Share

Bab 9

Penulis: Ina Qirana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-29 12:48:17

 

Dengan langkah lebar aku menendang pagar yang belum terkunci itu, tanganku sudah mengepal ingin segera menonjok wajah so polos dan so baik Mas Andra.

 

"Bukaa!" teriakku sambil menggebrak pintu.

 

Sudah beberapa detik. Namun, pintu masih tertutup juga terkunci.

 

"Bukkaaa!" Teriakkan kali ini lebih kencang dan memekik.

 

Handle pintu memutar tandanya sudah ada yang membuka dari dalam.

 

"Bu, Farah." Mata Maya menyipit keheranan.

 

"Kenapa?! Kaget lihat aku ke sini!" 

 

Raut wajah Maya berubah ketakutan, iya lah dia takut ketahuan kalau suamiku ada di dalam, entah sedang apa mereka tapi aku yakin kebersamaan ini bukan untuk masalah pekerjaan.

 

"Bu Farah ngapain ke sini? apa ada tugas yang belum selesai aku kerjakan?" tanya Maya pura-pura b3g0.

 

Tanganku mendorong daun pintu dengan keras, di luar dugaan ia menahannya dengan kuat, katanya lagi sakit tapi tenaganya teramat kuat.

 

"Minggir! Tadi aku lihat suamiku di dalam, ngapain dia di sini hah?!" 

 

Terus kudorong daun pintu hingga tubuh Maya terpental ke belakang, tanpa fikir panjang aku segera menerjang masuk menyusuri seluruh ruangan.

 

Jika Lelaki itu ketemu di sini lihat saja, esok hari aku akan menggugatnya ke pengadilan, untuk apa memilki suami tukang selingkuh.

 

"Ibu nyari siapa? di sini ga ada Pak Andra kok, Ibu salah lihat kali." Maya mengekor di belakang.

 

Tak kuhiraukan aku mempercepat langkah untuk menyusuri seluruh ruangan Yang ada d rumah ini, walau dari depan terlihat minimalis tapi ternyata rumah ini lumayan besar dan luas.

 

"Jangan bohong kamu, Maya! Kamu berselingkuh dengan suamiku 'kan?!" tanyaku sambil menatap matanya tajam.

 

Ia menggelengkan kepala dengan cepat.

 

"Engga, Bu, Ibu jangan nuduh tanpa bukti." Maya membela sambil terus berusaha menghalangi langkahku.

 

"Aku lihat sendiri barusan, Maya! Lihat saja jika Mas Andra ada di sini aku ga akan segan-segan melaporkan kalian ke polisi atas kasus p3rzin4han!" ancamku sambil menunjuk wajahnya.

 

Ruangan di lantai bawah sudah aku susuri. Namun, Mas Andra tak juga terlihat, apa mungkin dia kabur? atau malah bersembunyi di lantai atas?

 

Baiklah, aku akan naik dan melihat lantai dua rumah ini, tanganku sudah gatal ingin segera meninju wajah Mas Andra yang bermuka dua.

 

"Ya Allah, Ibu ini kenapa sih? ini rumahku Ibu ga berhak bertindak seenaknya." Maya masih berusaha menghalangi.

 

"Barusan aku lihat Mas Andra menutup jendela rumah ini, kamu jangan bohong Maya! Tega kamu berselingkuh dengan suamiku."

 

"Ibu salah lihat kali, engga ada Mas Andra di sini," ujarnya berbohong.

 

Dapat kubaca dari sorot matanya jika yang ia katakan barusan adalah sebuah kedustaan, aku tak tertarik dengan ocehannya segera melangkahkan kaki menuju lantai atas.

 

Dan s14lnya, di lantai atas pun lelaki itu tak kunjung kutemukan, yang pasti ia kabur dari sini karena tak ingin Ketahuan, aku sangat yakin jika yang tadi dilihat itu adalah Mas Andra.

 

"Gimana? engga ada 'kan, Bu?" tanya Maya dengan expresi puas.

 

"Ini rumahku harusnya Ibu ga bersikap kaya tadi," ucap Maya ketus.

 

"Aku ga buta ataupun rabun, jadi aku yakin kalau yang tadi nutup jendela itu Mas Andra, ada hubungan apa kamu sama dia?! tanyaku dengan nada tinggi.

 

Kini, tak ada raut kecemasan atau pun ketakutan dari wajah Maya, justru ia terlihat berani menantang balik tatapan wajahku yang tajam.

 

"Hubunganku sama Pak Andra ya hubungan atasan sama bawahan, Bu, emang hubungan apa lagi? Ibu jangan salah faham pasti ada yang nyebarin gosip ya tentang ini." Maya berkilah, aku muak sekali.

 

"Kalau kamu ga mau ngaku juga, mulai sekarang jangan pernah datang ke kantorku lagi, dan ga ada uang pesangon sepeser pun yang akan kuberikan!" tegasku mengancam.

 

Bola matanya membulat.

 

"Ibu mecat aku?"

 

"Iya! Oh ya kedatanganku ke sini tadinya mau menanyakan soal ini." Kuperlihatkan alat tes kehamilan itu ke hadapan wajahnya.

 

Ia tercengang saat melihat benda mungil ini.

 

"Maksud Ibu apa? Ia masih pura-pura b3g0

 

"Clara nemuin ini di laci mejamu, ga mungkin ini punya orang lain 'kan kalau bukan punyamu sendiri."

 

Maya memalingkan wajah ke arah lain, mungkin ia takut kecemasan itu akan terbaca olehku.

 

"Kamu itu belum punya suami 'kan? lalu kenapa bisa hamil? atau jangan-jangan ini perbuatan Mas Andra ya."

 

Tiba-tiba saja mulutku berucap sejauh itu, padahal sudah jelas jika mataku tak melihat keberadaan Mas Andra di rumah ini.

 

"Ibu, i-itu bukan punyaku, dan jangan pecat aku ya, Bu," pinta Maya merendah.

 

Aku menyeringai, benar-benar ingin tertawa melihat aktingnya yang seperti aktor ternama.

 

"Aku ga percaya lagi, mulai besok datang ke kantor dan kemasi barang-barangmu!" tegasku sambil melangkah menuruni anak tangga menuju ke luar rumah.

 

Wanita itu terus berteriak memanggilku, mengiba agar tak jadi memecatnya dengan berbagai cara. Namun, aku terus berlari hingga sampai ke dalam mobil dan melajukannya.

 

Sampai di rumah ternyata mobil Mas Andra sudah terparkir di halaman, rupanya ia berhasil lari dan cepat pulang ke rumah agar aku tak curiga.

 

Aku tak mungkin mengintimidasi lelaki itu, jelas saja ia pasti berbohong, kalau begitu aku ikuti cara mainmu, Mas!

 

"Mau saya buatkan teh hangat, Bu," ujar Marni tukang cuci dan bebersih di rumahku, sedangkan untuk masak sudah menjadi tugas Mbok Tati, ia sudah berumur jadi masakannya sangat lezat di lidahku.

 

"Engga, sudah tidur aja sana," titahku dan ia menurut.

 

Aku sengaja mengendap-endap menuju kamar, ingin tahu apa yang sedang dilakukan Mas Feri saat aku tak ada, saat mendekat terdengar ia sedang menelpon seseorang.

 

Kesempatan lagi buat nguping.

 

"Bukan masalah besar kalau Farah ga ngasih uang lagi, selagi Pak Dirga masih bekerja di kantor maka, kita ga akan kekurangan uang, Bu," ucap Mas Andra sepertinya ia sedang menelpon ibunya.

 

Oh, jadi Pak Dirga yang membantunya menggelapkan uang perusahaan? pintar kamu Mas, tapi lihat saja aku akan menjadi pemutus kesenanganmu mulai sekarang.

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
keren, farah selalu tidak sengaja mendengar
goodnovel comment avatar
El Fiati
ceritanya selalu di putus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Tamat

    "Hay, Vin." Aku tersenyum padanya.Virni tersenyum manis padaku sementara Ervin terlihat canggung, padahal seharusnya biasa saja tidak perlu berekspresi seperti itu."Kamu mau ke mana, Rah?" Tanya Virni."Aku mau belanja kebutuhan, duluan ya." Aku tersenyum manis pada mereka."Oke."Beberapa langkah berjalan aku kembali menoleh ke belakang dan ternyata kebetulan sekali Ervin pun sedang menoleh ke belakang hingga kami saling bertatapan beberapa detik.Ah sudahlah, lupakan lelaki itu dan mulai hidup yang baru.*Sudah satu bulan aku tidak pernah bertemu dengan Ervin dan Virni, sengaja menyibukkan diri juga sengaja tidak membalas pesan darinya, aku ingin Ervin bahagia Aku juga berencana untuk tinggal di Amerika dalam waktu satu tahun, itu pun untuk kebutuhan perusahaan, perusahaan kami akan membuka cabang di sana.[Kenapa pesanku engga pernah dibalas? Aku punya salah]Pesan dari Ervin, dia tidak tahu saja jika aku sedang mendamaikan hati saat ini.[Maaf aku sibuk, Vin, ada apa emangnya]

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 39

    Sontak saja Virni terlihat begitu bahagia mendengar perkataan Tante Alma, bahkan entah apa maksudnya ia meliriku sekilas setelah itu tersenyum-senyum melirik tante Alma."Boleh, Tante. Kapan mau datang? Nanti aku masakin makanan kesukaan Tante di rumah," sahut Virni."Gimana, Vin? Kapan mau ke rumah Virni?" Tante Alma bertanya pada putranya.Tetapi Ervin malah melirikku setelah itu melirik ibunya sambil menyuapkan makanan, aku tahu Ervin sungkan padaku atau tidak enak hati makanya ia menapku seperti itu."Emm, nanti aku pikirin lagi deh untuk sementara mau istirahat dulu di rumah," jawab Ervin."Iya, Tante, nanti saja nunggu Ervin benar-benar sembuh.""Ya sudah kalau begitu, kamu harus cepat sembuh, Vin," sahut Tante Alma.Di sini aku merasa seperti obat nyamuk, diacuhkan dan dianggap tidak ada, jika tahu akan begini lebih baik aku tadi memaksa untuk pulang."Tapi orang tuaku orang biasa-biasa aja, Tante, bukan orang kaya seperti keluarga Farah," sahut Virni lagi, perempuan itu pasti

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 38

    Karena serangan dari ibunya Mas Andra bagian wajahku terdapat beberapa lebam terkena hantamannya ketika mengamuk usai persidangan Dinda kemarin.Belum lagi kepalaku masih sering berdenyut sakit lantaran dijambak dengan kuat, entah apa yang ada dalam pikiran ibunya Mas Andra, padahal sebelumnya ia sudah minta maaf atas perlakuan anaknya tetapi kenapa sekarang ia yang malah menyerangku.Saat ini Ervin sudah pulang ke rumah setelah beberapa minggu dirawat secara intensif di rumah sakit, tetapi ia mengatakan Satu bulan sekali harus kontrol dan juga meminum obat-obatan tertentu."Gimana keadaanmu sekarang, Vin?" Tanyaku, pulang dari kantor sengaja aku mampir ke rumahnya."Lebih baik, hanya saja aku bosan terus-menerus di rumah pengen kembali bekerja seperti biasanya."Ia memang diberikan jatah cuti satu bulan agar operasi cangkok jantungnya sukses seratus persen."Sabar dong, biar badan kamu pulih juga, kalau bosen bisa nonton TV, main HP, atau main game.""Engga ada yang asyik." Ia tersen

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 37

    (POV DINDA)Menyesal, untuk saat ini kata-kata itu selalu terngiang di telinga, Aku menyesal karena telah ikut berambisi pada dendam ibu, dan yang paling menyakitkan adalah aku menyesal karena dengan mudahnya menyerahkan tubuh pada lelaki yang masih belum berstatus suamiku.Aku juga telah menyesal karena mencelakai Kak Farah, padahal selama ini ia sudah baik padaku memberikan barang-barang mahal bahkan juga memberikanku sebuah mobil walaupun pada akhirnya mobil itu diambil olehnya kembali, itu pun juga karena salahku semua orang akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi Kak Farah.Bahkan aku mendengar jika pria yang menolong Kak Farah ketika diculik oleh orang suruhanku dalam keadaan sekarat karena membutuhkan donor jantung secepatnya, dan aku sama sekali tidak terima jika harus kakakku sendiri yang memberikan donor jantung pada lelaki ituItu artinya secara tidak langsung Kak Andra menebus semua kesalahanku dengan nyawanya, sekarang aku telah hancur oleh perbuatan sendiri karen

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 36

    (POV MAYA)Perlahan-lahan Farah mengetahui rahasia besar Mas Andra dan keluarganya, yang ternyata mereka memiliki rencana busuk di balik pernikahan suci itu.Rupanya Farah bukan wanita bodoh yang bisa dibohongi seperti yang aku kira, padahal aku sudah membayangkan selama hidup dan memiliki anak-anak banyak akan menjalani kehidupan yang bergelimang harta yang bersumber dari Farah.Setelah Farah mengetahui rencana busuk Mas Andra dan keluarganya ia tidak lagi royal baik pada mas Andra ataupun pada keluarganya, perempuan itu seolah-olah menyelidiki semuanya secara diam-diam.Dan benar saja akhirnya pernikahanku pun terbongkar, Farah mengetahui jika aku istri pertamanya Mas Andra, ia nampak kecewa dan marah padaku yang merupakan salah satu karyawan terbaik di kantornya.Dunia ini terasa lebih hancur ketika Mas Andra meninggalkanku untuk selamanya, dalam keadaan aku hamil besar, ditambah Farah pun ternyata memecatku dari kantor lalu ibu mertua yang terlihat seperti membenciku seperti dulu.

  • Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya    Bab 35

    (POV MAYA)Aku menikah dengan mas Andra tanpa restu orang tua, sebenarnya kedua orang tuaku telah menjodohkan aku dengan seseorang yang lebih dari Mas Andra, dia adalah seorang dosen yang mengajar di beberapa kampus ternama.Namun, karena sebuah kesalahan atas nama cinta aku terpaksa harus memilih Mas Andra, berhubungan intim adalah hal lumrah bagiku dan Mas Andra ketika kami pacaran dulu, aku yang terlanjur cinta begitu mudahnya memberikan mahkota pada lelaki yang bukan bergelar suami.Hingga akhirnya aku hamil diluar nikah, jelas saja aku panik melihat hasil tes kehamilan yang kupegang menunjukkan garis dua, tetapi tidak dengan Mas Andra ia terlihat biasa saja karena dirinya berdalih akan bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah ia lakukan.Sebenarnya dulu Mas Andra tidak pernah tahu jika kedua orang tuaku tidak merestui kami, aku menyembunyikan hal itu dari Mas Andra agar ia tidak meninggalkanku, kedua orang tuaku pun tidak pernah memperlihatkan ketidaksukaannya pada mas Andra k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status