Share

Bab 9

 

Dengan langkah lebar aku menendang pagar yang belum terkunci itu, tanganku sudah mengepal ingin segera menonjok wajah so polos dan so baik Mas Andra.

 

"Bukaa!" teriakku sambil menggebrak pintu.

 

Sudah beberapa detik. Namun, pintu masih tertutup juga terkunci.

 

"Bukkaaa!" Teriakkan kali ini lebih kencang dan memekik.

 

Handle pintu memutar tandanya sudah ada yang membuka dari dalam.

 

"Bu, Farah." Mata Maya menyipit keheranan.

 

"Kenapa?! Kaget lihat aku ke sini!" 

 

Raut wajah Maya berubah ketakutan, iya lah dia takut ketahuan kalau suamiku ada di dalam, entah sedang apa mereka tapi aku yakin kebersamaan ini bukan untuk masalah pekerjaan.

 

"Bu Farah ngapain ke sini? apa ada tugas yang belum selesai aku kerjakan?" tanya Maya pura-pura b3g0.

 

Tanganku mendorong daun pintu dengan keras, di luar dugaan ia menahannya dengan kuat, katanya lagi sakit tapi tenaganya teramat kuat.

 

"Minggir! Tadi aku lihat suamiku di dalam, ngapain dia di sini hah?!" 

 

Terus kudorong daun pintu hingga tubuh Maya terpental ke belakang, tanpa fikir panjang aku segera menerjang masuk menyusuri seluruh ruangan.

 

Jika Lelaki itu ketemu di sini lihat saja, esok hari aku akan menggugatnya ke pengadilan, untuk apa memilki suami tukang selingkuh.

 

"Ibu nyari siapa? di sini ga ada Pak Andra kok, Ibu salah lihat kali." Maya mengekor di belakang.

 

Tak kuhiraukan aku mempercepat langkah untuk menyusuri seluruh ruangan Yang ada d rumah ini, walau dari depan terlihat minimalis tapi ternyata rumah ini lumayan besar dan luas.

 

"Jangan bohong kamu, Maya! Kamu berselingkuh dengan suamiku 'kan?!" tanyaku sambil menatap matanya tajam.

 

Ia menggelengkan kepala dengan cepat.

 

"Engga, Bu, Ibu jangan nuduh tanpa bukti." Maya membela sambil terus berusaha menghalangi langkahku.

 

"Aku lihat sendiri barusan, Maya! Lihat saja jika Mas Andra ada di sini aku ga akan segan-segan melaporkan kalian ke polisi atas kasus p3rzin4han!" ancamku sambil menunjuk wajahnya.

 

Ruangan di lantai bawah sudah aku susuri. Namun, Mas Andra tak juga terlihat, apa mungkin dia kabur? atau malah bersembunyi di lantai atas?

 

Baiklah, aku akan naik dan melihat lantai dua rumah ini, tanganku sudah gatal ingin segera meninju wajah Mas Andra yang bermuka dua.

 

"Ya Allah, Ibu ini kenapa sih? ini rumahku Ibu ga berhak bertindak seenaknya." Maya masih berusaha menghalangi.

 

"Barusan aku lihat Mas Andra menutup jendela rumah ini, kamu jangan bohong Maya! Tega kamu berselingkuh dengan suamiku."

 

"Ibu salah lihat kali, engga ada Mas Andra di sini," ujarnya berbohong.

 

Dapat kubaca dari sorot matanya jika yang ia katakan barusan adalah sebuah kedustaan, aku tak tertarik dengan ocehannya segera melangkahkan kaki menuju lantai atas.

 

Dan s14lnya, di lantai atas pun lelaki itu tak kunjung kutemukan, yang pasti ia kabur dari sini karena tak ingin Ketahuan, aku sangat yakin jika yang tadi dilihat itu adalah Mas Andra.

 

"Gimana? engga ada 'kan, Bu?" tanya Maya dengan expresi puas.

 

"Ini rumahku harusnya Ibu ga bersikap kaya tadi," ucap Maya ketus.

 

"Aku ga buta ataupun rabun, jadi aku yakin kalau yang tadi nutup jendela itu Mas Andra, ada hubungan apa kamu sama dia?! tanyaku dengan nada tinggi.

 

Kini, tak ada raut kecemasan atau pun ketakutan dari wajah Maya, justru ia terlihat berani menantang balik tatapan wajahku yang tajam.

 

"Hubunganku sama Pak Andra ya hubungan atasan sama bawahan, Bu, emang hubungan apa lagi? Ibu jangan salah faham pasti ada yang nyebarin gosip ya tentang ini." Maya berkilah, aku muak sekali.

 

"Kalau kamu ga mau ngaku juga, mulai sekarang jangan pernah datang ke kantorku lagi, dan ga ada uang pesangon sepeser pun yang akan kuberikan!" tegasku mengancam.

 

Bola matanya membulat.

 

"Ibu mecat aku?"

 

"Iya! Oh ya kedatanganku ke sini tadinya mau menanyakan soal ini." Kuperlihatkan alat tes kehamilan itu ke hadapan wajahnya.

 

Ia tercengang saat melihat benda mungil ini.

 

"Maksud Ibu apa? Ia masih pura-pura b3g0

 

"Clara nemuin ini di laci mejamu, ga mungkin ini punya orang lain 'kan kalau bukan punyamu sendiri."

 

Maya memalingkan wajah ke arah lain, mungkin ia takut kecemasan itu akan terbaca olehku.

 

"Kamu itu belum punya suami 'kan? lalu kenapa bisa hamil? atau jangan-jangan ini perbuatan Mas Andra ya."

 

Tiba-tiba saja mulutku berucap sejauh itu, padahal sudah jelas jika mataku tak melihat keberadaan Mas Andra di rumah ini.

 

"Ibu, i-itu bukan punyaku, dan jangan pecat aku ya, Bu," pinta Maya merendah.

 

Aku menyeringai, benar-benar ingin tertawa melihat aktingnya yang seperti aktor ternama.

 

"Aku ga percaya lagi, mulai besok datang ke kantor dan kemasi barang-barangmu!" tegasku sambil melangkah menuruni anak tangga menuju ke luar rumah.

 

Wanita itu terus berteriak memanggilku, mengiba agar tak jadi memecatnya dengan berbagai cara. Namun, aku terus berlari hingga sampai ke dalam mobil dan melajukannya.

 

Sampai di rumah ternyata mobil Mas Andra sudah terparkir di halaman, rupanya ia berhasil lari dan cepat pulang ke rumah agar aku tak curiga.

 

Aku tak mungkin mengintimidasi lelaki itu, jelas saja ia pasti berbohong, kalau begitu aku ikuti cara mainmu, Mas!

 

"Mau saya buatkan teh hangat, Bu," ujar Marni tukang cuci dan bebersih di rumahku, sedangkan untuk masak sudah menjadi tugas Mbok Tati, ia sudah berumur jadi masakannya sangat lezat di lidahku.

 

"Engga, sudah tidur aja sana," titahku dan ia menurut.

 

Aku sengaja mengendap-endap menuju kamar, ingin tahu apa yang sedang dilakukan Mas Feri saat aku tak ada, saat mendekat terdengar ia sedang menelpon seseorang.

 

Kesempatan lagi buat nguping.

 

"Bukan masalah besar kalau Farah ga ngasih uang lagi, selagi Pak Dirga masih bekerja di kantor maka, kita ga akan kekurangan uang, Bu," ucap Mas Andra sepertinya ia sedang menelpon ibunya.

 

Oh, jadi Pak Dirga yang membantunya menggelapkan uang perusahaan? pintar kamu Mas, tapi lihat saja aku akan menjadi pemutus kesenanganmu mulai sekarang.

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
keren, farah selalu tidak sengaja mendengar
goodnovel comment avatar
El Fiati
ceritanya selalu di putus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status