⚠️Jangan lupa Follow dulu authornya🙂
Prologue"Tolong selamatkan aku, Tuan."Tubuh kurus itu ambruk di dadanya. Tian mundur satu langkah, enggan untuk menolong perempuan yang entah dari mana datangnya."Serahkan perempuan itu padaku!" teriak salah satu laki-laki yang berlari mendekati Tian.Tian mengamati sekeliling area pemakaman dan alisnya terangkat. "Ambil saja kalau kau mau.""Tuan, kumohon jangan lakukan itu padaku," rintih perempuan kurus itu di antara napasnya yang tersengal-sengal."Pelacur itu milik bos kami," ucap pria bertubuh cukup gempal sembari terengah-engah mengatur napasnya setelah berlari."Dia melarikan diri dari rumah bordil!" timpal pria yang lebih kurus dari pria gempal. Tapi, hanya sedikit bedanya.Tian mendorong tubuh perempuan itu, jijik setelah mendengar penuturan pria di depannya. Tetapi, tangan perempuan itu mencengkeram dengan kuat jas yang dikenakan Tian dan ia merasakan tubuh perempuan itu bergetar hebat. Sekilas Tian mengamati perempuan itu dan alisnya berkerut, mustahil perempuan lemah itu seorang pelacur. Terlalu kurus, tidak menarik, dan masih sangat muda. Tian menebak usianya mungkin lima belas tahun."Rumah bordir kalian memperkerjakan anak di bawah umur, ya?" Tian menaikkan sebelah alisnya."Itu bukan urusanmu!" bentak pria bertubuh gempal.Memang bukan. Namun, ia adalah manusia yang memiliki rasa iba. Tian mungkin akan dihantui rasa bersalah jika tidak menolong seorang perempuan belia yang di depan matanya dipaksa menjadi pelacur. "Katakan pada Bos kalian jika menginginkan anak ini, datanglah ke rumahku."Dengan gaya pongah pria agak kurus berludah ke tanah. "Jangan sombong atau kau akan berhadapan dengan Tuan Rong!"Tian mengangkat bahu. "Aku tidak pernah mendengar nama Rong.""Bedebah, kau. Tuan Rong pemilik tempat bordil terbesar di wilayah ini!" ucap si gempal.Bibir Tian mengulas senyum miring. "Siapa yang peduli dengan penguasa pinggiran kota seperti dia?""Serahkan pelacur kecil itu, atau nyawamu sebagai gantinya?"Tian menyipitkan matanya. Berani sekali dua orang sampah masyarakat mengancamnya. "Apa kau tidak pernah mendengar nama besar keluarga Li?"Tian kemudian tersenyum dengan cara yang sangat dingin dan angkuh khas miliknya, seolah menunjukkan siapa dirinya. Bahwa dia adalah Christian Li, satu-satunya keturunan laki-laki keluarga Li yang tahun ini masuk ke dalam jajaran seratus keluarga terkaya di dunia versi majalah Forbes.Ia merangkul tubuh kurus perempuan yang masih bergetar ketakutan kemudian menekan kunci mobilnya dan lampu sebuah Aston Martin Limited Edition dengan plat nomor khusus berkedip. "Aku, Christian Li."Mata kedua pria itu membelalak, kulit wajah mereka memucat ketakutan kemudian berlutut di jalanan. "Tuan Li, maafkan kami. Ampuni kami."Tian melangkah meninggalkan kedua pria itu kemudian membawa wanita yang sepertinya telah pingsan itu menuju mobilnya. Direbahkannya tubuh kurus itu di jok belakang kemudian atas inisiatifnya, Tian melepaskan jasnya untuk menyelimuti tubuh perempuan malang itu lalu mengemudikan mobilnya menuju klinik milik sahabatnya."Di mana kau menemukan gadis itu?" tanya Wen Kai, sahabatnya sekaligus pemilik klinik yang berprofesi sebagai dokter.Tian mengedikkan bahunya. "Di jalanan." Tepatnya di jalanan sekitar makam ibunya saat hendak meninggalkan tempat itu."Kita harus melaporkan ini kepada polisi," ucap Kai."Kurasa tidak perlu.""Dia jelas saja korban kekerasan. Lihat luka-lukanya dan aku khawatir jika anak ini juga korban pemerkosaan."Lebam-lebam dan memar baru di wajah dan sekujur tubuh perempuan kurus yang masih pingsan itu memang mengenaskan, dan dugaan Kai tentang korban pemerkosaan juga bisa saja benar.Bersambung....Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate.Epilogue Tujuh bulan kemudian, Shashi meringkuk dalam pelukan Tian. Kelelahan setelah beberapa hari sibuk dengan rangkaian acara pernikahan mereka yang benar-benar dilakukan sesuai urutan adat Tionghoa. Dimulai dari lamaran, memasang seprei di tempat tidur, menyisir rambut, mempersiapkan gaun pengantin, menjemput pengantin wanita, tes untuk pengantin pria, dan upacara minum teh. Belum lagi pesta bujang yang dilakukan malam sebelum mereka melakukan pemberkatan pernikahan di Wihara. Namun, meskipun kelelahan rasanya Shashi tidak ingin momen itu berlalu. Apa lagi momen di mana dirinya dan Tian mengenakan Hanfu berwarna merah yang menjadi busana mereka saat pemberkatan pernikahan di Wihara tadi pagi. Tian terlihat seperti seorang pangeran dari kerajaan mengenakan Hanfu yang dipenuhi bordiran bercorak naga warna emas, ementara dirinya mengenakan Hanfu bercorak Phoenix dan mengenakan mahkota berbentuk Phoenix juga. Ia benar-benar merasa seperti berada di era kuno ribuan tahun yang lalu.
Chapter 60EndShashi mendapatkan telepon dari ibu tirinya, ayahnya memerintahkan agar ia segera kembali ke rumah saat itu juga dan ibu angkatnya juga mengatakan jika Su Yenny tengah menangis meraung-raung seraya memberitahu semua orang kalau Shashi dan Tian memiliki hubungan.Sementara setibanya Shashi dan Tian di rumah keluarga Bao, Tuan Bao menghela napas dengan berat seraya menatap Shashi yang datang bersama Tian dengan tangan saling menggenggam. "Papa lihat sendiri, 'kan?" kata Su Yenny. "Mereka merencanakan semua ini, mereka memfitnahku." "Shashi...," kata Tuan Bao. "Yenny baru saja mengatakan kalau kau dan Tian memiliki hubungan khusus." "Apa yang dibilang Yenny memang benar, Paman," sahut Tian dan semakin mengeratkan genggamannya. "Kami berencana akan segera menikah."Tuan Bao terlihat tidak senang dengan ucapan Tian. "Sayang, bagaimana bisa kau mau menikahi mantan tunangan kakakmu?" "Kami saling mencintai," ucap Shashi kemudian menggigit bibir bawahnya.Tuan Bao menggelen
Chapter 59Bukti Kejahatan "Apa yang kau perbuat pada Qian Zi" tanya Tuan Bao seraya melangkah melewati pintu. "Aku tidak melakukan apa-apa padanya, bagaimana bisa kau menuduhku begitu saja?" "Ma, aku mendengarnya. Aku tidak tuli, kau jelas-jelas mengakui telah melakukan sesuatu pada Qian Zi." "Putraku, kau salah paham," ucap nenek Bao, bibirnya gemetaran.Bao Ji Yang tersenyum masam dan menggeleng. "Sebenarnya putriku sudah menceritakan semuanya padaku." Nenek Bao menggeleng. "Dan kau percaya mulut anak pelacur itu?" "Ma, hentikan! Tolong hormati wanita yang melahirkan putriku, dia bukan pelacur seperti yang kau tuduhkan." Nenek Bao duduk di kursi, ia menatap Shashi yang berdiri di belakang Tuan Bao dengan tatapan tajam. "Kau memasukkannya ke dalam rumah ini dan belum dua puluh empat jam, otakmu sudah dicucinya. Kau bahkan menuduh ibumu dengan tuduhan yang tidak memiliki bukti." "Ma, sebenarnya aku tidak ingin mengungkit masa lalu lagi. Aku benar-benar ingin melupakannya. Tet
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ketahuan Paginya di ruang makan hanya ada Shashi, An, ayahnya, dan Nyonya Bao. Tidak terlihat keberadaan Su Yenny dan nenek Bao di sana."Selamat pagi, Papa. Selamat pagi, Bibi," sapa Shashi lalu duduk di kursi yang ditarik oleh seorang pelayan. "Bagaimana tidurmu?" tanya Tuan Bao."Aku tidur dengan baik," jawab Shashi meskipun faktanya kalau harus membandingkan tidurnya semalam tidak senyaman tidur dalam dekapan Tian seperti malam-malam sebelumnya selama berada di Guangzhou. "Bagaimana dengan kamar yang kau tempati? Apa menurutmu cukup nyaman?" tanya Nyonya Bao. Shashi tersenyum. "Kamarnya sangat nyaman. Terima kasih, Bi." "Jangan sungkan kalau kau menginginkan sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan segera menyiapkan," ucap Nyonya Bao. "Ayo, makanlah. Pagi ini aku sengaja menyiapkan bubur karena kudengar kau telah lama tinggal di Milan, aku merasa tidak percaya diri jika harus menyiapkan hidangan ala Eropa untukmu." "Semua ini Bibi yang
Hola, happy reading and enjoy! Chapter 57Bujukan Nakal "Cepat sekali rupanya berita itu menyebar, ya?" ucap Wang Yu ketika Su Yenny memasuki ruang kerjanya.Su Yenny tersenyum masam, ia menarik kursi di depan meja kerja Wang Yu lalu duduk. "Aku tidak menyangka jika semua ini terjadi." "Apa yang kau pikirkan?" "Aku sangat menghormati Nona Bao selama ini, tidak disangka dia ternyata memiliki banyak sekali rahasia." Wang Yu, pria tampan berusia tiga puluh tahun itu tersenyum seraya menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. "Apa maksudmu?" Su Yenny menghela napasnya. "Aku mempercayakan jasanya untuk membuat gaun pengantinku, tidak disangka dia sebenarnya diam-diam menargetkan keluarga Bao. Akulah yang membawa petaka ke keluarga Bao, andai aku tidak keras kepala menggunakan gaun rancangannya pasti dia tidak akan memanfaatkan kesempatan untuk memasuki keluarga Bao." Wang Yu menegakkan punggungnya dan menopangkan sikunya di atas meja kerja. "Kenapa kau berpikir begitu?" "Entahlah,
Chapter 56Perkenalan Satu pekan kemudian di perusahaan keluarga Bao, Tuan Bao mengumpulkan seluruh pemegang saham di ruang pertemuan. Tuan Bao duduk di kursi pemimpin rapat, sementara pemegang saham duduk mengitari meja yang panjangnya sekitar lima meter. "Hari ini aku mengumpulkan kalian semua di sini karena aku harus menyampaikan sesuatu yang mungkin akan membuat kalian semua terkejut," kata Tuan Bao memulai pembicaraan. "Aku sudah mempertimbangkan dan memikirkannya dengan baik. Di usiaku yang tidak muda lagi dan juga kesehatanku yang tidak begitu baik akhir-akhir ini, aku memutuskan untuk melepaskan jabatanku." Semua yang berada di sana terkejut mendengar berita itu karena selama ini tidak ada tanda-tanda jika orang nomor satu di perusahaan itu memiliki gangguan kesehatan. Nenek Bao dan istri Tuan Bao yang merupakan salah satu pemegang saham di perusahaan bahkan tidak kalah terkejutnya dengan apa yang diutarakan Tuan Bao karena selama ini Tuan Bao tidak pernah mengungkitnya di