu dilakukan, pastikan keduanya selamat!”

Dokter menganggukkan kepalanya, “Baiklah, Tuan.”

Alexander menghela napas.

Hanya saja, ponsel pria itu tiba-tiba berdering, membuat fokusnya teralihkan sementara.

Melihat yang menghubunginya adalah sang ayah, tak ada pilihan lain bagi Alexander selain menerima panggilan itu.

“Segera ke Kediaman Smith, Alexander!” titah pria tua itu begitu sambungan teleponnya terhubung, “dan kirim wanita itu ke penjara setelah melahirkan anakmu dan Rachel.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Siti Aliyah
lanjut baca
goodnovel comment avatar
yerni napitupulu
lanjut dulu deh
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
masa dkm situasi gentung, alexander ga bs lawan bapak nya. Demi bayi anak nya sendiri.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status